Anda di halaman 1dari 3

Nama : Diana Mariatul Ulfa Br Regar

Kelas : ASY-20-D-HP

AL-QARDH
A. Definisi
Qardh dalam arti bahasa berasal dari kata qarada yang sinonimnya qatha‟a
yang berarti memotong. Diartikan demikian karena orang yang memberikan utang
memotong sebagian dari hartanya untuk diberikan kepada orang yang menerima utang
(muqtaridh).
Menurut Syafi’i Antonio, qardh adalah pemberian harta kepada orang lain
yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharap imbalan.
Menurut Bank Indonesia , qardh adalah akad pinjaman dari bank (muqridh)
kepada pihak tertentu (muqtaridh) yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang
sama sesuai pinjaman.
Qardh adalah pinjaman uang. Pinjaman qardh biasanya diberikan oleh bank
kepada nasabahnya sebagai fasilitas pinjaman talangan pada saat nasabah mengalami
overdraft. Fasilitas ini dapat merupakan bagian dari satu paket pembiayaan lain, untuk
memudahkan nasabah bertransaksi.
B. Landasa Syariah
1. Al-Quran
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan memperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nyalah kamu
dikembalikan.”(Q.S. Al-Baqarah: 245)
2. Hadits
Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah bersabda,” aku melihat pada waktu
malam di-isra‟kan, pada pintu surga tertulis: sedekah dibalas sepuluh kali lipat
dan qardh delapan belas kali. Aku bertanya, Wahai Jibril, mengapa qardh lebih
utama dari sedekah? Ia menjawab, karena peminta-minta sesuatu dan ia punya,
sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena keperluan.” (HR.
Ibnu Majjah)
3. Ijma’
Para ulama menyatakan bahwa Qardh diperbolehkan. Qardh bersifat mandub
(dianjurkan) bagi muqridh (orang yang mengutangi) dan mubah bagi muqtaridh
(orang yang berutang)
kesepakatan ulama ini didasari kebiasaan manusia yang tidak bisa hidup tanpa
pertolongan dan bantuan saudaranya.
C. Rukun dan Syarat
1. Peminjam (muqtaridh)
Baligh , berakal waras, dan tidak mahjur
2. Pemeberi pinjaman (muqridh)
Seorang Ahliyat at-Tabarru’ (layak bersosial)
3. Dijalankan sebagai fungsi sosial bank
Dana zakat, infaq, dan sadaqah yang dihimpun dari aghniya’ atau dari sebagian
keuntungan bank.
4. Barang/utang (Mauqud ‘Alaih)
Barang yang digunakan sebagai obyek dalam qardh harus dapat diakad salam
5. Ijab qabul (shighat)
Harus jelas dan dapat dipahami oleh kedua pihak, sehingga tidak menimbulkan
kesalahpahaman

D. Syarat dalam Perbankan Syariah


1. Bank, yaitu pihak yang menyediakan dan meminjamkan uang
2. Nasabah, pihak yang meminjam uang tersebut dari bank
3. Proyeksi / gambaran usaha, penjelasan mengenai tujuan terjadinya ikatan Al-
Qardh atau akad Qardh
E. Ketentuan Syariah
1. Pelaku harus cakap hukum dan baligh
2. Objek Akad
a. Jelas nominal dan waktu pelunasanya
b. Diwajibkan membayar pokok pinjaman pada waktu yang telah disepakati,
tidak ada penambahan , boleh menambahkan sukarela
c. Apabila kesulitan, waktu diperpanjang /dihapuskan Sebagian atau seluruh
kewajibannaya
Jika lalai = denda
d. Ijab qabul adalah pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela di kedua belah
pihak, baik secara verbal / tertulis

F. Ketentuan / Aspek Hukum Al-Qardh


1. Al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang
memerlukan
2. Nasabah al-Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu
yang telah disepakati bersama.
3. Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.
4. LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu
5. Nasabah al-Qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan sukarela
kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad.
6. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya
pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya,
LKS dapat:
a. memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau
b. menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.
 
G. Sanksi Al-Qardh
1. Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah sebagaimana dimaksud butir 1 dapat
berupa dan tidak terbatas pada penjualan barang jaminan
2. Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus memenuhi kewajibanya
secara penuh
3. Dalam hal nasabah tidak menunjukkan keinginan mengembalikan sebagian atau
seluruh kewajibanya dan bukan karena ketidakmampuanya, LKS dapat
menjatuhkan sanksi kepada nasabah.
H. Aplikasi Al-Qardh dalam BS
1. Pinjaman tunai dari produk kartu kredit Syariah
2. Pinjaman untuk talangan keperluan Haji
3. Pinjaman untuk pengusaha kecil
4. Pinjaman kepada pengurus bank.
I. Sumber Dana Al-Qardh
1. Bagian modal LKS
2. Keuntungan LKS yang disisihkan.
3. Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaqnya kepada
LKS
J. Manfaat Al-Qardh
1. Membantu nasabah yang sedang membutuhkan dana cepat untuk kebutuhan yang
mendesak.
2. Qardh Hasan yang menjadi pembeda LKS dengan LKK, karena membawa misi
sosial di dalamnya.
3. Misi sosial ini dapat meningkatkan citra positif dan loyalitas masyarakat pada
LKS
K. Risiko Al-Qardh
Risiko al-qardh terhitung tinggi karena ia di anggap pembiayaan yang tidak ditutup
dengan jaminan .
Pada tingkat ini nasabah dianggap telah mencapai taraf prima (prime customer),
karena tanpa jaminan dan tanpa kewajiban memberikan tambahan, bank dapat
memberikan pinjaman.

Anda mungkin juga menyukai