Anda di halaman 1dari 5

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN DANA QARD

a. Pengertian Qardh
Qardhul Hasan merupakan pembiayaan yang sifatnya pinjaman, dimana dalam
peminjaman tersebut peminjam hanya wajib mengembalikan sebesar nilai pokoknya saja
(Sri Nurhayati 2015, 263). Qardhul Hasan adalah suatu pinjaman yang tidak
mensyaratkan suatu imbalan atau tambahan dalam pengembaliannya, dalam arti
peminjam hanya wajib mengembalikan dana pinjaman sebesar nilai pokok pinjaman pada
waktu yang telah disepakati. Ketika peminjam ingin memberikan imbalan atas bantuan
yang diterimanya, maka hukumnya diperbolehkan dengan syarat tidak ada unsur
keterpaksaan.
Tujuan Qardhul Hasan adalah untuk saling tolong menolong dan membantu
orang yang sedang membutuhkan dana, karena akad Qardhul Hasan merupakan akad
tabarru’ yaitu suatu akad yang tidak mencari keuntungan materil, tetapi akad yang
bersifat kebajikan murni, bantuan sosial, tolong menolong dan hanya mengharap ridho
Allah SWT.
Syarat Qardhul Hasan adalah sebagai berikut: (1) Qardhul Hasan digunakan
untuk sesuatu yang bermanfaat dan halal, (2) Kerelaan kedua belah pihak, (3) Dana
digunakan dengan sebaik-baiknya. Rukun Qardhul Hasan adalah (1) ‘Aqidain (pelaku
akad), yaitu muqtaridh (peminjam) dan muqridh (pemberi pinjaman), (2) Objek akad,
yaitu Qardh (dana), (3) Shighat, yaitu ijab dan qabul, (4) Tujuan, yaitu ‘iwadh berupa
pinjaman tanpa imbalan. Sumber dana pembiayaan Qardhul Hasan berasal dari internal
dan eksternal. Sumber dana internal berasal dari pengembalian pinjaman Qardhul Hasan
itu sendiri. Sedangkan sumber dana eksternal berasal dari dana Qardhul Hasan yang
diterima dari pihak lain seperti shodaqah, infak, sumbangan dan lainnya (Muhammad
2005, 226).1
b. Pandangan Islam Terhadap Pembiayaan Qardhul Hasan
Dari sudut dan tinjauan yang sama Qardh berarti memotong. Dikatakan demikian
karena harta tersebut benar-benar dipotong apabila diberikan kepada peminjam.
1
Nazilatul hidayah,Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Qardhul Hasan Berdasarkan Psak No.59 Dan Psak
101,Pengertian Qardhul Hasan,Vol 19 No.2,(September 2020) hlm. 170
berdasarkan hadist nabi SAW, pe,berian pendahuluan pinjaman dengan cara qardh lebih
berkenaan bagi Allah SWT dari pada sedekah. Ini merupakan keterangan sah yang tidak
perlu diragukan lagi, dan merupakan keterangan sunnah Nabi SAW dan ijma’ ulama.
Sebagaimana dalam Al-quran telah dijelaskan diantaranya Q.S Al-Baqarah ayat 245
artinya : siapakah yang mau memberi pinajman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan melipat gandakan pemabayaran
kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan
rezeki dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.2

c. Penerapan akunntansi Qardh menurut PSAK 59


Pengertian PSAK yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Pembiayaan
Qardh menurut PSAK Nomor 59 adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan
pihak yang meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu.
Dengan demikian sebelum melakukan transaksi peminjaman antara penyedia dana
dan peminjam harus terjadi kesepakatan yang jelas baik untuk jaminan yang diberikan
dan jangka waktu peminjaman untuk melunasi pinjaman tersebut.
PSAK Nomor 59, dalam kebijakan pengukuran, pengakuan, dan penyajian
laporan keuangan mensiratkan bahwa laporan keuangan disusun berdasarkan konsep
dasar akrual (acrual basis).Laporan akuntansi yang disusun berdasarkan acrual basis
memberikan informasi tidak hanya transaksi masa lalu tetapi juga kewajiban pembayaran
kas di masa depan dan sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di
masa depan. Pelaporan akuntansi qardh disajikan sendiri dalam laporan sumber dan
penggunaan dana qardh, karena dana tersebut bukan aset perusahaan. Oleh sebab itu,
seluruhnya dicatat dengan akun dana kebajikan dan dibuat buku besar pembantu atas
dana kebajikan berdasarkan jenis dana kebajikan yang diterima atau dikeluarkan. 3

2
Nanda suryadi, Analisis Penerapan Pembiayaan Qardhul Hasan Berdasarkan Psak Syariah Pada Bmt Al-Ittihad
Rumbai Pekanbaru,Pandangan Islam Terhadap Pembiayaan Qardhul Hasan,Vol 1 No.1, (Mei 2018) Hlm. 41-42
3
Dwi yolanda,Akuntansi Pembiayaan qardh Menurut Psak Nomor 59 Di Bprs metro Madani,Penerapan Akuntansi
Menurut Psak Nomor 59,(2016) hlm.19
Berikut ini adalah buku besar pembantu atas dana kebajikan berdasarkan jenis
dana kebajikan yang diterima atau dikeluarkan :
Keterangan Dr (pengertian debet)
Keterangan Cr (pengertian kredit)
a. Bagi Pemberi Pinjaman
1. Saat menerima dana sumbangan dari pihak eksternal, jurnal:
Dr. Dana kebajikan-Kas
Cr. Dana kebajikan-infak/sedekah/hasil wakaf
2. Untuk penerimaan dana yang berasal dari denda dan pendapatan nonhalal, jurnal:
Dr. Dana kebajikan-kas
Cr. Dana kebajikan denda/pendapatan nonhalal
3. Untuk pengeluaran dalam rangka pengalokasian dana qardhul hasan, jurnal:
Dr. Dana kebajikan-dana kebajikan produktif
Cr. Dana kebajikan-kas
4. Untuk penerimaan saat pengembalian dari pinjaman untuk qardhul hasan, jurnal:
Dr. Dana kebajikan-kas
Cr. Dana kebajikan-dana kebajikan produktif
b. Bagi Pihak yang Meminjamkan
1. Saat menerima uang pinjaman, jurnal:
Dr. Kas
Cr. Utang
2. Saat pelunasan, jurnal
Dr. Utang
Cr. Kas

Dalam PSAK No. 59 tahun 2002 yang mengatur pengakuan dan pengukuran
pinjaman qardh, menjadikannya kedalam dua hal. Yang pertama, dalam hal bank sebagai
peminjam qardh, kelebihan pelunasan kepada pemberi pinjaman qardh diakui sebagai .
beban. Dan dalam hal bank sebagai pemberi pinjaman qardh.

Dalam hal bank yang memberikan pinjaman, maka bank akan membuat
pencatatan sebagai berikut:
a. Pada saat memberikan pinjaman qardh:
Dr. Piutang qardh
Cr. kas
b. Pada saat menerima pelunasan di tambah kelebihan pembayaran:
Dr. Kas
Cr. Piutang qardh
Cr. Pendapatan qardh

Dalam hal bank sebagai peminjam qardh, maka bank akan membuat jurnal untuk
mencatatnya sebagai berikut:

a. Pada saat menerima pinjaman:


Dr. Kas
Cr. Utang qardh
b. Pada saat pelunasan utang qardh ditambah kelebihan pembayaran:
Dr. Utang qardh
Dr. Belian qardh
Cr. Kas

Akuntansi Pembiayaan Qardh berdasarkan PSAK No.59

a. Karakteristik
1. Pinjaman Qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak
yang dipinjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu. Pihak yang meminjamkan dapat menerima imbalan namun tidak
dipersyaratkan didalam perjanjian.
2. Pada prinsipnya dalam penyaluran pembiayaan qardh harus ada jaminan yang
berupa emas.
3. Pengembalian pembiayaan qardh bisa dilakukan secara langsung atau sekaligus.
Sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati.
4. Bank syariah disamping memberikan pembiayaan qardh, juga dapat menyalurkan
pembiayaan qardhul hasan.
b. Pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan pembiayaan qardh
1. Pengakuan pembiayaan qardh adalah sebagai berikut :
a. Pembiayaan qardh diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat
terjadinya. Kelebihan penerimaan dari pinjaman qardh diakui sebagai
pendapatan pada saat terjadinya.
b. Dalam hal bank bertindak sebagai peminjam qardh diakui sebagai beban.
(PSAK 59 : Paragraf 12)
2. Pengukuran pembiayaan qardh adalah sebagai berikut :
a. Pembayaran pembiayaan qardh dalam bentuk kas diukur sejumlah uang yang
diberikan bank pada saat terjadinya pembayaran pembiayaan qardh dalam
bentuk aset non kas
b. Beban yang terjadi sehubungan dengan pembiayaan qardh tidak dapat diakui
sebagai bagian pembiayaan qardh kecuali telah disepakati bersama.
c. Setiap pembayaran angsuran kembali dari nasabah maka diakui sebagai
pendapatan untuk pihak bank.
3. Penyajian pembiayaan qardh
Pihak bank menyajikan pembiayaan qardh dalam laporan laba rugi sebesar
nilai yang tercatat. (PSAK 59 Paragraf 36)
4. Pengungkapan pembiayaan qardh Pengelola dan mengungkapkan hal-hal terkait
transaksi qardh, tetapi tidak terbatas pada:
a. Isi kesepakatan utama pembiayaan qardh adalah seperti jumlah dana yang
akan di pinjam, jaminan, untuk apa dananya, jangka waktu pengembalian.
b. Rincian dana qardh yang diterima berdasarkan jenisnya,
c. Penyaluran dana nya berasal dari dana zakat, infak, shadaqah (ZIS).
d. Pengungkapan yang diperlukan sesuai dengan PSAK No. 59 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Syariah. (PSAK 59: Paragraf 38)4

4
IBID hlm.19-23

Anda mungkin juga menyukai