Anda di halaman 1dari 25

EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE STRENGTH INDEX

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM BLUE CHIPS


SEKTOR PERBANKAN

Oleh :

SHELLINA DESSY
0911031023
Email : olive_alone55@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine whether technical analysis Simple Moving
Average ( SMA ) and the Relative Strength Index ( RSI ) with a level of accuracy has been able to
provide a basis for investors to make investment decisions based on daily trading .

This study uses the blue chips banking sub- sector listed in the Indonesia Stock Exchange
( IDX ) of 4 banks , Bank Central Asia ( BBCA ) , Bank Negara Indonesia ( BBNI ) , Bank
Mandiri ( BMRI ) and Bank Rakyat Indonesia ( BBRI ) with period observations during July
2012- July 2013 . The data used are secondary data obtained from Yahoo Finance website is
www.yahoofinance.com using historical cost value. Simple moving average is calculated by
looking at a double crossover between the two lines, namely SMA is SMA 10 and SMA 50 . While
the relative strength index is calculated with parameters 30-70. From both the technical analysis
will give a buy signal and sell signal which will see the truth of the signal.

The results of the analysis show that the truth of the simple moving average signals for
the four banks gained the level of accuracy of 95 % while the relative strength index gained 75
% accuracy rate.

Key words: simple moving average, relative strength index, the level of accuracy

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keputusan investasi menurut Rusdin (2008) adalah keputusan yang bersifat individual dan
tergantung sepenuhnya kepada investor sebagai pribadi yang bebas. Salah satu bidang investasi
yang cukup menarik namun tergolong beresiko tinggi adalah investasi saham. Saham perusahaan
go public, sebagai komoditi investasi beresiko tinggi, karna sifat komoditinya yang sangat peka
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan diluar negeri maupun di dalam
negeri, perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, Undang-undang atau peraturan maupun
perubahan yang terjadi dalam industri dan perubahan itu sendiri. Pasar modal menyediakan
berbagai alternatif investasi selain alternatif investasi lainnya seperti: menabung di bank,
membeli emas, asuransi, tanah, dan bangunan, dan sebagainya. Pasar modal bertindak sebagai
penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun intuisi pemerintah melalui
perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti saham, obligasi, dan lainnya (Rusdin,
2008:1) Menurut IDX (2010), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau
pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.
Salah satu sektor saham yang paling menarik di Indonesia adalah perbankan. Sejak 5 tahun
terakhir, secara statistik (sampling) dari 100 responden investor retail menyatakan bahwa mereka
jarang mengalami kerugian fatal pada saat berinvestasi di saham-saham blue chips sektor
perbankan. Pada saat krisis global tahun 2008 kita dapat melihat saham-saham perbankan seperti
Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank
Negara Indonesia (BBNI) memiliki prestasi yang brilian. Disisi lain, Bursa Efek Indonesia (BEI)
menilai sektor finansial dan perbankan merupakan sektor termatang yang sudah tercatat di
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Direktur Utama BEI, Ito Warsito, mengatakan dalam
harian Tribunnews.Com, alasan sektor finansial dan perbankan merupakan sektor termatang di
BEI adalah berdasarkan ukuran bahwa saat ini sudah tidak ada lagi bank besar yang tidak
melepas sebagian sahamnya ke publik (go public).
Saham yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah saham blue chips sektor perbankan, yaitu
Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), dan Bank Negara
Indonesia (BNI). Alasan pemilihan sektor perbankan karena harga saham perbankan diprediksi
mengalami lonjakan setelah kinerja tahunan mereka berhasil melampaui prediksi/konsensus para
analis.
Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka secara pasti. Harga
saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar menawar.
Makin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak
naik. Sebaliknya makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut akan
bergerak turun. Namun dalam jangka panjang, kinerja perusahaan emiten dan pergerakan harga
saham umumnya bergerak searah. Meskipun demikian, tidak ada bursa saham yang terus
menerus naik dan juga tidak ada bursa saham yang terus menerus turun. pergerakan harga saham
selama jangka waktu tertentu umumnya membentuk suatu pola tertentu. Untuk itulah diperlukan
suatu analisis teknikal agar dapat memilih saham yang aman. Analisis teknikal hingga kini
digunakan sebagian orang sebagai salah satu tools di dalam berinvestasi. Hampir tak terelakkan
dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa teknikal. (IDX, 2010:94).
Analisis teknikal yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Simple Moving Average (SMA)
dan Relative Strength Index (RSI) dengan periode pengamatan daily trading, selama bulan Juli
2012-Juli 2013. Simple moving average dan relative strength index merupakan salah satu
penyusun sistem dalam trading. Keduanya memiliki tingkat keakuratan yang berbeda dalam
penentuan sinyal jual dan sinyal beli. Simple moving average dapat dijadikan sebagai indikator
untuk mengenali tren dengan membandingkan pergerakan harga terhadap garis SMA. Sebuah
sinyal yang dihasilkan oleh simple moving average didasarkan pada crossover yang terjadi baik
dengan harga maupun dengan SMA yang berbeda periode. Sedangkan RSI dapat didefinisikan
sebagai indikator yang mengukur kekuatan relatif pasar berdasarkan perbandingan antara
kenaikan dan penurunan, yang ditampilkan dalam bentuk indeks yang bergerak antara level 0
(nol) hingga 100.

1.2 Perumusan Masalah


Apakah analisis teknikal Simple Moving Average (SMA) dan Relative Strength Index (RSI)
dengan tingkat keakuratannya sudah bisa memberikan dasar bagi investor untuk mengambil
keputusan investasi berdasarkan daily trading?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui apakah analisis teknikal Simple Moving Average (SMA) dan Relative
Strength Index (RSI) dengan tingkat keakuratannya sudah bisa memberikan dasar bagi investor
untuk mengambil keputusan investasi berdasarkan daily trading.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


2.1 Pasar Modal
Menurut Husnan (2001) secara formal, pasar modal (capital market) dapat didefinisikan sebagai
pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities, ataupun yang diterbitkan oleh perusahaan swasta. Ada beberapa
daya tarik pasar modal :
1. Diharapkan pasar modal ini akan bisa menjadi alternatif penghimpun dana selain sistem
perbankan.
2. Pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai
dengan preferensi resiko mereka.

2.2 Saham (Stock)


Menurut Rusdin (2008), saham adalah sertifikat yang menujukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan, dan pemegang saham yang memiliki klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
Sedangkan menurut IDX (2010), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau
pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Karakteristik saham adalah:
1. Memperoleh deviden
2. Memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
3. Dimungkinkan untuk memiliki hak memesan efek terlebih dahulu, dan
4. Terdapat potensial capital gain (keuntungan) atau capital loss (kerugian).
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham:
1. Faktor Fundamental
Dimana harga saham dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, industri dan perusahaan yang
menerbitkan saham yang bersangkutan.
2. Faktor Tehnikal
Dimana harga saham dipengaruhi oleh pergerakan harga jual beli saham, jumlah saham
yang diperdagangkan dan data lain yang bersumber dari pasar.
Baik fundamental maupun tehnikal digunakan sebagai analisa kuantitatif untuk mengetahui data
sebelumnya mengenai suku bunga, variabel-variabel ekonomi dan nilai saham. Analisa ini sangat
penting bagi investor untuk membuat keputusan berinvestasi di saham (IDX, 2010:48).
Dalam praktiknya terdapat beberapa saham yang diperdagangkan dibedakan menurut cara
peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Dari berbagai jenis saham yang
dikenal di bursa, yang diperdagangkan yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen
(preferred stock).
1. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk
memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling popular di pasar
berubah sejalan . Saham biasa memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi
2) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan
pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
3) Deviden, jika perusahaan memperoleh dan disetujui di dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS)
4) Hak tanggung jawab yang terbatas
5) Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada
masyarakat
Saham biasa dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu:
1) Blue Chips Stock
2) Income Stock
3) Growth Stock
4) Cylical Stock
5) Defensive Stock
6) Speculatif Stock

2. Saham Preferen (Preferred Stock)


Adalah saham yang berbentuk gabungan antara saham biasa dan obligasi. Jenis saham ini sering
disebut sebagai sekuritas campuran.
Keunggulan saham preferen:
1) Pendapatan yang tinggi dan dapat diprediksi
2) Memiliki keamanan
3) Biaya per unit rendah
Kerugian saham preferen :
1) Rentan terhadap inflasi dan suku bunga yang tinggi
2) Sangat kurang berpotensi untuk peralihan modal

2.3 Investasi di Pasar Modal


Keputusan investasi menurut Rusdin (2008) adalah keputusan yang bersifat individual dan
tergantung sepenuhnya kepada investor sebagai pribadi yang bebas. Oleh karenanya sebelum
investor sampai pada suatu keputusan investasi, pertimbangan terlebih dahulu secara matang,
sebaiknya investor melakukan konsultasi kepada orang-orang/badan usaha yang telah
mempunyai reputasi baik dalam bidang investasi yang akan menjadi pilihan investasi.
Keuntungan dan kerugian membeli saham bagi pemodal menurut Rusdin (2008):
1. Keuntungan:
a. Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai
jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham,
b. Deviden, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang
saham,
c. Saham perusahaan, seperti juga tanah atau aktiva berharga sejenis, nilainya meningkat
sejalan dengan waktu dan sejalan dengan perkembangan atau kinerja perusahaan,
d. Saham juga dapat menjaminkan ke Bank untuk memperoleh kredit sebagai agunan
tambahan dari agunan pokok.
2. Kerugian:
a. Capital loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual
yang lebih rendah daripada nilai beli saham,
b. Opportunity loss, kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total hasil
yang diperoleh total hasil yang diperoleh dari investasi saham,
c. Kerugian karena perusahaan dilikuidasi, namun nilai likuidasinya lebih rendah dari
harga beli saham.

2.4 Teknik Analisis dan Volatilitas Harga


Menurut Anoraga dan Pakarti (2001), untuk dapat memilih investasi yang aman, diperlukan satu
analisis yang cermat, teliti, dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang benar
dalam analisis akan mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi. Ada banyak teknik
analisis yang dapat dipilih oleh investor atau calon investor, mulai dari yang paling sederhana
sampai dengan analisis yang paling rumit. Secara umum, ada banyak teknik analisis dalam
melakukan penilaian investasi, tetapi yang paling banyak dipakai adalah analisis ekonomi, dan
analisis rasio keuangan, analisis fundamental, dan analisis teknikal.
Volatilitas adalah besarnya jarak antara fluktuasi / naik turunnya harga saham. Saham yang naik
tinggi dengan cepat, lalu tiba-tiba turun dalam dengan cepat, disebut volatilitas nya tinggi. Baik
saham yang volatilitas nya tinggi ataupun rendah keduanya sama menguntungkan, dengan
perlakuan/strategi berbeda. Saham-saham yang volatilitas nya tinggi cocok untuk trader jangka
pendek, dan trader yang cenderung agresif. Ada pula saham yang cenderung “kalem”, dalam arti
pergerakan harganya tidak terlalu bergejolak. Biasanya saham-saham kalem / volatilitas rendah
itu adalah saham-saham blue chips, lapis pertama, yang gerakannya lebih elegan.

2.5 Chart
Pemakaian chart atau grafik dalam analisa tehnikal adalah hal yang sangat penting, karena satu
satunya objek analisa tehnikal adalah pergerakan harga yang dapat di lihat dari chart. Terdapat
tiga jenis chart yang paling sering di gunakan dalam analisa tehnikal saat ini yaitu:
a. Line Chart
Line chart atau grafik garis adalah merupakan jenis chart yang paling sederhana, line chart
menggambarkan perubahan harga dari waktu ke waktu dengan satu jenis data saja, biasanya data
yang di gunakan adalah harga penutupan, harga terakhir yang di catat pada akhir sesi
perdagangan
b. Bar Chart
Bar Chart atau yang di kenal juga dengan Grafik OHLC merupakan salah satu grafik yang
paling sering di gunakan dalam analisa tehnikal forex trading saat ini, hal ini di sebabkan karena
grafik mengandung empat macam data yaitu:

 Open : Harga pembukaan atau harga yang tercatat pertama kali pada saat
pembukaan sesi perdangan pada periode waktu tertentu.
 High : Harga tertinggi pada periode tertentu
 Low : Harga terendah pada periode waktu tertentu
 Close : Harga penutupan pada periode waktu tertentu

Karena grafik ini mengandung keempat data di atas maka bar chart juga di sebut
Grafik OHLC (Open, High, Low, Close).
c. Candlestick Chart
Candlestick chart mengandung data yang sama dengan bar chart, perbedaannya hanya terletak
tampilannya saja, candlestick chart, lebih menarik karena dapat di berikan warna warni, grafik
jenis ini mempunyai tiga bagian penting yaitu :

 Kotak di antara Open dan Close di sebut Real Body


 Garis di atas Real Body di sebut dengan Upper Shadow
 Garis di bawah Real Body di sebut Lower Shadow

Di beberapa contoh gambar candlestick chart, pada tipe grafik forex bearish di beri warnah
merah sedangkan pada grafik forex bullish di beri warna hijau, saat ini pada umumnya trader
lebih menyukai candlestick chart, karena lebih jelas menunjukkan pergerakan harga, baik bullish
maupun bearish.

2.6 Analisis Tehnikal


Menurut Husnan (2001), analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham
dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu.
Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah:
1. Bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan
2. Bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu lalu, dan,
3. Karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan pola tersebut akan
berulang.
Menurut Husnan (2001), analisis tehnikal dapat dilakukan untuk saham-saham individual
maupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan. Analisis tehnikal menggunakan grafik (charts)
maupun berbagai indikator teknis. Informasi tentang harga dan volume perdagangan merupakan
alat utama untuk analisis. Sebagai misal, peningkatan (penurunan) harga biasanya berkaitan
dengan peningkatan (penurunan) volume perdagangan.

2.6.1. Moving Average (MA)


Menurut Husnan (2001), teknik ini cukup banyak dipergunakan baik untuk saham-saham
individual maupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan. Moving average dihitung
berdasarkan atas sejumlah hari tertentu. Sedangkan menurut Gumilang (2012), moving average
merupakan harga rata-rata pada periode tertentu. MA terdiri dari beberapa jenis yaitu :
a. Simple Moving Average (SMA)
Simple Moving Average (SMA) atau biasa disebut arithmetical moving average dihitung dengan
menjumlahkan harga penutupan suatu instrumen dalam periode tertentu (contoh: 20 jam).
Hasilnya dibagi dengan periode tersebut.
b. Weighted Moving Average (WMA)
Perhitungan WMA diambil berdasarkan pembagian dari jumlah keseluruhan periode. Misalnya,
WMA 5 hari, merupakan penjumlahan seluruh data dibagi jumlah periode;1+2+3+4+5=15.
Perbedaan dengan SMA terletak pada tingkat sensitivasnya. WMA lebih sensitif dibanding
SMA. Sehingga lebih cepat menghasilkan sinyal dibanding SMA, namun memiliki lebih banyak
noise.
c. Exponential Moving Average (EMA)
EMA adalah MA yang berusaha menjawab persoalan antara SMA dan WMA, dengan
perhitungan yang lebih rumit diantara ketiganya. Misalnya, untuk membuat EMA 20 hari, maka
diperlukan data MA 20 hari terlebih dahulu, baru kemudian data ini dijadikan sebagai titik
perhitungan awal, untuk diambil selisih dan pembaginya. Perhitungan EMA, sudah dilakukan
otomatis oleh trading platform yang ada. EMA mampu mengenali perubahan tren lebih awal,
dibanding SMA, namun memiliki noise yang lebih rendah dibanding WMA.

2.7 Double Crossover Moving Average


Garis MA dengan periode yang lebih pendek akan "menempel" lebih dekat kepada harga
komoditas atau dikatakan lebih sensitif. Hal ini ada sisi negatif dan positifnya. Dari sisi
positifnya garis MA ini akan lebih cepat mengirimkan sebuah sinyal kepada traders, namun di
sisi negatif kadang terjadi perpotongan yang terlalu sering menghasilkan bad signals (whipsaws).
Sedangkan MA dengan periode yang panjang mempunyai kinerja yang lebih baik pada saat
sedang memiliki trend (trending), namun konsekuensi dari sinyal yang "terlambat" pada MA
periode panjang ini dapat membuat traders kehilangan sebagian profit yang semestinya sudah
diperoleh. Karena kelemahan yang ditemukan dalam MA ini, sebagian dari kalangan traders
menggunakan kombinasi dua garis MA sekaligus untuk saling konfirmasi atau memperkuat
sinyal. Metode ini disebut Double Crossover Method. Terdapat beberapa kombinasi yang paling
umum digunakan, yaitu kombinasi MA-10 dengan MA-50 untuk perdagangan saham short-term,
dan kombinasi MA-5 dengan MA-20 untuk futures traders yang biasanya memiliki time horizon
lebih pendek lagi. Kombinasi MA-20 dengan MA-50 untuk medium-term, sedangkan kombinasi
MA-50 dengan MA-200 sering digunakan untuk time horizon yang lebih long-term. Cara
membaca sinyal pada metode double crossover ini sangat mudah, yaitu dengan memperhatikan
perpotongan yang terjadi di antara kedua garis MA tersebut. Bila garis MA periode pendek
"memotong ke atas" garis MA yang memiliki periode lebih panjang maka akan memberikan
sinyal bullish, atau sering disebut dengan istilah golden cross. Sebaliknya bila garis MA periode
pendek tersebut "memotong ke bawah" garis MA yang memiliki periode lebih panjang, maka
disebut sebagai sinyal bearish atau death cross

2.8 Relative Strength Index (RSI)

Menurut Gumilang (2012), RSI dikembangkan oleh Welles Wilder yang merupakan indikator
momentum osciliator (RSI yang hanya bisa bergerak diantara selang penilaian) yang mengukur
kecepatan dan perubahan pergerakan harga. Salah satu kegunaan RSI yang popular adalah untuk
menentukan oversold (jenuh jual) dan overbought (jenuh beli). RSI pada umumnya ditentukan
pada level 30-70 point. bila RSI berada pada dilevel 30 indikasi oversold atau jenuh jual yaitu
kebalikan dari overbought dimana kondisi ketika harga dianalisa secara tehnikal cukup murah.
Bila RSI dilevel 70 overbought atau jenuh beli yaitu kondisi ketika harga dinilai terlalu tinggi
dan sebaiknya investor yang telah memiliki saham dibawah harga ini dapat merealisasikan
keuntungannya. Pada level 45-50 dapat dijadikan range trading untuk jangka pendek

2.9 Penelitian Terdahulu


1. Analisis Teknikal Harga Saham Indeks Kompas Periode Februari – Juli 2008 di Bursa Efek
Indonesia, oleh Ganesh (2009). Penelitian dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia yang
berlokasi di Jl.Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190. Penelitian ini menggunakan data
sekunder berupa time series harian dari Februari 2008 sampai Juli 2008. Pengolahan data
dilakukan dengan perangkat lunak Microsoft Excel. Analisis yang dilakukan untuk mengolah
data adalah analisis teknikal dengan pendekatan Simple Moving Average dan Moving Average
Envelope, dan dilanjutkan dengan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran umum
tentang data yang telah diperoleh dan analisis teknikalnya. Perusahaan sektor pertambangan
yang masuk ke dalam indeks kompas 100 periode Februari sampai Juli 2008 terdiri dari 7
perusahaan, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT
Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Inco Indonesia Tbk (INCO), PT Timah Tbk (TINS),
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Medco Tbk (MEDC).
2. Analisis Tehnikal Metode Relative Strength Index pada Index Saham dan Index Komposit,
oleh Amiruddin (2013). Tesis ini mengkaji analisis teknikal yang dapat digunakan dalam
pertimbangan menentukan strategi investasi di tengah banyaknya pilihan investasi.Investasi di
pasar modal merupakan satu bentuk alternatif yang dapat di pilih diantara pilihan lain seperti
reksadana, unit link, obligasi, emas, valuta asing ataupun properti. Penelitian dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar ketepatan (akurasi) dari penerapan pilihan analisis teknikal yang
diambil terhadap indeks saham individual dan indeks saham komposit. Penelitian dilakukan
dengan melakukan pengukuran sensitivitas analisis teknikal relative strength index (RSI)
terhadap harga saham enam belas perusahaan di Indonesia selam Juli-Oktober 2009 dan harga
saham komposit di enam bursa saham internasional selama April-Oktober 2009. Penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian studi kasus

3. Metodologi Penelitian
2.10Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Indriantoro dan Supomo
(2002), penelitian kualitatif mempunyai tujuan untuk menyusun teori, memandang teori sebagai
hasil proses induksi dari pengamatan terhadap fakta (pengumpulan informasi). Kemudian
dideskripsikan dengan penjelasan-penjelasan yang mendukung hasil dari pengamatan tersebut.
Analisis yang digunakan untuk mengolah data adalah analisis teknikal dengan menggunakan
metode Simple Moving Average (SMA) dan Relative Strength Index (RSI).

2.11Sumber Data dan Sampel Data


Sumber data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari website
www.yahoofinance.com berupa nilai historical price dengan sampel data yaitu saham blue chips
sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sejumlah 4 bank:
1. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, kode BBRI
2. Bank Mandiri (Persero) Tbk, kode BMRI
3. Bank Central Asia Tbk, kode BBCA
4. Bank Negara Indonesia Tbk, kode BBNI
Data yang digunakan dari website tersebut yaitu data harga saham 1 (satu) tahun selama Juli
2012-Juli 2013.

3.3 Alat Analisis

Alat analisis dalam penelitian ini adalah 2 (dua) alat analisis tehnikal yaitu Simple Moving
Average (SMA) dan Relative Strength Index (RSI). Alasan penggunaan SMA dan RSI ini adalah
karena keduanya merupakan salah satu penyusun sistem dalam trading. Sehingga kebanyakan
investor menggunakan dua alat analisis ini secara bersamaan untuk menghasilkan sinyal
transaksi. SMA dan RSI memiliki tingkat keakuratan yang berbeda dalam penentuan sinyal jual
dan sinyal beli. Sebuah sinyal yang dihasilkan oleh simple moving average didasarkan pada
crossover yang terjadi baik dengan harga maupun dengan SMA yang berbeda periode.
Sedangkan RSI dapat didefinisikan sebagai indikator yang mengukur kekuatan relatif pasar
berdasarkan perbandingan antara kenaikan dan penurunan, yang ditampilkan dalam bentuk
indeks yang bergerak antara level 0 (nol) hingga 100

3.4 Simple Moving Average (SMA)

Dalam penelitian ini, hanya akan melakukan perhitungan dengan menggunakan double
crossover antara 2 (dua) garis Simple Moving Average (SMA). Crossover yang digunakan adalah
kombinasi periode 10 dan 50. Kemudian perpotongan yang terjadi diantara kedua periode SMA
tersebut, akan memberikan sinyal beli atau sinyal jual. Sinyal jual dan sinyal beli akan
dikonfirmasi kebenarannya setelah 1 (satu) minggu terjadi perpotongan diantara kedua periode
SMA. Jika SMA periode 10 memotong keatas SMA periode 50, maka akan terjadi bullish atau
trend naik dimana terdapat sinyal untuk membeli. Begitu pula sebaliknya jika SMA periode 10
memotong kebawah SMA periode 50, maka akan terjadi bearish atau trend turun, dimana
saatnya lebih baik untuk menjual saham tersebut.

1.5 Relative Strength Index (RSI)


Sinyal jual maupun sinyal beli yang dihasilkan dari RSI, dapat dilihat melalui sebuah level
overbought maupun oversold. Dalam penelitian ini akan menggunakan parameter dengan level
30-70, yang akan dikonfirmasi kebenaran sinyal tersebut 1 (satu) minggu berikutnya Jika grafik
garis melewati level 70 maka akan diindikasikan sebagai overbought atau jenuh beli, dimana
lebih baik untuk menjual saham tersebut. Namun jika grafik garis melewati level 30, dinamakan
oversold atau jenuh jual, dimana lebih baik untuk membeli saham tersebut.

2. Analisis Data
4.1 Analisis Data
Dalam penelitian ini akan membandingkan keakuratan 2 (dua) alat analisis tehnikal dalam
memberikan sinyal jual dan sinyal beli yaitu Simple Moving Average dan Relative Strength
Index. Simple moving average yang digunakan adalah SMA periode 10 dan SMA periode 50,
kemudian Relative strength index menggunakan level 30-70. Dalam candlestick chart
perpotongan simple moving average, SMA periode 10 (fast moving) akan ditampilkan dengan
warna biru dan SMA periode 50 (slow moving) dengan warna hitam. Untuk RSI akan
ditampilkan dengan warna merah yang dibatasi dengan garis level 30-70. Kedua analisis tehnikal
tersebut akan memberikan sinyal beli maupun sinyal jual dari keempat saham yaitu Bank Central
Asia, Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri, dan Bank Rakyat Indonesia.

4.2. Simple Moving Average


4.2.1 Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Secara ringkas hasil analisis perpotongan grafik SMA 10 dan 50 dapat dilihat pada tabel 1.

Tanggal Tanggal Kondisi Sinyal Kebenaran


Perpotongan Konfirmasi Tren Sinyal
13 Juli 2012 20 Juli 2012 Bullish Beli Benar
11 Oktober 2012 18 Oktober 2012 Bullish Beli Benar
30 Mei 2013 6 Juni 2013 Bearish Jual Benar
23 Juli 2013 30 Juli 2013 Bullish Beli Benar
Tabel 1. Hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 Bank Central Asia Tbk
(BBCA)
Berikut adalah grafik analisis harga saham Bank Central Asia berdasarkan perpotongan SMA
periode 10 dan 50 pada gambar 10.
Gambar 10. Hasil Output AmiBroker MA periode 10 dan 50 Bank Central Asia Tbk (BBCA)

4.2.2 Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)


Secara ringkas hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 dapat dilihat pada tabel
2.
Tanggal Tanggal Kondisi Sinyal Kebenaran
Perpotongan Konfirmasi Tren Sinyal
6 Juli 2012 13 Juli 2012 Bullish Beli Benar
16 Agustus 2012 23 Agustus 2012 Bearish Jual Benar
18 September 2012 25 September 2012 Bullish Beli Benar
15 November 2012 22 November 2012 Bearish Jual Benar
4 Januari 2013 11 Januari 2013 Bullish Beli Benar
31 Mei 2013 7 Juni 2013 Bearish Jual Benar
Tabel 2. Hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 Bank Negara Indonesia Tbk
(BBNI)

Berikut adalah grafik analisis harga saham Bank Negara Indonesia berdasarkan perpotongan
SMA periode 10 dan SMA 50 pada gambar 11.
Gambar 11. Hasil Output Amibroker SMA periode 10 dan 50 Bank Negara Indonesia Tbk
(BBNI)

4.2.3 Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)


Secara ringkas hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 dapat dilihat pada tabel
3.
Tanggal Tanggal Kondisi Sinyal Kebenaran
Perpotongan Konfirmasi Tren Sinyal
10 Desember 2012 17 Desember 2012 Bearish Jual Benar
16 Januari 2013 23 Januari 2012 Bullish Beli Benar
29 Mei 2013 5 Juni 2013 Bearish Jual Benar
Tabel 3. Hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 Bank Mandiri (Persero) Tbk
(BMRI)

Berikut adalah grafik analisis harga saham Bank Mandiri berdasarkan perpotongan SMA periode
10 dan 50 pada gambar 12.
Gambar 12. Hasil Output Amibroker SMA periode 10 dan 50 Bank Mandiri (Persero) Tbk
(BMRI)

4.2.4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)


Secara ringkas hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 dapat dilihat pada tabel
4.

Tanggal Tanggal Konfimasi Kondisi Sinyal Kebenaran


Perpotongan Tren Sinyal
3 Juli 2012 10 Juli 2012 Bullish Beli Benar
6 November 2012 13 November 2012 Bearish Jual Benar
9 Januari 2013 16 Januari 2013 Bullish Beli Benar
11 April 2013 18 April 2013 Bearish Jual Salah
26 April 2013 3 Mei 2013 Bullish Beli Benar
7 Juni 2013 14 Juni 2013 Bearish Jual Benar
31 Juli 2013 7 Agustus 2013 Bearish Jual Benar
Tabel 4. Hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk (BBRI)

Berikut adalah grafik analisis harga saham Bank Rakyat Indonesia berdasarkan perpotongan
SMA 10 dan SMA 50 pada gambar 13:
Gambar 13. Hasil Output Amibroker SMA periode 10 dan 50 Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk (BBRI)

4.3 Relative Strength Index


4.3.1 Bank Central Asia Tbk ( BBCA)
Pada periode Juli 2012 – Juli 2013 terjadi beberapa sinyal jual dan beli pada RSI seperti yang

ditunjukkan pada gambar 14.


Gambar 14. Hasil Output Amibroker RSI Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Secara ringkas hasil analisis sinyal jual dan sinyal beli dari RSI dapat dilihat pada tabel 5.

Tanggal Tanggal Kondisi Sinyal Kebenaran


Konfirmasi Grafik Sinyal
14 November 2012 21 November 2012 Overbought Jual Benar
4 Februari 2013 11 Februari 2013 Overbought Jual Benar
25 Februari 2013 4 Maret 2013 Overbought Jual Benar
11 Juni 2013 18 Juni 2013 Oversold Beli Benar
Tabel 5. Sinyal jual dan sinyal beli dari RSI Bank Central Asia Tbk (BBCA)

4.3.2 Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Pada periode Juli 2012 – Juli 2013 terjadi beberapa sinyal jual dan beli pada RSI seperti yang

ditunjukkan pada gambar 15:


Gambar 15. Hasil Output Amibroker RSI Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Secara ringkas hasil analisis sinyal jual dan sinyal beli dari RSI dapat dilihat pada tabel 6:

Tanggal Tanggal Kondisi Sinyal Kebenaran


Konfirmasi Grafik Sinyal
8 Januari 2013 15 Januari 2013 Overbought Jual Salah
1 Februari 2013 8 Februari 2013 Overbought Jual Benar
1 Maret 2013 8 Maret 2013 Overbought Jual Benar
13 Juni 2013 20 Juni 2013 Oversold Beli Salah
25 Juni 2013 2 Juli 2013 Oversold Beli Benar
Tabel 7. Sinyal jual dan sinyal beli dari RSI Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

1.1.1 Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)


Pada periode Juli 2012 – Juli 2013 terjadi beberapa sinyal jual dan beli pada RSI seperti yang
ditunjukkan pada gambar 16:
Gambar 16. Hasil Output Amibroker Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

Secara ringkas hasil analisis sinyal jual dan sinyal beli dari RSI dapat dilihat pada tabel 7:

Tanggal Tanggal Kondisi Sinyal Kebenaran


Konfirmasi Grafik Sinyal
31 Juli 2012 7 Agustus 2012 Overbought Jual Benar
28 Februari 2013 7 Maret 2013 Overbought Jual Salah
12 Juni 2013 19 Juni 2013 Oversold Beli Benar
9 Juli 2013 16 Juli 2013 Oversold Beli Benar
Tabel 7. Sinyal jual dan sinyal beli dari RSI Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

1.1.2 Bank Rakyat Indonesia ( Persero) Tbk (BBRI)


Pada periode Juli 2012 – Juli 2013 terjadi beberapa sinyal jual dan beli pada RSI seperti yang
ditunjukkan pada gambar 17:
Gambar 17. Hasil Output Amibroker Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Secara ringkas hasil analisis sinyal jual dan sinyal beli dari RSI dapat dilihat pada tabel 8:
Tanggal Tanggal Kondisi Sinyal Kebenaran
Konfirmasi Grafik Sinyal
18 Januari 2013 25 Januari 2013 Overbought Jual Benar
13 Februari 2013 20 Februari 2013 Overbought Jual Benar
28 Februari 2013 7 Maret 2013 Overbought Jual Salah
1 Mei 2013 8 Mei 2013 Overbought Jual Benar
13 Juni 2013 20 Juni 2013 Oversold Beli Salah
25 Juni 2013 2 Juli 2013 Oversold Beli Benar
Tabel 8. Sinyal jual dan sinyal beli dari RSI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

4.4 Perbandingan Keakuratan antara Simple Moving Average dan Relative Strength Index
Tabel 9 merupakan tabel kekuratan Simple Moving Average dan Tabel 10 merupakan tabel
keakuratan Relative Strength Index pada 4 (empat) bank sektor perbankan saham Blue Chips
pada periode Juli 2012 – Juli 2013 dengan menggunakan kedua analisis tehnikal di atas, jika
sinyal benar maka akan diberi nilai 1, dan jika sinyal salah maka nilainya 0.
No Bank Tanggal Sinyal Nilai
SMA
1 Bank Central Asia 13 Juli 2012 Beli 1
11 Oktober 2012 Beli 1
30 Mei 2013 Jual 1
23 Juli 2013 Beli 1
2 Bank Negara Indonesia 6 Juli 2012 Beli 1
16 Agustus 2012 Jual 1
18 September 2012 Beli 1
15 November 2012 Jual 1
4 Januari 2013 Beli 1
31 Mei 2013 Jual 1
3 Bank Mandiri 10 Desember 2012 Jual 1
16 Januari 2013 Beli 1
29 Mei 2013 Jual 1
4 Bank Rakyat Indonesia 3 Juli 2012 Beli 1
6 November 2012 Jual 1
9 Januari 2013 Beli 1
11 April 2013 Jual 0
26 April 2013 Beli 1
7 Juni 2013 Jual 1
31 Juli 2013 Jual 1
Tingkat Keakuratan 95 %
Tabel 10. Hasil keakuratan Simple Moving Average
No Bank Tanggal Sinyal Nilai
RSI
1 Bank Central Asia 14 November 2012 Jual 1
4 Februari 2013 Jual 1
25 Februari 2013 Jual 1
11 Juni 2013 Beli 1
2 Bank Negara Indonesia 8 Januari 2013 Jual 0
1 Februari 2013 Jual 1
1 Maret 2013 Jual 1
13 Juni 2013 Beli 0
25 Juni 2013 Beli 1
3 Bank Mandiri 31 Juli 2012 Jual 1
28 Februari 2013 Jual 0
12 Juni 2013 Beli 1
9 Juli 2013 Beli 1
4 Bank Rakyat Indonesia 18 Januari 2013 Jual 1
13 Februari 2013 Jual 1
28 Februari 2013 Jual 0
1 Mei 2013 Jual 1
13 Juni 2013 Beli 0
25 Juni 2013 Beli 1
Tingkat Keakuratan 75%
Tabel 11. Hasil keakuratan Relative Strength Index

5. Kesimpulan
5.1 Kesimpulan
Analisis tehnikal dengan menggunakan simple moving average dan relative strength index
memiliki hasil dan tingkat keakuratan yang berbeda. Kesimpulan yang dapat diambil dari
evaluasi analisis tehnikal pada saham blue chips sektor perbankan periode Juli 2012-Juli 2013
adalah sebagai berikut :
1. Analisis tehnikal dengan menggunakan simple moving average pada keempat bank
diperoleh tingkat keakuratan 95%, dimana terjadi 10 sinyal beli dan 10 sinyal jual. Dari
ke 20 sinyal tersebut terdapat 1 sinyal yang keliru (false signal).
2. Analisis tehnikal dengan menggunakan relative strength index pada keempat bank
diperoleh tingkat keakuratan 75%, dimana juga terjadi 10 sinyal beli dan 10 sinyal jual.
Dari ke 20 sinyal tersebut terdapat 5 sinyal yang keliru (false signal).
3. Berdasarkan dua kesimpulan diatas dan dari kedua analisis tehnikal tersebut, simple
moving average dapat dikatakan lebih akurat daripada relative strength index,
dikarenakan ketika terjadi sinyal jual maupun beli, pada perpotongan garis simple moving
average lebih memberikan sinyal yang benar setelah melihat pada 1 (satu) minggu
setelah terjadinya perpotongan. Pada RSI, sinyal jual atau beli yang diberikan, belum
pasti merupakan sinyal yang sebenarnya (false signal) meskipun setelah melakukan
pengamatan selama 1 (minggu) kemudian dikarenakan pengaruh tren yang kuat terhadap
grafik.

5.2. Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu :
1. Penelitian ini hanya menggunakan dua alat analisis tehnikal, yaitu Simple Moving
Average dan Relative Strength Index sehingga tingkat keakuratan hanya dapat dilihat dari
dua alat tersebut.

5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, dapat ditarik saran yaitu :
1. Penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah alat analisis tehnikal yang lainnya
seperti Bollinger Band, sehingga lebih dapat melihat perbandingan keakuratan dalam
mengambil keputusan investasi saham.
2. Menggunakan software analisis tehnikal yang lain, seperti Metastock.

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin. 2013. Analisis Tehnikal Metode Relative Strength Index pada Index Sahan dan Index
Komposit. 25 Maret 2013. http://library.gunadarma.ac.id
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. PT. Asdi Mahasatya: Jakarta.

Bagin, Villeesandy Menaken. 2012. Analisis Pergerakan Mata Uang EUR/USD, USD/JPY DAN
EUR/JPY Menggunakan Analsisis Teknikal Metode RSI, MACD DAN Bollinger Bands
Periode 1 Januari 2008 – 31 Desember 2011. 23 Oktober 2013 .
http://thesis.binus.ac.id/doc/Cover/2011-2-00373-AK%20Cover001.pdf

Ganesh, Andrian. 2009. Analisis Teknikal Harga Saham Indeks Kompas 100 Sektor
Pertambangan Periode Februari – Juli 2008. 27 Maret 2013.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/ 11262/H09aga.pdf?sequence=2

Gumilang, Husni. 2012. Amibroker Sebuah Pengantar dan Charting Tools. HGU Publishing:
Bogor

Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Unit Penerbit dan
Pencetak AMP YKPN: Yogyakarta.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Manajemen
dan Akuntansi. BPFE: Yogyakarta.

Lasantha. RSI. Belajar Teknikal. 5 Februari 2013. http://belajar teknikal


.blogspot.com/2011/05/rsi.html

Noer, Maz. Daftar Perusahaan Blue Chips di Indonesia. Catatan Maz Noer. 31 Juli 2013.
http://matahati99.blogspot.com/2012/06/daftar-perusahaan-blue-chips-di.html.

Rusdin, Drs. 2008. Pasar Modal. Penerbit Alfabeta: Bandung.

Sfgforex. Jenis-Jenis Chart. Sinyal Forex Gratis Harian. 16 Desember 2013.


http://signalforexgratis.com/jenis-jenis-chart/

Wicaksono, Arif. Saham Perbankan Masih Potensial. Tribunnews.com. Sugiyarto (Ed). 15 Mei
2013. http://www.tribunnews.com/2012/11/07/saham-perbankan-masih-potensial

www.idx.co.id. 2010. Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Kelas Basic. ---

www.idx.co.id. 2010. Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Kelas Intermediate. ---

----------. Daftar Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Wikipedia Ensiklopedia
Bebas. 17 Mei 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_ perusahaan_
yang_tercatat_di_Bursa_Efek Indonesia.

_____.2009. Pedoman Penulisan Karya Imiah Universitas Lampung. Edisi Revisi. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.

www.idx.co.id

Anda mungkin juga menyukai