Anda di halaman 1dari 6

Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarokatuh,

Alhamdulillahillazi arsalarosulahu bilhuda wadinilhaq, liyuz hirohu


aladdini kullih walaukarihalmusyrikun,
Asyhaduallailahaillallah waasyhaduannamuhammadan abduhu
warosuluh amma ba'du
Pertama dan utama sekali, marilah kita ucapkan kalimat puji dan syukur
kita kehadirat Allah SWT karena berkatnyalah kita dapat melangkahkan kaki,
mengayunkan tangan sehingga kita dapat berkumpul untuk melaksanakan
sholat tarawih, di masjid yang kita cintai ini,
Nikmat yang Allah berikan kepada kita, tidak sanggup kita hitung
dengan kata kata, walaupun air laut sebagai tintanya, ranting ranting menjadi
pena, daun daun menjadi kertas, niscaya tidak akan sanggup kita menghitung
nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita semua, maka telah sepatutnya
kita bersyukur kepada Allah swt dengan mengucapkan "Alhamdulillah "
Sholawat dan juga salam, kita hadiahkan kepada sang suri tauladan,yg
telah membawa rahmat kesekalian alam, cucunya abdul muttalib, putranya
abdullah, dan buah hati sang bunda aminah, beliau telah memperjuangkan
agama Islam, bagaikan patah dayung diganti dengan tangan, robek layar diganti
dengan baju, demi tegaknya kalimat tauhid la ilaha haillah
muhammadurrasulallah.
Beliulah yang membawa, lentera kehormatan, tombak keadilan, dan
prisai kesejahteraan bagi umat manusia, atas jasa beliaulah kita hidup dalam
kehormatan, yang mana yang muda menghormati yang paling tua, yang kuat
membantu yang lemah, dan yang kaya membantu yang miskin, inilah
kehoramatan yang tinggi, norma hidup yang paling bijak, yang telah dapat kita
nikmati bersama.

Beliau adalah nabi besar kita Muhammad Saw Dengan ucapan (...)
Semoga tercurah kepada beliau dan semoga kita mendapatkan safaat darinya
Aamiin aamiin YaarobilbAlamin..
Kalaulah karena jabatan manusia berharap menjadi mulia, firau’n pernah
punya jabatan diatas jabatan, namun firau’n mati dalam laknatnya allah swt,
yang nama dan kisahnyapun diabadikn oleh allah swt dalam surah al qasas ayat
4, kalaulah manusia merasa mulia dengan banyaknya harta, ternyata qorun
pernah diberikan banyak sekali harta, namun ia bersama sama hartanya
ditengelamkan oleh allah swt kedalam dasar perutnya bumi. al qasas ayat 83.
Ternyata orang yang paling mulia adalah orang yang bertakwa, dimana
dihatinya ada allah swt, “Inna akromakum indallahi atqokum”.
Artinya : Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Al hujarat ayat 13.
Orang yang meyakini tidak ada tuhan selain allah, dimana hidup dan
matinya hanya kerana allah
Inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-'ālamīn
Artinya, “Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”

Ketika bilal mendapatkan siksaan yang amat pedih dari majjikanya


Umayyah bin Khalaf, ditengah hari, ketika matahari sedang panas panasnya
menyinari padang pasir, mereka membawa bilal ke luar dan menelanjanginya.
kemudian mereka melemparkan bilal ke atas pasir yang seolah menyala karena
saking panasnya. beberapa orang lelaki datang mengangkat batu besar yang
sangat panas, dan menindihkannya ke atas tubuh dan dadanya
Umayyah berkata, “sesekali aku tak akan membebaskan engkau sampai
engkau mati wahai bilal, kecuali engkau tingalkan agama muhammad, dan
kembali kepada agama nenek moyang kita
lalu bilal menjawabnya hanya dengan dua kata, membuktikan betapa
kokoh imannya. Ia berkata, “Ahad! Ahad!” (Yakni, Allah itu Esa.)
Inilah bentuk ketakwaan seorang hamba kepada tuhanya, tidak sepatah katapun
keluh kesahnya terucap melainkan hanya nama allah allah dan allah,

Bilal bin rabbah adalah seseorang yang kulitnya hitam legam, tidaklah ia
punya harta yang melimpah, dan tidaklah ia punya kekuasaan bahkan diatas
hidupnya sendiri beliaupun tidak berkuasa, karena beliau adalah seorang budak,
namun ternyata beliau adalah orang yang paling bahagia, dan rosullah saw
telah menjaminya masuk kedalam syurganya allah swt.
Apakah kiranya amalan beliau ini dan bagaimana kehidupanya
Ini adalah kisah ketakwaan seorang hamba kepada allah swt yang amat
luar biasa, dan bukan itu saja, beliau ini juga sangat amat mencintai
nabinya, dan sepatutnya kita mendapati pejaran dari kisah hidupnya.

Semua pasti tahu, bahwa pada masa Nabi, setiap masuk waktu sholat,
maka yang mengkumandankan adzan adalah Bilal bin Rabah. Bilal ditunjuk
karena memiliki suara yang indah. Pria berkulit hitam asal Afrika ini,
mempunyai suara emas yang khas. Posisinya semasa Nabi tak tergantikan oleh
siapapun, kecuali saat perang saja, atau saat keluar kota bersama Nabi. Karena
beliau tak pernah berpisah dengan Nabi, kemanapun Nabi pergi. Hingga Nabi
menemui Allah ta’ala pada awal 11 Hijrah. Semenjak itulah Bilal menyatakan
diri tidak akan mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Abu Bakar Ra.
memintanya untuk jadi mu’adzin kembali, dengan hati pilu nan sendu bilal
berkata: “Biarkan aku jadi muadzin Nabi saja. Nabi telah tiada, maka aku bukan
muadzin siapa-siapa lagi.”

Abu Bakar terus mendesaknya, dan Bilal pun bertanya: “Dahulu, ketika
engkau membebaskanku dari siksaan Umayyah bin Khalaf. Apakah engkau
membebaskanku karena dirimu apa karena Allah?.” Abu Bakar Ra. hanya
terdiam. dan tidak berkutik“Jika engkau membebaskanku karena dirimu, maka
aku bersedia jadi muadzinmu. Tetapi jika engkau dulu membebaskanku karena
Allah, maka biarkan aku dengan keputusanku.” Dan Abu Bakar Ra. pun tak bisa
lagi mendesak Bilal. untuk kembali mengumandangkan adzan.

Kesedihan sebab ditinggal wafat Nabi Saw., terus mengendap di hati


Bilal Ra. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dan b
erpindah menuju Syria. Lama Bilal Ra tak mengunjungi Madinah, sampai pada
suatu malam, Nabi Saw hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya: “Ya Bilal,
wa maa hadzal jafa’? Hai Bilal, kenapa engkau tak mengunjungiku? Kenapa
sampai begini?.” Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan
perjalanan ke Madinah, untuk berziarah kepada makam Nabi. Karena sudah
sekian lama dia meninggalkan madinnah,
Setibanya ia di Madinah, bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada
Nabi Saw., pada sang kekasih. Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak
dewasa, mendekatinya. keduanya adalah cucunda Nabi Saw., Hasan dan
Husein. Sembari mata sembab oleh tangis, bilal yang kian beranjak tua ini,
memeluk kedua cucu Nabi Saw itu. Salah satu dari keduanya berkata kepada
Bilal Ra.: “wahai Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan
buat kami? Kami ingin mengenang kakek kami.” Ketika itu, Umar bin Khattab
yang telah jadi Khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan itu,
dan beliau juga memohon bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali
saja.

Bilal pun memenuhi permintaan itu. Saat waktu shalat tiba, dia naik pada
tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Nabi Saw masih hidup. Mulailah dia
mengumandangkan adzan. Saat lafadz “Allahu Akbar” dikumandangkan
olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua
terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada
sosok nan agung, suara yang begitu dirindukan, itu telah kembali. Ketika Bilal
meneriakkan kata “Asyhadu an laa ilaha illallah”, seluruh isi kota madinah
berlarian ke arah suara itu, sembari berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan
mereka pun keluar.

Dan saat bilal mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadan


Rasulullah”, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan.
Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Nabi, Umar bin Khattab
yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan
adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu, madinah
mengenang masa saat masih ada Nabi Saw. Tak ada pribadi agung yang begitu
dicintai seperti Nabi Saw. Dan adzan itu, adzan yang tak bisa dirampungkan itu,
adalah adzan pertama sekaligus adzan terakhirnya Bilal Ra, semenjak Nabi Saw
wafat. Dia tak pernah bersedia lagi mengumandangkan adzan, sebab kesedihan
yang sangat segera mencabik-cabik hatinya, mengenang seseorang yang
karenanya derajatnya diangkat begitu tinggi.
Dalam sebuah hadits dikisahkan, Rasulullah SAW memanggil Bilal dan
bertanya kepadanya.

"Katakanlah kepadaku, apa amalanmu yang paling besar pahalanya yang kamu
kerjakan dalam Islam? Karena sesungguhnya aku telah mendengar hentakkan
sandalmu di surga," tanya Rasulullah. suara sandal Bilal terdengar oleh
Rasulullah ketika ia berada di surga pada malam Isra' Mi'raj.
Jawab bilal
"Setiap aku berwudhu, kapanpun itu, baik siang maupun malam, aku selalu
melakukan salat dengan wudhu tersebut,"
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang insyallah mulia di masjid ini
Begitulah kisah bilal yang mengajarkan kita pelajaran, bahwasanya
ketakwaan amatlah mahal nilainya, walaupun nyawa sekalipun tidak akan
sangup membayar kesetiaan makhluk kepada sang pencipta, kisahnya ini juga
mengajarkan kita betapa beliau begitu tulus mencintai nabinda muhammad
saw,maka patutlah surga sebagai ganjaranya..
Kaum mislimin yang dirahamti oleh allah swt, mengingatkan ini adalah
bulan rahmadhan. saya mengajak diri saya sendiri dan kita semua, marilah kita
bersama sama meningkatkan ketakwaan kita kepada allah swt, sebagaimana
ayat yang sering kita dengar berasama sama dalam surah al baqarah ayat 183,

Sesunguhnya perintah kita untuk berpuasa ialah allah swt ingin kita
semua agartermasuk hambanya yang bertakwa, layaknya seperti bilal yang
mempertahankan ketakwaanya kepada allah, maka mudah mudahan begitulah
kita dan mudah mudahan kita termasuk orang orang yang beruntung disurganya
allah swt, amin amin ya robbal alamin..
Maafkan saya yang telah mengambil waktu yang panjang ini..Saya tutup
dengan, Assalamualaikaum warahmatullahhiwabaratuh..

Anda mungkin juga menyukai