Pengantar Ekonomi
Pengantar Ekonomi
NIM : B1021211114
Kelas : B (Reg A)
Dilihat dari sudut ekonomi, Jepang merupakan salah satu negara yang paling maju di dunia.
GDP (produk domestik bruto, yaitu nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan di Jepang
dalam setahun) adalah kedua tertinggi di dunia, dan terindustrisasi Jepang merupakan ketiga
terbesar di alam setelah Amerika Serikat dan Cina dalam istilah paritas kekuatan beli
internasional. Ekonominya sangat efisien dan bersaing dalam area yang berkomunikasi ke
perdagangan internasional, tapi produktivitas lebih rendah di babak agriklutur, distribusi, dan
pelayanan. Setelah mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi di alam dari 1960-an ke 1980-
an, ekonomi Jepang merosot secara drastis pada awal 1990-an, ketika "ekonomi gelembung"
jatuh. Persediaan kepemimpinan industri dan teknisi, pekerja yang berpendidikan tinggi dan
memainkan pekerjaan keras, tabungan dan invesatasi agung dan promosi intensif
pengembangan industri dan perdagangan internasional sudah memproduksi ekonomi industri
yang dewasa. Jepang mempunyai sumber kekuatan alam yang rendah, tetapi perdagangan
menolongnya memperoleh sumber kekuatan sebagai ekonominya.
Pdb Per Kapita Jepang dilaporkan sebesar 40,165.158 USD pada 2020. Rekor ini turun
dibanding sebelumnya yaitu 40,809.805 USD untuk 2019. Data Pdb Per Kapita Jepang
diperbarui tahunan, dengan rata-rata 24,144.341 USD dari 1957 sampai 2020, dengan 64
observasi. Data ini mencapai angka tertinggi sebesar 49,185.555 USD pada 2012 dan rekor
terendah sebesar 331.315 USD pada 1957. Data Pdb Per Kapita Jepang tetap berstatus aktif di
CEIC dan dilaporkan oleh CEIC Data. Data dikategorikan dalam Global Economic Monitor
World Trend Plus – Table JP.A049: SNA 2008: GDP Per Capita.
GRAFIK GDP JEPANG
Pertanian
Walaupun hanya 12% dari luas daratan di Jepang yang bisa dipergunakan untuk pertanian,
tetapi hasilnya termasuk memuaskan. Besarnya hasil pertanian didukung oleh kesuburan
lahan pertanian karena tanah yang mengandung abu vulkanis. Di samping itu, penggarapan
lahan pertanian dilakukan secara intensif dengan didukung teknologi maju. Sektor pertanian
adalah sektor yang diproteksi pemerintah dan menerima subsidi dalam jumlah besar.
Hasil pertanian Jepang berupa padi, kentang, jagung, gandum, kacang, kedelai, dan teh. Hasil
peternakan berupa babi, ayam, telur, sapi dan susu. Sayur-sayuran
berupa lobak, kubis, ketimun, tomat, wortel, bayam, dan selada. Sedangkan buah-buahan
yang banyak ditanam adalah apel dan jeruk. Apel merupakan produk
unggulan Tohoku dan Hokkaido. Buah pir merupakan produk pertanian unggulan Prefektur
Tottori. Perkebunan jeruk berada di Shikoku, Shizuoka, dan Kyushu.
Tanaman pir dan jeruk dibawa masuk ke Jepang oleh pedagang Belanda di Nagasaki pada
akhir abad ke-18.
Padi adalah tanaman pangan yang sangat diproteksi pemerintah Jepang. Beras impor
dikenakan bea masuk 490% dan pembatasan kuota sebesar 7,2% dari rata-rata konsumsi
beras tahun 1968 hingga 1988. Impor di luar kuota tidak dilarang, tetapi dikenakan bea
masuk \341 per kilogram. Tarif bea masuk beras impor yang sekarang (490%) diperkirakan
akan naik menjadi 778% menurut perhitungan baru yang akan diberlakukan sesuai Putaran
Doha.
Perikanan
Jepang menempati urutan ke-2 di dunia di belakang Republik Rakyat Tiongkok dalam tonase
penangkapan ikan (tahun 1989: 11,9 juta ton), kenaikan tipis dari 11,1 juta ton pada tahun
1980. Setelah terjadi krisis minyak 1973, perikanan laut dalam di Jepang menurun. Pada
tahun 1980-an, total tangkapan ikan per tahun rata-rata 2 juta ton. Perikanan lepas pantai
mencapai 50% dari penangkapan ikan total pada akhir 1980-an, meski beberapa kali
mengalami kenaikan dan penurunan.
Perikanan pesisir dilakukan dengan perahu kecil, jala, atau teknik penangkaran terhitung
sekitar sepertiga produksi total industri perikanan Jepang. Sementara itu, perikanan lepas
pantai dengan kapal ukuran menengah terhitung sekitar lebih dari separuh produksi total. Di
antara hasil laut yang diambil misalnya: sarden, cakalang, kepiting, udang, salem, cumi-
cumi, kerang, tuna, saury, yellowtail, dan makerel.
Jepang termasuk salah satu negara yang memiliki armada perikanan terbesar di dunia.
Walaupun demikian, Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai
AS$ 14 miliar) Sejak tahun 1996, Jepang berada di peringkat ke-6 dalam total tangkapan ikan
di bawah RRT, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili. Jepang juga menebarkan
kontroversi dengan mendukung perburuan paus.
Semakin banyak orang asing yang bermigrasi ke Jepang untuk memulai kehidupan baru atau
sekadar bekerja. Saat ini, terdapat sebanyak 1.460.463 pekerja asing di Negeri Sakura.
Jumlah populasi ini meningkat sebesar 181.793 jiwa, yaitu 14,2 persen lebih besar
dibandingkan persentase di waktu yang sama pada tahun lalu (tertinggi sepanjang sejarah
sejak pelaporan diri bagi penduduk asing menjadi wajib pada 2007).
INFRASTRUKTUR JEPANG
Majunya ekonomi Jepang tak terlepas dari pembangunan infrastrukturnya yang memadai.
Jadi sudah tidak heran jika Jepang masuk ke lima negara dengan pembangunan infrastruktur
terbaik di dunia. Executive Director Jakarta Property Institute (JPI) Wendy Haryanto
mengamini jika Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki pembangunan
infrastruktur yang sangat baik. Selain itu, dari sisi pengerjaan pun, kualitasnya lebih bagus
dan tahan lama, meskipun pengerjaannya membutuhkan waktu yang agak sedikit lama.
Salah satu bukti yang menjadikan Jepang sebagai salah satu negara terbaik dalam
infrastruktur adalah pembangunan kereta cepat dan stasiun. Jepang memiliki pembangunan
jalur kereta cepat terbaik di dunia, selain itu penyediaan stasiun di sana sangatlah memadai.
Proyek infrastruktur yang didukung oleh Jepang antara lain di enam negara ekonomi
terbesar ASEAN, seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Nilai proyek infrastruktur Jepang di enam negara ini saja mencapai US$ 367 miliar.
Adapun, nilai proyek infrastruktur yang didukung Cina mencapai US$255 miliar.