Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

Di PT PP Tower Palm Gunung Putri Square BIDANG


KERJA KONSTRUKSI DAN ASPEK HSE (Health, Safety,
and Environment)

PELATIHAN CALON AHLI K3 MUDA


KONSTRUKSI

KELOMPOK 2 :
1. SUHARDHITO TRI YUDHA WASKITA
2. SUGIARTO
3. SERAFINA IMANIAR WIENATA

PENYELENGGARA
PT SINERGY SOLUSI INDONESIA
Jakarta, 29 September 2016
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Maksud dan Tujuan................................................................. 1
C. Ruang Lingkup ........................................................................ 1
D. Dasar Hukum .......................................................................... 1

BAB II KONDISI PROYEK


Gambaran Umum Tempat Kerja.................................................. 3

BAB III ANALISA


A. Analisa Temuan Negatif .......................................................... 5
B. Analisa Temuan Positif............................................................ 13

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 14
B. Saran....................................................................................... 14

i
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Laporan Kunjungan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu persyaratan
untuk mendapatkan sertuifikat Ahli K3 Muda Konstruksi yang diadakan oleh PT
SINERGY SOLUSI INDONESIA Bekerjasama dengan Kementrian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi. Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, maka pada tanggal 29 September 2016,
kami melakukan Kunjungan Praktek Kerja Lapangan di PT PP TOWER PALM GUNUNG
PUTRI SQUARE

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan penulisan ini adalah :
1. Untuk mempraktekkan teori yang telah di terima selama kegiatan pembinaan.
2. Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di lapangan
khususnya dibidang Aspek Kerja Konstruksi dan HE
3. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta calon Ahli K3 Muda
Konstruksi.
Calon peserta Ahli K3 Muda Konstruksi dapat mengidentifikasi, menganalisa dan
memberikan saran dan rekomendasi.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup praktek kerja lapangan ini meliputi :
1. Pelaksanaan K3 di bidang kerja konstruksi
2. Pelaksanaan K3 di bidang kesehatan dan lingkungan kerja

D. DASAR HUKUM
1. Dasar Hukum K3 di Bidang Kerja Konstruksi
a. Permenaker RI No Per.05/MEN/1985 tentang pesawat angkat dan angkut
b. Permenaker RI No Per.08/MEN/VII/2010 tentang alat pelindung diri
c. Permenaker RI No Per.09/MEN/VII/2010 tentang operator dan pesawat alat angkat
dan angkut
d. Permenaker RI No Per.13/MEN/X/2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika
dan kimia di tempat kerja

1
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE
Kelompok 2
e. Kemenaker RI No Kep.187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia
berbahaya
f. Permenaker RI No Per No 12 tahun 2015 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja, listrik di tempat kerja
g. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No SE.03/MEN/DJPPK/IX/2008 tentang
peningkatan pengawasan K3 terhadap pemasangan dan penggunaan atau
pengoperasian gondola

2. Dasar Hukum K3 di Bidang Kesehatan dan Lingkungan Kerja


a. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat
1, (f,g,l,j,k,l,m), pasal 5, pasal 8, pasal 9, dan pasal 14.
b. UU No 3 tahun 1969 tentang persetujuan konvensi ILO No. 120 mengenai hygiene
dalam perniagaan dan kantor- kantor pasal 7.
c. Peraturan Mentri Perburuhan No 7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan kebersihan
serta penerangan dalam tempat kerja.
d. Permenaker RI No Per.02/MEN/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
dalam penyelenggaraan keselamatan kerja
e. Permenaker RI No Per.01/MEN/1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan
f. Permenaker RI No Per.04/MEN/1993 tentang jaminan kecelakaan kerja
g. Permenaker RI No Per.15/MEN/VIII/2008 tentang P3K di tempat kerja
h. Kemenaker RI No Kep.187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia
berbahaya

2
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE
Kelompok 2
BAB II KONDISI
PROYEK

GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA


Alamat Proyek : Jalan Raya Mercedez Benz No.257 Cicadas – Bogor, Jawa
Barat
Jumlah Pekerja : ± 200 orang
Pengguna Jasa : PT PP Property
Penyedia Jasa : PT PP Precast
Waktu Pelaksanaan : 365 hari kalender
Masa Pemeliharaan : 180 hari kalender
Jenis kontrak : lump sum fixed price
Cara pembayaran : monthly progress.

Pekerjaan sudah mencapai 80%, Pekerjaan masih dalam tahap


terdapat tower crane dan hoist pekerjaan pondasi besi

Peralatan yang digunakan di proyek, meliputi :


- Alat angkat dan angkut (tower crane, hoist, gerobak, gondola, dan sebagainya)
- Perkakas (gurinda, cutting wheel, dan sebagainya)
- Bahan kimia (solar, dan sebagainya)

3
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE
Kelompok 2

4
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE
Kelompok 2

BAB III
ANALISA TEMUAN NEGATIF

No Foto Temuan Saran Dasar Hukum

1 Dinding pekerjaan galian harus diiberi Permenaker


penunjang yang cukup kuat untuk menjaga No.01/MEN/1980
keselamatan orang yang bekerja di dalam tentang keselamatan
lubang galian/ parit. dan kesehatan kerja
Metode : pada konstruksi
1. Pengerjaan di ruang terbatas bangunan
diharuskan adanya SOP/ JSA di area
pekerjaan yang sudah ditandatangani Keputusan bersama
oleh pengawas dan anggota pekerja Menaker dan Menteri
sesuai dengan lingkupnya. Pekerjaan Umum No
Potensi longsor/ tertimbun 2. Akses emergency harus disediakan. 174/MEN/1986 dan No
tanah 3. Tangga/ akses jalur masuk dan keluar 104/KPTS/1986
pekerja harus jelas dan ada. tentang K3 pada
4. Disediakannnya working permit jika tempat kegiatan
dibutuhkan dengan lingkup pekerjaanya konstruksi
5. Adanya barikade/ safety line di area
pengerjaan.
6. Penahan tanah harus mampu menahan
gaya vertikal dan horizontal yang
menjadi bebannya.

2 Dibuat sodetan dan sump pit sementara agar Permenaker


terhindar dari adanya genangan air yang No.01/MEN/1980
menghambat proses kerja. tentang keselamatan
Metode : dan kesehatan kerja
1. Disiapkan dokumen administrasi berupa pada konstruksi
JSA/ SOP/ Working permit sesuai bangunan
lingkup pekerjaan di area lokasi
pekerjaan. Keputusan bersama
2. House keeping area kerja lebih Menaker dan Menteri
diperhatikan pada saat pre pekerjaan Pekerjaan Umum No
Tidak adanya sump pit
dan post pekerjaan 174/MEN/1986 dan No
sementara/ sodetan,
3. Gunakan APD sesuai dengan 104/KPTS/1986
berpotensi kelongsoran/ banjir
peruntukannya. tentang K3 pada
4. Pastikan tidak ada genangan air yang tempat kegiatan
bisa menghambat proses kerja. konstruksi

5
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE
Kelompok 2

3 Diberi bantalan untuk besi yang cukup, Permenaker No Per


penutup terpal, serta barikade penanda 01 tahun 1980 tentang
material serta fabrikasi K3 pada konstruksi
Metode : bangunan
1. Gunakan barikade/ safety line di
sekeliling penempatan barang.
2. Gunakan bantalan yang kokoh untuk
penempatan besi agar besi tidak mudah
berkarat.
3. Gunakan penutup terpal untuk.
menutupi besi agar besi tidak berkarat.
4. Gunakan safety sign di area
Besi berada langsung di tanah, penempatan barang.
penutup serta tidak ada
barikade

Menggunakan APD sesuai dengan Permenaker RI No Per


peruntukannya. 08/MEN/VII/2010
Metode : tentang alat pelindung
1. Setiap pekerja berhak untuk diri
mendapatkan APD secara Cuma-Cuma
dari perusahaan.
2. Gunakan Safety line.
3. Hand tool portable harus diinspeksi per
kuartal sesuai dengan standar
warnanya, contoh: (Jan, Feb, Mar
gunakan tagging warna Biru, Apr, May,
Ditemukan pekerja yang Jun gunakan warna hijau, Jul, Aug, Sept
sedang bekerja tidak gunakan warna merah, Oct, Nov, Des
menggunakan APD sesuai gunakan warna kuning)
4 dengan peruntukannya 4. Semua hand tool elektrik portabel harus
diinspeksi oleh Inspektor elektrikal atau
petugas yang berkeahlian khusus.
5. Gunakan welding screen untuk
menutupi area kerja gunanya untuk
melindungi pekerja yang melintas di
area pengerjaan dan juga menghindari
kebakaran yang timbul karena percikan
cutting wheel .
6. Gunakan cover alat gerinda dari besi
yang tingginya kurang dari 75 cm dan
luas permukaan tidak lebih dari 1 m2,
harus mempunyai diameter min. 1 cm
untuk batangan besi pejal atau 20x20x3
mm untuk besi siku.

6
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE
Kelompok 2

5 Mengganti kabel yang telah terkelupas, dan Permenaker RI No 12


menempatkan kabel pada tempatnya (diberi tahun 2015 tentang
cover). K3, listrik di tempat
Metode : kerja
1. Instalasi listrik wajib diinspeksi min.1
minggu sekali untuk mencegah Kemenaker RI No
terjadinya kerusakan yang 186/MEN/1999
mengakibatkan kebakaran pada saat tentang
korsleting listrik. penanggulangan
2. Gunakan cover/ pelindung pada kebakaran di tempat
instalasi listrik. kerja
Risiko kebakaran akibat kabel 3. Gunakan sistem LOTO (Log Out & Tag
yang telah terkelupas dan Out) jika instalasi bermasalah ataupun
tidak sempurna (dapat pada saat pengetesan arus listrik.
tersentuh pekerja) 4. Gunakan safety sign bila arus
bertegangan tinggi.

6 Dibuatkan sump pit dan sodetan agar tidak Permenaker


tergenang. Untuk jalan masuk sebuatnya Perburuhan No 07
dibuat kolam cuci kendaraan yang keluar tahun 1964 tentang
masuk proyek agar tidak mengotori jalan kesehatan serta
lingkungan setempat penerangan di tempat
Metode : kerja
1. Buatkan sumpit sementara dan sodetan
agar air tidak menggenang dan
menutupi akses jalan.
2. Semua orang yang memasuki proyek
area kerja wajib menggunakan APD
Adanya genangan air, yang yang sesuai.
berpotensi membuat pekerja
terpeleset

7 Memisahkan material tidak terpakai serta Permenaker


yang masih digunakan Perburuhan No 07
Metode : tahun 1964 tentang
1. Tumpukan alat atau barang max kesehatan serta
ketinggian penumpukan 1.8 m. penerangan di tempat
2. Berikan safety line pada area kerja
penumpukan.
3. Pisahkan sisa material proyek yang
masih bisa digunakan dan barang yang
sudah rusak.
4. Gunakan penutup dengan terpal pada
sisa material kerja agar material tidak
Tumpukan material yang tidak mudah rusak dan berkarat.
rapi dan tidak diberi barikade

7
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE
Kelompok 2

8 Pembuangan sampah berkala di proyek. Kepmenakar RI No


Metode : Kep 187/MEN/1999
1. Pisahkan sampah sesuai dengan risiko tentang pengendalian
bahayanya, bahan kimia
2. Buat fuel storage/ rorobin/ tempat berbahaya
pembuangan sampah sesuai dengan
risiko bahanya. Contoh : tempat UU RI No. 18 Tahun
sampah berwarna hijau khusus untuk 2004 tentang
sampah organik, kuning untuk sampah Pengelolaan sampah
non organik, merah untuk B3, warna
biru untuk sampah kertas.
Sampah yang menggunung 3. Prosedur pembuangan sampah harus
dapat menyebabkan serangga jelas dan sampah harus dimusnahkan,
penyebab penyakit kerja khususnya limbah B3 (dapat
bekerjasama dengan supplier khusus)

Diberi sodetan air dan membuang sampah Kepmenakar RI No


secara berkala (tidak dibuang pada area TC) Kep 187/MEN/1999
Metode : tentang pengendalian
1. Pisahkan sampah sesuai dengan risiko bahan kimia
bahayanya, berbahaya
2. Buat fuel storage/ rorobin/ tempat
pembuangan sampah sesuai dengan Permenaker RI No 12
9 resko bahanya. Contoh : tempat tahun 2015 tentang
sampah berwarna hijau khusus untuk K3, listrik di tempat
sampah organik, kuning untuk sampah kerja
non organik, merah untuk B3, warna
biru untuk sampah kertas. UU RI No. 18 Tahun
Pembuangan sampah di area 3. Prosedur pembuangan sampah harus 2004 tentang
TC serta genangan air dapat jelas dan sampah harus dimusnahkan, Pengelolaan sampah
mengakibatkan penyakit kerja khususnya limbah B3 (dapat
serta tersengat listrik akibat bekerjasama dengan supplier khusus)
kabel yang menjuntai 4. Gunakan safety barikade pada area TC.

Sebaiknya dibuat cutting screen/ dinding Kemenaker RI No


pelindung dan peletakan APAR di sekitar 186/MEN/1999
area kerja. tentang
Metode : penanggulangan
1. Setiap pekerja berhak untuk kebakaran di tempat
mendapatkan APD secara Cuma-Cuma kerja
dari perusahaan.
2. Gunakan Safety line.
10 3. Hand tool portable harus diinspeksi per
kuartal sesuai dengan standar
warnanya, cotoh: (Jan, Feb, Mar
gunakan tagging warna Biru, Apr, May,
Jun gunakan warna hijau, Jul, Aug, Sept
Tidak adanya cutting screen/ gunakan warna merah, Oct, Nov, Des
dinding pelindung dan tidak gunakan warna kuning)
adanya APAR di seiktar area 4. Semua hand tool elektrik portabel harus
kerja, berpotensi diinspeksi oleh Inspektor elektrikal atau
mengakibatkan kebakaran petugas yang berkeahlian khusus.

8
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE
Kelompok 2

5. Gunakan welding screen untuk


menutupi area kerja gunanya untuk
melindungi pekerja yang melintas di
area pengerjaan dan juga menghindari
kebakaran yang timbul karena percikan
cutting wheel .
6. Gunakan cover alat gerinda dari besi
yang tingginya kurang dari 75 cm dan
luas permukaan tidak lebih dari 1 m2,
harus mempunyai diameter min. 1 cm
untuk batangan besi pejal atau 20x20x3
mm untuk besi siku.
7. Berikan safety induction kepada
karyawan yang bekerja pada pekerjaan
khusus.
8. Buat training matrix serta planning
sesuai mandatory scope pekerjaan
seluruh karyawan.

Menggunakan catwalk untuk tatakan Undang-Undang No 1


Metode : tahun 1970
1. Hanya orang yang sudah mengikuti
WAH (Working at Hight) yang boleh Permenaker No
mengerjakan diatas scaffolding. 1/MEN/1980 tentang
2. Lakukan koordinasi dengan inspektur K3 konstruksi
scaffold untuk penempatan dan bangunan
pemasangan scaffold yang dikehendaki.
3. Scaffold harus di tagging hiaju, scaffold SKB Menakertrans
11 tanpa tagging tidak boleh digunakan. dan Menteri PU No
4. Pasang barikade di sekeliling scaffold. Kep.174/MEN/1986
5. Pastikan anak tangga pada scaffold dan No
dalam keadaan kering. 104/KPTS/1986
6. Pastikan sol sepatu dalam keadaan
bersih dan tidak berlumpur/ licin.
7. Pastikan pada scaffold portable 4 roda
Penggunaan hollow untuk harus memiliki pengunci.
tatakan saat orang bekerja di
perancah berpotensi terjatuh,
terpeleset

Menggunakan catwalk untuk tatakan, Undang-Undang No 1


barikade, serta railing dan safety sign tahun 1970
Metode :
1. Hanya orang yang sudah mengikuti Permenaker No
WAH (Working at Hight) yang boleh 1/MEN/1980 tentang
mengerjakan diatas scaffolding. K3 konstruksi
2. Lakukan koordinasi dengan inspektur bangunan
13 scaffold untuk penempatan dan
pemasangan scaffold yang dikehendaki. SKB Menakertrans
3. Scaffold harus di tagging hiaju, scaffold dan Menteri PU No
tanpa tagging tidak boleh digunakan. Kep.174/MEN/1986
4. Pasang barikade di sekeliling scaffold. dan No
5. Pastikan anak tangga pada scaffold 104/KPTS/1986
dalam keadaan kering.
Penggunaan hollow untuk 6. Pastikan sol sepatu dalam keadaan
tatakan saat orang bekerja di bersih dan tidak berlumpur/ licin.

9
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE
Kelompok 2

perancah berpotensi terjatuh, 7. Pastikan pada scaffold portable 4 roda


terpeleset harus memiliki pengunci.

Tidak terdapat barikade


pengaman dan railing serta
tangga

Tidak terdapat safety sign

Menggantung kabel serta merapikan kabel. Permenaker RI No 12


Metode : tahun 2015 tentang
1. Pastikan peralatan/ kabel yang K3, listrik di tempat
digunakan dalam kondisi aman dan kerja
telah dilakukan inspeksi berkala oleh
orang yang berkompeten.
14 2. Gantungkan diatas kepala/ amankan
kabel agar tidak mencederai pekerja
yang melintas.
Penempatan kabel di lantai 3. Gunakan metode LOTO (Log Out & Tag
menjuntai di lantai yang Out) pada saat pemutusan arus listrik
berisiko tersandung, serta oleh orang yang berkompeten.
terinjak yang menyebabkan
kabel terkelupas

Menggunakan masker pada saat bekerja Permenaker RI No Per


Metode : 08/MEN/VII/2010
1. Gunakan APD yang standar dan tepat tentang alat pelindung
sesuai dengan peruntukannya. diri
2. Pastikan penandaan titik marking
searang dengan arah angin.
3. Gunakan masker sesuai dengan
peruntukannya.
4. Posisikan kepala 45 derajat dari titik
marking.
15 5. Pastikan blower tersedia pada saat
pengecatan.
6. Siapkan alas/ wadah tumpahan/
secondary contaiment agar tetesan cat
tidak langsung ke lantai/ tanah.

Pekerja yang tidak


menggunakan masker pada
saat pengecatan

10
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE
Kelompok 2

ANALISA TEMUAN POSITIF

No Foto Temuan Analisa Dasar Hukum

1 Kebijakan K3 (HSE policy) sudah diposting UU NO. 01 Tahun


dipapan informasi berarti perusahaan sudah 1970
berkomitment untuk menjalankan keselamatan
dan kesehatan kerja
Metode :
1. Pengurus proyek wajib memberikan
informasi serta mensosialisasikan atas
kebijkan-kebijakan perusahaan.
2. Kebijakan serta program perusahaan
harus selalu dievaluasi agar tercapainya
program K3.
3. Sosialisai sangat berguna agar seluruh
pekerja mengerti tentang kebijakan-
kebijakan perusahaan.

2 Perusahaan telah menyediakan ruang first aid. Permenaker RI No


Metode : Per 15/MEN/VII/2008
1. Letak first aid room harus strategis dan tentang P3K di
mudah diakses dari seluruh titik area tempat kerja
kerja.
2. Pastikan tidak ada barang atau peralatan
apapun yang menghalangi akses jalan
menuju first aid room.
3. Sosialisasikan kepada seluruh karyawan
letak first aid room.
4. Sosialisasikan nama dan nomer telepon
penanggung jawab first aid room agar jika
terjadi accident seluruh karyawan bisa
menghubungi penanggung jawab (First
Aider)
5. First aider adalah orang yang
berkompeten dan sudah mendapatkan
pelatihan first aid.

11
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE
Kelompok 2

Perusahaan telah menyediakan kotak P3K Permenaker RI No


untuk kasus kecelakaan ringan Per 15/MEN/VII/2008
Metode : tentang P3K di
1. First aid box harus sesuai standar dan isi tempat kerja
serta harus diinspeksi minimal 1minggu
sekali.
2. Letak first aid box harus strategis dan
3
mudah diakses.
3. First aid box harus sesuai dengan
kebutuhan dan jumlah man power
proyek. Contoh : FAB type A untuk
menangani 25 orang, Type B untuk
menangani 50 orang, Type C untuk
menangani 100 0rang.
4. Lakukan pelatihan emergency drill
minimal 1 tahun sekali.

Penyediaan APAR beserta jarak penempatan Instruksi Menteri


telah sesuai standar Tenaga Kerja RI no
Metode : INS.11/M/B/1997
1. Hanya orang yang sudah training fire tentang pengawasan
fighting dan warden yang bisa khusus K3
mengoperasionalkan APAR. penanggulangan
2. APAR harus diinspekesi minimal 1bulan kebakaran
4 sekali.
3. Lakukan pelatihan emergency drill
minimal 1 tahun sekali
4. Koordinasi dengan petugas kebakaran
setempat jika terjadi kebakaran besar
yang tidak bisa ditanggulangi oleh APAR.
5. Denah lokasi APAR harus jelas dan di
tempelkan di titik-titik tertentu serta di
sosialisaikan kepada seluruh karyawan.

Sertifikat Keahlian sudah ada SKB Menakertrans


Metode : dan Menteri PU No
1. Semua sertifikat keahlian khusus harus Kep.174/MEN/1986
dalam keadaan aktif dan No
2. Sertifikat harus legal dan dikeluarkan dan 104/KPTS/1986
5 disahkan oleh Menaker RI serta telah
teregistrasi.

Permenaker RI No
MCU (Medical Check Up) MCU telah dilakukan setahun sekali. per 01/MEN/1998
Metode : tentang
6 1. Setiap proyek yang mempekerjakan penyelenggaran
karyawannya wajib memeriksakan pemeliharaan
kesehatannya (MCU) yang bekerjasama kesehatan bagi
dengan klinik atau RS terkait tenaga kerja dengan

12
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE
Kelompok 2

manfaat lebih baik


2. MCU dilakukan dengan 3 metode, yaitu : dari aket jaminan
Pemeriksaan pre employer, pemeriksaan pemeliharaan dasar
berkala (dilakukan sekurang kurangnya 1 Jamsostek
tahun sekali), dan pemeriksaan khusus.

13
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE
Kelompok 2
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan kami selama praktek kerja lapangan di PT PP Tower
Palm di dapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Belum adanya standar metode untuk setiap alur pekerjaan, sehingga mengakibatkan
pemahaman serta kontrol yang kurang kepada para pekerja.
2. Kurangnya komitmen dalam pelaksanaan program SMK3 di proyek tersebut.
3. Masih banyak ditemukan temuan negatif di lingkungan kerja yang dapat
membahayakan keselamatan pekerja dan dapat menyebabkan penyakit akibat kerja
(PAK) bagi para pekerja.
4. Disamping terdapat temuan negatif ada juga beberapa temuan positif yang telah
sesuai dengan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja.

B. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan, kelompok memberikan saran sebagai berikut :
1. Selalu mengevaluasi program SMK3 serta Undang-undang yang berlaku.
2. Membuat SOP mengenai metode setiap pekerjaan yang ada di proyek, serta
mengsosialisasikan dalam tool box meeting, meeting koordinasi, dan sebagainya.
SOP masing-masing pekerjaan tersebut sebaiknya dibuat menarik (bila perlu dalam
bentuk gambar) dan diletakkan di setiap area pekerjaan agar lebih mudah dipahami
oleh seluruh pekerja proyek.
3. Membuat JSA/ work permit untuk pekerjaan berisiko tinggi.
4. Lebih memperhatikan penggunaan alat pelindung diri (APD) kepada pekerja.
5. Lebih memperhatikan dan menjaga kebersihan area pekerjaan, dan jalan keluar
masuk material
6. Memperhatikan tata letak material yang digunakan.
7. Memperhatikan pembuangan limbah padat dan cair saat pelaksanaan pekerjaan

14
Aspek Kerja Konstruksi dan Aspek HE

Anda mungkin juga menyukai