Anda di halaman 1dari 83

KOMUNIKASI POLITIK DEDI ARDIANSYAH DALAM

PEMLIHAN KEPALA DESA DI DESA TERUSAN DALAM

KECAMATAN SUMBER MARGA TELANG KABUPATEN

BANYUASIN TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana S1 Dalam Ilmu Politik Program Studi Ilmu Politik

Oleh :

Enisa Dewi Astuti

Nim : 1657020037

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

1443 H / 2022

1
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Jangan bandingkan prosessmu dengan orang lain karena tidak semua bunga

tumbuh mekar secara bersamaan”

Persembahan

Karya ilmiah ini penulis persembahkan untuk :

1. Kedua orang Tua saya tercinta Bapak Herianto.S dan Ibu Astati.S serta

saudara kandungku Ahmad Yogi adalah alasan utama saya untuk tetap

berusaha hingga saat ini.

2. Dosen Pembimbing saya yang luar biasa Ibu Dr. Eti Yusnita, S.Ag,. M.Hi

dan Reagen Harahap, M.A yang telah meluangkan waktu dan tenaganya

demi membimbing penulisan skripsi saya sehingga skripsi saya dapat

terselesaikan.

3. Keluarga besar saya, terima kasih atas doa dan dukungan dalam

penyelesaian skripsi ini.

4. Teman seperjuangan di Ilmu Politik, (Evi, Mei, yayas, Mayang, Liga, Jodi,

Indra, Ilham , Mastal, Indah dan lain-lain)

5. Sahabat terbaik saya, Eni, Pipit, dan Adhila terimakasih atas dukungan dan

motivasi yang telah diberikan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi

ini.

6. Almamater UIN Raden Fatah Pelmbang.

iv
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Komunikasi Politik Dedi Ardiansyah Dalam


Pemilihan Kepala Desa di Desa Terusan Dalam Kecamatan Sumber Marga Telang
Kabupaten Banyuasin Tahun 2021. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui
bagaiamana Komunikasi Politik Dedi Ardiansyah dalam Pemilihan Kepala Desa
di Desa Terusan Dalam dan Untuk mengetahui Faktor-faktor pendukung dan
penghambat yang mempengaruhi Dedi Ardiansyah dalam melakukan komunikasi
politik pada saat Pemilihan Kepala Desa. Teori yang digunakan ialah Teori
Komunikasi Politik dari Harold D.Lasswell. Tipe penelitian ini adalah deskriptif
melalu pendekatan kualitatif. Adapun objek dari penelitian ini adalah Dedi
Ardiasnyah sebagai Kepala Desa Terusan Dalam dan beberapa warga. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode wawancara, observasi, dan dokumentasi
data yang diperoleh dan di analisis secara teliti.
Hasil penelitian ini adalah Dedi Ardiansyah melakukan komunikasi
pendekatan diri dengan masyarakat, Pada saat pemilihan Kepala Desa Dedi
Ardiasnyah dibantu oleh tim sukses untuk menyampaikan pesan politiknya,
Menyampaikan pesan politik ke masyarakat berupa program-program yang
bersumber dari visi misi, Dedi Ardiansyah dalam mengkampanyekan pesan
politiknya kepada masyarakat desa menggunakan media langsung dan tidak
langsung. Untuk media langsung Dedi Ardiansyah melakukan kunjungan
kerumah-rumah warga dan untuk media tidak langsung menggunakan media
facebook, Efek yang ditimbulkan dalam komunikasi politik Pilkades, Warga Desa
Terusan Dalam memilih Dedi Ardiansyah sebagai Kepala Desa Terusan Dalam
yang mana memperoleh suara tertinggi.
Kemenangan Dedi Ardiansyah disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya faktor pendukung yaitu disebabkan oleh sosok figur dari Dedi
Ardiansyah itu sendiri dan tim kemenangan, dan visi-misinya. Faktor penghambat
Dedi Ardiasnyah pada saat pilkades yaitu faktor latar belakang masyarakat dan
finansial.
Kata Kunci : komunikasi, Politik, Pilkades (Pemilihan Kepala Desa)

v
ABSTRACT
This research is entitled Political Communication of Dedi Ardiansyah in
the Election of Village Heads in the Village of Terusan Dalam Sub-district of
Sumber Marga Telang, Banyuasin Regency in 2021. The purpose of this study is
to find out how Dedi Ardiansyah's political communication is in the Election of
Village Heads in the Village of Terusan Dalam and to find out the supporting
factors and obstacles that affect Dedi Ardiansyah in carrying out political
communication during the Village Head Election. The theory used is the Political
Communication Theory from Harold D. Lasswell. This type of research is
descriptive through a qualitative approach. The object of this research is Dedi
Ardiasnyah as the Head of Canal Dalam Village and several residents. The
research method used is the method of interview, observation, and documentation
of the data obtained and analyzed carefully.
The results of this study are Dedi Ardiansyah communicates his approach
with the community, During the election of the Village Head, Dedi Ardiasnyah is
assisted by a success team to convey his political message, Conveys political
messages to the community in the form of programs that originate from the vision
and mission, Dedi Ardiansyah in campaigning his political message to the village
community using direct and indirect media. For direct media, Dedi Ardiansyah
made visits to residents' homes and for indirect media using Facebook media, the
effects caused in political communication for the Pilkades, residents of Terusan
Dalam Village chose Dedi Ardiansyah as the Head of Canal Dalam Village which
received the highest vote.
Dedi Ardiansyah's victory was caused by several factors, including
supporting factors, namely the figure of Dedi Ardiansyah himself and the winning
team, and his vision and mission. Dedi Ardiasnyah's inhibiting factors at the time
of the village head election were community and financial background factors.
Keywords: Communication, Politics, Pilkades (pemilihan Kepala Desa)

vi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrohmanirrohim.

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah

melancarkan segala urusan saya sehingga saya dapat menyelesaikan

skripsi saya yang berjudul “Komunikasi Politik Dedi Ardiansyah Dalam

Pemilihan Kepala Desa di Desa Terusan Dalam Kecamatan Sumber Marga

Telang Kabupaten Banyuasin Tahun 2021”. Salawat serta salam semoga

selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah

menginspirasi dan mengajak kita semua untuk menjadi muslim yang

berilmu dan berperadaban.

Dalam menulis skripsi ini, saya melalui berbagai proses yang harus

dihadapi agar tanggung jawab saya dapat terselesaikan dengan baik.

Namun kelancaran proses penulisan skripsi saya tidak lepas dari

dukungan, doa, dan bantuan dari keluarga, para dosen, para sahabat, dan

pihak lain yang berjasa. Untuk itu, pada kesempatan kali ini, saya hendak

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Nyayu Khodijah sebagai Rektor UIN Raden Fatah

Palembang.

2. Bapak Prof. Dr. Izomiddin, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik UIN Raden FatahPalembang.

3. Bapak Dr. Yenrizal, M.Si sebagai Wakil Dekan I FISIP UIN Raden

Fatah Palembang.

vii
4. Bapak Ainur Ropik, S.Sos., M.Si sebagai Wakil Dekan II FISIP UIN

Raden FatahPalembang.

5. Bapak Dr. Kun Budianto, M.Si sebagai Wakil Dekan III FISIP UIN

Raden Fatah Palembang.

6. Ibu Dr. Eti Yusnita, S.Ag.,M.Hi sebagai Ketua Prodi Ilmu Politik

FISIP UIN Raden Fatah Palembang.

7. Bapak Ryllian Chandra Eka Viana, MA. sebagai Sekretaris Prodi Ilmu

Politik FISIP UIN Raden Fatah Palembang.

8. Ibu Dr.Eti Yusnita, S.Ag,.M.HI. sebagai dosen pembimbing I skripsi

saya.

9. Bapak Reagen Harahap, M.A. sebagai Dosen pembimbing II skripsi

saya.

10. Bapak Dedi Ardiansyah selaku Kepala Desa, Desa Terusan Dalam

11. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai Administrasi.

Penulis memahami bahwa masih banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini. Meski demikian, semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat baik bagi pembaca maupun penulis sendiri.

Wassalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................


SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................ii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................iv
ABSTRAK .............................................................................................................v
KATA PENGANTAR .........................................................................................vii
DAFTAR ISI .........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................6
D. Kegunaan Penelitian ..................................................................................7
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................................7
F. Kerangka Teori ........................................................................................13
G. Metodologi Penelitian ..............................................................................16
1. Metode penelitian ................................................................................16
2. Data dan Sumber Data .........................................................................17
3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................18
4. Teknik Analisis Data ...........................................................................20
H. Sistematika Penulisan Laporan ................................................................22
BAB II KAJIAN PUSTAKA YANG RELEVAN .................................................
A. Komunikasi Politik ..................................................................................24
B. Pemilihan Kepala Desa ............................................................................34

BAB III GAMBARAN UMUM DESA LOKASI PENELITIAN ......................

ix
A. Profil Desa Terusan Dalam ......................................................................41
B. Kondisi sosial ..........................................................................................45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................
A. Komunikasi Politik Dedi Ardiansyah dalam Pemilihan Kepala Desa di
Desa Terusan Dalam Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten
Banyuasin Tahun 2021 ............................................................................50
B. Faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi Dedi Ardiansyah
dalam melakukan komunikasi politik pada saat Pemilihan Kepala Desa.60
BAB V PENUTUP ...................................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................64
B. Saran ........................................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................66


LAMPIRAN..........................................................................................................68

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Nama-nama Kepala Desa Terusan Dalam Sebelum-Sekarang ..42
Tabel 3.2 Luas Wilayah Desa Terusan Dalam ......................................................43
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .....................................44
Tabel 3.4 Tingkat Pendidikan Desa Terusan Dalam .............................................45
Tabel 3.5 Lembaga Pendidikan Desa Terusan Dalam ..........................................46
Tabel 3.6 Data Keagamaan Desa Terusan Dalam Tahun 2021 ............................47
Tabel 3.7 Data Tempat Ibadah Desa Terusan Dalam............................................48
Tabel 4.1 Perolehan Suara pada saat Pemilihan Pilkades di Desa Terusan Dalam
pada tanggal 17 November 2021 ..........................................................................59

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Wawancara Bersama Kepala Desa Terusan Dalam ......................... 51


Gambar 4.2 Poster Dedi Ardiansyah saat Kampanye 2021 ..................................55
Gambar 4.3 Kampenye Dedi Ardiansyah di Media Facebook .............................56
Gambar 4.4 Wawancara Bersama salah satu warga Desa Terusan Dalam ..........58

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa merupakan cerminan dari Negara, karena desa adalah bagian

pemerintahan terkecil dan yang paling bawah dari Negara. Pemerintah desa

terdiri dari atas kepala desa dan perangkat kepala desa sebagai unsur

penyelenggaraan pemerintah desa. Dalam pemerintah desa, kepala desa

merupakan figur pemimpin desa dimana seorang kepala desa merupakan figur

pemimpin desa, dimana seorang kepala desa mempunyai peranan yang sangat

besar dalam memimpin penyelanggaraan pemerintah desa, membina

kehidupan masyarakat desa, memelihara ketentraman dan ketertiban

masyarakat desa, mendamaikan perselisihan masyarakat didesa dan membina

perekonomian desa guna dalam memimpin sangat menentukan keberhasilan

desa dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Kepala desa dipilih langsung oleh masyarakat melalui pemilihan.

Pemilihan kepala desa merupakan salah satu usaha dalam mewujudkan

pemerintahan yang demokratis di desa. Pemilihan kepala desa disebut juga

dengan Pilkades merupakan salah satu basis demokrasi bagi Indonesia karena

aktifitas politik dari dasar telah berlangsung. Melalui pilkades, menunjukan

bahwa masyarakat desa adalah masyarakat yang telah menyelenggarakan

demokrasi di tingkat daerah. Menurut Soetardjo Kartohadikoesoemo (1964)

Pilkades hanyalah salah satu dari aktifitas politik di desa yang dapat

1
menunjukan bahwa demokrasi sudah tumbuh dan berkembang jauh sebelum

Negara,bangsa Indonesia berdiri.

Pemilihan kepala desa dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah

Kabupaten/Kota. Pemilihan kepala desa diatur dalam Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2014 tentang Desa. Dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang desa di jelaskan bahwa Pemilihan Kepala Desa yaitu

sebagai berikut:

1) Pemilihan Kepala Desa di laksanakan secara serentak di seluruh wilayah

Kabupaten;

2) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menetapkan kebijakan pelaksanaan

pemilihan.

Pada tahun 2021 telah di laksanakan pilkades serentak di beberapa

Kabupaten Sumatera Selatan termasuk kabupaten Banyuasin dimana terdapat

240 Desa dari 21 kecamatan telah melaksanakan pemilihan kepala desa

serentak yang dimana diikuti oleh 243 calon. Pada beberapa desa terdapat

lebih dari lima calon. Salah satu desa di Kabupaten Banyuasin yang telah

melaksanakan Pilkades serentak yaitu Desa Terusan Dalam Kecamatan

Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin yang diikuti oleh lima calon

kandidat kepala desa yaitu Asdi, Ardiansyah, Midia Wati Lestari,AM.Keb,

Dedi Ardiansyah, Lisnani. Yang dimana pesaingan dari lima kandidat

tersebut sangatlah ketat.

2
Berdasarkan Dari hasil perolehan suara pada pemeilihan kepala desa di

Desa Terusan Dalam pada tanggal 17 November 2021 Dedi Ardiansyah

terpilih sebagai Kepala Desa Terusan Dalam periode 2021-2027. Dedi

Ardiansyah unggul dengan perolehan suara terbanyak dari pesaing-

pesaingnya. Menariknya Dedi sebelumnya pernah mencalonkan diri pada

periode sebelumnya tapi kalah dan ini adalah edisi kedua dia mencalonkan

dan terpilih sebagai kepala desa. Padahal pada pemilihan kedua ini juga Dedi

Ardiansyah bukanlah unggulan melainkan kandidat nomor 2 yaitu

Ardiansyah dimana pada dasarnya dulu dia pernah menjabat sebagai anggota

BPD dan keluarga nya pun banyak menjabat sebagai anggota BPD yang mana

membuat dia unggul di Desa tersebut tetapi pada saat pemilihan calon Nomor

urut 2 ini hanya memperoleh suara sebanyak 218 suara kalah dari perolehan

suara Dedi Ardiansyah yang memperoleh suara sebanyak 298 suara.

Dari Terpilihnya Dedi Ardiansyah Sebagai Kepala Desa Terusan

Dalam ini tentu tidak lepas dari strategi yang ia gunakan untuk mendapatkan

dukungan penuh dari masyarakat setempat. Dalam proses pencalonan hingga

tahapan kampanye masing-masing kepala desa tentu memiliki tak-tik dan

strategi untuk memenangkan pemilihan pilkades. Hal yang paling penting

adalah harus memiliki komunikasi politik yang baik disegala sektor baik bagi

calon itu sendiri maupun dalam strategi yang dilakukan.

Dalam pemilihan kepala desa tidak lepas dengan peran dan fungsi

komunikasi politik. Komunikasi politik adalah salah satu strategi untuk

membentuk citra yang baik bagi khalayak. Menurut Dahlan dalam Cangara

3
(2009:35) komunikasi politik ialah suatu bidang atau disiplin ilmu yang

menelaah prilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik, mempunyai

akibat politik, atau berpengaruh terhadap perilaku politik.

Dalam proses politik, Komunikasi sangat penting, salah satu yang

menjadikan manusia sebagai makhluk social adalah manusia mampu

menerapkan komunikasi secara baik antara semuanya. Dalam dunia politik

juga dibutuhkan juga komunikasi yang efektif dalam berpolitik. karena

kegiatan politik harus dilandasi oleh kegiatan komunikasi untuk menyalurkan

ide, gagasan dan tujuan dalam bidang-bidang penting dalam Negara.

Komunikasi efektif merupakan penyampaian pesan dari komunikator ke

komunikan dan komunikasi tersebut saling feedback.

Bila dilihat dari tujuan politik, maka hakikatnya komunikasi politik

adalah upaya sekelompok manusia yang mempunyai orientasi, pemikiran

politik atau ideology tertentu dalam rangka menguasai dan atau memperoleh

kekuasaan demi mewujudkan tujuan pemikiran politik dan ideology

sebagaimana yang mereka harapkan. (Rauf dan Nasrun, 1993:10). Dalam

fungsinya komunikasi dibedakan menjadi dua bagian;

1) Fungsi komunikasi politik yang berada pada struktur pemerintah

(Suprastruktur politik) atau disebut pula dengan the governmental

political sphere, berisikan informasi yang menyangkut kepada seluruh

kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Isi komunikasi di tujukan

kepada upaya untuk mewujudkan loyalitas dan integritas nasional untuk

mencapai tujuan Negara yang lebih luas.

4
2) Fungsi yang berada pada struktur masyarakat (infrastruktur politik) yang

disebut pula dengan istilah the sociopolitical sphere, yaitu sebagai

agregasi kepentingan dan artikulasi kepentingan, dimana kedua fungsi

tersebut sebagai proses komunikasi yang berlangsung diantara kelompok

dan proses penyampaian atau penyaluran isi komunikasi terhadap

pemerintah dari hasil agregasi dan artikulasi tersebut

Apabila di lihat secara umum, maka fungsi komunikasi politik pada

hakekatnya sebagai jembatan penghubung antara suprastruktur dan

infrastruktur yang bersifat interpendensi dalam ruang lingkup Negara.

Komuniasi ini bersifat timbal balik atau dalam pengertian lain saling

merespon sehingga mencapai saling pengertian dan di orientasikan sebesar-

besarnya untuk kepentingan rakyat. Sehingga komunikasi politik dapat di

simpulkan sebagai komunikasi yang melibatkan di dalamnya pesan-pesan

politik dan aktor-aktor politik atau komunikasi yang berkaitan dengan

kekuasaan, jalannya pemerintahan dan kebijakan pemerintah. Proses

komunikasi politik di maknai sebagai proses penyampaian pesan.

Peranan komunikasi politik dapat menghasilkan partisipasi politik

yaitu kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif

dalam kehidupan politik (Budiardjo, 2008:405). Focus perhatian yang mejadi

titik perhatian adalah komunikasi politik yang dilakukan Kepala Desa terpilih

Dedi Ardiansyah dalam Pilkades di Desa Terusan Dalam. Oleh karena itu

penelitian ini lebih menitik beratkan untuk mengetahui strategi komunikasi

5
politik apa yang di terapkan oleh Dedi Ardiansyah sehingga menang dalam

pemilihan kades pada tanggal 17 November 2021.

Dari penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Komunikasi Politik Dedi Ardiansyah dalam Pemilihan

Kepala Desa di Desa Terusan Dalam, Kecamatan Sumber Marga Telang,

Kabupaten Banyuasin Tahun 2021”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, peneliti

merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu

1. Bagaimana Komunikasi Politik Dedi Ardiansyah dalam Pemilihan Kepala

Desa di Desa Terusan Dalam, Kecamatan Sumber Marga Telang,

Kabupaten Banyuasin Tahun 2021?

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja yang mempengaruhi

Dedi Ardiansyah dalam melakukan komunikasi politik pada saat

Pemilihan Kepala Desa?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sesuai dengan rumusan masalah

yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu:

1. Untuk mengetahui Komunikasi Politik Dedi Ardiansyah dalam Pemilihan

Kepala Desa di Desa Terusan Dalam, Kecamatan Sumber Marga Telang,

Kabupaten Banyuasin Tahun 2021.

6
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang

mempengaruhi Dedi Ardiansyah dalam melakukan komunikasi politik

pada saat Pemilihan Kepala Desa.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan kajian,

serta tambahan literatur dalam pengembangan keilmuan bidang ilmu politik

dan member sumbangan kajian mengenai fenomena tentang “Komunikasi

Politik Dedi Ardiansyah dalam Pemilihan Kepala Desa di Desa Terusan

Dalam, Kecamatan Sumber Marga Telang, Kabupaten Banyuasin Tahun

2021”.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat di pergunakan oleh civitas

akademika UIN Raden Fatah, para peneliti, pengamat politik sebagai

pertimbangan bagi penelaah mengenai “Komunikasi Politik Dedi Ardiansyah

dalam Pemilihan Kepala Desa di Desa Terusan Dalam, Kecamatan Sumber

Marga Telang, Kabupaten Banyuasin Tahun 2021”

E. Tinjaun Pustaka

Penelitian tentang Komunikasi Politik Dedi Ardiansyah dalam

Pemilihan Kepala Desa di Desa Terusan Dalam, Kecamatan Sumber Marga

Telang, Kabupaten Banyuasin Tahun 2021, ini belum pernah dilakukan

sebelumnya. Namun, ada beberapa penelitian yang menurut peneliti dapat di

7
jadikan rujukan sebagai pembanding, acuan, dan referensi bagi penelitian

yang sedang dilakukan. Berkaitan dengan judul penelitian diatas, penelitian

yang menjadi rujukan bagi peneliti antara lain penelitian

Pertama, Penelitian oleh Okka Okktaviano Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Diponegoro, dengan judul “Analisis Kemenangan

Suryono Pada Pemilihan Kepala Desa Tegalarum Kecamatan Jaken

Kabupaten Pati Periode Tahun 2015- 2021 (Analisis Figur dan Tim Sukses)”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi kemenangan

Suryono dan Tim Sukses Pada Pemilihan Kepala Desa Tegalarum Kecamatan

Jaken Kabupaten Pati periode 2015-2021. Strategi yang digunakan Suryono

dan Tim Sukses untuk memenangkan pemilihan kepala Desa Tegalarum

adalah diawali dengan memetakan basis massa, menentukan langkah-langkah

untuk kampanye dan juga merumuskan program kerja yang akan ditawarkan

kepada masyarakat. Untuk mendapatkan dukungan lebih banyak Suryono dan

Tim Sukses menggunakan strategi komunikasi yaitu dengan mendatangi

tokoh-tokoh Desa Tegalarum yang dianggap masyarakat sebagai orang yang

disegani dan dihormati di Desa Tegalarum.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Suryono terpilih

sebagai Kepala Desa Tegalarum di Kecamatan Jaken Kabupaten Pati periode

2015-2021 memperoleh 917 suara, sedangkan Soeharto memperoleh 800

suara. Dalam memperoleh suara lebih banyak Suryono dan Tim Sukses

memilih Dusun Mberan dan Dusun Taunan sebagai target untuk mendapatkan

dukungan, karena di Dusun Taunan adalah rumah dari Suryono dan kerabat-

8
kerabat atau saudara dari Suryono juga berperan aktif dalam mempengaruhi

dan mengenalkan Suryono kepada masyarakat, sedangkan di Dusun Mberan

banyak orang terutama kegiatan anak-anak muda yang difasilitasi kerabat

Suryono seperti perkumpulan Karang Taruna. Perbedaan dari penelitian ini

dengan peneliti yaitu dari segi lokasi, data dan teori yang berbeda. Dimana

penelitian tersebut di lakukan di Desa Tegalarum di Kecamatan Jaken

Kabupaten Pati sedangkan Disini peneliti mencoba untuk melakukan

penelitian di Desa Terusan Dalam, Kecamatan Sumber Marga Telang,

Kabupaten Banyuasin.

Kedua, penelitian oleh Goby Rahmat Fauzi Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, dengan judul

“Komunikasi Politik Winarti Dalam Pemilihan Kepala Daerah Di Kabupaten

Tulang Bawang (studi kasus kemenangan Winarti terhadap Incumbent)”.

tujuan penelitian untuk Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari komunikasi

politik Winarti dengan masyarakat pada saat pemilukada. Sifat penelitian ini

bersifat deskriptip yang menjelaskan suatu hal kondisi yang ada di lapangan.

Hasil dari penelitian Bentuk-bentuk komunikasi yang di lakukan oleh

winarti pada pemilukada di Kabupaten Tulang Bawang, yang pertama,

melakukan komunikasi massa, dengan melakukan komunikasi massa

merupakan langkah yang efisien untuk meningkatkan elektabilisan winarti

dalam pemilukada, dengan menggunakan media massa, seperti interne,

baleho, spanduk dll, dengan begitu masyarakat mampu mengenali siapa

winarti. yang kedua, melakukan komunikasi organisasi, dengan melakukan

9
komunikasi organisasi merupakan langkah yang dapat di gunakan untuk

meningkatkan basis masa dan pendukung yang di harapkan, yang ketiga,

melakukan komunikasi interpersonal dengan masyarakat, dengan melakukan

komunikasi interpersonal kepada masyarakat winarti dapat menyerap ,

aspirasi dan harapan yang di ingin kan oleh masyarakat, setelah mendengar

aspirasi masyarakat winarti menuangkan dalam visi misi yang di sebut 25

program pro rakyat, yang terbukti dapat memenangkan winarti dalam

pemilukada di kabupaten Tulang Bawang. Perbedaan dari penelitian ini

dengan peneliti yaitu terdapat pada teorinya dimana peneliti menggunakan

teori Harold Lasswell dan penelitian ini berkaitan dengan pemilihan kepala

daerah sedangkan peneliti berkaitan dengan pemilihan kepala desa dan

penelitian terdapat di lokasi yang berbeda.

Ketiga, Penelitian oleh Fitri Amelianti Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Riau, dengan judul “Komunikasi Politik Pada Pemilihan

Kepala Desa di Desa Segati” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana komunikasi politik calon Kepala Desa Heri Sugiyarto. Penelitian

ini dilakukan di Desa Segati Pendekatan penelitian ini menggunakan

paradigm postpositivisme. Jenis penelitian kualitatif dengan metode

deskriptip. Adapun penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan

tekni purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi politik yang

digunakan Heri Sugiyarto adalah melalui ketokohan dan kelembagaan,

10
menciptakan kebersamaan, dan memilah dan memilih media. Adapun melalui

ketokohan dan kelembagaan ini Heri Sugiyarto lakukan untuk memudahkan

komunikasi terhadap masyarakat pemilih sehingga menjadikan tokoh

berpengaruh di Desa Segati sebagai bagian pemenangan. Menciptakan

kebersamaan dengan masyarakat pemilih yang dilakukan Heri Sugiyarto dan

bagian pemenangan adalah untuk mencapai tujuan komunikasi politiknya, hal

ini dilakukan untuk menciptakan kebersamaan, menyusun pesan homofili

pada masyarakat agar dapat melakukan empati sehingga masyarakat pemilih

dapat menjatuhkan pilihannya kepada Heri Sugiyarto. Dan terakhir yang

digunakan Heri Sugiyarto pada komunikasi politiknya adalah memilah dan

memilih media, tahap ini merupakan pengemasan pesan agar dapat menarik

simpati masyarakat pemilih. Hal ini dilakukan dengan menyampaikan visi

misi, program yang akan dilakukannya, maka media kampanye yang

digunakan Heri Sugiyarto adalah berkunjung secara langsung kerumah-rumah

melalui komunikasi interpersonal dan saluran komunikasi massa. Perbedaan

dari penelitian ini yaitu penelitian tersebut dimana kandidat masih

mencalonkan sedangkan penelitian yang akan di teliti oleh peneliti adalah

kandidat yang memenangkan pemilihan kepala desa sudah terpilih.

Ke empat, penelitian oleh Muh.Rivaldi.Tadda Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan judul “Model

Komunikasi Politik Kepala Desa Pada Pemilihan Kepala Desa Di Lamunre

Tengah Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui model komunikasi politik kepala desa pada pemilihan

11
kepala desa di Lamunre Tengah Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu.

Dari segi akademik penelitian ini diharapkan agar dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pemerintahan. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten

Luwu, tempatnya di desa Lamunre Tengah dengan menggunakan tipe

penelitian kualitatif. Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif,

pengumupulan data menggunakan teknik pbservasi dan wawancara. Data

dikumpulkan dari berbagai sumber dan teknik penentuan informan dilakukan

dengan memilih informan yang berperan dan terlibat secara teknis dalam

model komunikasi politik pada pemilihan kepala desa di Lamunre Tengah

Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model komunikasi politik

yang digunakan oleh Suradi DM dalam memenangkan Pemilihan Kepala

Desa (PilKaDes) di Desa Lamunre Tengah Kecamatan Belopa Utara,

Kabupaten Luwu, ialah: (1) Komunikasi politik konteks tinggi yang

dilakukan oleh Suradi DM ini dapat dilihat dari selogan dan pola

komunikasinya dengan beberapa tokoh masyarakat yang ada di Desa

Lamunre Tengah. Adapun selogan yang dikampayekan oleh Suradi DM ialah

“MUDA MANDIRI MAJU”. (2) Komunikasi Politik Konteks Rendah, Suradi

DM bersama timnya dalam menggalang dukungan dari masyarakat,

menggunakan komunikasi politik yang sederhana dengan pendekatan yang

memungkinkan untuk masuk disetiap kalangan masyarakat. Komunikasi

konteks rendah ini dilakukan dengan mendatangi masyrakat mulai dari

keluarga terdekat dengan lansung mengutarakan maksud dan tujuan dengan

12
bahasa yang sederhana. Penelitian ini membahas tentang Model Komunikasi

politik dalam pemilihan Kepala Desa sedangkan peneliti membahas tentang

komunikasi politik kemenangan Kepala Desa.

F. Kerangka Teori

Teori Komunikasi Politik

Komunikasi Politik dalam artian umum merupakan komunikasi yang

melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan

kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini,

sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru.

Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara yang

memerintah dan antara yang diperintah. Menurut Gabriel Almond (1960):

komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap

sistem politik. Sedangkan Menurut Blake dan Haroldsen, komunikasi politik

adalah komunikasi yang memiliki pengaruh aktual dan potensial mengenai

fungsi dan pernyataan politik atau entitas politik lainnya. (Zen,Fathurin,

2004:86)

Ricard R. Fagen. Komunikasi politik adalah kegiatan yang akan

menimbulkan konsekuensi- konsekuensi politik, baik aktual dan potensial

dalam sistem politik.(Hasrullah, 2009:36). Menurut Gabriel Almond (1960)

Komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap

sistem politik. Menurut Dan Nimmo yang dalam bukunya Komunikasi

Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Nimmo mengatakan bahwa tujuan

komunikasi politik adalah pendapat publik. Dengan meminjam formula

13
Harold D. Lasswell yang mengemukakan kumunikasi politik adalah Who

says what, in wich channel, to whom, with wath effeck.(Hasrullah, 2011:26).

yang artinya Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa

Dengan Pengaruh Bagaimana. Berdasarkan definisi tersebut dapat diturunkan

lima unsur komunikasi politik yang saling bergantung satu sama lain, yaitu:

1) Sumber politik (Komunikator), adalah pihak yang berinisiatif atau

mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Dalam hal ini dikhususkan

pada komunikator politik yaitu para calon pejabat atau bahkan pejabat

sekali pun yang mempunyai kepentingan dalam perpolitikan. ada tiga

kategori komunikator dalam politik:

1. aktivis sebagai komunikator politik. Yaitu menyuarakan kepentingan

kelompok dengan idealisme tertentu.

2. Profesional sebagai komunikator politik. Yaitu mereka yang bekerja

dan dibayar untuk kepentingan politik tertentu dari partai, atau

kandidat.

3. Pejabat sebagai komunikator politk. Mereka yang bercita-cita

menduduki atau memperjuangkan posisi tertenu dalam sesuatu

jaringan kekuasaan.

2) Pesan politik, adalah seperangkat simbol verbal maupun nonverbal yang

mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari sumber kepada

penerima. Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan dalam bentuk

kata- kata/ ucapan, berisi informasi baik berupa ucapan atau tulisan. Pesan

14
non verbal adalah pesan yang berupa atau disampai dalam rupa atau tubuh

(tidak diucapkan); facial expression (ekspresi wajah), dll.

3) Saluran atau media politik, adalah alat atau wahana yang digunakan

sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Tipe media

komunikasi politik yang bisa diakses adalah:

a. Komunikasi massa. Komunikasi ini menggunakan media yang diakses

oleh masyarakat secara umum seperti koran, televisi, radio.

b. Komunikasi interpersonal. Berhubungan secara langsung dengan tatap

muka (dialog, rapat umum, dll)

c. Komunikasi orgnisasi. Komunikasi organisasi bisa dilakukan melalui

konvensi, sidang, dll. karena komunikasi organisasi-organisasi adalah

hubungan antar dalam organisasi baik secara vertikal (atasan

kebawahan) maupun horizontal (staf dengan staf).

4) Penerima politik (Komunikan), Komunikan adalah penerima informasi

perseorangan atau kelompok yang dijadikan objek oleh komunikator.

Komunikan akan memberikan umpan balik pada komunikator.

Komunikan juga diartikan sebagai pihak yang pasif dan menerima begitu

saja apa yang yang disampaikan oleh komunikator. Yang harus

diperhatikan dalam hal ini adalah Kualitas pesan, maksudnya pesan yang

disampaikan harus diukur dengan mengkaji terlebih dahulu komunikan

agar pesan bisa diterima oleh komunikan.

5) Efek politik, adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima

pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan

15
sikap, perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan sebagainya

(Mulyana, 2005, p.69-71).

Penelitian bermaksud mengkaji bagaimana bentuk komunikasi politik

yang di lakukan Dedi Ardiansyah Dalam Pemilihan Kepala Desa di Desa

Terusan Dalam. Dalam penelitian ini peneliti memakai teori dari Harrold

Lasswell alasanya karena teori ini sebagai alat analisa, yakni teori ini sangat

relevan dengan permasalahan yang peneliti angkat. Terdapat unsur-unsur

yang disebutkan oleh Harold D.Lasswell sangat berkaitan dengan yang akan

diteliti oleh peneliti yang mana bersumber pada komunikator dan media yang

di gunakan dalam berkomunikasi.

G. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan sebuah cara untuk mengetahui hasil

dari sebuah permasalahan yang spesifik, dimana permasalahan tersebut

disebut juga dengan permasalahan penelitian. Metodologi penelitian

melibatkan kerangka teoritis dan pembelajaran berbagai teknik yang dapat

digunakan dalam penelitian dan pelaksanaan tes, eksperimen, survey, dan

studi kritis. Dilihat dari tujuan, metedologi penelitian bertujuan untuk

menerapkan prosedur yang benar untuk menemukan solusi dari problem

penelitian. Berikut ini metode yang akan digunakan peneliti di dalam

penelitian

1. Pendekatan/Metode penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian Pendekatan kualitatif. Menurut Meleong (dalam Ruslan,

16
2010:2018), penelitian Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang

tertumpu pada fenomenologi, yang merupakan dasar teoritis utama dan

teori yang lainnya, yaitu dengan melibatkan berbagai metode yang ada

seperti wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumentasi.

pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian

mendalam tentang ucapan, tulisan, tingkah laku yang dapat diamati dari

suatu individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu

konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh,

kompehensif dan holistic. (Ruslan, 2010:2015).

Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena skripsi

ini berusaha memahami fenomena pemilihan Kepala Desa di Desa Terusan

Dalam, Kecamatan Sumber Marga Telang, Kabupaten Banyuasin pada

tahun 2021. Penulisan dalam skripsi ini mengacu pada buku Pedoman

Penulisan dan Karya Ilmiah yang disusun oleh tim Falkutas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

2. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengamatan

langsung di lapangan.

a. Data primer merupakan data yang diambil langsung oleh peneliti

kepada sumbernya tanpa ada perantara dengan cara menggali sumber

asli secara langsung melalui responden. Sumber data primer dalam

17
penelitian ini adalah Dedi Ardiansyah yang terlibat langsung dalam

proses di Desa Terusan Dalam

b. Data Sekunder merupakan sumber data yang yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Dalam Penelitian ini, yang

dijadikan sumber data sekunder adalah beberapa literatur, seperti

catatan, dokumen, profil, arsip, gambar dan data-data yang lain

berkaitan dengan judul peneliti.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain menggunakan metode-metode sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui tatap muka dan Tanya jawab langsung antara peneliti dan

narasumber. Dalam Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur,

dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang

hendak digali dari narasumber.

Peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada Kepala

Desa terpilih dan beberapa warga yang ada di tempat objek penelitian,

penelitian ini dilakukan di Desa Terusan Dalam, Kecamatan Sumber

Marga Telang, Kabupaten Banyuasin.

b. Observasi

Selain metode wawancara peneliti juga menggunakan observasi

sebagai teknik pengumpulan data. Observasi merupakan aktifitas

18
penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang berkaitan dengan

masalah penelitian melalui proses pengamatan langsung di lapangan.

Peneliti berada ditempat itu untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid

dalam laporan yang akan diajukan. Observasi adalah metode

pengumpulan data dimana peneliti mencari informasi sebagaimana

yang mereka saksikan selama penelitian (W.Gulo, 2002: 116).

Dalam observasi ini peneliti menggunakan jenis observasi non

partisipan, yaitu peneliti hanya mengamati secara langsung keadaan

objek, tetapi peneliti tidak aktif dan ikut serta secara langsung (Husain

Usman, 1995: 56). Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan

terhadap Komunikasi Politik Dedi Ardiansyah dalam Pemilihan Kepala

Desa di Desa Terusan Dalam, Kecamatan Sumber Marga Telang,

Kabupaten Banyuasin Tahun 2021

c. Dokumentasi

Dokumentasi ialah instrumen pengumpulan data yang sering

digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data. Tujuannya untuk

mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mendokumentasikan hasil selama di

lapangan sebagai bukti otentik bahwa peneliti secara lansung

melakukan penelitian.

d. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan.

Lokasi penelitian dalam penelitian ini yaitu di Desa Terusan Dalam,

19
Kecamatan Sumber Marga Telang, Kabupaten Banyuasin. Alasan

peneliti memilih lokasi tersebut karena desa tersebut merupakan desa

kelahiran orang tua peneliti, dan peneliti ingin memperkenalkan desa

tersebut, dan data-datanya pun mudah diperoleh.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara

sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan.

Analisis data menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2016:244), yaitu proses

mencari dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah

dipahami dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis berdasarkan

data yang diperoleh (Miles & Huberman, 19840). Yang mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.(Sugiyono,

2016:246). Aktivitas dalam Analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan

yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data,

penarikan kesimpulan/verifikasi. Mengenai ketiga alur tersebut secara

lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

20
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan. Dengan reduksi data maka peneliti merangkum,

mengambil data yang pokok dan penting membuat ketegorisasi,

berdasarkan huruf besar, huruf kecil, dan angka. (Sugiyono,

2016:247).

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles & Huberman (1984)

menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

(Sugiyono, 2016:249)

3. Menarik Simpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles &

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang di kemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid

dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel. (Sugiyono, 2016:252).

21
H. Sistematika Penulisan Laporan

Dalam penelitian ini, peneliti membagikan sistematika penulisan

kedalam lima bab, yaitu:

Bab I. Pada bab pertama ini menguraikan tentang pendahuluan, yang

terdiri dari penulisan latar belakang sebagai dasar pembahasan masalah yang

akan diteliti, kemudian ada rumusan masalah sebagai bahan yang akan

dibahas dalam penelitian, lalu ada tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

selanjutya tinjauan pustaka dimana berisi tentang penelitian terdahulu, lalu

kerangka teori yang akan membahas tentang teori apa saja yang akan

digunakan dalam penelitian, lalu metodelogi penelitian yang menjeleskan

metode apa saja yang di pakai, terdapat beberapa tipe dalam metode

penelitian, pendekatan penelitian, jenis penelitian, sumber data yang

digunakan, teknik pengumpulan data, analisis data dan sistematika penulisan.

Bab II. Pada bab kedua ini membahas tentang berbagai materi yang

berkaitan dengan topik yang dibahas. Bab ini harus dibedakan dengan

kerangka teori di bab I.Bab II ini lebih focus pada kajian dari berbagai pihak

secara teoritis tentang focus masalah yang di angkat

Bab III. Pada bab ketiga ini membahas mengenai gambaran umum dari

lokasi penelitian ini adalah Desa Terusan Dalam, Kecamatan Sumber Marga

Telang, Kabupaten Banyuasin. Tetapi focus dari penelitian ini adalah

mengenai Komunikasi Politik Dedi Ardiansyah dalam Pemilihan Kepala

Desa di Desa Terusan Dalam, Kecamatan Sumber Marga Telang, Kabupaten

Banyuasin Tahun 2021

22
Bab IV. Pada bab keempat ini, membahas mengenai hasil dan

pembahasan penelitian yang ditulis berdasarkan data yang sudah didapatkan

Selanjutnya, data-data yang telah didapat akan peneliti analisa dengan

menggunakan alat analisis berupa teori sehingga peneliti dapat menjawab

perumusan masalah yang terdapat pada bab pertama.

Bab V. Bab terakhir ini merupakan bagian penutup yang terdiri dari

kesimpulan dan saran yang diperoleh dari rangkuman keseluruhan hasil

ppenelitian

23
BAB II

KOMUNIKASI POLITIK DAN PEMILIHAN KEPALA DESA

A. Komunikasi Politik

1. Pengertian Politik

Kata “politik” secara etimologis berasal dari bahasa yunani, pliteia

(polis) yang memiliki arti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu

negara dan teia, berarti “urusan”. Politik merupakan suatu rangkaian asas,

prisnsip, kejadian, jalan,cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai

tujuan tertentu yang kita hendaki.

Politik secara umum menyangkut proses proses penentuan tujuan

negara dan cara melaksanakannya, dimana dalam pelaksanaanya

membutuhkan kebijakan-kebijakan umum (public politicies) untuk

mengatur, membagi, atau mengalokasikan sumber-sumber yang ada. Untuk

melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan itu perlu adanya kekuasaan

(power) dan kewenangan (authority) untuk membina kerja sama maupun

menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini. (Pureklolon,

Thomas T, 2016:2)

2. Pengertian Komunikasi

Kata “komunikasi berasal dari bahasa latin, communicatio, yang

berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Secara garis besar dalam

proses komunikasi, harus ada unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi

suatu pertukaran pikiran dan pengertian antar komunikator (penyebar pesan)

dan komunikan (penerima pesan). Proses komunikasi memiliki makna

24
transfer informasi atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai

komunikator kepada penerima sebagai komunikan. Proses komunikasi

bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antar

kedua pihak yang terlibat dalam proses itu sendiri. Pureklolon, Thomas T,

2016:1)

Komunikasi secara sederhana dapat defenisikan sebagai proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui/ tanpa

media yang menimbulkan akibat tertntu. Kegiatan komunikasi pada

prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan secara sederhana.

Dengan demikian kegiatan komunikasi dapat dipahami sebagai kegiatan

penyampaian ide atau pesan dari satu pihak kepada pihak lain dengan tujuan

meghasilkan kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang

disamapaikan. Menurut Thomas M. Scheiwadael dalam Mulyana (2001),

mengemukakan bahwa berkomunikasi merupakan proses untuk menyatakan

dan mendukung identitas diri, membangun kontak social dengan orang

sekitar dan mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir, dan berprilaku

seperti uang diinginkan.

Menurut Seiler (dalam Arni, 2007) ada empat prinsip dasar dalam

berkomunikasi yaitu:

1) Komunikasi adalah suatu proses, artinya bersifat dinamis, dapat

menyesuaikan diri dengan kenyataan.

25
2) Komunikasi adalah system, artinya bahwa komunikasi terdiri atas

beberapa komponrn yang mempunyai tugas masing-masing dan

berkaitan satu sama lain.

3) Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi, artinya ada proses saling

tukas komunikasi

4) Komunikasi dapat terjadi disengaja ataupun tidak disengaja. Terjadi

disenagaj apabila pesan yang mempunyai maksud tertntu dikirimkan

kepada penerima yang dituju, sedangkan situasi komuniaksi yang tidak

sengaja dapat diterima oleh orang lain dengan sengaja.

Bertolak dari konsep komunikasi dan konsep politik, maka upaya

untuk mendekati pengertian apa yang di maksud komunikasi politik, adapun

beberapa pengertian Komunikasi politik menurut para ahli; menurut dahlan

ialah suatu bidang atau di siplin yang menelaah prilaku dan kegiatan

komunikasi yang bersifat politik, mempunyai akibat politik, atau

berpengaruh terhadap prilaku politik. Maedow dalam nimmo juga membuat

definisi bahwa “political communication refres to any exchange of symbols

or messages that to a significant extent have been shaped by or have

consequences for political system”. Di sini Maedow membertekankan

bahwa simbol-simbol atau pesan yang di sampaikan itu secara signifikan di

bentuk atau memiliki konsekuensi terhadap sistem politik.

Menurut Dan Nimmo Komunikasi politik ialah bahwa orang

bertindak terhadap objek berdasarkan makna objek itu bagi dirinya.

Menurut Fitri yanti, komunikasi politik adalah suatu penyampaian pesan

26
politik yang secara sengaja di lakukan oleh komunikator kepada

komunikan dengan tujuan membuat komunikasi berprilaku tertentu.

Menurut Miriam Budiarjo, komunikasi politik merupakan salah satu

fungsi politik, yakni menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi

masyarakat serta mengaturnya sedemikian rupa “penggabungan

kepentingan” (interest aggregation) dan “perumusan kepentingan”

(interest articulation) untuk di perjuangkan menjadi kebijakan publik.

Dari beberapa pengertian yang telah di kemukakan, dapat

disimpulkan bahwa komunikasi politik adalah suatu proses dimana

terdapat komponen-komponen yaitu antara komunikator dengan

komunikan yang berinteraksi untuk menyampaikan gagasan, ide, pokok

pikiran yang berkaitan dengan politik yang bertujuan untuk tercapainya

suatu kehendak yang di inginkan komunikator terhadap komunikan.

Penulis juga berasumsi bahwa komunikasi politik dengan strategi politik

sangat berbeda, dimana strategi politik itu ialah siasat atau tekhnik untuk

merencanakan sesuatu mengnai kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.

Jadi sebelum melakukan komunikasi politik setiap pasangan calon harus

memiliki strategi politik guna menarik perhatian masyarakat agar pesan

yang disampaikan nantinya dapat diterima oleh masyarakat tersebut.

27
a. Unsur-unsur Komunikasi Politik

Komunikasi politik terdiri dari beberapa unsur, antara lain:

1) Komunikator politik

Komunikator politik adalah orang yang memberikan

informasi terkait dengan hal-hal yang mengandung makna politik.

Semua pihak yang ikut terlibat dalam proses penyampaian pesan.

Pihak-pihak ini dapat berbentu individu, kelompok, organisasi,

lembaga, ataupun pemerintah.

2) Pesan politik

Pesan Politik adalah pesan yang disampaikan, secara

tersirat ataupun tersurat, baik secara verbal maupun nonverbal,

tersembunyi maupun terang-terangan, baik yang disadari yang

didalamnya mengandung unsur-unsur politik. Misalnya pidato

politik, pernyataan politik, buku, brosur, dan berita surat kabar

mengenai politik.

3) Saluran atau Media Politik

Saluran atau media politik adalah alat atau sarana yang

dipakai para komunikator untuk menyampaikan pesan-pesan

politik. Misalnya media cetak, media elektronik, media online,

sosialisasi, komunikasi kelompok yang dilakukan oleh partai, dan

organisasi masyarakat.

28
4) Sasaran atau Target Politik

Sasaran adalah masyarakat yang diharapkan dapat

memberikan pengaruh besar kepada partai atau kandidat dalam

pemilihan umum. Mereka adalah orang-orang yang memiliki

dampak yang besar dan pengaruh yang sangat Nampak kepada

Calon Pemimpin suatau wilayah.

5) Pengaruh atau efek Komunikasi Politik

Efek komunikasi politk yang diharapkan adalah terciptanya

pemahaman terhadap system pemerintahan dan partai politik,

dimana nantinya akan berdampak pada pemberian suara dalam

pemilihan umum. (Henry Subaktio dan Rachmah Ida,2012)

walaupun semua orang bebas berkomunikasi tentang politik,

namun yang melakukannya secara rutin dan berkesinambungan

jumlahnya sangat sedikit. Walaupun sedikit, para komunikator

politik ini memainkan peran sosial yang utama, terutama dalam

proses opini publik. Leonard W. Doob (Nimmo, 2001),

mengklasifikasikan komunikator utama dalam politik sebagai

politikus, professional, dan aktivis.

b. Fungsi Komunikasi Politik

Sebagai disiplin ilmu, maka komunikasi politik menurut

McNair memiliki lima fungsi dasar, yakni:

1. Memberi informasi kepada masyarakat apa yang terjadi di

sekitarnya. Untuk itu media komunikasi di harapkan memiliki fungsi

29
pengamatan, dan juga fungsi monitoring apa yang terjadi dalam

masyarakat.

2. Mendidik masyarakat terhadap arti dan signifikansi fakta yang ada.

Para jurnalis di harapkan melihat fakta yang ada, sehingga berusaha

membuat liputan yang objektif (Objective reporting) yang bisa

mendidik masyarakat atas realita fakta tersebut.

3. Menyediakan diri sebagai platform untuk menampung masalah-

masalah politik sehingga bisa menjadi wacana dalam membentuk opini

publik, dan mengambil hasil opini itu kepada masyarakat. Dengan cara

demikian bisa memberi arti dan nilai pada usaha penegakkan

demokrasi.

4. Membuat publikasi yang di tunjukkan kepada pemerintah dan

lembaga-lembaga politik. Dalam masyarakat yang demokratis, maka

media politik berfungsi sebagai saluran advokasi yang bisa membantu

agar kebijakan dan program-program lembaga politik dapat di salurkan

kepada media massa.

c. Tujuan Komunikasi Politik

Roni Tabroni memandang bahwa tujuan komunikasi politik

sangat berkaitan dengan pesan politik yang di sampaikan komunikator.

Sesuai dengan tujuan komunikasi, tujuan komunikasi politik itu

adakalanya sekedar menyampaikan informasi politik, membentuk citra

politik, membentuk opini publik, dan juga bisa menghendel pendapat

atau tuduhan lewat politik. Lebih jauh dari itu, komunikasi politik juga

30
bertujuan menarik simpati publik untuk meningkatkan partisipasi

politik sesuai dengan kepentingannya.

a) Citra Politik

Citra berasal dari bahasa jawa yang berarti gambar,

kemudian citra di kembangkan menjadi gambaran sebagai pedanan

kata image dalam bahasa Inggris. Kenneth E. Boulding dalam

Ardial menjelaskan bahwa citra di bentuk sebagai hasil dari

pengetahuan masalalu pemilik citra, dan sejarah merupakan bagian

dari citra itu sendiri. Bedasarkan penjelasan Boulding tersebut,

dapat di simpulkan bahwa citra merupakan serangkaian

pengetahuan, pengalaman, dan perasaan maupun penilaian yang di

organisasikan kedalam sistem kognisi manusia atau pengetahuan

pribadi yang sangat di yakini kebenarannya.

Jadi citra politik bisa di pahami sebagai gambaran

seseorang yang terkait dengan politik (kekuasaan, kewenangan,

otoritas, konflik, dan konsensus). Citra politik berkaitan dengan

pembentukan pendapat umum karena pada dasarnya pendapat

umum politik terwujud sebagai konsekuensi dari kognisi

komunikasi politik. Roberts, menyatakan bahwa komunikasi tidak

secara langsung menimbulkan pendapat atau prilaku tertentu,

tetapi cenderung memengaruhi cara khalayak mengorganisasikan

citranya tentang lingkungan dan citra itu lah yang memengaruhi

pendapat atau prilaku khalayak.

31
Oleh karena itu, citra politik dapat di rumuskan sebagai

gambaran tentang politik yang memiliki makna kendati tidak

selamanya sesuai dengan realita yang sebenarnya. Citra politik

tersusun melalui kepercayaan, nilai, pengharapan dalam bentuk

pendapat pribadi yang selanjutnya dapat berkembang menjadi

pendapat umum. Citra politik itu terbentuk bedasarkan informasi

yang kita terima, baik langsung maupun melalui media massa,

yang bekerja untuk menyampaikan pesan politik yang umum dan

aktual.

b) Opini Publik

Komunikasi politik sangat berkaitan erat dengan opini

publik. Hal itu di anggap sebagai konsekuensi sebuah proses

pencitraan yang di lakukan terlebih dalam konteks dimana

pencitraan itu menggunakan media massa sebagai salah satu

instrumen pendukungnya. Opini publik akan terbentuk ketika

komunikator politik menyampaikan gagasan atau pesan kepada

publik. Wacana yang di bangun sedikit banyak akan menjadi

bagian dari perbincangan publik sehingga terbentuk opini publik

yang sangat beragam.

Menurut Ardial, konsep opini publik bertitik tolak dari

asasi yang ada pada diri manusia, yaitu hak kebebasan

mengeluarkan pendapat, menyatukan kehendak idea atau gagasan.

32
c) Partisipasi Publik

Dalam sistem demokrasi, partisipasi merupakan aspek yang

sangat vital. Masyarakat atau publik adalah pemberi saham tehadap

republik ini. Publiklah yang akan menentukan nasib bangsa,

termasuk nasib dirinya sendiri. Oleh karena itu, setiap pejabat atau

wakil rakyat seringkali menyebut rakyat atau mengeklaim rakyat

ketika berbicara atau membuat kebijakan. Dengan demikian

partisipasi politik menurut miriam budiarjo adalah kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam

kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pemimpin

negara dan, secara langsung atau tidak langsung, memengaruhi

kebijakan pemerintah (public policy).

Menurut seorang tokoh masalah partisipasi Herbert

McClosky, partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela

warga masyarakat dimana mereka mengambil bagian dalam proses

pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung,

dalam proses menentukan kebijakan umum (the term political

participation will refer to those voluntary activites by which

members of a society share in the selection of rulers and, directly

of indirectly, in the formation of public policy).

33
B. Pemilihan Kepala Desa

Pengertian Pilkades

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang berdaya dan

berhasil guna dengan pemberdayaan seluruh masyarakat, Kepala Desa

merupakan figur yang sangat penting dan strategis peranannya. Oleh

karenanya untuk mendapatkan kepala desa harus ditempuh melalui berbagai

prosedur dan persyaratannya. Hal ini dimaksudkan agar seleksi pemilihan

kepala desa dapat dilakukan sedemikian mungkin untuk mendapatkan bakal

calon, memilih dan menetapkan kepala desa yang berdedikasi, cakap dan

mampu untuk melaksanakan semangat otonami desa serta mengatur kegiatan-

kegiatan kedinasan secara baik dan benar.

Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) adalah pesta demokrasi rakyat

pedesaan yang di dalamnya kebebasan memilih rakyat tetap terjamin lebih

lanjut dalam Peraturan Menteri dalam Negeri No 112 Tahun 2014, Pemilihan

kepala desa adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di desa dalam rangka

memilih kepala desa yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan

adil. Pemilihan kepala desa bertujuan untuk memilih calon kepala desa yang

bersaing dalam pemilihan kepala desa untuk dapat memimpin desa serta

mampu membawa aspirasi masyarakat dan pembangunan desanya.

Pemilihan kepala desa dilakukan setiap periode enam tahun, kemudian

dapat dipilih kembali dalam 2 kali periode berikutnya baik secara berturut–

turut maupun tidak. Pemilihan kepala desa dilaksanakan melalui empat

tahapan, yakni: persiapan, pencalonan, pemungutan suara, dan penetapan.

34
Adapun calon kepala desa wajib memenuhi persyaratan yang telah ditentukan

oleh Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 pasal 33 dan Peraturan Menteri

Nomor 112 Tahun 2014 yakni:

a) Warga negara Republik Indonesia;

b) Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa;

c) Memegang teguh dan mengamalkan pancasila, melaksanakan undang-

undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945, serta

mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika; Berpendidikan paling rendah tamat

sekolah menengah pertama atau sederajat.

d) Berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mendaftar;

e) bersedia dicalonkan menjadi kepala desa;

f) Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di desa setempat paling

kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran;

g) Tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;

h) Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana

yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau

lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan

mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang

bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan

berulang-ulang;

35
i) Tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

j) Berbadan sehat;

k) Tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan; dan

Syarat lain yang diatur dalam Peraturan Daerah

Lembaga penyelenggara Pilkades adalah Badan Permusyawaratan

Desa (BPD). BPD dalam menyelenggarakan Pilkades, membentuk Panitia

Pemilihan yang diisi oleh perangkat desa, lembaga kemasyarakatan desa dan

tokoh masyarakat desa. Panitia pemilihan kepala desa memegang peranan

yang strategis pada semua tahapan pemilihan, mulai dari pendataan calon

pemilih, penjaringan bakal calon kepala desa, melaksanakan pemungutan

suara, menghitung perolehan suara, dan melaporkan seluruh hasil pemilihan

kepala desa.

Asas langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil dalam

penyelenggaraan pemilihan umum di kalangan pemerintahan desa

memberikan peluang kepada masyarakat seluas-luasnya untuk menentukan

pilihannya. Pilkades merupakan kesempatan bagi warga desa untuk memilih

kepala desa yang nantinya dipercaya untuk mengelola kinerja aparatur

pemerintah di desa. Penyelenggaraan pilkades merupakan sebuah pesta

demokrasi bagi masyarakat desa, karena masyarakat desa dapat berpartisipasi

langsung dengan memberikan suara untuk memilih calon Kepala Desa yang

bertanggung jawab dan dapat memajukan potensi desa tersebut.

36
Dalam memilih kepala desa pun ada persyaratan yang harus dituruti

oleh masyarakat desa yaitu sebagai berikut

1. Pemilih yang menggunakan hak pilih, harus terdaftar sebagai pemilih.

2. Pemilih sebagaimana dimaksud harus memenuhi syarat:

Penduduk Desa yang pada hari pemungutan suara pemilihan Kades

sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah menikah

ditetapkan sebagai pemilih.

1. Nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;

a. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; dan

b. Berdomisili di desa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum

disahkannya daftar pemilih sementara yang dibuktikan dengan Kartu

Tanda Penduduk atau surat keterangan penduduk.

2. Pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih ternyata tidak lagi

memenuhi syarat sebagaimana dimaksud, tidak dapat menggunakan

hak memilih.

3. Daftar pemilih dimutakhirkan dan divalidasi sesuai data penduduk di

desa.

4. Pemutakhiran sebagaimana dimaksud dilakukan karena:

a. memenuhi syarat usia pemilih, yang sampai dengan hari dan tanggal

pemungutan suara pemilihan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun;

b. belum berumur 17 (tujuh belas) tahun, tetapi sudah/pernah menikah;

c. telah meninggal dunia;

37
d. pindah domisili ke desa lain; atau

e. belum terdaftar.

5. Berdasarkan daftar pemilih, Panitia pemilihan menyusun dan

menetapkan daftar pemilih sementara.

6. Daftar pemilih sementara diumumkan oleh panitia pemilihan pada

tempat yang mudah dijangkau masyarakat.

7. Jangka waktu pengumuman selama 3 (tiga) hari.

8. Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud, pemilih atau anggota

keluarga dapat mengajukan usul perbaikan mengenai penulisan nama

dan/atau identitas lainnya.

9. Selain usul perbaikan sebagaimana dimaksud, pemilih atau anggota

keluarga dapat memberikan informasi yang meliputi:

1. Pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia.

2. Pemilih sudah tidak berdomisili di desa tersebut;

3. Pemilih yang sudah nikah di bawah umur 17 tahun; atau

4. Pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak memenuhi syarat

sebagai pemilih.

10. Apabila usul perbaikan dan informasi diterima, panitia pemilihan

segera mengadakan perbaikan daftar pemilih sementara.

11. Pemilih yang belum terdaftar, secara aktif melaporkan kepada Panitia

Pemilihan melalui pengurus Rukun Tetangga/Rukun Warga.

12. Pemilih didaftar sebagai pemilih tambahan.

13. Pencatatan data pemilih, dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari.

38
Setelah mengetahui bahwa masyarakat terdaftar menjadi

pemilih pada pelaksanaan pilkades maka penting juga mengetahui

aturan dan jadwal kampanye yang diatur yaitu sebagai berikut:

1. Calon Kades dapat melakukan kampanye sesuai dengan kondisi

sosial budaya masyarakat Desa.

2. Pelaksanaan kampanye dalam jangka waktu 3 (tiga) Hari sebelum

dimulainya masa tenang.

3. Kampanye dilakukan dengan prinsip jujur, terbuka, dialogis serta

bertanggung jawab.

4. Kampanye memuat visi dan misi bila terpilih sebagai kepala desa.

5. Visi merupakan keinginan yang ingin diwujudkan dalam jangka

waktu masa jabatan kepala desa.

6. Misi berisi program yang akan dilaksanakan dalam rangka

mewujudkan visi.

7. Kampanye dapat dilaksanakan melalui:

a. Pertemuan terbatas.

b. Tatap muka

c. Dialog.

d. Penyebaran bahan Kampanye kepada umum.

e. Pemasangan alat peraga ditentukan oleh panitia pemilihan

f. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-

undangan.

39
8. Pelaksana Kampanye dilarang:

1. Mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-

Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

2. Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

3. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan/atau

Calon yang lain;

4. Menghasut dan mengadu-domba perseorangan atau masyarakat;

5. Mengganggu ketertiban umum;

6. Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan

penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota

masyarakat, dan/atau Calon yang lain;

7. Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga Kampanye Calon;

8. Menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat

pendidikan;

9. Membawa atau menggunakan gambar dan/atau atribut Calon

lain selain dari gambar dan/atau atribut Calon yang bersangkutan;

dan

10. Menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada

peserta Kampanye.

40
BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan gambaran umum dan lokasi

penelitian pada skripsi ini.

A. Profil Desa Terusan Dalam

1. Sejarah Desa

Secara historis, dahulu Desa Terusan Dalam dipimpin oleh krio yang

kemudian diganti menjadi Desa yang dipimpin oleh kepala Desa, dan sekarang

menjadi Desa Terusan Dalam yang dahulu berada pada kecamatan Muara Telang

dan mulai dari tahun 2012 hingga sekarang terjadi pemekaran berubah menjadi

Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera

Selatan.

2. Kondisi Desa

Desa Terusan Dalam merupakan desa yang sangat strategis, lebih kurang

11 KM arah utara dari ibu kota Kecamatan Sumber Marga Telang dan jalan raya

Provinsi (Jalur sungai dan jalan darat) dengan letak yang strategis itu banyak

potensial yang bisa dikembangkan dan digali lebih maksimal lagi oleh desa untuk

mensejahterahlkan masyarakat. Sebagai besar wilayah Desa Terusan Dalam

adalah lahan persawahan dan kebun kelapa yang artinya Desa Terusan Dalam

menjadi salah satu wilayah produktif penghasilan padi di wilayah Kabupaten

Banyuasin. Peningkatan IFTEK disegala aspek perekonomian, kebudayaan,

pendidikan menjadi salah satu visi dan misi yang harus dicapai sehingga terbuka

41
lapangan pekerjaan yang cukup, SDM yang handal yang akan memaksimalkan

potensial yang ada agar tercapai masyarakat yang siap dalam menghadapi era

globalisasi dikemudian hari.

3. Kronologi Kepemimpinan di Desa Terusan Dalam

Desa Terusan Dalam mulai berdiripada tahun 1990 dengan berbagai

sejarah kepemimpinan. Urutan petinggi Desa Terusan Dalam sebagai berikut:

Tabel 3.1

Daftar Nama-nama Kepala Desa sebelumnya–sekarang

No Nama-nama Periode Keterangan

1 Mahyin - Krio

2 Nangcik - Krio

3 Nangyu - Krio

4 M.Dahlan - Krio

5 Gusnang - Krio

6 Nurdin Hamid 1988-1995 Dipilih secara Dipintip

7 Arbain 1996-1997 PJS

8 Lukman 1997-2004 Dipilih secara Dipintip

9 Edi Sunarto 2005-2006 PJS

10 Mulyadi Syamsudin 2005-2012 Dipilih secara Dipintip

11 Banstari 2013-2014 PJS

12 Malawati 2014-2015 PJS

13 Mulyadi Syamsudin 2016-2021 Dipilih secara Dipintip

42
14 Rohmasnyah 2022 PLH

15 Dedi Ardiansyah 2022-2028 Dipilih secara Dipintip

4. Demografi

a. Batas Wilayah Desa

Letak geografis Desa terlentak diantara

Sebelah Utara :Desa Terusan Tengah

Sebelah Selatan :Desa Talang Lubuk

Sebelah Barat :Desa Karang Baru

Sebelah Timur :Desa Sumber Jaya

b. Luas Wilayah Desa Terusan Dalam :1.988 Ha

Tabel 3.2

Luas Wilayah

No Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1 Hutan Lindung -

2 Sempadan Sungai -

3 Danau dan Waduk -

4 Hutan Produksi -

5 Hutan Rakyat -

6 Perkebunan -

7 Pertanian Sawah 1100 Ha

43
8 Permukiman 188 Ha

9 Lading -

10 Tanah Lain-lain 700 Ha

Desa Terusan Dalam Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten

Banyuasin terletak di daerah sekitaran persawahan, dataran tinggi, tanah Desa

Terusan Dalam mempunyai tanah yang kering dan, tandus, gambut atau rawa

yang dimanfaatkan warga Desa untuk menanam sawah.

c. Orbitasi

1. Jarak ke Ibu Kota Kecamatan :11 KM

2. Jarak ke Ibu Kota Kabupaten :83 KM

3. Jarak ke Ibu Kota Provinsi :52 KM

d. Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

No Nama Jumlah penduduk

1 Kepala Keluarga (KK) 560 jiwa

2 Laki-laki 860 jiwa

3 Perempuan 788 jiwa

Jumlah laki-laki dan 1688 jiwa

perempuan

44
Berdasarkan tabel diatas menunjukan jumlah penduduk di Desa

Terusan Dalam dari hasil catatan Desa yang berjumlah 1668 jiwa dengan

perincian masing-masing untuk perempuan berjumlah 788 jiwa dan laki-laki

berjumlah 860 jiwa dari jumlah keseluruhan tersebut, jumlah Kepala Keluarga

(KK)560 jiwa.

B. Keadaan Sosial

1. Tingkat pendidikan

Tabel 3.4

Tingkat pendidikan Desa Teusan Dalam

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 SD/MI 198 orang

2 SLTP/MTs 110 orang

3 SLTA/MA 145 orang

4 S1 /Diploma 20 orang

5 Putus Sekolah 239 orang

6 Buta Huruf 200 orang

Dari data diatas dapat menunjukan bahwa jumlah tingkat pendidikan

paling banyak ialah SD/MI, sedangkan jumlah yang paling sedikit ialah S1

/Diploma.

45
2. Lembaga pendidikan

Tabel 3.5

Lembaga Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1 TK/PAUD 2 buah di Dusun 1 & 2

2 SD/MI 2 buah di Dusun 1 & 2

3 SLTP/MTs 1 buah

4 SLTA/MA 1 buah

Berdasarkan data diatas bahwa lembaga pendidikan yang ada di Desa

Terusan Dalam yaitu terdapat 2 buah lembaga pendidikan TK/PAUD yang

dimana terdapat di Dusun 1 dan Dusun 2, 2 buah lembaga pendidikan SD/MI

yang ada di Dusun 1 dan Dusun 2, beserta 1 lembaga pendidikan SLTP/MTs dan

SLTA/MA.

3. Kesehatan

a. Kematian Bayi

1. Jumlah Bayi lahir pada tahun ini :7 orang

2. Jumlah Bayi meninggal tahun ini : 0

b. Kematian Ibu Melahirkan

1. Jumlah Ibu melahirkan tahun ini :7 orang

2. Jumlah ibu melahirkan meninggal tahun ini : 0

46
c. Cakupan Imunisasi

1. Cakupan Imunisasi polio 3 :4 orang

2. Cakupan Imunisasi DPT-1 :4 orang

3. Cakupan Imunisasi Cacar :1 orang

d. Gizi Balita

1. Jumlah Balita :100 orang

2. Balita Gizi Buruk : 0 orang

3. Balita Gizi Baik :100 orang

4. Balita Gizi Kurang : 0 orang

e. Pemenuhan Air Bersih

1. Pengguna Sumur Galian : 0 KK

2. Pengguna Air PAH :0 KK

3. Pengguna Sumur pompah :0 KK

4. Pengguna Sumur Hidran Umum :0 KK

5. Pengguna air sungai :500 KK

4. Keagamaan

1. Data Keagamaan Desa Tahun 2021

Tabel 3.6

Data keagamaan Desa Tahun 2021

No Nama Agama Jumlah

1 Islam 1648 orang

2 Katolik -

47
3 Kristen -

4 Hindu -

5 Budha -

Berdasarkan jumlah data di atas menunjukan bahwa agama yang

berada di Desa Terusan Dalam Kecamatan Sumber Marga Telang

Kabupaten Banyuasin, semuanya beragama islam.

2. Data Tempat Ibadah

Tabel 3.7

Data Tempat Ibadah

No Nama Tempat Ibadah Jumlah

1 Masjid 3

2 Gereja -

3 Pura -

4 Vihara -

Data diatas menunjukan bahwa jumlah tempat ibadah yang ada di

Desa Terusan Dalam yaitu terdapat 3 buah masjid.

48
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kepala desa dipilih langsung oleh masyarakat melalui pemilihan.

Pemilihan kepala desa merupakan salah satu usaha dalam mewujudkan

pemerintahan yang demokratis di desa. Pilkades merupakan salah satu basis

demokrasi bagi Indonesia karena aktifitas politik dari dasar telah berlangsung.

Pemilihan kepala desa dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah

Kabupaten/Kota. Pemilihan kepala desa diatur dalam Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2014 tentang Desa. Dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang desa di jelaskan bahwa Pemilihan Kepala Desa yaitu sebagai

berikut:

1. Pemilihan Kepala Desa di laksanakan secara serentak di seluruh wilayah

Kabupaten;

2. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menetapkan kebijakan pelaksanaan

pemilihan.

Pada tahun 2021 telah di laksanakan pilkades serentak di beberapa

Kabupaten Sumatera Selatan termasuk kabupaten Banyuasin dimana terdapat

240 Desa dari 21 kecamatan telah melaksanakan pemilihan kepala desa

serentak yang dimana diikuti oleh 243 calon. Pada beberapa desa terdapat

lebih dari lima calon. Salah satu desa di Kabupaten Banyuasin yang telah

49
melaksanakan Pilkades serentak yaitu Desa Terusan Dalam Kecamatan

Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin.

Pada bab ini penulis akan menjelaskan 1) Bagaimana komunikasi

politik Dedi Ardiansyah dalam pemilihan Kepala Desa di Desa Terusan

Dalam Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin Tahun 2021

2) Faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja yang mempengaruhi

Dedi Ardiansyah dalam pemilihan kepala desa di Desa Terusan Dalam

Kecamatan Sumber Marga telang Kabupaten Banyuasin, dengan

menggunakan tahapan-tahapan yang berdasarkan teori komunikasi politik dari

Harrold D.Laswell yang Mengemukakan unsur-unsur komunikasi politik yaitu

berupa sumber politik (komunikator), pesan politik, saluran atau media politik,

sasaran atau penerima politik (komunikan), dan efek politik.

Tahapan-tahapan akan diuraikan satu persatu sehingga seluruh proses

akan menjawab rumusan masalah pertama dan kedua tentang Komunikasi

Politik Dedi Ardiansyah dalam pemilihan Kepala Desa di Desa Terusan

Dalam Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin Tahun 2021

A. Komunikasi Politik Dedi Ardiansyah Dalam Pemilihan Kepala Desa di

Desa Terusan Dalam Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten

Banyuasin Tahun 2021

Komunikasi Politik adalah suatu proses penyampaian pesan-pesan

politik yang berasal dari komunikator politik sebagai pihak yang memulai dan

mengarahkan suatu tindakan komunikasi, lalu pesan-pesan tersebut diajukan

50
kepada khalayak (komunikan), dengan menggunakan media atau saluran

tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan (political

oriented). Dalam sistem politik semua komponen-komponen tersebut

merupakan proses atau kegiatan komunikasi politik yang merupakan input

yang menentukan output dari pada sistem politik. Strategi komunikasi politik

kemenangan Pilkades sangat dipengaruhi bagaimana aktor politik atau calon

Kepala Desa itu sendiri dapat mempengaruhi para pemilih.

Dalam wawancara 6 juni 2022 dengan Dedi Ardiansyah selaku kepala

desa terpilih mengatakan bahwa:

“ya sebelum pemilihan Kades saya sudah melakukan sosialisasi


kemasyarakat terlebih dahulu, berupa tokoh-tokoh Agama, pemuda-
pemudi untuk mendapatkan dukungan, ya jadi sebelum pencalonan
kepala desa mereka sudah memberi suport saya untuk mencalonkan
diri dalam pemilihan kepala desa”

Berdasarkan Hasil wawancara diatas dikatakan bahwa sebelum

pemilhan Kepala Desa dia telah melakukan dulu dengan cara mendekati diri

ke masyarakat, dan menbidik informasi yang lakukan adalah melalui

ketokohan artinya tokoh ini memiliki kretabilitas yang baik di masyarakat.

51
Gambar 4.1 Wawancara Bersama Kepala Desa Terpilih Desa

Terusan Dalam

Penjelasan lebih rinci tentang komunikasi politik ini, mengacu pada

teori Harold D.Lasswell. Bisa di uraikan berdasarkan gagasan dari Harold

D.Lasswell yang menyebutkan pembagian unsur-unsur pemahaman tentang

komunikasi politik berdasarkan sumber politik (komunikator), pesan politik,

saluran atau media politik, penerima politik (komunikan), dan efek politik.

1. Sumber Politik (komunikator)

Dalam komunikasi politik unsur sumber atau komunikator merupakan

bagian integral dan unsur yang sangat menentukan berlangsungnya proses

komunikasi. Sumber Politik (komunikator) adalah orang atau sekelompok

orang yang menyampaikan pesan politik yang biasanya berkaitan dengan

kekuasaan pemerintah, kebijakan pemerintah, aturan pemerintah. Kewenagan

pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak baik itu verbal

maupun nonverbal.

52
Komunikator dalam penyampaian politik kepada masyarakat dalam

pemilihan kepala desa tahun 2021 di Desa Terusan Dalam adalah Dedi

Ardiansyah. Ia merupakan komunikator utama yang sangat berpengaruh

dalam keberhasilan tersebut dalam memenangkan pemilihan kepala desa tahun

2021 di Desa Terusan Dalam Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten

Banyuasin. Jadi komunikasi politik berada tanggung jawab komunikator

sebagai objek penyampaian pesan.

Dalam wawancara pada 6 juni 2022 dengan Dedi Ardiansyah selaku

kepala desa terpilih mengatakan bahwa:

“dalam pencalonan saya pada saat itu saya dibantu oleh tim
pemenangan yang berupa keluarga dan pendukung-pendukung saya”
Dalam hasil wawancara diatas peneliti mendapatkan bahwa Dedi

Ardiansyah melakukan kampanye pada saat pemilihan kepala desa dibantu

oleh tim pemenangan dimana tergabung keluarga dan masyarkat

pendukungnya. tim pemenngan adalah sumber politik (komunikator) dalam

pemilihan pilkades di Desa Terusan Dalam. Dalam pemilihan Pilkades sumber

politik (komunikator) beupa tim pemenangan adalah Faktor pendukung yang

mebantu calon Pilkades dalam menyampaikan pesan politiknya.

2. Pesan politik

Pesan politik adalah pesan yang akan disampaikan untuk

mempengaruhi pemikiran dan sikap masyarakat terhadap komunikator politik.

Komponen komunikasi terpenting setelah sumber politik komunikator adalah

53
pesan. Jadi intinya pesan politik merupakan isu-isu yang disampaikan

komunikator kepada komunikan yaitu informasi-informasi isu-isu yang

disampaikan melalui media kepada komunikan.

Penyampaian pesan untuk mempengaruhi masyarakat tidak mudah

dalam Pilkkades, tergantung dengan sifat atau karakter masyarakat yang tidak

bisa kita lihat dari dari sifatnya. Dalam pesan politik, komunikasi politik yang

mempengaruhi masyarakat secara langsung akan meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam kegiatan politik.

Dedi Ardiasnyah selaku Kepala Desa tepilih Desa Terusan Dalam

mengatakan, wawancara pada 6 juni 2022

“ya pada saat kampanye saya mengunjungi rumah-rumah warga


datang keacara kondangan, syukuran, dengan maksud untuk
mendekatkan diri ke masyarakat dan juga menyampaikan program-
program dengan maksud mengajak warga untuk memilih dan
mendukung saya pada saat pemilihan”
Dilihat dari wawancara diatas peneliti mendapatkan hasil penelitian

bahwasanya pesan politik yang dilakukan Dedi Ardiasnyah yaitu mengunjungi

rumah-rumah warga, datang ke acara kondangan, maupun syukuran dengan

menyampaikan program-program unggulan yang menjadi visi misi pada saat

berkampanye dimana itu sangat penting untuk dilakukan dalam pemilihan

kepala desa. Adapun visi misi Dedi Ardiansyah pada saat pemilihan Kepala

Desa Terusan Dalam pada saat itu yaitu:

Visinya: Bersama Dedi menjadikan Desa Terusan Dalam ASRI; Adil,

Transparan, dan Religius

54
Misi: - Berani membela dan memperjuangkan hak yang lemah kepada

masyarakat

- Menjalakan program kerja pembangunan yang tepat sasaran,

jelas, nyata, dan berdaya saing

- Menciptakan masyarakat yang berakhlak mulia, beriman, dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Gambar 4.2 Poster Dedi Ardiansyah

3. Saluran atau media politik

Saluran atau media politik adalah alat atau sarana yang dipakai para

komunikator untuk menyampaikan pesan-pesan politik. Misalnya media cetak,

media elektronik, media online, sosialisasi, komunikasi kelompok yang

dilakukan oleh partai, dan organisasi masyarakat. Media komunikasi menjadi

pusat perhatian penguasa sebagai alat mendapat legitimasi rakyat di dalam

melakukan kebijaksanaan sekaligus memperkuat kedudukan penguasa melalui

55
pesan komunikasi yang telah direpsentasikan kedalam simbol-simbol.

Pemanfaatan media dalam bentuk apapun merupakan saluran komunikasi

kandidat kepada pemilih dapat dianggap efektif dan efisien pada masa

kampanye.

Wawancara dengan Dedi Ardiansyah Selaku Kepala Desa Terpilih

Desa Terusan Dalam pada 6 juni 2022 yang mengatakan:

“Ya kalau untuk Medianya ya saya melalui mulut kemulut, dan juga
menggunakan media facebook sebagai media kampanye. Tapi yang
jelas ya dari mulut kemulut kan itu penting karena juga bisa termasuk
silaturahmi kepada warga desa setempat”

Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti mendapatkan bahwa Dedi

Ardiansyah dalam mengkampanyekan pesan politiknya kepada masyarakat

desa menggunakan media langsung dan tidak langsung. Untuk media langsung

Dedi Ardiansyah melakukan kunjungan kerumah-rumah warga dan untuk

media tidak langsung menggunakan media facebook.

56
Gambar 4.3 Kampanye Dedi Ardiansyah di media Facebook

4. Penerima politik (komunikan)

Komunikan politik tentu berkaitan dengan proses komunikasi politik,

Komunikan adalah penerima informasi perseorangan atau kelompok yang

dijadikan objek oleh komunikator. Komunikan akan memberikan umpan balik

pada komunikator. Komunikan juga diartikan sebagai pihak yang pasif dan

menerima begitu saja apa yang yang disampaikan oleh komunikator.

Pada Pilkades 2021 di Desa Terusan Dalam. Para komunikator politik

baik itu Dedi Ardiansyah menargetkan masyarakat unuk memilih dirinya di

Desa Terusan Dalam sebagai komunikannya karena merekalah yang akan

memilih dan menentukan mana yang akan menjadi pemimpin mereka. Mereka

57
juga menjadikan Warga Desa Terusan Dalam sebagai penerima pesan

politik .Komunikan dan komunikator memiliki hubungan saling timbal balik,

komunikan akan mendapatkan informasi dari komunikator dan komunikator

akan mendapatkan tanggapan dari komunikan, kedua unsur ini saling

berkaitan karena komunikasi tidak akan terjalin jika salah satu unsur ini tidak

ada.

Wawancara pada 6 juni 2022 dengan Yusnawati salah satu anggota

ibu PKK desa terusan dalam mengatakan bahwa:

“saya memilih pak Dedi Ardiansyah karena tertarik dengan program-


program yang disampaikannya pada saat kampanye, dan juga dari
awal saya memang mendukung dan manjagokan sepenuhnya atas
pencalonannya karena kesederhanaanya orangnya mudah berbaur
dengan masyarakat”
Berdasarkan dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa ibu

yusnawati selaku anggota Ibu PKK dari awal telah menjagokan Dedi

Ardiansyah untuk memenangkan pemilihan Kepala Desa di Desa terusan

Dalam karena sosoknya yanag sedarhana dan mudah berbaur.

58
Gambar 4.4 Wawancara bersama Salah Satu warga Desa Terusan

Dalam

Hal serupa yang dikatakan salah satu warga desa terusan dalam,yaitu

ipan wawancara pada 6 juni 2022, mengatakan:

“Pak Dedi ini adalah salah satu anak muda yang berani dan menyatu
dengan semua golongan apalagi untuk membangun desa ini jadi saya
percaya dia nantinya bisa memajukan desa ini”
Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui apa yang dikatakan Adi

bahwa sosok seorang Dedi Ardiansyah ini dikenal anak mudah yang berani

dan gigi dalam melakukan apapun dan dia mempercayai Bahwasanya Dedi

dapat memajukan Desa Terusan Dalam.

5. Efek komunikasi politik

Akibat atau efek yang ditimbukan para komunikator politik yaitu

menarik perhatian masyarakat untuk memilih

Tabel 4.1

Perolehan suara pada saat Pemilihan Pilkades di Desa Terusan Dalam

pada tanggal 17 November 2021

No. Nama Kandidat TPS TPS TPS Jumlah Perolehan

Urut Kepala Desa 1 2 3 Suara

1. Asdi 33 37 46 116

59
2. Ardiansyah 78 114 26 218

3. Midia Wati L 73 27 38 138

4. Dedi Ardiansyah 81 121 96 298

5. Lisnani 3 9 56 68

Jumlah 838

Sumber : Data dari Kantor Desa Terusan Dalam 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada pemilihan pilkades

kemarin dimenangkan oleh kandidat nomor 4 yaitu Dedi Ardiansyah. Dalam

pemenangan Dedi Ardiansyah tidak terlepas dari strategi komunikasi

politiknya dalam menyampaikan pesan politiknya. Ia berhasil menarik

perhatian dan simpati masyarakat sehingga masyarakat memilih dirinya

sebagai Kepala Desa menggantikan massa kepemimpinan Kepala Desa

Sebelumnya yaitu Mulyadi dimana massa jabatannya telah habis. Dalam

komunikasi politik politiknya tersebut mengemukakan banyak sarana dan

dalam pembangunan yang dibuat olehnya dapat disampaikan lebih luas dan

cepat.

B. Faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi Dedi

Ardiansyah dalam melakukan komunikasi politik pada saat Pemilihan

Kepala Desa

1. Faktor pendukung

Faktor pendorong merupakan faktor yang sangat penting karena

faktor pendorong yang menyebabkan keberhasilan suatu kebijakan, pada

60
faktor pendorong terdapat system yang dapat menjadi kunci keberhasilan

dan sesuai dengan teori implementasi yang efektif memerlukan standar

dan tujuan program di pahami oleh individu-individu yang bertanggung

jawab agar implementasi tercapai.

a. Figure Dedi Ardiansyah Dan Tim Kemenangan

Faktor pendukung dalam kemenangan Dedi Ardiansyah tentunya

disebabkan oleh sosok figur dari Dedi Ardiansyah itu sendiri, Beliau

sangat gigi dalam melakukan kampanye dan dukungan tim kemenangan.

Faktor kedekatan Dedi Ardiansyah dengan masyarakat menjadi faktor

pendukung lainnya.

Yesi salah satu warga Desa Terusan Dalam, wawancara pada 6 juni

2022, mengatakan:

“Ya bapak Dedi itu orangnya ramah setiap ketemu dijalan pasti
menyapa, dan bapak itu orangnya sopan sekali, dengan orang tua
dan masyarakat dia selalu hormat, menurut hemat saya pak Dedi
itu beda dengan kandidat lainnya

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa Sosok

Dedi Ardiansyah yang sederhana dan mudah berbaur Hal ini tentu

memberikan kemudahan untuk memperoleh simpati dan suara dari

masyarakat. Beliau di kenal ramah dengan masyarakat dan tidak

membeda-bedakan dalam bersosialisasi.

b. Bentuk Visi Misi

Menurut Gaspersz, visi adalah suatu pernyataan menyeluruh

mengenai gambaran ide yang ingin di capai oleh kandidat di masa yang

akan datang, sedangkan definisi misi, masih menurut gaspersz, adalah

61
suatu pernyataan mengenai konsep dan tujuan-tujuan yang bersifat

strategis termasuk manfaat-manfaat yang di berikan kepada rakyat.

Menurut kuncoro, formulasi visi sangat penting sebagai arah

strategi dan pedoman melaksanakan strategi yang di informasikan. Visi

yang baik (vision of suces) dapat di definisikan sebagai “deskripsi

tentang apa yang akan di capai organisasi setelah organisasi tesebut

mengimplementasikan strateginya dan mencapai potensi sepenuhnya.

Visi: Bersama Dedi menjadikan Desa Terusan Dalam ASRI; Adil,

Transparan, dan Religius

Misi: - Berani membela dan memperjuangkan hak yang lemah kepada

masyarakat

- Menjalakan program kerja pembangunan yang tepat sasaran, jelas,

nyata, dan berdaya saing

- Menciptakan masyarakat yang berakhlak mulia, beriman, dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Faktor Penghambat

Faktor penghambat adalah faktor yang menyebabkan suatu system

organisasi ataupun peraturan seolah di tarik mundur dan sulit untuk

berkembang seakan perubahan kearah yang lebih maju adalah yang sangat

sulit di lakukan dan faktor penghambat menjadi inisiator kegagalan utama

dalam penerapan suatu peraturan. Di dalam penelitian ini ada beberapa

faktor pengahambat sebagai berikut :

a. Masyarakat yang kontra

62
Masyarakat yang kontra adalah faktor utama penghambat dalam

melakukan komunikasi politik, seperti kita ketahui bahwa pendidikan

masyarakat di Indonesia belum merata dan tentu saja dari hal tersebut

membuat tingkat elektualitas masyarakat berbeda-beda dan membuat

masyarakat kurang mengerti apa yang di sampaikan oleh kandidat yang

melakukan komunikasi kepada masyarakat. Sehingga masyarakat tak

jarang kurang peduli dengan tujuan dari para calon kandidat.

Dedi Ardiansyah Selaku Kepala Desa terpilih Desa Terusan Dalam,

wawancara pada 6 juni 2022, mengatakan:

“Saya rasa masyaraat yg kontra mempunyai latar belakang


bermacam-macam yang ada di Desa Terusan Dalam termasuk
macam-macam latar belakang seperti pendidikan ya kita harus
masuk kesemua lini jadi bagaimana kita bisa berkomunikasi dan
menyatukan segala aspek yang ada”
Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti mendapatkan, dalam

hal ini meski bermacam-macam latar belakang yang ada seperti latar

belakang pendidikan masyarakat yang ada di Desa Terusan Dalam, Dedi

Ardiansyah berusaha melakukan Komunikasi walaupun ada hambatan .

b. Financial

faktor penghambat selanjutnya yang dihadapi oleh Dedi Ardiansyah

adalah faktor keterbatasan biaya dan sarana prasarana.

Dedi Ardiansyah Dalam Wawancara pada 6 juni 2022, mengatakan:

“Ya bahwansanya faktor keterbatasan biaya menjadi kelemahan


saya dalam mencalonkan kades sebelumnya karena saya tidak
mempunyai apa-apa. pada saat pemilihan pun saya tidak
menjanjikan apa-apa, maupun pakai uang, ya jadi apapun hasilnya
pada saat itu saya terima jika menang alhamdulilah kalau tidak ya

63
tidak apa-apa. Jadi tergantung kepada masyarakat karena saya
berangkat menjadi calon Kepala Desa pada saat itu hanya
mengandalkan doa dan dukungan keluarga, masyakat eh tapi
nyatanya menang ya alhamdulilah sekali berarti berkat doa dan
dukungan keluarga selama ini membuahkan hasil”
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikatan bahwa faktor

finansial menjadi kelemahannya yang dimana Hal itu mengharuskan Dedi

Ardiansyah untuk memutar otak dan lebih kreatif dan inovatif untuk

mengatasi permasalahan yang dihadapi yaitu dengan menyentuh hati

masyarakat dengan berkunjung kerumah-rumah warga untuk menarik

simpati masyarakat tersebut.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan beberapa kesimpulan yang

berdasarkan pada temuan hasil penelitian dengan judul Komunikasi Politik

Dedi Ardiansyah dalam pemilihan Kepala Desa di Desa Terusan Dalam

Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin Tahun 2021. Dengan

menggambarkan bagaimana Komunikasi Politik dan faktor pendukung dan

penghambat Dedi Ardiansyah Dalam pemilihan Kepala Desa di Desa Terusan

Dalam Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin.

64
Dedi Ardiansyah Menggunakan Komunikasi Politik Sebagai Strategi

untuk memenangkan Pilkades. Adapun Komunikasi politik dan faktor

pendukung dan penghambat dilakukan Dedi Ardiansyah dalam pemilihan

Kepala Desa di Desa Terusan Dalam yaitu;

1. Dengan melakukan komunikasi pendekatan diri dengan masyarakat.

2. Pada saat pemilihan Kepala Desa Dedi Ardiasnyah dibantu oleh tim sukses

untuk menyampaikan pesan politiknya

3. Menyampaikan pesan politik ke masyarakat berupa program-program

yang bersumber dari visi misi

4. Bahwasannya Dedi Ardiansyah dalam mengkampanyekan pesan

politiknya kepada masyarakat desa menggunakan media langsung dan

tidak langsung. Untuk media langsung Dedi Ardiansyah melakukan

kunjungan kerumah-rumah warga dan untuk media tidak langsung

menggunakan media facebook.

5. Efek atau akibat yang ditimbulkan dalam komunikasi politik Pilkades,

Warga Desa Terusan Dalam memilih Dedi Ardiansyah sebagai Kepala

Desa Terusan Dalam yang mana memperoleh suara tertinggi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan diatas, sebagai penutup dalam

skripsi ini di ajukan saran-sara sebagai berikut:

1. Kepada Bapak Dedi Ardiasnyah selaku Kepala Desa terpilih Desa Terusan

Dalam, agar tetap menjaga komunikasi dengan masyarakat, tetap

mendengar aspirasi masyarakat, melaksanakan program-program yang

65
telah dijanjikan kepada masyarakat, serta teruslah menjadi pemimpin yang

selalu melayani masyarakat.

2. Kepada masyarakat saling menjaga kerjama sama dengan aparatur Desa

untuk mengawasi kinerja dari pemerintahan Desa Terusan Dalam, agar

Desa Terusan Dalam lebih baik, dan lebih dikenal lagi dan lebih maju baik

dari segi infrastruktur maupun pemerintahannya.

66
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Budiardjo, Miriam, (2016). Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

W, Gulo. (2002). Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Miles, M.B & Huberman, A.M. (1992). Qualitative Data Analysis (Second

Edition). California: SAGE Publication.

Suprapto, Tommy. (2009) Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi.

Yogyakarta: MedPress.

Azwar, Rully Choirul. (2009). Politik Komunikasi Partai Golkar di Tiga Era.

Jakarta: Grasindo.

Pureklolon, Thomas Tokan. (2018). Komunikasi Politik, Jakarta: Gramedia.

Jurnal / Karya Ilmiah

Okktaviano, Okka. Universitas Diponegoro. 2017.”Analisis Kemenangan Suryono

Pada Pemilihan Kepala Desa Tegalarum Kecamatan Jaken Kabupaten

Pati Periode Tahun 2015-2021 (Analisis Figur dan Tim Sukses)”.

Goby, Rahmat Fauzi. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. 2018.

”Komunikasi Politik Winarti Dalam Pemilihan Kepala Daerah Di

66
Kabupaten Tulang Bawang (studi kasus kemenangan Winarti terhadap

Incumbent)”.

Amelianti, Fitri. Universitas Islam Riau. 2021.”Komunikasi Politik Pada

Pemilihan Kepala Desa di Desa Segati”.

Tadda, Muh.Rivaldi. Universitas Muhammadiyah Makassar. 2020.“Model

Komunikasi Politik Kepala Desa Pada Pemilihan Kepala Desa Di

Lamunre Tengah Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu”.

Internet

https://harianbanyuasin.sumeks.co/serentak-17-november-2021-ini-nama-nama-

desa-pilkades-kabupaten-banyuasin/ di akses pada tanggal 5 april 2022

ttps://sumsel.tribunnews.com/2022/01/17/pelantikan-kades-terpilih-pilkades-

banyuasin-2021-dibagi-5-zona-dilantik-langsung-bupati-askolani di akses

pada tanggal 5 april 2022

https://repository.unikom.ac.id/62120/1/PENGERTIAN%20KOMUNIKASI

%20POLITIK.pdf di akses pada tanggal 6 april 2022

https://repository.unikom.ac.id/62120/1/PENGERTIAN%20KOMUNIKASI

%20POLITIK.pdf di akses pada tanggal 6 april 2022

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Dalam Pasal 31 Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa

67
Lampiran

1. Kantor Desa Terusan Dalam Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten

Banyuasin

68
2. Wawancara bersama Bapak Dedi Ardiansyah Kepala Desa Terpilih Desa

Terusan Dalam Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin

3. Wawancara Bersama ipan salah Satu warga Desa Terusan Dalam

69
4. Bersama Sekretaris Desa Terusan Dalam

70

Anda mungkin juga menyukai