Anda di halaman 1dari 28

BAB II

PEMBELAJARAN GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI KELAS 2

2.1 Konsep
Konsep pembelajaran geometri di kelas dua Sekolah Dasar (SD) akan
diuraikan dari Kompetensi Dasar yang terdapat di dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2018.

2.1.1 Panjang, Berat, dan Waktu dalam Satuan Baku


a. Kompetensi Dasar
3.6 Menjelaskan dan menentukan panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu
dalam satuan baku yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4.6 Melakukan pengukuran panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
b. Konsep
 Panjang
Panjang adalah alat ukur suatu benda. Ada beberapa jenis alat ukur
panjang baku yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Setiap
alat ukur tersebut digunakan sesuai dengan benda yang diukur.
Penggaris digunakan untuk mengukur panjang
garis atau benda-benda lain yang panjangnya
kurang dari 1 meter.

Meteranpita digunakan (biasanya) oleh penjahit


untuk mengukur panjang kain yang akan dijadikan
pakaian.

Jangka sorong menggunakan satuan cm dan mm,


untuk mengukur benda yang berbentuk lingkaran
seperti cincin, lingkar jari, kelereng, dan lain-lain.
Meteran rol kecil digunakan (biasanya) oleh
tukang kayu untuk mengukur panjang kayu atau
ruangan. Meteran rol kecil ini dapat digunakan
mengukur panjang benda hingga 10 meter.

Meteran rol besar digunakan untuk mengukur


panjang dan lebar tanah hingga 50 meter.

Cara menggunakan penggaris untuk mengukur panjang benda adalah


sebagai berikut:
 Letakkan salah satu ujung benda sejajar dengan angka 0 pada penggaris.
 Perhatikan angka yang tepat sejajar dengan ujung lainnya pada benda
tersebut.
 Angka tersebut merupakan panjang benda yang diukur.

Misalnya mengukur panjang lidi dengan penggaris:

 Mengenal Satuan Meter


Perhatikan tangga satuan panjang berikut ini:
Jika hasil pengukuran mencapai 100 cm, maka setiap 100 cm sama dengan
1 meter selanjutnya 1 meter ditulis 1 m. Ini didapatkan dari satuan panjang yang
ada 7, yaitu km, hm, dam, m, dm, cm, dan mm. Setiap naik dibagi 10, dan setiap
turun dikali 10. Karena dari 1 meter turun dua kali ke cm, maka jadi dikali 100.
Contoh:
2 m = ... cm ... m = 400 cm
2 m = 2 x 100 cm 400 cm = 400/100
2 m = 200 cm 400 cm = 4 m

 Mengukur Panjang Benda yang Melengkung


Mengukur panjang benda yang melengkung dapat dilakukan dengan
menggunakan benang.

 Membandingkan Panjang Benda


Cara yang pertama adalah menyamakan satuannya. Apabila sudah sama,
maka ukur yang lebih panjang dan lebih pendek.
Misalnya:
1 pita panjangnya 1m, dan 1 tali panjangnya 180 cm. Maka kita ubah terlebih
dahulu
1 m = ... cm
1 m = 1 x 100 cm
1 m = 100 cm
Setelah disamakan satuannya, maka dapat dilihat bahwa 180 cm lebih
panjang daripada 100 cm, maka tali lebih panjang daripada pita. Atau
membandingkannya dapat dilakukan dengan melihat secara langsung benda
tersebut, seperti contoh di bawah ini:
 Menyelesaikan Masalah Mengukur Benda dengan Satuan Baku
Dengan memilih alat ukur, misalnya:
- Untuk mengukur panjang buku, kita gunakan penggaris
- Untuk mengukur pensil, kita gunakan penggaris
- Untuk mengukur lingkaran pinggang, penjahit menggunakan meteran.

 Berat
Satuan baku massa adalah satuan yang sudah diakui secara internasional
untuk mengukur massa. Contohnya yang biasa digunakan adalah:
- G : gram
- KG : Kilogram
- Ons : hektogram (Hg)
Untuk menentukan berat suatu benda dengan satuan baku dapat digunakan
alat yang disebut timbangan. Ada beberapa jenis timbangan sesuai dengan
kegunaannya masing-masing.

Timbangan berat badan biasa digunakan


untuk mengukur berat badan anak-anak hingga
dewasa.

Timbangan dua lengan atau neraca biasa


digunakan untuk menimbang perhiasan
Timbangan duduk, timbangan duduk
memiliki dua jenis. Ada timbangan yang biasa
digunakan oleh pedagang pasar, serta
timbangan untuk mengukur benda yang cukup
berat seperti sekarung beras.

 Membandingkan Berat Benda

Lengan timbangan a lebih rendah daripada


lengan timbangan b. Artinya benda a lebih berat
dari benda b.
Lengan timbangan c lebih tinggi dari pada
lengan timbangan d. Artinya benda c lebih
ringan dari benda d.

Dalam membandingkan berat benda maka kita harus lihat dulu satuannya.
Jika satuannya sudah sama maka kita bisa langsung membandingkannya. Jika
ingin menentukan mana yang lebih berat atau lebih ringan dari dua buah benda
atau lebih maka tidak perlu memikirkan jenis barangnya, fokuslah hanya kepada
ukuran beratnya saja.
Perhatikan tangga satuan berat di bawah ini:
Contoh:

Karena satuannya berbeda, maka perlu diubah terlebih dahulu menjadi satuan
yang sama. Contohnya diubah ke satuan ons.
5 kg = 50 ons, 50 ons didapatkan dari 5 x 10. Karena 1 kilogram itu sama dengan
10 ons.
Lalu yang satu lagi dijumlahkan, 5 ons ditambah 5 ons = 10 ons.
Karena sudah sama satuannya, sudah bisa dilihat mana yang lebih berat. Yaitu 50
ons pupuk lebih berat dari 10 ons pupuk.

 Menaksir Berat Benda


Menaksir berarti memperkirakan. Berat benda ini dapat ditaksir dengan
cara diamati.

Sebuah buku dengan jumlah lembarnya sedikit. Satuan berat yang sesuai
adalah gram (g). Kira-kira berapa berat satu buah buku?
A. 6 g
B. 5 kg

Dari contoh tersebut dapat dijelaskan kepada siswa bahwa dengan mengamati
kita dapat memperkirakan berat benda. Buku yang terdiri dari sedikit lembaran
tidak mungkin mencapai 5 kg. Maka berat yang mungkinnya adalah 6 g.
Setelah mengetahui berat suatu benda, maka dapat memperkirakan berat
benda yang sama. Contoh:

 Waktu
Untuk menentukan suatu kejadian berlangsung dapat digunakan beberapa
alat ukur waktu seperti berikut ini :

Bagian- bagian di dalam jam analog sebagai berikut :

Pada gambar di atas ada beberapa jenis jarum jam:


1. Jarum jam menit, menunjukkan menit.
2. Jarum jam, menunjukkan jam, untuk menunjukkan jam.
3. Jarum jam detik, untuk menujukkan detik.

Selain itu, terdapat garis-garis di dalam jam analog ini. Garis-garis tersebut
dinamakan garis dengan angka dan garis tidak dengan angka. Jumlah garis pada
jam analog juga berjumlah 60 garis.

 Hubungan Satuan Waktu

G
Gambar 1.

Pada gambar 1, setiap jarum detik bergeser satu garis maka dibaca dengan
satu detik. Sedangkan gambar 2, jarum detik berputar selama satu putaran dan
jumlah garis tersebut sebanyak 60 garis maka dibaca 60 detik. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa :

60 detik = 1 menit

Ga

Gambar 1.

Perhatikan gambar diatas berikut. Pada gambar 1, jarum menit bergeser


sebanyak satu garis maka dibaca 1 menit. Sedangkan pada gambar 2, jarum menit
bergeser selama satu putaran dan banyak garisnya adalah 60 garis maka dibaca 60
menit. Jadi dapat disimpulkan bahwa:
Gambar 1. Gambar 2.

Gambar 3.
Perhatikan gambar diatas berikut, pada gambar 1, apabila jarum jam
bergerak satu ke garis angka maka dibacanya 1 jam. Gambar 2, apabila jarum jam
bergerak selama satu putaran dan di dalam satu putarannya terdapat 12 garis maka
dibacanya 12 jam. Sedangkan, gambar 3, jarum jam berputar sebanyak 2 kali jadi
di baca 24 jam. Jadi dapat disimpulkan bahwa:

24 jam = 1 hari

Kesimpulan dari keseluruhannya:

1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik

 Pembagian Waktu Menurut Sistem 24 Jam


Sistem AM atau ante meridiem berarti sebelum tengah hari, ini dimulai
dari jam 00.00-11.59. Sedangkan PM atau post meridiem berarti setelah setengah
hari dimulai dari 12.00-23.59.
 Cara Membaca dan Menulis Jam
Jarum pendek menunjukkan angka 4
Jarum panjang menunjukkan angka 12
Jadi, dibaca pukul empat
Ditulis 04.00 pagi atau 16.00 sore

Jarum pendek menunjukkan angka 7


Jarum panjang menunjukkan angka 12
Jadi, dibaca pukul tujuh
Ditulis 0.7.00 pagi atau 19.00 malam

Jarum pendek menunjukkan angka 10


Jarum panjang menunjukkan angka 12
Jadi, dibaca pukul sepuluh
Ditulis 10.00 pagi atau 22.00 malam

2.1.2 Unsur-Unsur Bangun Datar dan Bangun Ruang


a. Kompetensi Dasar
3.8 Menjelaskan ruas garis dengan menggunakan model konkret bangun
datar dan bangun ruang
4.8 Mengidentifikasi ruas garis dengan menggunakan model konkret bangun
datar dan bangun ruang
3.9 Menjelaskan bangun datar dan bangun ruang berdasarkan ciri-cirinya
4.9 Mengklasifikasi bangun datar dan bangun ruang berdasarkan ciri-cirinya
b. Konsep
 Mengenal bangun datar
Bentuk seperti disamping dinamakan
lingkaran. Lingkaran adalah kurva
tertutup sederhana yang merupakan
tempat kedudukan titik-titik yang
berjarak sama terhadap suatu titik
tertentu.

Bentuk seperti disamping dinamakan


persegi. Persegi adalah segiempat
yang keempat sisinya sama
panjang dan keempat sudutnya
siku-siku, atau persegi adalah
persegi panjang yang dua sisi
yang berdekatan sama panjang.

Bentuk seperti disamping dinamakan


persegi panjang. Persegi panjang
adalah segiempat yang memiliki
dua pasang sisi yang sejajar dan
keempat sudutnya siku-siku, atau
persegi panjang adalah
jajargenjang yang kedua pasang
sisi sejajarnya saling tegak lurus.

Bentuk seperti disamping dinamakan


segitiga. Segitiga adalah bangun
datar yang terjadi dari tiga ruas
garis yang setiap dua ruas garis
bertemu ujungnya.
Bentuk seperti disamping dinamakan
jajargenjang. Jajargenjang adalah
segiempat yang memiliki tepat
dua pasang sisi yang sejajar.

Bentuk seperti disamping dinamakan


layang-layang. Layang-layang
adalah segiempat yang dua sisi
yang berdekatan sama panjang
sedangkan kedua sisi yang lain
juga sama panjang, atau
segiempat yang terdiri dari dua
pasang sisi yang berdekatan sama
panjang.

Bentuk seperti disamping dinamakan


trapesium. Trapesium adalah
segiempat yang memiliki tepat
satu pasang sisi yang sejajar.

Bentuk seperti disamping dinamakan


belahketupat. Belahketupat adalah
segiempat yang keempat sisinya sama
panjang, atau belahketupat adalah
jajargenjang yang dua sisinya yang
berdekatan sama panjang, atau
belahketupat adalah layang-layang
yang keempat sisinya sama panjang.

 Ruas garis pada bangun datar


Ruas garis adalah himpunan titik-titik yang memanjang dengan posisi lurus
dan dibatasi oleh dua buah titik. Pada bangun datar terdapat ruas-ruas garis. Ruas
garis pada bangun datar disebut sisi.

 Ruas Garis Pada Bangun Datar Persegi

Perhatikan alat kebersihan berikut!

Gambar apa yang kamu amati diatas?


Tahukah kamu bentuk benda itu?
Berapa banyak ruas garisnya?

Benda tersebut adalah serbet yang berbentuk bangun datar persegi..

A D

B C

Persegi memiliki 4 macam ruas garis yang berhadapan berpasang-pasangan.


Ruas garis tersebut adalah ruas garis AB, BC, CD, dan AD. Ruas garis pada
bangun datar persegi juga memiliki panjang ukuran yang sama dimana panjang
AB=BC=CD=AD.

 Ruas Garis Pada Bangun Datar Persegi Panjang

Perhatikan alat kebersihan berikut!

Gambar apa yang kamu amati diatas?


Tahukah kamu bentuk benda itu?
Berapa banyak ruas garisnya?
Benda tersebut adalah keset yang berbentuk bangun datar persegi
panjang.

A D

B C
Persegi panjang memiliki 4 macam ruas garis yang berhadapan berpasang-
pasangan. Ruas garis tersebut adalah ruas garis AB, BC, CD, dan AD. Ruas garis
pada bangun datar persegi panjang memiliki 2 pasang panjang ukuran yang sama
dimana panjang AB=CD, dan panjang BC=AD.

 Ruas Garis Pada Bangun Datar Segitiga

Perhatikan benda berikut ini!

Tahukah kamu bentuk benda itu?


Berapa banyak ruas garisnya?
Benda tersebut berbentuk bangun datar segitiga. Segitiga adalah bangun
datar yang terjadi dari tiga ruas garis yang setiap dua ruas garis bertemu
ujungnya.

B C
Segitiga memiliki 3 ruas garis. Ruas garis tersebut adalah ruas garis AB,
BC, dan CA. Ruas garis pada bangun datar segitiga juga memiliki panjang ukuran
tertentu sesuai dengan jenis segitiganya.

 Ruas Garis Pada Bangun Datar Jajargenjang

Coba perhatikan benda di bawah ini!

Gambar apa yang kamu amati diatas?


Tahukah kamu bentuk benda itu?
Berapa banyak ruas garisnya?
Benda tersebut adalah potongan kertas yang berbentuk bangun datar
jajargenjang.

A D

B C

Ruas garis pada bangun datar jajargenjang berdasarkan gambar jajargenjang


A, B, C dan D, jajar genjang memiliki 4 ruas garis. Ruas garis tersebut adalah ruas
garis AB, BC, CD, dan AD.

 Ruas Garis Pada Bangun Datar Trapesium

Coba perhatikan atap rumah atau bangunan yang ada disekitar!

Tahukah kamu bentuk atap rumah atau bangunan itu?


Berapa banyak ruas garisnya?
Atap rumah atau bangunan berbentuk bangun datar trapesium.

A D

B C

Ruas garis pada bangun datar trapesium berdasarkan gambar trapesium A,


B, C dan D, jajar genjang memiliki 4 ruas garis. Ruas garis tersebut adalah ruas
garis AB, BC, CD, dan AD.

 Ruas Garis Pada Bangun Datar Layang-Layang

Coba perhatikan benda berikut!

Benda apa yang kamu amati diatas?


Berapa banyak ruas garisnya?

Ruas garis pada bangun datar layang-layang berdasarkan  gambar layang-


layang A, B, C dan D. Layang-layang memiliki 4 ruas garis. Ruas garis tersebut
adalah ruas garis AB, BC, CD, dan AD.
Selanjutnya, perhatikan beberapa bangun datar berikut!

Dari gambar-gambar bangun datar diatas, dapat diketahui bahwa bangun


segi empat memiliki 4 ruas garis.

Dari gambar-gambar bangun datar diatas, dapat kita diketahui bahwa


bangun segitiga memiliki 3 ruas garis.

 Sisi, sudut, dan titik sudut pada bangun datar


Ruas-ruas garis pada bangun datar disebut sisi. Sisi-sisi yang saling
bertemu membentuk sudut. Titik pertemuan dua sisi atau ruas garis disebut titik
sudut.
Perhatikan bagian-bagian bangun datar berikut!

Sisi

Sudut

Titik Sudut

Perhatikan Gambar Berikut!

Gambar potongan kertas dan kemasan makanan di atas berupa bangun datar.
Segi empat memiliki 4 sisi ,4 sudut, dan 4 titik sudut.
Segitiga memiliki 3 sisi, 3 sudut, dan 3 titik sudut.

Perhatikan banyak sisi, sudut, dan titik sudut beberapa bangun datar
lainnya berikut!
 Mengenal nama bangun ruang sederhana

Lemari berbentuk balok, karena


memiliki tiga pasang sisi yang
ukurannya sama dan saling
berhadapan serta memiliki bentuk
persegi panjang.

Atap pos kamling berbentuk


prisma, karena memiliki alas dan
atap yang sama bentuk dan
ukurannya serta memiliki sisi bagian
samping yang berbentuk persegi
panjang.
Kaleng susu berbentuk tabung,
karena memiliki bidang atau sisi
alas dan bidang atas yang
berbentuk lingkaran dengan ukuran
yang sama dan sebangun.
Bola berbentuk bola, karena
dibentuk oleh lingkaran yang
berjari-jari sama panjang dan
berpusat pada 1 titik yang sama.

Topi berbentuk kerucut, karena


dibatasi pada sebuah sisi lengkung
dan sebuah sisi alas yang memiliki
bentuk lingkaran.

 Ruas garis/rusuk, sisi, dan titik sudut pada bangun ruang

Perhatikan Gambar berikut!

Kubus

Balok

Bangun ruang juga memiliki ruas garis. Ingat kembali tentang ruas garis.
Ruas garis pada bangun ruang disebut rusuk. Rusuk merupakan pertemuan dua
buah sisi yang berupa ruas garis. Suatu bidang yang membatasi bangun ruang
dan sekitarnya disebut sisi. Titik sudut merupakan suatu titik tempat pertemuan
tiga buah rusuk atau lebih.

Perhatikan gambar bangun ruang berikut!


- Kubus
 Kubus memiliki 12 ruas garis atau 12
rusuk. Rusuk kubus di samping, yaitu AB,
BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH, EF, FG,
GH, dan EH.
 Memiliki 6 sisi, yaitu ABCD (sisi alas),
EFGH (sisi atas), ADHE (sisi kiri), BCGF
(sisi kanan), ABFE (sisi depan), dan DCGH
(sisi belakang)
 Memiliki 8 titik sudut, yaitu titik sudut A,
B, C, D, E,F,G, dan H.

- Balok
 Balok memiliki 12 ruas garis atau 12 rusuk.
Rusuk balok di samping, yaitu PQ, QR, RS,
PS, PT, QU, RV, SW, TU, UV, VW, dan
TW.
 Memilki 6 sisi, yaitu PQRS (sisi alas),
TUVW (sisi atas), PSWT (sisi kiri), QRVU
(sisi kanan), PQUT (sisi depan), dan
SRVW (sisi belakang).
 Memiliki 8 titik sudut, yaitu titik sudut P,
Q, R, S, T,U,V,dan W.
- Prisma Segitiga
 Prisma segitiga memiliki 9 rusuk. Rusuk
prisma segitiga di samping yaitu AB, BC,
AC, AD, BE, CF, DE, EF, dan DF.
 Memiliki 5 sisi, yaitu ABC (sisi alas), DEF
(sisi atas), ACFD (sisi tegak), BCFE (sisi
tegak), dan ABED (sisi tegak).
 Memiliki 6 titik sudut, yaitu titik sudut A,
B, C, E,dan F.

- Limas Segiempat

 Limas segiempat memiliki 8 rusuk. Rusuk


limas segiempat di samping, yaitu PQ, QR,
RS, PS, PT, QT, RT,dan ST.
 Memiliki 5 sisi, yaitu PQRS (sisi alas),
PQT (sisi tegak), QRT (sisi tegak), RST

Setelah siswa memahami apa yang dimaksud dengan sisi, rusuk, dan titik
sudut, yang perlu dilakukan guru adalah mengajukan pertanyaan kepada siswa
berkisar tentang banyaknya sisi, banyaknya titik sudut, dan banyaknya rusuk pada
setiap model bangun ruang. Bila para siswa menjawab tidak ada kesulitan ataupun
kesalahan, maka pertanyaan guru selanjutnya adalah: “adakah hubungan antara
banyaknya sisi, banyaknya titik sudut, dan banyaknya rusuk dari setiap bangun
ruang?”.
Hubungan tersebut pada kubus memenuhi bahwa: banyaknya sisi (S)
ditambah banyaknya titik sudut (TS) sama dengan banyaknya rusuk (R) ditambah
2 (dua) secara ringkas ditulis dengan rumus “S + TS = R + 2” hubungan ini
dikenal dengan Kaidah Euler.

Rusuk Sisi Titik Sudut Rumus Euler


No Bangun Ruang
(R) (S) (TS) S + TS = R + 2
1 Kubus 12 6 8 6 + 8 = 12 + 2
2 Balok 12 6 8 6 + 8 = 12 + 2
3 Limas Segitiga 6 4 4 4+4=6+2
4 Limas Segiempat 8 5 5 5+5=8+2
5 Limas Segilima 10 6 6 6 + 6 = 10 + 2
6 Prisma Segitiga 9 5 6 6+5=9+2
7 Prisma Segilima 15 7 10 7 + 10 = 15 + 2
8 Prisma Segienam 18 8 12 8 + 12 = 18 + 2
9 Bidang 8 12 8 6 8 + 6 = 12 + 2
Beraturan
Bidang 12
10 30 12 20 12 + 20 = 30 + 2
Beraturan
Bidang 20
11 30 20 12 20 + 12 = 30 + 2
Beraturan

 Pengelompokan Bangun Ruang


Bangun ruang juga dapat dikelompokkan berdasarkan unsur-unsur yang
dimiliki. Perhatikan pengelompokan beberapa bangun ruang berikut!

Prisma segitiga dan limas


Kubus dan balok memiliki segilima memiliki banyak titik
banyak rusuk dan sisi yang sudut yang sama, yaitu 6 titik
sama, yaitu 12 rusuk dan 6 sisi. sudut.

2.1.3 Pola Barisan Bangun Datar dan Bangun Ruang


a. Kompetensi Dasar
3.10 Menjelaskan pola barisan bangun datar dan bangun ruang menggunakan
gambar atau benda konkret
4.10 Memprediksi pola barisan bangun datar dan bangun ruang
menggunakan gambar atau benda konkret
b. Konsep
 Pola Barisan Bangun Datar
Pola bangun datar adalah perulangan bentuk yang susunannya teratur dari
beberapa bangun datar. Pola bangun datar dapat disusun dari dua jenis bangun
datar atau lebih. Perhatikan contoh pola bangun datar berikut!

 Pola dari dua jenis bangun datar


Gambar di atas membentuk pola:
persegi panjang – lingkaran – persegi panjang – lingkaran

 Pola dari tiga jenis bangun datar

Gambar di atas membentuk pola:


segitiga – persegi – trapesium - segitiga – persegi – trapesium

 Pola Barisan Bangun Ruangan


Bangun ruang juga dapat disusun membentuk suatu pola tertentu.
Perhatikan pola baris bangun ruang berikut!

Pola barisan bangun ruang diatas disusun dari kubus dan balok. Pola
bangun tersebut, yaitu kubus-kubus-balok. Pola di atas dapat dilanjutkan dengan
menambahkan 2 kubus dan 1 balok.

2.2 Permasalahan

Berikut beberapa permasalahan yang sering ditemukan pada pembelajaran


geometrid an engukuran di kelas dua SD.
1. Siswa mengetahui satuan baku dalam panjang akan tetapi kesulitan mengubah
satuan panjang
2. Siswa mengetahui satuan baku dalam berat akan tetapi kesulitan mengubah
satuan berat
3. Siswa lebih mengenal istilah sisi daripada ruas garis pada bangun datar
4. Siswa tidak paham konsep ruas garis pada bangun ruang sebab sering tertukar
dengan sisi
5. Dalam mengelompokkan bangun ruang sering kali siswa tidak teliti dalam
menghitung jumlah rusuk, sisi, maupun titik sudut

2.3 Solusi dari Permasalahan


Solusi untuk permasalahan pertama dan kedua yaitu guru harus memiliki
bekal materi yang memadai. Irham dan Wiyani (dalam Amir, 2005)
mengungkapkan bahwa dengan menggunakan tangga satuan berat dan atuan
panjang untuk mempermudah siswa dalam menghafal nama nama satuan berat
dan panjang dan dapat meningkatkan kreatifitas siswanya. Selain itu juga, harus
adanya alat peraga atau media yang dapat menarik perhatian siswa, karena siswa
sekolah dasar khususnya kelas rendah masih membutuhkan penggunaan benda
konkret agar lebih mudah mengerti.
Solusi untuk permasalahan yang ketiga, dalam artikel jurnal ilmiah
pendidikan guru sekolah dasar (Nur’aeni & Royani, 2020) mengatakan apabila
tingkat berpikir siswa dan guru berbeda serta menggunakan bahasa yang berbeda
akan terjadi kesulitan dalam pembelajaran dalam arti lain siswa tidak akan
memahami isi materi namun kenyataannya siswa menghafal materi itu sehingga
siswa tidak benar-benar memahami materi tersebut. Sebenarnya ruas garis dan sisi
pada bangun datar sama saja, tetapi untuk pengenalan materi lebih ditekankan
pada ruas garis karena sisi akan dibahas dipembahasan selanjutnya dalam bangun
ruang.
Solusi untuk permasalahan yang keempat, untuk bangun ruang istilah yang
sama dengan ruas garis adalah rusuk. Sependapat dengan apa yang dikatakan
Nur’aeni & Royani (2020) dalam artikel jurnal ilmiah pendidikan guru sekolah
dasar maka hendaknya guru menyamakan penggunaan bahasa untuk istilah
dengan siswa. Tetapi agar sesuai dengan konsep maka guru lebih menekankan
istilah yang benar pada setiap ucapannya sehingga siswa pun akan terbiasa dan
mengikutinya.
Solusi untuk permasalahan yang kelima, agar siswa lebih paham jumlah
rusuk, sisi, maupun titik sudut guru dalam pembelajarannya bisa menggunakan
model pembelajaran SPADE. Dalam artikel Indonesian Journal of Primary
Education (Nur’aeni, E. dkk, 2020) model pembelajaran SPADE ini berpola pada
5 langkah kegiatan, yaitu singing, playing, analyzing, discussing, dan evaluating.
Dengan langkah yang dikerjakan oleh guru yakni pertama guru membuat
lirik nyanyian bermateri bangun ruang mencakup jumlah rusuk, sisi, maupun titik
sudut. Kedua guru mengajak siswa bermain dengan media yang ada bisa dari
kotak mirip kubus/yang lainnya. Ketiga guru menunjukan setiap bagiannya sambil
bernyanyi sehingga siswa dalam otaknya memiliki analisis terhadap kegiatan yang
telah dilakukan. Keempat guru melakukan kegiatan tanya jawab/diskusi terkait
pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan. Kelima guru
memberikan evaluasi bisa berbentuk tes maupun non-tes.
Pada bangun ruang semua bagian itu termasuk bagiannya. Tidak hanya
satu sisi saja. Seringkali siswa hanya mengitung yang didepan saja yang terlihat
oleh siswa. Dengan adanya model pembelajaran SPADE diharapkan siswa lebih
paham dan tidak keliru lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, I & Susilawati, F. (2017). Tema 6 Merawat Hewan dan Tumbuhan Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013: Buku Siswa SD/MI Kelas 2. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Faisal. (2017). Tema 4 Hidup Bersih dan Sehat Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013: Buku Siswa SD/MI Kelas 2. Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.
Nur’aeni, E. dkk. (2020). SPADE: Model Pembelajaran Geometri di Sekolah
Dasar. Indonesian Journal of Primary Education.4 (2). 204 – 211.
Royani, I., dan Epon Nur’aeni L. (2020). Studi Literatur Tentang Model
Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele Terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa Sekolah Dasar. PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 7 (2). 93 – 108.
Taufina. (2017). Tema 5 Pengalamanku Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013:
Buku Siswa SD/MI Kelas 2. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai