Anda di halaman 1dari 7

Istilah Qardh dalam perbankan syariah sebaiknya diketahui oleh nasabah.

Kata sendiri
Qardh memiliki arti pinjaman. Qardh berarti sebuah proses pemberian pinjaman yang
dilakukan dari pihak bank kepada nasabah yang dipinjamkan, guna memenuhi
kebutuhan mendesak. Adapun, sistem pengembalian pinjaman akan ditentukan dalam
jumlah yang sama dan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama) dan
pembayarannya dapat dilakukan secara berkala yakni angsuran atau sekaligus. Sebagai
informasi, sumber dana pinjaman diperoleh dari dana wadiah (dana titipan nasabah
yang harus dijaga dan dikembalikan oleh bank, apabila nasabah yang bersangkutan
menghendaki. Bank wajib bertanggung jawab atas pengembalian titipan tersebut).
Selain dana wadiah, ada juga dana khusus yang disediakan oleh bank dan sumber dana
yang diperoleh dari Muzakki atau kaum dermawan dalam bentuk zakat, infaq, sadaqah,
dan sebagainya, dan dapat digunakan untuk bantuan bersifat sosial (seperti mendapat
musibah dan semacamnya), atau untuk membantu kaum dhu’afa. Melansir dari laman
Ukhiwah Lembaga Keuangan Syariah Micro pada Jumat, (4/2/2022), berikut tujuan akad
Qardh, rukun, skema, hingga syaratnya. Tujuan Qardh • Memberikan kemudahan pada
usaha produktif dari kaum dhu’afa Baca Juga : Ingin Beli Rumah Idaman? BSI (BRIS)
Tawarkan Margin 1,11 Persen Fixed 1 Tahun • Membantu nasabah dengan Memberikan
pinjaman agar terlepas dan menutup hutang pada rentenir • Memberikan pinjaman agar
nasabah dapat membayar biaya sewa rumah • Memberikan pinjaman untuk memenuhi
kebutuhan mendesak karena tertimpa musibah. Rukun Qardh Rukun Qardh terdiri dari 3
hal, yakni peminjam, pemberi pinjaman dan jumlah dana. Sementara itu, syarat yang
berlaku dalam akad Qardh adalah dengan adanya kerelaan kedua belah pihak yang
melakukan akad, dilakukan tanpa ada unsur keterpaksaan. Dana yang akan digunakan
tentunya halal dan bermanfaat. Skema Rukun Qardh Adapun Skema Pembiayaan
Qardh dibangi menjadi 3 mekanisme • Nasabah mengajukan permohonan Qardh.
Kemudian, Bank menganalisa permohonan nasabah apabila permohonan disetujui,
persetujuan dapat dilakukan dalam sebuah akad Qardh. • Pelaksana kebutuhan/usaha:
Bank memberikan pinjaman 100 persen kepada nasabah dan nasabah hanya sebagai
member tanaga atau keahlian dalam usaha tersebut. • Apabila pembiayaan telah jatuh
tempo, maka pinjaman wajib dikembalikan oleh nasabah, dan pembayaran kembali
dapat dilakukan secara angsuran atau sekaligus. • Selain itu, keuntungan atas usaha
yang dibiayai, 100 persen milik nasabah. Ketentuan dalam Akad Qardh • Tujuan
pemberian fasilitas Qardh harus jelas agar tidak terjadi penyimpanan dalam
penggunaannya, diharapakan nasabah amanah dan jujur ketika hendak mengajukan
permohonan. • Dalam proses akad wajib mencantumkan dengan jelas masa pinjaman
dan cara pengembaliannya ( angsuran atau lunas) • Nasabah Qardh harus
mengembalikan jumlah pokok yang diterima sesuai pada waktu awal yang telah
disepakati bersama • Adapun biaya administrasi dalam proses akad akan dibebankan
oleh nasabah • Nasabah boleh memberikan tambahan/sumbangan dengan sukarela
kepada bank selama tidak diperjanjikan dalam akad •Pihak Bank berhak meminta
jaminan kepada nasabah apabila dibutuhkan • Apabila sudah jatuh tempo dan nasabah
tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya bank telah memastikan
ketidakmampuannya, maka pihak bank dapat melakukan perpanjang jangka waktu
pengembalian, atau Menghapus sebagian atau seluruh kewajiban. Cek Berita dan
Artikel yang l

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Apa Itu Qardh dalam Perbankan
Syariah? Simak Penjelasannya!", Klik selengkapnya di
sini: https://finansial.bisnis.com/read/20220204/55/1496812/apa-itu-qardh-dalam-
perbankan-syariah-simak-penjelasannya.
Author: Tresia
Editor : Feni Freycinetia Fitriani

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
Penerapan Akad Qard pada
Perbankan Syariah dalam
Kaitannya dengan Sifat Ta’awun

Dinda Nuzha

Mahasiswa Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Konten dari Pengguna
18 Juni 2021 21:24
·
waktu baca 3 menit

Tulisan dari Dinda Nuzha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perbesar

kredit by authour - skema akad qardh pada perbankan syariah


ADVERTISEMENT

Menurut istilah para ahli fikih, al-qardh adalah memberikan


suatu harta kepada orang lain untuk dikembalikan tanpa ada
tambahan. Al-Qardh (pinjam meminjam) hukumnya boleh dan
dibenarkan secara syariat. Ulama Hanafiyah berpendapat
bahwa “Qardh adalah harta yang diberikan seseorang dari harta
mitsli (yang memiliki perumpamaan) untuk kemudian dibayar
atau dikembalikan. Atau dengan ungkapan yang lain, qardh
adalah suatu perjanjian yang khusus untuk menyerahkan harta
(mal mitsli) kepada orang lain untuk kemudian dikembalikan
persis seperti yang diterimanya”.
ADVERTISEMENT

Menurut Ulama Malikiyah “Qardh adalah menyerahkan


sesuatu yang bernilai harta kepada orang lain untuk
mendapatkan manfaat, di mana harta yang diserahkan tadi tidak
boleh diutangkan lagi dengan cara yang tidak halal, (dengan
ketentuan) barang itu harus diganti pada waktu yang akan
datang, dengan syarat gantinya tidak beda dengan yang
diterima”. Dalam Fatwa DSN MUI No. 19/DSNMUI/IV/2001,
Al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah
(muqtaridh) yang memerlukan. Hal ini sejalan dengan apa yang
telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 245
ُ ۖ ‫ُض ِع َف ٗه َل ٗ ٓه اَضْ َعا ًفا َك ِثي َْر ًة َۗوهّٰللا ُ َي ْق ِبضُ َو َيبْص‬
‫ُۣط َو ِا َل ْي ِه‬ ٰ ‫َمنْ َذا الَّ ِذيْ ُي ْق ِرضُ هّٰللا َ َقرْ ضًا َح َس ًنا َفي‬
‫ُترْ َجع ُْو َن‬
“Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik
maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak.
Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya lah
kamu dikembalikan”.
ADVERTISEMENT

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akad Al-Qardh


adalah perjanjian antara dua belah pihak, yang di mana pihak
pertama menyediakan harta atau memberikan hartanya dalam
arti meminjamkan kepada pihak kedua, dalam hal ini sebagai
peminjam atau orang yang menerima harta yang dapat ditagih
atau diminta kembali harta tersebut, dalam artian lain
meminjamkan harta kepada orang lain yang membutuhkan dana
cepat tanpa mengharapkan imbalan. Dalam akad Qardh ini
mengandung nilai kemanusiaan dan sosial, yang di mana dalam
akad ini peminjam tidak boleh mengambil keuntungan dalam
pinjaman.
Karena bunga dilarang dalam Islam, maka dalam
pelaksanaannya akad Qardh dan turunannya Qardhul Hasan ini
sebagai alternatif yang merupakan satu-satunya akad berbentuk
pinjaman yang diterapkan dalam perbankan syariah tanpa
menerapkan bunga di dalamnya. Pinjaman dengan akad seperti
ini dilakukan oleh bank Syariah dalam transaksi dengan tujuan
yang bersifat tolong menolong. Hal ini lah yang menjadi ciri
pembeda antara bank Syariah dengan bank konvensional.
ADVERTISEMENT

Dalam pelaksanaannya, sistem ekonomi Islam dapat menjadi


wadah dalam menghimpun dana dan menyalurkan dana dari
masyarakat, yang bertujuan melaksanakan prinsip-prinsip Islam
untuk saling membantu dan bekerja sama mengelola keuangan,
juga bermanfaat bagi masyarakat lainnya yang membutuhkan.
Sehingga hal ini lah yang dapat menumbuhkan sifat ta’awun di
dalam diri manusia tersebut. Sifat ta’awun sendiri merupakan
sifat tolong menolong di antara sesama manusia dalam hal
kebaikan dan takwa.
Akad Qardh banyak diterapkan pada perbankan Syariah, dengan
tujuan untuk mewujudkan misi sosial dalam produk-produk
yang disalurkannya kepada masyarakat. Akad ini dalam fikih
klasik dikategorikan dalam akad ta’awuniah, yaitu akad yang
berdasarkan prinsip tolong menolong. Salah satu implementasi
tujuan tersebut dalam bentuk baitul mal, yaitu menerima dana
yang berasal dari zakat, sedekah, infak maupun dana sosial
lainnya yang nantinya disalurkan kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT

Pertama, akad Qardh biasanya diaplikasikan di perbankan


Syariah dalam bentuk penyaluran dan zakat yang bersifat
produktif. hal ini dilakukan dalam bentuk kerja sama antara
bank Syariah dengan BAZNAS yang berperan sebagai lembaga
penghimpun dana.
Kedua, Pembiayaan pengurusan haji, berdasarkan Fatwa DSN
No: 29/DSN-MUI/VI/2002 di mana bank dapat membantu
nasabah dengan menalangi biaya penyelenggaraan ibadah haji
(BPIH) menggunakan akad Qardh.
Ketiga, sebagai Letter of Credit (L/C) Impor dan Letter of Credit
Ekspor, dengan berlandaskan Fatwa DSN-MUI No.
34/DSNMUI/IX/2002 tentang L/C Impor Syariah dan Fatwa
DSN-MUI No. 35/DSNMUI/IX/2002 tentang L/C Ekspor
Syariah.
Keempat, pinjaman kepada pelaku UMKM, dengan tujuan
sebagai alternatif dari pembiayaan ijarah, jual beli, ataupun bagi
hasil yang bila pembiayaan itu dianggap sedikit memberatkan
nasabah. Hal ini bertujuan untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,
kebersamaan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
ADVERTISEMENT

Dari penjelasan di atas, dapat digambarkan bahwa


bank Syariah berperan sebagai wadah dalam
menyalurkan dana umat, baik berupa zakat, infaq,
shadaqah, maupun pembiayaan yang lainnya
dengan tanpa mensyaratkan adanya keuntungan
dari pinjaman tersebut. Bank Syariah pun dalam
hal ini berhak memberikan penilaian pada siapa
yang berhak memperoleh pinjaman Qardh ini.
Nasabah pun, wajib mengembalikan dana
pinjaman kepada bank sebesar pinjaman yang
telah diperoleh.
Bank Syariah

Perbankan

·
Laporkan tulisan

Tim Editor

Baca Lainnya

Anda mungkin juga menyukai