Anda di halaman 1dari 6

BANK & LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Makalah Tentang Qardh dan Qardhul Hasan

STIENAS BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :

Novita Sari (2017.11.9983)

JURUSAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NASIONAL


BANJARMASIN

TAHUN 2018
Qardh dan Qardhul Hasan

1. Pengertian Qardh dan Qardhul Hasan

Pinjaman Qardh menurut PSAK 59 adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak yang

meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu.

Pihak yang meminjamkan dapat menerima imbalan namun tidak diperkenankan untuk

dipersyaratkan didalam perjanjian. Bank syariah disamping memberikan pinjaman Qardh, juga

dapat menyalurkan pinjaman dalam bentuk Qardhul Hasan. Qardhul Hasan adalah pinjaman

tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam untuk menggunakan dana tersebut selama jangka

waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang disepakati.

Jika peminjam mengalami kerugian bukan karena kelalaiannya, maka kerugian tersebut dapat

mengurangi jumlah pinjaman.

Qardhul Hasan menurut Sri Nurhayati dan Wasilah adalah pinjaman tanpa dikenakan biaya

(hanya wajib membayar sebesar pokok hutangnya), pinjaman uang seperti inilah yang sesuai

dengan ketentuan syariah (tidak ada riba), karena kalau meminjamkan uang maka ia tidak boleh

meminta pengembalian yang lebih besar dari pinjaman yang diberikan.

Qardhul Hasan menurut Ahmad Ifham Sholihin dalam Buku Pintar Ekonomi Syariah

menyebutnya sebagai Qardh al-Hasan atau Pinjaman Kebijakan adalah yang pertama, pinjaman

dengan kewajiban pengembalian pinjaman pokoknya saja, tanpa imbalan apapun. Yang kedua,

suatu akad pinjam meminjam dengan ketentuan pihak yang menerima pinjaman tidak wajib

mengembalikan dana apabila terjadi force majeure.


Bank diperkenankan mengenakan biaya administrasi, sesuai dengan Fatwa Dewan Syari’ah

Nasional NO: 19/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Al-Qardh yang memperbolehkan untuk pemberi

pinjaman agar membebankan biaya administrasi kepada nasabah. Dalam penetapan besarnya

biaya administrasi sehubungan dengan pemberian qardh, tidak boleh berdasarkan perhitungan

persentasi dari jumlah dana qardh yang diberikan.

2. Landasan Hukum Qardh dan Qardhul Hasan

a. Al-Quran

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan

hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipatgandakan pembayaran kepadanya dengan

lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-

lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah : 245)

“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan

melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan

memperoleh pahala yang banyak” (QS. Al-Hadid : 11)

“Dan jika ia (orang yang berhutang itu) dalam kesulitan, berilah tangguh sampai ia

berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua hutang) itu, lebih baik bagimu jika

kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 280)

b. As-Sunnah

“Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya didunia, Allah akan melepaskan

kesulitannya di hari kiamat. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik

bagimu jika kamu mengetahui.” (HR. Muslim)

“Dari Anas ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Pada malam peristiwa Isra’ aku
melihat di pintu surga tertulis ’shadaqoh (akan diganti) dengan 10 kali lipat, sedangkan Qardh
dengan 18 kali lipat, aku berkata : “Wahai jibril, mengapa Qardh lebih utama dari shadaqoh?’
ia menjawab “karena ketika meminta, peminta tersebut memiliki sesuatu, sementara ketika
berutang, orang tersebut tidak berutang kecuali karena kebutuhan”. (HR. Ibnu Majah dan
Baihaqi dari Abas bin Malik ra, Thabrani dan Baihaqi meriwayatkan hadits serupa dari Abu
Umamah ra)

“Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi saw berkata,”Bukan seorang muslim (mereka) yang

meminjamkan muslim (lainnya) dua kali lipat kecuali yang satunya adalah (senilai)

sedekah.”(HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Baihaqi)

3. Rukun, Syarat dan Ketentuan Syariah Qardh dan Qardhul Hasan

a. Rukun Qardh dan Qardhul Hasan

a. Pelaku akad, yaitu muqtaridh (peminjam), pihak yang membutuhkan dana, dan muqridh

(pemberi pinjaman), pihak yang memiliki dana;

b. Objek akad, yaitu qardh (dana);

c. Tujuan, yaitu pinjaman tanpa imbalan (pinjam Rp. Xx,- dikembalikan Rp. Xx,-) dan;

d. Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.

b. Syarat Qardh dan Qardhul Hasan

a. Kerelaan kedua belah pihak, dan

b. Dana digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dan halal.

c. Ketentuan Syariah Qardh dan Qardhul Hasan

a. Pelaku harus cakap hukum dan baligh;

b. Objek Akad

a) Jenis nilai pinjamannya dan waktu pelunasannya.

b) Peminjam diwajibkan membayar pokok pinjaman pada waktu yang telah disepakati, tidak boleh

diperjanjikan akan ada penambahan atas pokok pinjamannya. Namun peminjam boleh

memberikan sumbangan secara sukarela.


c) Apabila memang peminjam mengalami kesulitan keuangan maka waktu peminjaman dapat

diperpanjang atau menghapus sebagian atau seluruh kewajibannya. Namun jika peminjam lalai

maka dapat dikenakan denda.

d) Ijab Kabul adalah pernyataan dan ekspresi saling rida atau rela diantara pihak-pihak pelaku akad

yang dilakukan secara verbal, tertulis, atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.

4. Aplikasi Qardh dalam Perbankan

Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam empat hal :

a. Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji diberikan pinjaman talangan untuk

memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji. Nasabah akan melunasinya sebelum

keberangkatan haji.

b. Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit syariah, dimana nasabah diberi

keleluasaan untuk menarik uang tunai milik Bank melalui ATM. Nasabah akan mengembalikan

sesuai waktu yang ditentukan.

c. Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil dimana menurut perhitungan Bank akan memberatkan

si pengusaha bila diberi pembiayaan dengan skema jual-beli, Ijarah atau bagi hasil.

d. Sebagai pinjaman kepada pengurus Bank, dimana Bank menyediakan fasilitas ini untuk

memastikan terpenuhinya kebutuhan pengurus Bank. Pengurus Bank akan mengembalikannya

secara cicilan melalui pemotongan gajinya.

5. Perbedaan Qard dan Qardhul Hasan

1. Qard }adalah pemberian pinjaman kepada orang lain yang dapat ditagih

kembali, sedangkan Qardhul Hasan pemberian pinjaman kepada orang

lain, dimana peminjam tidak diharuskan mengembalikan pokoknya

apabila dirasakan benar-benar peminjam tidak mampu untuk


mengembalikannya. Sehingga Qardhul Hasan ini dianggap sadaqah.

Walaupun pada prinsipnya bukanlah produk yang Profitable namun tetap

harus diperhatikan sistem dari produk ini agar lebih optimal dan

meminimalisir resiko yang mungkin terjadi.

2. Dilihat dari segi sumber dana, sumber dana q ard} berasal dari dana

komersial atau modal. sedangkan sumber dana Qardhul Hasan berasal dari

dana sosial yakni dana zakat, infaq, dan sadaqah.

Anda mungkin juga menyukai