PENDAHULUANBAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan kekayaan yang dimiliki oleh seorang manusia
yang berupa kemampuan, keterampilan, tenaga dan keahlian yang mampu mendatangkan
hasil. Untuk memperoleh hasil yang baik dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan sumber daya
manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Hal ini sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional sebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 Undang–undang No.20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( UU-SPN). yang berbunyi : “Pendidikan
Nasional Indonesia adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung
jawab”. Sumber daya manusia dapat berkualitas apabila pendidikan yang diberikan juga
berkualitas baik. Maksud berkualitas disini adalah pendidikan yang mampu mengantar
siswa mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat tercapai apabila sekolah
memberikan fasilitas penunjang guna memperlancar proses belajar mengajar. Fasilitas
adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu
usaha. Fasilitas dalam kaitan pendidikan merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
dalam melakukan kegiatan pendidikan salah satunya adalah laboratorium.
Laboratorium adalah suatu ruangan tempat melakukan kegiatan praktik atau
penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat laboratorium serta adanya
infrastruktur laboratorium yang lengkap (Susilowati, 2012). Keberadaan laboratorium IPA
di sekolah sangat dibutuhkan karena IPA merupakan pelajaran sains. Proses pembelajaran
sains mempunyai karakteristik khusus, menekankan pada tiga komponen yaitu: sikap
ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Ketiga komponen tersebut sangat kecil
kemungkinannya untuk berkembang secara maksimal, jika proses pembelajarannya hanya
berlangsung dalam kelas regular tanpa diintegrasikan dengan kegiatan praktikum di
1
laboratorium (Sudirman, 2008).
Unsur-unsur pengelolaan laboratorium ada 6 aspek yaitu: 1) perencanaan, 2)
pengaturan, 3) pengadministrasian, 4) pemeliharaan, 5) keselamatan, 6) keamanan. Tujuan
dari unsur-unsur pengelolaan laboratorium tersebut adalah untuk lebih meningkatkan hasil
penelitian terutama di sekolah. Salah satu prasyarat dalam pembelajaran/praktikum IPA
adalah pemanfaatan laboratorium. Oleh sebab itu diperlukan adanya sistem pengelolaan
laboratorium IPA yang baik. Pengelolaan laboratorium IPA memiliki peranan yang
penting untuk mewujudkan efektivitas pembelajaran IPA (Novianti, 2011). Personal
laboratorium sangat dibutuhkan untuk membantu dalam pengelolaan laboratorium.
Sebagus apapun laboratorium apabila tidak dikelola dan dimanfaatkan secara baik maka
tidak akan berarti.
Laboratorium adalah adalah suatu tempat dan penyelidikan dilakukan, dalam
pengertian sempit laboratorium sering diartikan sebagai ruang atau tempat berupa gedung
yang dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan
pratikum1 . Laboratorium merupakan jantung dari kegiatan pembelajaran IPA, karena
laboratorium merupakan tempat untuk melihat, mencoba, menguji, menilai konsep-konsep
IPA yang dipelajari hingga siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang IPA.
Belajar IPA yang hanya dilakukan melalui membaca buku maupun mendengarkan dari
penjelasan guru, tidaklah lengkap tanpa disertai dengan melakukan kegiatan IPA yang
sebagian besar dilaksanakan di laboratorium. Laboratorium digunakan sebagai sumber
belajar akan lebih baik apabila dikelola terlebih dahulu sebelum dipergunakan maupun
dimanfaatkan oleh para penggunanya. Adanya pengelolaan dapat membantu dan
memudahkan guru bidang studi IPA maupun siswa dalam menggunakan laboratorium
IPA. Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya manusia secara
efektif dan efisien, dalam pengelolaan laboratorium IPA untuk mencapai suatu sasaran
yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi. Maka
laboratorium perlu ditingkatkan dalam Pengelolaan dan Pelayanan seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi agar terciptanya efekftivitas Pembelajaran di
Laboratorium.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 mengamanatkan instansi pemerintah untuk
wajib memberikan pendidikan dan pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS). Pembekalan latsar bagi para Calon Pegawai Negeri Sipil melalui internalisasi
nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi pada pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
2
Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan
kualitas serta mutu aparatur sipil negara. Pada akhirnya calon aparatur sipil negara yang
terbentuk dari pelatihan dasar ialah mereka yang mampu bekerja secara profesional dan
menguasai kompetensi teknis, manajerial, serta sosial kultural untuk kemudian
mendukung peran dan fungsi aparatur sipil negara sebagai pelayan utama publik.
Aktualisasi dilakukan di Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Rawa Pitu untuk dapat
mengimplementasikan nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi pada pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolabortif) agar terciptanya aktor Pelayanan
yang memiliki jiwa profesional, ber-integritas serta amanah dalam melaksanakan tugas negara
dan dapat memberi pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.1.4 Menunjukkan
Kemandirian
1.1.5 Menunjukkan rasa
percaya diri
1.1.6 Berupaya meningkatkan
kemampuan diri
1.2 Menunjukkan 1.2.1 Berperilaku disiplin
komitmen 1.2.2 Beretos kerja yang tinggi
terhadap tugas 1.2.3 Bertanggung jawab
terhadap tugas
1.2.4 Tekun, teliti, dan hati-hati
dalam melaksanakan
Tugas
1.2.5 Kreatif dalam
memecahkan masalah
yang berkaitan dengan
tugas profesinya
1.2.6 Berorientasi pada kualitas
4
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.2.2 Mencatat penggunaan
alat
3.2.3 Mencatat penggunaan
penuntun praktikum
3.2.4 Mencatat kerusakan alat
3.2.5 Melaporkan keseluruhan
kegiatan praktikum secara
periodik
4. Kompetensi 4.1 Merawat ruang 4.1.1 Menata ruang
Profesional laboratorium Laboratorium
sekolah/madrasah 4.1.2 Menjaga kebersihan
ruangan laboratorium
4.1.3. Mengamankan ruang
laboratorium
4.2 Mengelola bahan dan 4.2.1 Mengklasifikasikan bahan
peralatan dan peralatan praktikum
laboratorium 4.2.2 Menata bahan dan
sekolah/madrasah peralatan praktikum
4.2.3 Mengidentifikasi
kerusakan bahan,
peralatan, dan fasilitas
laboratorium
4.2.4 Menjaga kebersihan alat
laboratorium
4.2.5 Mengamankan bahan dan
peralatan laboratorium
5
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
4.3.4 Menyiapkan kelengkapan
pendukung praktikum
(lembar kerja, lembar rekam
data, dan lain-lain)
Memperhatikan tugas pokok dan fungsi Pengelola Laboratorium diatas, maka tupoksi
dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas Laboran. Penulisan Rancangan Aktualisasi
ini adalah untuk memenuhi tugas dalam rangka mengikuti diklatsar CPNS maka sebagai peserta
diwajibkan menyusun rancangan aktualisasi nilai-nilai core values BerAKHLAK yang
bersumber dari tupoksi dimaksud.
Selanjutnya kami akan menetapkan isu aktual yang ada di Laboratorium Kinia SMA
Negeri 1 Rawa Pitu dengan tahapan mengidentifikasi tupoksi berdasarkan kaedah penulisan
karya tulis ilmiah yang ada.
Setelah menjalankan tugas sebagai pengelola laboratorium diatas selama lebih dari 1
tahun, penulis mengidentifikasi 6 tupoksi yang bermasalah berdasarkan pengalaman dan
pengamatan sebagai Laboran di Laboratorium tersebut. Penulis memilih 5 tupoksi bermasalah
yang akan lakukan dan dianalisis menggunakan teknik USG.
6
1. IDENTIFIKASI PENETAPAN ISU
NO TUPOKSI PERMASALAHAN
1 Mengelola bahan dan Belum terklasifikasinya bahan dan
peralatan laboratorium peralatan praktikum di
sekolah/madrasah laboratorium sekolah/madrasah
2 Menginventarisasi Belum efisiennya penggunaan
bahan praktikum Bahan Praktikum
3 Menjaga kesehatan dan Belum adanya kesadaran penerapan
keselamatan kerja di
SOP Kesehatan dan Keselamatan
laboratorium
sekolah/madrasah Kerja di Laboratorium
sekolah/Madrasah
4 Melayani kegiatan Kurangnya kelengkapan
praktikum pendukung praktikum
5 Merawat ruang Belum tertatanya ruang
laboratorium laboratorium sekolah/madrasah
sekolah/madrasah
Hasil identifikasi tupoksi diatas, yang telah dipilih sebanyak 5 (lima) tupoksi dari 6
(enam) tupoksi yang bermasalah. Akan dilakukan pemilihan tupoksi yang paling urgent untuk
segera dilakukan evaluasi dan diberikan solusi untuk menyusun perencanaan yang terbaik.
Berikut ini kami mengidentifikasi dan menetapkan satu tupoksi untuk dilakukan penyelesaian
solusinya.
7
Tabel 1.2 Identifikasi Tupoksi yang Bermasalah
Berdasarkan dari hasil analisis menggunakan teknik USG maka ditetapkan 1 tupoksi
yang ditindaklanjuti sebagai sumber isu aktual dari rancangan aktualisasi yaitu “Mengelola
bahan dan peralatan laboratorium sekolah/madrasah”.
Untuk menetapkan isu aktual dalam rancangan aktualisasi ini kami melaksanakan identifikasi
masalah terhadap tugas pokok dan fungsi terpilih diatas sebagai berikut :
1. Rendahnya kualitas pengelolaan bahan dan peralatan laboratorium sekolah
2. Belum terprosedurnya penyiapan bahan yang sesuai dengan penuntun praktikum
3. Belum lengkapnya peralatan yang sesuai dengan penuntun praktikum
4. Belum optimalnya pelayanan terhadap guru dan peserta didik dalam pelaksanaan
praktikum
5. Minimnya kualitas pelayanan Praktikum kepada Guru dan Siswa
8
Tabel 1.3 Identifikasi Isu pada UPTD SMA NEGERI 1 RAWA PITU
Matriks USG
No. Identifikasi Isu Aktual Total Ranking
U S G
1 Rendahnya kualitas pengelolaan 5 5 5 15 I
bahan dan peralatan laboratorium
sekolah
9
a. Urgency : bahwa isu yang diangkat perlu dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti karena untuk
meningkatkan mutu pelayanan di Laboratorium di SMA N 1 Rawa Pitu.
b. Seriousness : isu ini sangat berpengaruh terhadap mutu palayanan.
c. Growth : Isu ini akan menjadi sangat tidak baik jika tidak segera di selesaikan, karena jika
tidak diselesaikan maka akan berdampak buruk terhadap mutu pelayanan.
Identifikasi Isu :
4. Belum optimalnya pelayanan terhadap guru dan peserta didik dalam pelaksanaan
praktikum
Selama ini belum diketahui bagaimana kualitas pengelolaan laboratorium di SMA Negeri 1
Rawa Pitu kabupaten Tulang Bawang. Rancangan aktualisasi ini sangat penting untuk
meningkatkan kualitas pengelolaan laboratorium demi efektifnya pembelajaran IPA.
Isu yang dipilih : Rendahnya kualitas pengelolaan bahan dan peralatan laboratorium
sekolah
Rumusan : Bagaimana meningkatkan kualitas pengelolaan bahan dan
peralatan laboratorium sekolah
10
masalah
Gagasan : Meningkatkan kualitas pengelolaan bahan dan peralatan
pemecahan isu laboratorium sekolah dengan metode berbasis web
11
3) Laboran mampu meningkatkan kualitas pelayanan untuk meningkatkan
Pembelajaran IPA di Laboratorium.
b. Manfaat Bagi Organisasi
Manfaat yang dicapai dari aktualisasi ini adalah meningkatnya efektifitas,
efesiensi, inovasi, serta mutu pelayanan pendidikan di SMA Negeri 1 Rawa Pitu
Kabupaten Tulang Bawang
12