Mari kita baca dan renungkan bersama, semoga banyak hikmah yang bisa kita petik, sehingga
kita bisa meneladani beliau.
-------------------------------------------------
Kalau pakaian beliau terkoyak atau robek, Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menambal
dan menjahitnyanya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu
kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.
Setiap kali beliau pulang ke rumah, bila dilihat tidak ada makanan yang sudah masak untuk
dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan bajunya untuk membantu istrinya di
dapur.
Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu 'anhaa menceritakan: ”Kalau Nabi berada di rumah, beliau
selalu membantu urusan rumah tangga.
Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang
kembali sesudah selesai sholat.
Pernah Rasulullah pulang pada waktu pagi. Tentulah beliau amat lapar waktu itu. Tetapi
dilihatnya tidak ada apa pun yang ada untuk di buat sarapan. Yang mentah pun tidak ada
karena Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu 'anhaa belum ke pasar. Maka beliau shollallahu
'alaihi wasallam bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” (Khumaira adalah panggilan
mesra untuk Sayidatina ‘Aisyah yang berarti ‘Wahai yang kemerah-merahan)
Aisyah rodliyallahu 'anhaa menjawab dengan merasa agak serba salah, “Belum ada apa-apa
Yaa Rasulallah.”
Rasulullah lantas berkata, ”Kalau begitu saya puasa saja hari ini.” tanpa sedikitpun tergambar
rasa kesal di wajahnya.
Pernah Rasulullah bersabda, “sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut
terhadap isterinya.”
Pada suatu ketika Rasulullah menjadi imam sholat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan
beliau antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar
bunyi kemerutuk seolah-olah sendi-sendi pada tubuh beliau yang mulia itu bergeser antara
satu sama lain. Sahabat Umar yang tidak tahan melihat keadaan beliau itu langsung bertanya
setelah selesai sholat :
“Yaa Rasulallah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat,
apakah anda sakit yaa Rasulallah?”
“Yaa Rasulallah… mengapa setiap kali baginda menggerakkan tubuh, kami mendengar
seolah-olah sendi bergesekan di tubuh baginda?
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang
kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-
batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.
“Yaa Rasulallah! Adakah bila baginda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami
tidak akan mendapatkannya buat baginda?”
Lalu beliau menjawab dengan lembut dan senyum, ”Tidak para sahabatku. saya tahu, apa pun
akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah yang akan saya jawab di hadapan
ALLAH nanti, apabila saya sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?” “Biarlah
kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di
dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
Baginda pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang penuh
kudis, miskin dan kotor.
Hanya diam dan bersabar saat kain surbannya diambil dengan kasar oleh seorang Arab Badwi
hingga berbekas merah di lehernya.
Dan dengan penuh rasa kehambaan baginda membasuh tempat yang dikencingi si Badwi di
dalam masjid sebelum menegur dengan lembut perbuatan itu.
Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH TA'ALA dan rasa kehambaan dalam diri
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam yang tinggi menjadikan beliau seorang yang tawadlu'
yang tidak ingin dimuliakan.
Anugerah kemuliaan dari ALLAH tidak dijadikan sebab untuk merasa lebih dari yang lain,
ketika di depan umum maupun dalam kesendirian.
Ketika pintu Surga telah terbuka, seluas-luasnya untuk baginda, baginda masih berdiri di
waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah, hingga pernah baginda terjatuh,
lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak. Fisiknya sudah tidak mampu menanggung
kemauan jiwanya yang tinggi.
Bila ditanya oleh Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu 'anhaa, “Yaa Rasulallah, bukankah anda
telah dijamin Surga? Mengapa anda masih bersusah payah begini?”
Jawab baginda dengan lunak, “Yaa ‘Aisyah, bukankah saya ini hanyalah seorang hamba?
Sesungguhnya saya ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.”
Rasulullah benar-benar sosok hamba yang sangat bersyukur kepada-Nya, beliau mensyukuri
semua anugerah yang beliau terima dengan ibadah yang sungguh-
sungguh....Subhaanallaah.....
Allah telah berfirman dalam QS. Al-Qolam ayat 4 yang terjemahnya "Dan sesungguhnya
engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak (berbudi pekerti) yang agung"
Demikian sedikit apa yang ana bisa sampaikan tentang agungnya dan mulianya Rasulullah,
tidak lupa ana sampaikan terima kasih kepada siapa yang menyempatkan waktu membaca
artikel sederhana ini
Bismillahirrahmaanirrahiim
Diriwayatkan pada saat itu Rasulullah baru tiba dari Tabuk, peperangan dengan bangsa
Romawi yang kerap menebar ancaman pada kaum muslimin. Banyak sahabat yang ikut
beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang
berhalangan dan ada uzur.
Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang
tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh,
kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.
Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling mulia tersebut begitu
melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal, Rasulpun
menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya bersabda,
"Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada", 'inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh
oleh api neraka selama-lamanya'.
***
Rasulullahl tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin
Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang
batu itulah yang pernah dicium oleh Rasulullah. Padahal tangan tukang batu yang dicium
oleh Rasulullah justru tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, kapalan, karena membelah
batu dan karena kerja keras.
Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah. Orang itu di kenal sebagai
pekerja yang giat dan tangkas. Para sahabat kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, andai
bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah),
maka alangkah baiknya.” Mendengar itu Rasul pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk
menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk
menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fi sabilillah; kalau ia
bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu fi sabilillah.”
(HR Thabrani)
***
Orang-orang yang pasif dan malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka
telah kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya
menjadi mundur. Rasulullah amat prihatin terhadap para pemalas.
”Maka apabila telah dilaksanakan shalat, bertebaranlah kam di muka bum; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS. Al-Jumu’ah
10)
”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan
yang luas di bumi ini”. (QS Nuh19-20)
***
”Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal, malam itu ia
diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas)
”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR.
Thabrani dan lbnu Abbas)
”Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan, selain makanan
dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud, selalu makan dan hasil usahanya”.
(HR. Bukhari)
”Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan
shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)
”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan
pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)
PADA suatu masa, ketika Nabi Muhammad SAW sedang tawaf di Kaabah, baginda
mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”
Rasulullah SAW meniru zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang itu berhenti di satu sudut Kaabah dan menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!”
Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang itu berasa dirinya di perolok-olokkan, lalu menoleh ke belakang dan dilihatnya
seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah yang belum pernah di lihatnya.
Orang itu berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja mengejek-ngejekku, karena
aku ini orang badui? Kalaulah bukan karena ketampanan dan kegagahanmu akan kulaporkan
kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu berkata: “Tidakkah
engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”
“Belum,” jawab orang itu.
“Jadi bagaimana kamu beriman kepadanya?” tanya Rasulullah SAW.
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya,
dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah bertemu dengannya,” jawab
orang Arab badwi itu.
Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab, ketahuilah aku inilah Nabimu
di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.”
Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya lalu
berkata, “Tuan ini Nabi Muhammad?” “Ya,” jawab Nabi SAW.
Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua-dua kaki Rasulullah SAW.
Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab badwi itu seraya berkata, “Wahai
orang Arab, janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh
seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutus aku bukan untuk
menjadi seorang yang takabur, yang minta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa
berita gembira bagi orang yang beriman dan membawa berita menakutkan bagi yang
mengingkarinya.”
Ketika itulah turun Malaikat Jibril untuk membawa berita dari langit, dia berkata, “Ya
Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Katakan
kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa
Allah akan menghisabnya di Hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik
yang kecil mahupun yang besar.”
Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata, “Demi
keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan
hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNya.”
Orang Arab badwi berkata lagi, “Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka
hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran magfirahNya. Jika Dia memperhitungkan
kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa luasnya pengampunanNya.
Jika Dia memperhitungkan kebakhilan hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula
betapa dermawanNya.”
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah SAW pun menangis
mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu sehingga air mata meleleh
membasahi janggutnya.
Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam
menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Berhentilah engkau daripada menangis,
sesungguhnya karena tangisanmu, penjaga Arasy lupa bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga
ia bergoncang. Sekarang katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab
dirinya, juga tidak akan menghitung kemaksiatannya. Allah sudah mengampunkan semua
kesalahannya dan akan menjadi temanmu di syurga nanti.”
Betapa sukanya orang Arab badwi itu, apabila mendengar berita itu dan menangis karena
tidak berdaya menahan rasa terharu.
***************************************************************************
*******
Nabi Muhammad s.a.w. meskipun sama kejadiannya dengan manusia lain di muka bumi ini,
namun bentuk lahiriah dan rohaniahnya tidak sama. Rasulullah mempunyai keistimewaan
yang sama sekali tidak terdapat pada manusia-manusia biasa.
Sebagai manusia yang terbaik di muka bumi ini, Rasulullah dianugerahkan dengan
keperibadian dan perwatakan yang istimewa karena padanyalah terdapat contoh untuk
diteladani.
Umum mengetahui keadaan yang zahir adalah gambaran yang terjelma dari unsur-unsur
batin. Rupa paras seseorang yang membantu menjelaskan keperibadian setiap individu. Ciri-
ciri seperti bentuk badan, sifat fizikal dan rupa bentuk anggota adalah menggambarkan
tentang akal dan akhlak seseorang. Begitulah dengan Nabi Muhammad s.a.w. yang
mempunyai bentuk badan yang indah dan Tegak, namun tidak dapat digambarkan oleh mana-
mana pelukis potret di dunia ini. Allah mengharamkan penggambaran potret Rasulullah s.a.w
oleh siapa saja. Sungguhpun begitu sifat-sifat kecantikan baginda masih boleh diillusikan
melalui penuturan dan riwayat para sahabat dan tabi'in.
Begitu indahnya sifat fizikal Baginda, sehinggakan seorang ulama Yahudi yang pada pertama
kalinya bertemu muka dengan Baginda lantas melafazkan keIslaman dan mengaku akan
kebenaran apa yang disampaikan oleh Baginda. Ulama Yahudi berkenaan terpukau dengan
raut paras dan akhlak baginda yang sudah tentunya milik seorang Rasul Agung di muka bumi
ini.
Para sahabat yang sentiasa bersamanya sentiasa meneliti bentuk tubuh tokoh kesayangannya
secara terperinci. Di antara kata-kata apresiasi mereka yang pernah melihat baginda s.a.w. :
Aku belum pernah melihat lelaki yang seindah Rasulullah. Aku melihat cahaya memancar
dari lidahnya.
Seandainya kamu melihat Rasulullah, kamu akan merasa seolah-olah sedang melihat
matahari terbit.
Aku pernah melihat Rasulullah s.a.w. di bawah sinaran bulan. Aku bandingkan wajahnya
dengan bulan, akhirnya aku sedari bahawa Rasulullah s.a.w. jauh lebih cantik daripada
sinaran bulan.
Rasulullah s.a.w. seumpama matahari yang bersinar. Aku belum pernah melihat lelaki
setampan Rasulullah s.a.w.
Apabila Rasulullah s.a.w. berasa gembira, wajahnya bercahaya seperti bulan purnama dan
dari situ kami mengetahui yang baginda sedang gembira.
Dahi Baginda luas, raut kening tebal, terpisah di tengahnya. Urat darah kelihatan di antara
dua kening dan nampak semakin jelas semasa marah.
Garis-garis merah di bahagian putih mata, luas kelopaknya, kebiruan asli di bahagian sudut.
Hidungnya agak mancung, bercahaya penuh misteri, kelihatan luas sekali pertama kali
melihatnya.
Lehernya kecil dan panjang, terbentuk dengan cantik seperti arca. Warna lehernya putih
seperti perak sangat indah.
Di tubuhnya tidak banyak rambut kecuali satu garisan rambut menganjur dari dada ke pusat
Dadanya bidang dan selaras dengan perut. Luas bidang antara kedua bahunya lebih daripada
biasa
Pergelangan tangannya lebar, lebar tapak tangannya , jarinya juga besar dan tersusun dengan
cantik
Aku tidak pernah menyentuh sebarang sutera yang tipis mahupun tebal yang lebih lembut
daripada tapak tangan Rasulullah s.a.w.
Perut betisnya tidak lembut tetapi cantik. kakinya berisi, di tapak kakinya terlalu licin
sehingga tidak melekat air. Terlalu sedikit daging di bahagian tumit kakinya.
Warna kulitnya tidak putih seperti kapur atau coklat tapi campuran antara coklat dan putih.
Warna putihnya lebih banyak.
Badannya tidak tinggi dan tidak pula rendah, kecil tapi berukuran sederhana lagi kacak
Badannya cenderung kepada tinggi. Semasa berada di kalangan orang ramai, baginda
kelihatan lebih tinggi daripada mereka
Sekalipun baginda miskin dan lapar tapi tubuhnya lebih gagah dan sihat daripada orang yang
cukup makan.Aku tidak pernah melihat seorang lelaki yang lebih gagah dan berani daripada
Rasulullah s.a.w.
Begitu hebat personaliti dan ketokohan Baginda s.a.w., makhluk terpuji dan teragung di muka
bumi. Kesimpulannya Nabi Muhammad s.a.w. adalah manusia agung yang ideal dan sebaik-
baik contoh sepanjang zaman.
Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda: "Tidaklah
kalian masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling
menyayangi antara satu sama lain. Mahukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang
jika kalian kerjakan niscaya kalian akan saling menyayangi antara satu sama lain?
Sebarkanlah salam sebanyak-banyaknya diantara kalian" - (Muslim)
Fizikal Nabi
Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya:
Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda
memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk
disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia
berkata:
Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya
berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga
tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang,
dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik
halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum,
hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah
matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan
jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk
sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar
antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan
pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari
bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya
panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya
tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah
apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi
seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan
lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan
perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila
menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih
banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan
sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu
memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.
Kebiasaan Nabi
Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah
Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak
berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak
diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya
penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-
kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan
nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada
seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia
dapat membelanya.
Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia
atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu
dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela
kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk
kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila
baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan
tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya,
dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan
bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum,
dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin.
Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian
aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih
dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah
menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda,
tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.
Rumah Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya
Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan
khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga
bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu
bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh
dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua
orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.
Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada
orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri
masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih
dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang
berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki
mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan
semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan
kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang
tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang
yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya
Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya
hal-hal yang seumpama itu saja.
Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya.
Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada
meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah
melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai
orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.
Luaran Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa
yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci
lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-
tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan
ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak.
Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati
mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya
yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan
selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji
dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan.
Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah,
tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya
baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang
yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang
dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling
tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa
keadaan sekalipun.
Majlis Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana
caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau
bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah
memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat
yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk
sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan
dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata,
sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan
penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu
keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran
hinggalah orang itu bangun dan kembali.
Baginda tidak pernah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan,
jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak
mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda
dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam
hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar
menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala
yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan
kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda
dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW
pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah
Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut,
tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak
banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak
pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang
berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka
mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan
tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan
pahala.
Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya
dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda
berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka
berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila
dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda
selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak
ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga
terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap
menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang,
hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak
mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya
pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong
bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau
baginda menjauh dari tempat itu.
Diamnya Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula
keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan
empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan
sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah
kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang
tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam
peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan
dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya
sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan
melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan
dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang
buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang
baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat
ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.
22.29
1. Bersabar & Bersyukur
"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang
memiliki jiwanya ketika marah." (HR. Bukhari)
"Barang siapa yang bersabar atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan
menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya pada hari kiamat." (HR. Tirmidzi).
"Sungguh menakjubkan urusan orang beriman! Sesungguhnya semua urusannya baik. Dan
yang demikian tidak dapat dirasakan oleh siapapun selain orang beriman. Jika ia memperoleh
kebahagiaan, maka ia bersyukur. Bersyukur itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa mudharat,
maka ia bersabar. Dan bersabar itu baik baginya." (HR. Muslim)
2. Kejujuran
"Hendaklah kalian bersikap jujur, karena kejujuran itu akan membawa pada kebaikan,
sedangkan kebaikan akan membawa kepada surga. Tidaklah seorang bersikap jujur & selalu
berbuat jujur hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yg jujur. Dan hendaklah kalian
menjauhi sikap dusta, karena kedustaan itu akan membawa pada kekejian, sedangkan
kekejian akan membawa kepada neraka. Dan tidaklah seorang berbuat dusta & selalu
berdusta hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta." (HR. Bukhari)
"Katakanlah yang sebenarnya (haq) walau pahit sekalipun." (HR Ibnu Hibban)
"Penjual dan pembeli keduanya bebas memilih selagi keduanya belum berpisah. Maka jika
keduanya jujur dan saling menjelaskan dengan benar, maka akan diberkahi pada bisnis
keduanya. Namun jika menyembunyikan cacat dan dusta, maka terhapuslah keberkahan jual
beli tersebut." (HR. Bukhari – Muslim)
"Semoga Allah mengasihi seseorang yang mudah (bermurah hati) apabila menjual, mudah
(murah hati) apabila membeli dan mudah (murah hati) apabila menagih hutang." (HR. al-
Bukhari 2076)
"Seorang pebisnis yang jujur lagi amanah, maka ia akan bersama para nabi, shiddiqin dan
syuhada." (HR. Tirmidzi)
4. Menabung
"Simpanlah sebagian dari hartamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih
baik bagimu." (HR. Bukhari).
5. Kekayaan
"Harta itu hijau lagi manis, maka barangsiapa yang mencarinya untuk kedermawanan dirinya
maka harta itu akan memberkahinya. Namun barangsiapa yang mencarinya untuk
keserakahan (ambisius, tamak) maka harta itu tidak akan memberkahinya, seperti orang yang
makan namun tidak kenyang." (HR. Bukhari)
"Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki)
adalah hati yang selalu merasa cukup." (HR. Bukhari Muslim)
6. Sedekah
"Setiap persendian manusia wajib bersedekah pada setiap hari di mana matahari terbit di
dalamnya: engkau berlaku adil kepada dua orang (yang bertikai/berselisih) adalah sedekah,
engkau membantu seseorang menaikannya ke atasnya hewan tunggangannya atau engkau
menaikkan barang bawaannya ke atas hewan tunggangannya adalah sedekah, ucapan yang
baik adalah sedekah, setiap langkah yang engkau jalankan menuju (ke masjid) untuk shalat
adalah sedekah, dan engkau menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah." (HR.
Bukhari dan Muslim)
"Aku datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau sedang membaca
ALHAAKUMUT TAKAATSUR, lalu beliau bersabda :" Anak Adam (Manusia)
berkata :'Hartaku, hartaku.'" Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata lagi:'Wahai
anak Adam tidaklah ada dari hartamu kecuali yang engkau makan kemudian lenyap, atau
(pakaian) yang engkau pakai kemudian usang, atau yang engkau shadaqahkan dan jadi
simpananmu (di akhirat)" (H.R Muslim 2958).
7. Menginginkan yang Baik untuk Orang Lain
"Tidak sempurna iman salah seorang kalian, sehingga ia mencintai kepada saudaranya apa
yang ia cintai bagi dirinya.". (H.R. Al-Bukhari)
8. Anak Yatim
Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: "Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti
ini", kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari
tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya
"Sebaik-baik rumah tangga muslim ialah yang di dalamnya ada anak yatim yang dilayani
dengan baik" (H.R. Ibnu Majah)
9. Keluarga
"Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: "Rasulullah shallallau ‘alaihi wasallam berasabda:
"Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah
yang paling baik terhadap keluargaku." (Hadits riwayat Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-
Albani di dalam Ash Shahihah (no. 285)).
Dari Abi ‘Abdillah Tsauban Bin Bujdad bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dinar yang
paling utama yang dibelanjakan seseorang adalah dinar yang ia belanjakan untuk
keluarganya, dinar yang ia belanjakan untuk kendaraannya di jalan Allah, dan dinar yang ia
infakkan untuk rekan-rekannya (yang tengah berjuang) di jalan Allah." (HR. Muslim)
Hadis Pertama
" Dari Amirul Mukminin Umar Al-Khattab r.a katanya : " Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda : - ' Hanyasanya amalan-amalan itu adalah ( bergantung ) kepada niat, dan
hanyasanya bagi setiap manusia itu apa ( balasan ) yang diniatkannya. Maka barangsiapa
yang berhijrah kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu adalah kepada Allah dan
RasulNya. Dan barangsiapa yang berhijrah kerana dunia yang ingin ia memperolehinya atau
kerana seorang perempuan yang ingin ia menikahinya, maka hijrahnya itu adalah atas apa
yang ia berhijrah kerananya.'
Hadis Kedua
Dari Umar Ibnul-Khattab r.a, katanya : Sedang kami duduk di dalam majlis bersama
Rasulullah SAW pada suatu hari, tiba-tiba mucul di dalam majlis itu seorang laki-laki yang
berpakaian serba putih, berrambut terlalu hitam, tiada kesan bahawa ia seorang musafir, dan
tiada antara kami yang mengenalinya, lalu duduk ia bersama Rasulullah SAW, dan
ditemukan kedua lututnya dengan kedua lutut Rasulullah SAW serta diletakkan kedua tapak
tangannya ke atas kedua paha Rasulullah SAW, lalu berkata :
Sipemuda : Khabarkan aku tentang Islam ?
Rasulullah : Islam, iaitu hendaklah mengucap syahadat - bahawa tiada Tuhan melainkan
Allah Ta'ala dan bahawasanya Muhammad itu Rasulullah, dan hendaklah bersembahyang,
mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah
apabila berdaya ke sana.
Sipemuda : Benar katamu.
( Berkata Umar r.a : Kami merasa hairan kepada tingkah laku sipemuda itu, dia yang
bertanya dan dia pula yang mengiyakannya )
Sipemuda : Khabarkanlah kepada ke tentang Iman ?
Rasulullah : Hendaklah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-
KitabNya, Rasul-RasulNya, Hari Akhirat dan hendaklah engkau beriman kepada taqdir Allah
yang baikNya atau yang burukNya.
Sipemuda : Benar katamu ! Khabarkanlah kepadaku tentang Ihsan ?
Rasulullah : Hendaklah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihatNya. Sekiranya
engkau tidak dapat melihatNya sesungguhnya Allah sentiasa dapat melihat engkau.
Sipemuda : Khabarkan padaku tentang hari kiamat ?.
Rasulullah : Tiadalah orang yang ditanya itu lebih mengetahui dari orang yang bertanya.
Sipemuda : Khabarkan padaku tentang tanda-tandanya ?
Rasulullah : Apabila hamba perempuan melahirkan tuannya sendiri ; Apabila engkau melihat
orang yang berkaki ayam, tidak berpakaian, pengembala kambing ( berbangga ) membina
bangunan yang tinggi-tinggi.
( Kemudian beredar keluar sipemuda itu dari majlis tersebut ) :
Rasulullah : Tahukan anda wahai Umar siapakah pemuda yang menyoal kau tadi ?
Umar Al-Khattab : Allah dan RasulNya jua yang mengetahui.
Rasulullah : Itulah Jibril a.s yang telah mendatangi aku untuk mengajarkan kamu pelajaran
agama kamu.
Hadis Ketiga
" Dari Abu Abdul Rahman, Abdullah bin Umar r.a, berkata : Aku telah mendengar
Rasulullah SAW bersabda : ' Islam itu didirikan atas lima ( pekara ) - Menyaksikan bahawa
tiada Tuhan melainkan Allah, dan bahawasanya Muhammad itu Rasulullah, mendirikan
sembahyang, mengeluarkan zakat, naik haji ke Baitullah dan puasa sebulan Ramadhan. "
Hadis Keempat
" Dari Abu Abdul Rahman, Abdullah bin Mas'ud r.a, katanya Rasulullah SAW telah menceritakan
kepada kami, sedangkan baginda seorang yang benar dan dibenarkan kata-katanya, sabdanya : '
Sesungguhnya sesaorang kamu dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari berupa
setitik air mani, kemudian menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian seketul daging seperti
yand demikian itu juga, iaitu 40 hari. Kemudian diutuskan kepadanya malaikat, lalu ditiupkan roh
kepadanya dan diperintahkan menulis empat pekara : rezekinya, ajalnya, amalannya, celaka dan
bahagianya. Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain daripadaNya, sesungguhnya sesaorang kamu
itu tetap akan beramal dengan amalan ahli syurga sehinggalah di antaranya dengan syurga itu
jaraknya cuma sehasta sahaja. Tiba-tiba dia telah didahului oleh tulisannya ( suratan takdir )
sehingga dia beramal dengan amalan ahli neraka, maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan
sesungguhnya sesaorang kamu tetap akan beramal dengan amalan ahli neraka sehinggalah di antara
dirinya dengan neraka cuma sehasta saja. Tiba-tiba dia telah didahului oleh tulisannya sehingga dia
beramal dengan amalan ahli syurga, maka akhirnya masuklah dia ke dalam syurga itu. "
Hadis Kelima
" Daripada Ummul Mukminin, Ummi Abdullah Aisyah r.a. katanya : Telah bersabda Rasulullah SAW : '
Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam agama yang bukan darinya adalah tertolak ', ~
diriwayatkan dari Al-Bukhari dan Muslim. Dan pada riwayat yang lain oleh Imam Muslim : "
Barangsiapa yang melakukan sesuatu amalan yang tidak dari perintah kami, maka ia adalah tertolak.
"
Hadis Keenam
"Dari Abu Abdullah An-Nu'man bin Basyir r.a. katanya : saya telah mendengar Rasulullah SAW
bersabda : ' Sesungguhnya yang halal itu terang ( jelas ) dan yang haram itu terang, dan di antara
keduanya pula terdapat pekara-pekara yang syubahat ( tidak terang halal atau haramnya ) yang tiada
diketahui oleh orang ramai. Orang yang memelihara dirinya dari pekara-pekara yang syubahat itu
adalah seperti orang yang melindungi agama dan kehormatan dirinya. Orang yang tergelincir ke
dalam pekara syubahat itu akan tergelincir masuk ke dalam pekara haram. Laksana seorang
pengembala di pinggir sebuah tempat larangan, yang akhirnya lalai dan masuk ia ke dalam tempat
larangan itu. Adapun bagi setiap raja sebuah tempat larangan, dan tempat larangan Allah itu adalah
pekara-pekara yang diharamkanNya. dan ketahuilah pada setiap jasad itu seketul daging. Andainya
ia baik, baiklah seluruh jasad itu dan sekiranya ia rosak maka rosaklah seluruh jasad itu. Itulah hati. '
Hadis Ketujuh
Dari Abu Ruqayah Tamim bin Aus Ad-Dhari r.a, bahawasanya Nabi SAW bersabda : ' Agama itu
adalah nasihat. ' Kami sekelian bertanya : ' Untuk siapa ? ' Maka jawab Rasulullah SAW : ' Bagi Allah,
kitabNya, RasulNya dan bagi penganjur-penganjur kaum Muslimin dan orang awamnya. '
Hadis Kelapan
Dari Ibn Umar r.a, bahawasanya Rasulullah SAW pernah bersabda : ' Aku diperintahkan untuk
memerangi manusia sehinggalah mereka mengaku tiada tuhan selain Allah dan bahawa Muhammad
itu Rasulullah, dan mendirikan sembahyang, memberi zakat, maka jika mereka melakukan semua itu
akan terselamatlah darah dan harata benda mereka dariku, kecuali yang mana ada hak Islam
padanya dan perkiraan mereka terserahlah kepada Allah Ta'ala. '
Hadis Kesembilan
Dari Abu Hurairah Abdul Rahman bin Sakhar r.a : " Bahawa saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda : ' Apa yang aku larang kamu lakukan maka hendaklah kamu tinggalkannya, dan apa yang
aku perintahkan kamu lakukan hendaklah kamu lakukan sekadar kemampuan kamu. Sesungguhnya
telah binasa umat-umat yang sebelum kamu disebabkan terlalu banyak bertanya serta
pertelingkahan mereka terhadap Nabi-Nabi mereka.
Hadis Kesepuluh
Dari Abu Hurairah r.a : Telah bersabda Rasulullah SAW : " Sesungguhnya Allah Ta'ala itu baik, dia
tidak akan menerima melainkan yang baik sahaja. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan
kaum Mukminin sama sebagaimana Dia memerintahkan para Mursalin ( para Rasul ). Allah berfirman
: ' Wahai para Rasul, makanlah dari yang baik-baik dan kerjakanlah amalan yang saleh. ' Dan Allah
berfirman lagi : ' Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari makanan yang baik yang Kami
berikan kepada kamu. ' Kemudian Rasulullah SAW mengisahkan tentang seorang lelaki yang telah
belayar jauh. Rambutnya kusut, berdebu, mengangkat kedua belah tapak tangannya ke langit serta
memohon : Ya Tuhanku ! Ya Tuhanku ! Sedangkan makanannya dari yang haram, minumannya dari
yang haram dan pakaiannya dari yang haram, dan dia telah dikenyangkan dari sumber yang haram.
Alangkah jauhnya dia ( doanya ) untuk dikabulkan. '
Hadis Kesebelas
Dari Abu Muhammad, Al-Hasan bin Ali bin Abu Talib, cucu Rasulullah SAW dan kesayangannya r.a
yang berkata : " Aku menghafal dari Rasulullah SAW : ' Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada
yang tiada meragukanmu. "
Hadis Keduabelas
Dari Abu Hurairah r.a katanya: " Telah bersabda Rasulullah SAW : " Sebaik-baik Islam sesaorang itu
adalah peninggalannya tentang apa yang tiada kena mengena dengannya. "
Hadis Ketigabelas
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik r.a, khadam kepada Rasulullah SAW, bersabda Nabi SAW : Tiada
beriman sesaorang kamu, sehinggalah ia mencintai saudaranya sama seperti ia menyintai dirinya
sendiri.
Hadis Keempatbelas
Dari Ibnu Mas'ud r.a, katanya : Telah bersabda Rasulullah SAW : ' Tiada dihalalkan darah seorang
Muslim, kecuali atas satu dari tiga sebab ; janda yang berzina, jiwa dengan jiwa ( membunuh tanpa
hak ) dan orang yang meninggalkan agamanya, yang memisahkan diri dari jemaah.'
Hadis Kelimabelas
Dari Abu Hurairah r.a, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda : " Barangsiapa beriman kepada Allah
dan Hari Akhirat, hendaklah berkata yang baik atau berdiam diri. Dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan Hari Akhirat, hendaklah berbuat baik kepada jiran tetangganya. Dan barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, hendaklah menghormati tetamunya. "
Hadis Keenambelas
Dari Abu Hurairah r.a, bahawasanya ada seorang telah berkata kepada Nabi SAW : " Nasihatilah
kepadaku ! " Dijawab oleh Nabi SAW : " Jangan marah! " Orang itu berulangkali meminta supaya
dirinya dinasihati, maka tetap Rasulullah SAW mengatakan : " Jangan marah ! "
Hadis Ketujuhbelas
Dari Abi Ya'la Syaddad bin Aus r.a, bahawa Rasulullah SAW bersabda : " Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan berihsan ( menyempurnakan sesuatu dengan baik ) terhadap semua pekara. Seandainya
kamu membunuh, maka bunuhlah secara sempurna, dan apabila menyembelih maka elukkanlah
penyembelihan. Hendaklah sesaorang kamu menajamkan mata pisaunya dan merehatkan
penyembelihannya. "
Hadis Kelapanbelas
Dari Abu Dzar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdul Rahman, Muaz bin Jabal r.a, dari Rasulullah SAW,
sabdanya : " Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Iringkanlah perbuatan jahat itu
dengan perbuatan baik, mudah-mudahan yang baik itu akan memadam yang jahat. Dan berperangai
kepada manusia dengan dengan perangai yang bagus. "
Hadis Kesembilanbelas
Dari Abu Abbas, Abdullah bin Abbas r.a : " Bahawa pada suatu hari saya sedang berada di belakang
Rasulullah SAW ( di atas binatang tunggangannya ), lalu sabda baginda : ' Wahai anak kecil,
sesungguhnya aku telah mengajar kamu beberapa perkataan. Peliharalah ( perintah ) Allah, nescaya
Dia akan memelihara kamu, peliharalah ( kehormatan ) Allah, nescaya engkau akan merasakan Dia
berada bersama-samamu. Jika engkau memohon, pohonlah kepada Allah semata-mata. Jika engkau
meminta pertolongan mintalah kepada Allah semata-mata. Ketahuilah bahawa jika semua umat
manusia berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu menafaat, nescaya mereka tidak akan
mampu memberi menafaat itu, melainkan dengan sesuatu yang telah ditaqdirkan oleh Allah. Begitu
juga sekiranya mereka berkumpul untuk menentukan suatu mudharat untuk kamu, nescaya mereka
tidak akan mampu menentukannya, melainkan dengan suatu yang telah ditentukan Allah ke atas
kamu. Telah diangkat kalam ( tulisan ) dan telah kering ( tinta ) buku catitan. '
Hadis Keduapuluh
Dari Abu Mas'ud, Uqbah bin Amru Al-Anshari Al-Badri r.a, katanya : " Telah bersabda Rasulullah SAW
: ' Di antara sabda para Nabi yang terdahulu yang masih dipakai untuk orang ramai ( sehingga kini )
ialah : Jika engkau tiada malu, buatlah sesuka hati kamu. '
Hadis Keduapuluh Satu
Dari Abu Amru dan dikatakan pula dari Abi Amrah Sufyan bin Abdullah r.a, katanya : " Saya pernah
bertanya Rasulullah SAW : Ajarkanlah kepadaku suatu ajaran mengenai Islam, yang tidak akan aku
tanyakan lagi daripadanya akan seorang yang selain daripada engkau. Sabda Rasulullah SAW : '
Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian hendaklah engkau beristiqamah.' "
Kemudian Nabi bersabda lagi : " Mahukah engkau aku khabarkan pokok amalan, tiangnya dan
kemuncaknya? " Aku menjawab : " Mahu, ya Rasulullah . " Sabda baginda : " Pokok amalan ialah
Islam, tiangnya ialah sembahyang dan kemuncaknya ialah jihad. "
Kemudian Nabi bersabda lagi : " Mahukah engkau aku khabarkan kunci kepada semua pekara ini ? "
Aku menjawab : " Mahu, ya Rasulullah. " Lalu baginda memegang lidahnya seraya berkata : " Awas,
jaga ini baik-baik. "
Aku bertanya : " Ya Rasulullah, adakah kami akan dituntut kerana berkata dengannya ? " Baginda lalu
menjawab : " Dan tidak akan dicampakkan manusia ke atas muka mereka atau batang hidung
mereka ke dalam neraka, melainkan hasil tutur bicara mereka. "
Hadis Ketigapuluh
Dari Abi Tsa'labah Al-Khusani, Jurthum bin Nashir r.a, daripada Rasulullah SAW, yang bersabda : "
Sesungguhnya Allah Ta'ala telah memfardhukan beberapa kewajipan, maka janganlah kamu
mengabaikannya. Dan ia telah menetapkan beberapa hudud ( batasan ), maka janganlah kamu
melampauinya. Dia telah mengharamkan beberapa benda maka janganlah kamu melanggarnya. Dan
Dia telah mendiamkan beberapa pekara sebagai suatu rahmat terhadap kamu, bukan kerana lupa
maka janganlah kamu membahas mengenainya. "
Hadis Keempatpuluh
Dari Ibn Umar r.a., katanya : " Rasulullah SAW telah memegang bahuku dan bersabda : ' Anggaplah
dirimu di dunia ini sebagai seorang perantau, atau pengembara. ' Maka Ibn Umar berkata : "Jika
engkau berada di waktu petang, maka janganlah engkau menunggu pagi. Dan jika engkau berada di
waktu pagi maka janganlah engkau menunggu petang. Gunakanlah waktu sihatmu sebelum datang
waktu sakit. Dan gunakanlah waktu hidupmu sebelum datang waktu mati. "
Berikut Kata Kata Hikmah Nabi Muhammad | Nasehat Rasulullah Saw yang menyejukkan
qalbu kita. Dimana hadits / nasihat Rasulullah ini ibarat setetes air di padang gersang, atau
bagaikan oase yang begitu menyejukkan dan menyegarkan. Apalagi di tengah dunia yang
hiruk pikuk dengan kecintaan duniawi dan konsumerisme dimana ukuran norma-norma
agama menjadi kabur. Maka sudah seharusnya kita untuk merenungi berbagai nasihat
Rasulullah Saw yang selama ini kita lupakan. Semoga bisa kita dapat mengambil hikmah atas
semua kejadian yang menimpa kita dan selalu senantiasa mendekatkan diri kepada Allah
SWT, Amin.
bersedekahlah kamu karena sedekah itu sebagai penebusmu dari api neraka.
(H.R Thabrani)
Allah akan memberikan cahaya yang berkilauan pada seseorang yang telah
mendengar ajaranku, lalu disampaikannya kepada yang lain sebagaimana
yang didengarnya. Adakalanya orang yang disampaikan kepadanya
lebih mengerti daripada pendengar itu sendiri.
(H.R Ahmad)
Semua anak adam itu berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat
kesalahan itu ialah orang-orang yang mau bertaubat.
(H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah)