Anda di halaman 1dari 2

A.

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor : 35.2/Per/M.Kukm/X/2007 Tentang Pedoman Standar Operasional
Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi
Dalam kasus ini, Maman Rukman, Sundari, Maratuun Sholia, Mumuy Mufliha dan
Maryam adalah anggota Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT El Nuur yang
mengikuti kegiatan simpanan Wadiah atau Simpanan Hari Raya, dimana KJKS berjanji
bahwa simpanan tersebut dapat diambil menjelang Hari Raya Idul Fitri. Dengan alasan
KJKS sedang tidak mempunyai dana di kas maupun rekeningnya. Sementara jika dilihat
dari konsep wadiah yang dana nya bisa diambil kapan saja, jelas bertentangan dengan
Permenkop dan UKM Nomor : 35.2/Per/M.Kukm/X/2007 Tentang Pedoman Standar
Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan
Syariah Koperasi. Di dalam Pasal 5 disebutkan bahwa KJKS dan UJKS Koperasi
menyelenggarakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan fatwa Dewan
Syariah Nasional. Salah satu prinsip syariah yang dimaksud yang sesuai dengan Putusan
Pengadilan di atas adalah wadiah, dimana konsep dari wadiah yaitu transaksi penitipan
dana atau barang dari pemilik kepada penyimpan dana atau barang dengan kewajiban
bagi pihak yang menyimpan untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-
waktu. Namun oleh KJKS BMT El Nuur dana tersebut dibuat untuk estimasi kebutuhan
uang dalam rangka digunakan untuk pemberian pinjaman kepada anggota, menyisihkan
untuk gaji pengurus ditambahkan uang transportasi. Dan KJKS BMT El Nuur lebih
memprioritaskan anggota lainnya dibandingkan anggota yang mempunyai simpanan
wadiah itu sendiri karena dana mereka juga dibuat untuk cadangan penarikan sewaktu-
waktu oleh anggota lain yang menyebabkan anggota simpanan wadiah itu sendiri tidak
bisa mengambil dananya. Jika KJKS BMT El Nuur menggunakan prinsip Wadiah Yad Al-
Amanah yang dananya tidak bisa digunakan oleh penyimpan dana, ataupun Wadiah
Yad Al-Dhamanah yang dana titipannya boleh digunakan oleh penyimpan dana, tetap
saja dengan ketentuan dana tersebut harus bisa diambil sewaktu-waktu.

B. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor : 91/Kep/M.Kukm/Ix/2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Di dalam Pasal 22 Keputusan Menteri ini dijelaskan bahwa Tabungan dan simpanan
memungkinkan untuk dikembangkan yang esensinya tidak menyimpang dari prinsip
wadiah dan mudharabah sesuai dengan kepentingan dan manfaat yang ingin diperoleh,
selama tidak bertentangan dengan syariah yang berlaku, dengan merujuk pada fatwa
syariah Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Tidak menyimpang dari
prinsip wadiah artinya dana simpanan tersebut boleh digunakan oleh penyimpan dana
tergantung dari jenis wadiah yang diterapkan. Berdasarkan Putusan Pengadilan di atas
yang dananya dimanfaatkan lagi oleh KJKS BMT El Nuur, wadiah yang digunakan yaitu
Wadiah Yad Al-Dhamanah, sesuai dengan Pasal 1 butir 5 bahwa Simpanan Wadiah Yad
Dhamanah, adalah simpanan anggota pada koperasi dengan akad wadiah / titipan
namun dengan seijin penyimpan dapat digunakan oleh KJKS dan UJKS untuk kegiatan
operasional koperasi, dengan ketentuan penyimpan tidak mendapatkan bagi-hasil atas
penyimpanan dananya, tetapi bisa dikompensasi dengan imbalan bonus yang besarnya
bonus ditentukan sesuai kebijakan dan kemampuan Koperasi. Sementara KJKS BMT El
Nuur tidak dapat memenuhi prestasinya karena Maman Rukman, Sundari, Maratun
Sholia, Mumuy Mufliha, dan Maryam tidak dapat menarik dana simpanan nya. Padahal
simpanan tersebut telah dijanjikan dapat diambil menjelang Hari Raya Idul Fitri. Dengan
kata lain KJKS BMT El Nuur telah menyimpang dari prinsip wadiah dan bertentangan
dengan Keputusan Menteri ini.

Anda mungkin juga menyukai