Anda di halaman 1dari 2

Sebutkan 3 jasa pada bank syariah dan akad apakah yang tepat diterapkan pada ketiga jasa tersebut?

mengapa?jelaskan!

1. Jasa giro, yang diatur dalam Fatwa DSN No: 01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro.
Giro yang diperkenankan dalam lembaga keuangan syariah (LKS) hanyalah giro yang menggunakan
prinsip mudharabah dan prinsip wadiah. Giro yang menggunakan prinsip wadiah mempunyai
ketentuan antara lain:
a) bersifat titipan;
b) titipan bisa diambil kapan saja (on call);
c) tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat sukarela
dari pihak bank.

Fatwa DSN ini lebih mengatur model giro dengan menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah
dalam hal ini LKS boleh memanfaatkan dana wadiah sepanjang pada saat dibutuhkan oleh penitip,
bank mampu menyediakan dana tersebut. Akad wadiah yad amanah belum diatur dalam fatwa
DSN, namun demikian dalam praktiknya sudah banyak lembaga keuangan syariah yang menerapkan
jasa tersebut.

Menurut saya, akad yang paling tepat digunakan pada rekening giro (current account) adalah akad
wadiah, terutama akad wadiah yad dhamanah karena sudah jelas diatur dalam Fatwa DSN No:
01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro.

2. Jasa tabungan, yang diatur dalam Fatwa DSN No: 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan.
Fatwa tersebut menjelaskan bahwa tabungan yang diperkenankan dalam kegiatan LKS hanyalah
tabungan yang menggunakan prinsip mudharabah dan prinsip wadiah. Tabungan yang
menggunakan prinsip wadiah mempunyai ketentuan antara lain:
a) bersifat titipan;
b) simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan;
c) tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat sukarela
dari pihak bank.

Menurut saya, akad yang paling tepat digunakan pada jasa tabungan/titipan (saving account)
adalah akad wadiah karena sudah jelas diatur dalam Fatwa DSN No: 02/DSN-MUI/IV/2000
tentang Tabungan.

3. Jasa pinjaman qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan
mewajibkan peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu. Pihak yang meminjamkan
dapat menerima imbalan, namun tidak diperkenankan untuk dipersyaratkan di dalam perjanjian.
Akad yang tepat digunakan adalah akad qardh, yang diatur dalam Fatwa DSN tentang Akad Qardh,
dengan ketentuan sebagai berikut.
Pertama: Ketentuan Umum Al-Qardh
1) Al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang memerlukan.
2) Nasabah al-Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah
disepakati bersama.
3) Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.
4) LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu.
5) Nasabah al-Qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan sukarela kepada LKS
selama tidak diperjanjikan dalam akad.
6) Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang
telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat:
a) memperpanjang waktu pengembalian, atau
b) menghapus (write off) sebagian atau selurug kewajibannya.

Kedua: Sanksi

1) Dalam hal nasabah tidak menunjukkan mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannnya
dan bukan karena ketidakmampuannya, LKS dapat menjatuhkan sanksi kepada nasabah.
2) Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah sebagaimana dimaksud butir 1 dapat berupa (dan tidak
terbatas pada) penjualan barang jaminan.
3) Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus memenuhi kewajibannya secara
penuh.

Ketiga: Sumber Dana

Dana al-Qardh dapat bersumber dari:

1) bagian modal LKS;


2) keuntungan LKS yang disisihkan; dan
3) lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaq-nya kepada LKS.

Sumber Modul EKMA4482.

Anda mungkin juga menyukai