Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

LAPORAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data Penelitian

1. Sejarah berdirinya Toserba Sunan Drajat

Toserba Sunan Drajat adalah salah satu unit bisnis milik Pondok

Pesantren Sunan Drajat (PPSD), bisnis ini berdiri tahun 2009. Diawali

dari sebuah toko kecil didalam PPSD yang lebih dikenal dengan nama

SMESCO, yang kemudian terus berkembang sampai saat ini, dan

sekarang Toserba mempunyai 4 cabang (Toserba 1, Toserba 2,

Toserba 3, dan Toserba 4) Sedangkan awal berdirinya toserba guna

untuk memenuhi kebutuhan para santri, dengan seiring berjalannya

waktu, Toserba Sunan Drajat berkomitmen untuk melayani dan

menyediakan kebutuhan tidak hanya bagi santri tetapi juga untuk

masyarakat luar pondok Pesantren Sunan Drajat.

2. Lokasi Toserba Sunan Drajat

Toserba Sunan Drajat mempunyai lokasi yang sangat strategis,

dimana lokasi ini berada dilungkup Pondok Pesantren yang sangat

dikenal oleh kalangan masyarakat khususnya warga desa banjaranyar,

untuk lebih tepatanya berada didesa Banjaranyar Paciran Lamongan.

Oleh karena itu, selain menjadi penunjangan dalam membantu

memnuhi kebutuhan para santri di Pondok Pesantren Sunan Drajat

khususnya. Toserba juga mampu meraih keuntungan yang lebih dari

45
46

berbagai orang-orang yang bersilaturahmi atau pengunjung pesantren

tersebut. Selain itu, penambahan keuntungan juga bisa diperoleh dari

konsumen masyarakat sekitar. Selain tempat tersebut yang menjadi

kantor pusat pemasaran, Toserba Sunan Drajat juga mempunyai dua

cabang yang sama halnya dengan kantor pusat yang bertempat di

tengah-tengah Pondok Pesantren Sunan Drajat.

3. Motto, Visi, Misi dan Tujuan Toserba Sunan Drajat

a. Motto Toserba Sunan Drajat

“SALAM-SENYUM-SAPA-RAMAH & MURAH”

b. Visi :

“Mengembangkan sebuah bisnis retail terkemuka dengan semangat

yang unggul dan penuh inovasi, yang berorientasi pada pemenuhan

kebutuhan stakeholder, konsumen dalam (santri pesantren), dan

konsumen luar (masyarakat umum), serta mampu bersaing secara

global dengan bisnis retail yang lain.”

c. Misi

1) Berfokus pada kepuasan pelanggan dengan memberikan

kualitas barang terbaik, harga bersaing dan pelayanan prima.

2) Membangun dan menumbuh kembangan jiwa wirausaha dan

kemitraan terutama dikalangan santri pesantren.

3) Menjalankan usaha dengan persaingan yang sehat, yang

dilandasi etika bisnis syariah.


47

4) Membangun jaringan-jaringan distribusi retail diluar pesantren

yang terpercaya, sehat, terus berkembang, dan dapat memberi

manfaat bagi masyarakat umum.

d. Tujuan :

1) Untuk menunjang atau memnuhi kebutuhan santri.

2) Untuk menambah pendapatan atau masukan yayasan.

3) Menjadikan pelopor kemandirian ekonomi pesantren,

berlandaskan akhlakul karima.

4. Struktur Toserba Sunan Drajat

Gambar 4.1
Struktur Toserba 1,2,3 & 4 Sunan Drajat

Manager

Septiaan
adiansyah

Wakil manager

Gesang

Pramuniaga
Pembelian (po)
Kasir
1. Toni
1. Hasanah
1. Wida 2. Cokro
2. dewi
2. Ida 3. Iqbal
3. Riya 4. Fendi
4. Maratus 5. Misbah
5. Vita 6. Naim
6. Iza 7. Khoir
7. Fitri 8. ceria
8. Dian

Sumber: dokumentasi Toserba 2021.


48

5. Job discription Toserba Sunan Drajat

Gambar 4.2
Job Description
49

Job Description:

a. Manajer

Mengawasi karyawan, kegiatan di toko Melakukan tindakan

yang dapat meningkatkan kinerja dan hasil Melaporkan dan

bertanggung jawab ke Direktur.

b. Administrasi
-Menerima,
mencatat keuangan Mengumpulkan dan Bertanggung
yang diterima dari menyimpan bukti Membuat jawab ke
kasir penerimaan serta laporan Kepala Toko
-Mengeluarkan pengeluaran dan Direktur
keuangan
uang yang diminta
keuangan
bagian keuangan

c. Pembelian
-Bertanggung jawab ke
-Cek bagian admin atas uang
kelengkapan Melakukan order yang telah dipakai
Pembelian
barang pembelian -Melaporkan ke bagian
-Laporan dari gudang untuk segera di
pramuniaga insert dan di display

d. Gudang

- Insert barang, penetepan


Menerima
harga dengan ketentuan Penataan
barang
1. Jenis barang: Pelabelan
dari barang di
primer/sekunder/tersier Harga
bagian gudang
2. Biaya transport pemb.
pmbelian
3. Sifat barang

e. Penjualan/Kasir

1) Melayani konsumen dengan sopan, ramah, senyum dan bantu

2) Mengucapkan terima kasih setelah selesai berbelanja

3) Bertanggung jawab atas kelengkapan penjualan


50

4) Melaporkan dan menyetorkan uang hasil penjualan ke bagian

administrasi setelah selesai bertugas, sesuai dengan akunnya

sendiri

5) Bertanggung jawab ke kepala toko dan atasan

f. Pramuniaga

1) Menjaga kebersihan toko dan barang

2) Melayani konsumen dengan baik dan senyum

3) Mengambil barang di gudang dan menata di display

4) Melaporkan ke bagian pembelian barang yang akan habis dan

barang yang tidak ada di toko

5) Memastikan semua barang telah memiliki kode dan harga

6) Mengawasi konsumen dari pencurian

6. Produk

Sesuai dengan sebutan dari obyek pengelolaannya yaitu TOSERBA,

yang mempunyai kepanjangan dari Toko Serba Ada. Dalam usahanya ini

Toserba mengupayakan untuk menyediakan berbagai jenis produk yang

sesuai dengan kebutuhan konsumen. Adakalanya jenis dari produk yang

dipasarkan di Toserba Sunan Drajat tersebut adalah, sebagai berikut:

a. Produk yang bersifat pokok, seperti makanan, minuman, sabun, dan lain

sebagainya.

b. Produk yang bersifat sekunder, seperti pakaian, sandal, tas, dan lain-lain

c. Dan produk yang bersifat tersier; seperti jam tangan, boneka dan lain

sebagainya.
51

7. Target konsumen

a. Target geografis

1) Asrama pesantren

2) Area perumahan

3) Gedung perkantoran

4) Masyarakat umum

b. Demografis

1) Santri pesantren

2) Ibu rumah tangga

3) Warga sekitar toserba

c. Psikografi (mengapa mereka belanja)

1) Kenyamanan

2) Lingkungan yang ramah

3) Mengambil sendiri

4) Kelengkapan

5) Harga yang bersaing

8. Strategi manajemen pengelolaan yang diterapkan di Toserba Sunan Drajat

Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data yang valid peneliti

menggunakan 3 metode penelitian yaitu antara lain metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Sehingga dari ketiga metode tersebut,

peneliti mengetahui strategi pengelolaan yang di terapkan di Toserba

Sunan Drajat dan kesesuaiannya dengan konsep Islam Rahmatan

lil’alamin. Dalam penelitian ini, yang diteliti oleh peneliti dalam analisis
52

strategi manajemen pengelolaan di Toserba Sunan Drajat yang sesuai

dengan prinsip syariah sehingga bisa disebut telah menerapkan

Entrepreneur Rahmatan lil’alamin adalah sebagai berikut:

a. Dilihat dari Place (tempat/lokasi pemasaran)

1) Hasil Observasi dari strategi pengelolaan dilihat dari Place

(lokasi pemasaran)

Dalam melakukan pengamatan terhadap kebersihan

lingkungan lokasi dalam pengelolaan. Peneliti terjun langsung

dengan melakukan observasi lapangan. Dari hasil tersebut

lokasi pengelolaan Toserba telah memenuhi standar

kebersihan.

Begitu juga pada penetapan layout. Dari observasi yang

dilakukan peneliti, penetapan layout juga sudah di sesuaikan

dengan hal atau sesuatu yang berkaitan satu sama lain. Seperti

penetapan pada peletakan produknya, dalam peletakan produk

sudah disesuaikan dengan tidak bercampur atau memisahkan

barang-barang yang berupa makanan/minuman dengan sabun

dan barang-barang lainnya yang dapat mengganggu kualitas

produk makanan. Selain itu Toserba juga menata barang

dengan meletakkan produk yang bernilai tinggi (harga dan

kualitas tinggi) di ruang tertutup atau ruang khusus, dan juga

barang-barang yang sering di cari konsumen yang diletakkan

di tempat terbuka dan mudah dijangkau.


53

2) Hasil wawancara dilihat dari Place ( lokasi pengelolaan)

Dalam konsep place ini, yang berkaitan dengan

kebersihan pada lokasi pemasaran, peniliti melaukan

wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain:

Wawancara kepada manajer tentang pengendalian

jadwal piket. Dalam pengendalian jadwal piket di Toserba

Sunan Drajat, dilakukan dengan memberikan/membuat

jadwal piket yang teratur pada semua pegawai, dengan

memberi tugas piket dihari yang berbeda.1

Wawancara kepada pegawai tentang kesadaran

dalam melaksanakan jadwal piket. Dalam hal ini peneliti

melakukan wawancara dengan sebagian pegawai di

Toserba, dari pernyataan mereka disimpulkan bahwasanya

tidak semua pegawai mampu melaksanakan jadwal piket

tersebut. Oleh karena itu guna untuk melengkapi kurangnya

kesadaran tersebut, maka sebagian dari mereka menerapkan

kerja tim atau saling melengkapi dalam mengupayakan

aktivitas berjalan dengan sempurna. 2

3) Hasil dokumentasi dari strategi pemasaran dilihat dari Place

(lokasi pengelolaan)

1
Wawancara dengan Septiaan Ardiansyah, (Manajer), Toserba Sunan Drajat, 24 Juli 2021.
2
Wawancara dengan Toni, (Selaku Pegawai Bag. Pramuniaga), Toserba Sunan Drajat, 24 Juli
2021.
54

Dalam metode dokumentasi ini, ada beberapa dokumen

yang diperlukan dalam penelitian strategi place, diantaranya

adalah:

 Dokumen tentang pembagian jadwal piket sebagai berikut:

Gambar 4.3

Pembagian Jadwal Piket Harian

Sumber: dokumentasi toserba 2021

Dalam pembagian jadwal piket, pihak Toserba

membaginya dalam 2 waktu, yakni pada siang hari, dan

pada malam hari. Sedangkan apabila ada penyelewengan

para pegawai tidak melaksanakan jadwal piket maupun

tugas dari tanggungjawab mereka, pemberian sanksi akan

ada sesuai dengan kebijakan para manajer.


55

b. Diihat dari manajemen kewirausahaan TOSERBA

1) Hasil Observasi dari strategi pengelolaan dilihat dari

manajemen kewirausahaan TOSERBA

Dalam melakukan pengamatan pembagian divisi dalam

pengelolaan. Peneliti terjun langsung dengan melakukan

observasi lapangan. Dari hasil tersebut lokasi pengelolaan

Toserba telah memenuhi standar manajemen kewirausahaan.

Dimana manajemen kewirausahaan dalam TOSERBA

sudah mencakup semua aspek yang dibutuhkan dalam dunia

manajemen kewirausahaan di TOSERBA Sunan Drajat berupa

penentuan ide dan peluang usaha apa saja, penentuan sumber

daya yang dibutuhkan, perencanaan administrasi yang meliputi

kasir dan lain sebagainya, serta merencanakan kegiatan

pemasaran sebagai berikut contoh kecilnya:

 Melakukan pengamatan terhadap aktivitas

pelaksanaan promosi berlangsung. Dalam

pelaksanaan promosi pihak Toserba tidak ada

sebuah kegiatan atau aktivitas pengenalan produk,

yang dilakukan hanyalah promosi seperti adanya,

cukup dengan tempat yang strategis, nyaman dan

berbagai produk yang lengkap dan menarik saja ia

telah memiliki konsumen yang yang banyak karena

memang target pasar sasarannya adalah fokus para


56

santri. Terkecuali pada hari-hari tertentu, seperti

adanya pihak yang ingin kerjasama memasarkan

produknya (Gebyar), seperti pula dihari-hari besar,

dan lain sebagainya.

Serta, saat melakukan wawancara kepada

manajer tentang media promosi bahwasanya media

promosi yang sering kali digunakan adalah melalui

radio persada, dimana media tersebut juga diolah

atau milik Yayasan Sunan Drajat dalam membantu

pensyiaran dakwah.3

c. Dilihat dari Pelayanan / People (Sumber Daya Manusia)

Dimana dalam konsep People ini lebih mengarah pada

pegawai, pelayanan, serta fasilitas yang diberikan pada

konsumen-nya. Guna untuk mengetahui itu semua, peneliti

melakukan beberapa metode yang meliputi antara lain:

1) Hasil Observasi dari strategi pemasaran dilihat dari

People

Melakukan pengamatan dalam aktivitas pegawai

atau masing-masing divisi dalam konsep memuaskan

konsumen. Dalam konsep memuaskan konsumen ini,

aktivitas para pegawai atau masing-masing divisi fokus

pada tugas yang sesuai jabatan mereka.

3
Wawancara dengan Septiaan Ardiansyah, (Manajer), Toserba Sunan Drajat, 24 Juli 2021.
57

Melakukan pengamatan terhadap kerapian pegawai,

termasuk pula pada sikap tanggung jawab pegawai

dalam keaktifan melaksanakan tugas, serta sikap dalam

melayani konsumen. Dari hasil pengamatan peneliti,

dalam masalah kerapian sudah bisa dikatakan rapi

dalam pandangan islam dengan berbusana yang baik

dan sopan, meski terlihat tidak kompak dalam

berseragam, yang artinya busana yang dipakai masih

bersifat bebas. Begitu juga pada sikap tanggungjawab

pegawai dalam keaktifan melaksanakan tugas, seperti

yang diungkapkan oleh sebagian pegawai bhwasanya

dalam menjalaskan tugas ini sifatnya adalah saling

melengkapi, jika dalam slah satu pihak tidak bisa

melaksanakan tugas yang dibebankan, maka pihak lain

harus berupaya untuk melengkapinya. Sehingga yang

terlihat dalam pandangan peneliti maupun konsumen

lainnya, pembagian tugas yang dibebankan pada

masing-masing divisi sudah terlaksana dengan baik.

Sedngkan dalam sikap pelayanan terhadap konsumen,

dalam analisis peneliti yang sebelumnya pernah

berperan sebagai konsumen dilokasi ini bisa menjadi

tolak ukur dari sikap pelayanan tersebut. Dari sikap

pelayanan tersebut, terkadang pegawai masih


58

mementingkan emosional mereka, yang artinya dalam

melayani konsumen pegawai msih terlihat memilih atau

memandang antara kawan dan musuh pribadi. Namun

dari sikap tersebut tidak terlihat dalam pandangan para

konsumen lainnya, hanya saja pada sebagian pihak atau

konsumen yang mempunyai ketertarikan atau

perseteruan antara konsumen dengan pihak pegawai

yang mempunyai permasalahan tersebut saja.

Melakukan pengamatan terhadap perilaku pegawai

saat proses pelayanan berlangsung. Dalam kegiatan saat

aktivitas pemasaran berlangsung. Dalam kegiatan saat

aktivitas pelayanan berlangsung, khususnya dalam

kewajiban melayani konsumen dengan baik, para

pegawai menyesuaikan tugas mereka masing-masing.

2) Hasil wawancara dilihat dari Pelayanan / People

(Sumber Daya Manusia)

Wawancara kepada pegawai tentang niat dalam

bekerja. Dalam wawancara ini, peneliti memberikan

tanya jawab pada sebagian pegawai, selain itu

pertanyaan juga diberikan pada mantan pegawai,

dikarenakan banyaknya pegawai yang keluar masuk

dari tempat ini. Dari hasil tersebut menyatakan bahwa


59

75% dari mereka, niat awal yang tertanam adalah untuk

mengisi waktu luang.4

Wawancara kepada konsumen tentang kualitas

pelayan. Dari beberapa hasil wawancara yang dilakukan

peneliti dengan para konsumen, mereka menyatakan

bahwa kualitas pelayanan dari Toserba sudah bagus,

tidak antri.5

Wawancara kepada manajer tentang

pengawasan terhadap semua divisi atau pegawai dalam

melaksanakan tugasnya.dalam mengawasi tugas para

pegawainya, manajer melakukan beberapa cara antara

lain:

a) Melihat aktivitas kegiatan para pegawai dari CCTV

b) Laporan / keluhan konsumen dan pihak-pihak lain

c) Menilai pegawai yang baik dengan cara melihat

absensi kehadiran dan selelsainya tugas tepat

waktu.

d) Kontroling keuangan dengan menggunakan

Internet Dropbox.6

3) Hasil dokumentasi dilihat dari Pelayanan / People

(Sumber Daya Manusia)


4
Wawancara dengan Wida, (Selaku Pegawai Bag. Kasir), Toserba Sunan Drajat, 25Juli 2021.
5
Wawancara dengan Ayu (Konsumen), Toserba Sunan Drajat, 25 Juli 2021.
6
Wawancara dengan Septiaan Ardiansyah, (Manajer), Toserba Sunan Drajat, 24 Juli 2021.
60

Dalam suatu bisnis, sangat penting sekali bagi

semua perusahaan maupun unit usaha untuk membuat

perencanaan yang dibentuk dalam suatu organisasi,

guna mempermudah meraih tujuan. Pentingnya sebuah

program atau perencanaan tersebut.

Oleh karena itu Toserba Sunan Drajat juga memiliki

atau membentuk struktur organisasi dalam pelaksanaan

pemasaran, yang dilengkapi dengan job discription

yang sesuai dengan divisi keorganisasian tersebut. Guna

untuk mempermudah pengelolaan program atau

manajemen yang telah ditentukan. Adapun data

dokumentasi dari struktur organisasi tersebut, seperti

yang dijelaskan pada gambar diatas (gambar 4.1), yang

terlampir; job discription dibawahnya.

d. Dilihat dari Price (harga)

1) Hasil observasi dalam penetapan harga

Dalam mlakukan pengamatan harga dan kualitas produk,

peneliti melakukan perbandingan atau penampelan antara

beberapa produk yang diambil dari Toserba dan toko lain.

Dalam pensampelan tersebut, peneliti melakukan

perbandingan dengan beberapa toko pemasaran yang berlokasi

tidak jauh antara satu dengan yang lainnya. Dimana dari

keseluruhan lokasi tersebut memiliki tolak ukur bagi


61

konsumen dalam memilih lokasi pembelian yang tepat dalam

memenuhi kebutuhannya, dengan harga dan kualitas yangbaik.

Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1
Harga Jenis Kualitas
Produk Toserba Toko A Toko B Toserba Toko A Toko B

Posh Hijab* 17.500 17.000 16.500 Standar Standar Standar

Sunsilk 18.500 18.000 19.000 Tinggi Standar Standar


Hijab*

Indomilk* 5.000 5.500 4.900 Standar Standar Standar

Sunlight* 29.500 30.000 32.000 Standar Standar Standar

Pepsodent* 11.000 11.500 12.000 Tinggi Standar Tinggi


Hasil Sampel harga dan Kualitas Produk
Sumber: diolah peneliti
*jenis dan volume yang sama

Dalam proses penelitian ini, peneliti melakukan

perbandingan dengan toko A yang tidak jauh dari Toserba

(yang lebih dikenal dengan nama Kopin), dan begitu juga

pada toko B (yang lebih dikenal pula dengan nama Tiara).

Namun dari segi persaingan toko A paling mendasar karena

letak atau lokasi yang berada dilingkungan sama yakni

pesantren sunan drajat. Sama halnya dengan toko B juga,

lokasinya tidak jauh dari Toserba, akan tetapi toko ini lebih

mempengaruhi pada ruang lingkup eksternalnya. Oleh

karena itu, posisi letak yang berdekatan menjadi sebab

peneliti untuk melihat/melakukan persampelan dengan


62

kedua toko tersebut, guna untuk menilai kualitas harga dan

jenis produk diToserba Sunan Drajat. Dari hasil

persampelan diatas, maka dapat dilihat bahwa dari segi

harga, jika dibandingkan dengan toko A, Toserba

mempunyai penetapan harga yang mayoritas sedang, tidak

terlalu mahal dan murah dibanding dengan toko A dan B,

jadi itu semua bisa dikatakan bahwasanya harga yang

ditetapjan toserba sudah standar karena perbedaan harga

dengan toko lain yang tidak terlalu banyak.

Dari kegiatan aktivitas pemasaran sehari-hari,

terutama dalam penetapan harga peneliti melakukan

observasi pada Quality Control-nya (yang dilakukan divisi

pergudangan). Dalam menentukan harga, langkah-langkah

yang dilakukan Toserba adalah sebagai berikut:

a) Menggolongkan produk pada jenisnya

b) Memperhitungkan presentase pada setiap jenis produk,

yang sesuai dengan penetapan presentase yang berlaku

(standarisasi presentase profit yang sudah ditetapkan

oleh Toserba)

c) Menimbang kesesuaian dari hasil perhitungan presentase

tersebut dengan harga pasaran

d) Jika dirasa sudah sesuai dengan harga pasaran, maka

penetampan harga bisa terlaksana, namun apabila dari


63

hasil perhtungan tersebut bernilai diatas rata-rata harga

pasaran, maka pihak Toserba akan mengambil kebijakan

dengan harga yang sesuai pasaran.

2) Hasil wawancara dalam penetapan harga

Dalam penelitian penetapan harga ini, peneliti juga

melakukan wawancara yang dilakukan dengan beberapa

pihak yang terkait antara lain:

Wawancara kepada manajer tentang penerapan

semboyan Toserba mengenai “Belanja Sambil Beramal”.

Dalam penerapan semboyan ini pihak Toserba sudah

menerapkannya, yakni 80% dari lba Toserba untuk

menyokong pembangunan di PPSD, dan 20% untuk

pengembangan bisnis/usaha.7

Wawancara kepada pegawai (Divisi Quality

Control) tentang pengecekan produk sebelum mentapkan

harga. Sebelum menetapkan harga pada satu produk, ada

beberapa pengecekan yang dilakukan antara lain adalah

memeriksa/mengecek barang yang kadaluarsa (expired),

menjaga produk agar tidak adanya barang kadaluarsa yang

masuk (expired) dan terjual didalam Toserba. Selain itu

quality control Toserba juga menjaga kualitas jual produk,

pengecekan barang-barang yang telah rusak baik bungkus

7
Wawancara dengan Septiaan Ardiansyah, (Manajer), Toserba Sunan Drajat, 02 Agustus 2021.
64

ataupun warna barang yang telah kusam dan tidak layak

untuk dijual.8

Wawancara kepada manajer dalam menetapkan

harga dan presentase (berapa persen) keuntungan yang

ditetapkan pada masing-masing produk. Dalam menentukan

harga pihak Toserba memberikan presentase pada setiap

jenis produknya berdasarkan tiga kelompok; primer,

sekunder, tersier. Yang disebut barang primer adalah

barang kebutuhan sehari-hari, seperti shampo, sabun cuci

muka, makanan dan minuman, dan lain-lain itu ditetapkan

presentase 1 sampai 10%. Sedangkan pada produk jenis

sekunder seperti baju ditetaokan dengan presentase 10

sampai 25%. Lalu pada produk tersier seperti jam tangan,

tas, boneka, dan lain sebagainya penetapan presentase

diatas 25%. Oleh karena itu, dalam penetapan harga pada

setiap jenis produknya diperhitungkan dengan cara seperti

dibawah ini: “Harga jual = Harga Beli + Presentase Profit”.

Namun dari semua presentase tersebut, jika dalam

penetapan harga masih tergolong terlalu mahal atau tinggi

dengan harga pasaran, maka pihak Toserba memberikan

kebijakan harga tersendiri yang lebih tepat atau sesuai

dengan harga pasaran.9


8
Wawancara dengan Toni, (Selaku Pegawai Bag. Pramuniaga), Toserba Sunan Drajat, 24 Juli
2021.
9
Wawancara dengan Septiaan Ardiansyah, (Manajer), Toserba Sunan Drajat, 02 Agustus 2021.
65

Wawancara kepada konsumen tentang kualitas

harga. Dalam wawancara ini, peneliti melakukan

wawancara dengan beberapa pihak konsumen. Dari

wawancara tersebut disimpulkan bahwasanya harga yang

ditetapkan di Toserba Sunan Drajat adalah bersifat standar,

yang artinya sesuai dengan rata-rata penjuaan pada

umumnya. Meskipun ada perbedaan harga, dengan harga

yang sedikit lebih murah yang ditetapkan dari toko

tetangga.10

3) Hasil dokumentasi dalam penetapan harga

Selain dengan menggunakan metode observasi dan

wawancara, dalam konsep price ini juga dilakukan dengan

metode dokumentasi data atau dokumentasi yang diperoleh

antara lain:

a) Dokumen tentang Laporan keuangan laba toserba untuk

menyokong pembangunan di PPSD, dan pengembangan

bisnis/usaha. Data laporan yang diperoleh adalah seperti

terlampir dalam lampiran 2 (Laporan Laba Rugi Toserba

Sunan Drajat).

b) Dokumen tentang penetapan presentase keuntungan dari

harga yang ditetapkan dalam setiap atau jenis produk yang

dipasarkan, seperti penjelasan diatas bahwasanya penetapan

presentase keuntungan (profit) digolongkan menjadi 3


10
Wawancara dengan Ayu (Konsumen), Toserba Sunan Drajat, 25 Juli 2021.
66

menurut jenisnya, yakni seperti penjelasan tabel dibawah

ini:

Tabel 4.2
Presentase keuntungan (profit)
N Jenis Produk Presentase Keuntungan
o
1. Kebutuhan Pokok 1 sampai 10%
2. Kebutuhan Sekunder 10 sampai 25%
3. Kebutuhan Primer Diatas 25%

Sumber: diolah peneliti

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kewirausahaan di Pondok

Pesantren

a. Faktor-faktor Internal

1. Lokasi tempat usaha dekat dengan santri

2. Kelengkapan barang yang sesuai dengan kebutuhan

konsumen

3. Meningkatnya nilai produk dan jasa layanan Pesantren

4. Tempat presentatif didukung fasilitas lain (ATM bersama)

5. Terbatasnya akses santri untuk keluar area pondok

b. Faktor-faktor Eksternal

1. Dukungan Pesantren dalam pengembangan usaha

2. Terbukanya kerja sama dengan pihak lain


67

3. Adanya jumlah peningkatan santri baru setiap tahun

4. Produk di TOSERBA yang selalu baru

Adapun berdasarkan hasil wawancara dengan

Manajer dari Toserba, beliau menjelaskan bahwa faktor

pendukung yang paling utama disini adalah santri,

dengan adanya santri yang terus bertambah setiap tahun

membuat Toserba Sunan Drajat yang awalnya hanyalah

sebuah kantin kecil untuk santri, sekarang lebih

berkembang sehingga menjadi Toko Serba Ada untuk

santri, lebih dari itu kini bisa menjangkau lingkungan

masyarakat sekitar dan mitra. 11

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan wirausaha berbasis rahmatan lil’alamin di Unit

Perekonomian Toserba Sunan Drajat dikaji dari Prinsip Syari’ah

11
Wawancara dengan Septiaan Ardiansyah, (Manajer), Toserba Sunan Drajat, 02 Agustus 2021.
68

Dari kesimpulan perolehan deata tersebut diatas. Maka

dapat dilihat jika penerapan wirausaha berbasis rahmatan

lil’alamin dalam penelitian pengelolaan/penerapan kewirausahaan

di Toserba Sunan Drajat tersebut di kaji dalam prinsip syariah yang

meliputi Ketuhanan (rabbaniyah), Etis (akhlaqiyyah), Realistis (al-

waqi’yyah), dan Humanistis (insaniyyah). Maka pengkajian

tersebut dapat disimpulkan dibawah ini:

Tabel 4.3

Analisis pengelolaan Toserba dilihat dari Prinsip-prinsip Syariah

Prinsip-prinsip
syariah Indikator Toserba
 Tidak hanya mencari  Sudah menjalankan
1. Rabbaniyah keuntungan dunia,tetapi
juga akhirat.  Sudah
menjalankan
 Tumbuh kesadaran dalam
membersihkan lingkungan.
 Sudah menjalankan

 Menjalankan tugas pada


masing-masing divisinya.  Sudah menjalankan

 Jujur dalam memasarkan


produknya.

 Menentukan harga yang


2. Etis sesuai dengan harga  Sudah menjalankan
pasaran.
 Sudah menjalankan
 Senantiasa menjaga  Sudah
kebersihan. menjalankan

 Memberikan pelayanan
yang baik terhadap
konsumen.
69

 Menyesuaikan harga  Sudah menjalankan


3. Realistis yang pasti.
 Sudah menjalankan
 Memberikan
kenyamanan pada
 Sudah menjalankan
konsumen dalam
memilih produk.  Sudah menjalankan

 Berpenampilan bersih,
rapi, bersahaja, luwes,
dan fleksibel.

 Produk yang dipasarkan


sesuai dengan promosi.

4. Humanistis  Tidak memandang situasi  Sudah menjalankan


dan kondisi dalam
memberikan harga.  Sudah menjalankan
 Belum bisa
 Memberikan fasilitas yang menjalankan
terbaik. sepenuhnya

 Memberikan pelayanan
yang bersifat Universal.

Dari pernyataan analisis diatas, maka dapat

disimpulkan bahwasanya 13 dari 14 indikator prinsip-

prinsip kewirausahaan syari’ah, sudah dijalankan oleh

Toserba Sunan Drajat. Maka dapat dinyatakan bahwasanya

kewirausahaan yang dilaksanakan oleh Toserba Sunan

Drajat sudah sesuai dengan prinsip syari’ah islam yang

Rahmatan lil’alamin.

2. Faktor-faktor yang dapat mendukung entrepreneurship di unit

Perekonomian Toserba Sunan Drajat


70

Adapun bentuk entrepreneur yang dilakukan Pondok

Pesantren Sunan Drajat ialah mendirikan berbagai unit usaha

pesantren yang salah satunya Toserba ini sendiri, tidak dipungkiri

dalam pendirian Toserba ini terdapat beberapa faktor pendukung,

faktor-faktor pendukung adanya Toserba disini meliputi faktor

internal dan eksternal yang akan dijelaskan secara rinci dari hasil

wawancara dengan Manajer sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Meliputi Efikasi, Latar Belakang, dan Motivasi.

Efikasi dari Pesantren Sunan Drajat sendiri

yang dimana pondok telah memilikinya dilihat

dari banyaknya usaha yang dimiliki pondok itu

sendiri sehingga branding sebagai pondok

wirausaha telah dimiliki Sunan Drajat.

Latar belakang dari Pesantren Sunan Drajat

yang memiliki sejarah panjang dalam

membangun pondok wirausaha baik secara

mandiri maupun kemitraan.

Motivasi dari pengajian yang dilakukan oleh

kiai untuk membuka usaha dan nasehat-

nasehatnya menjadi faktor internal yang sangat

berpengaruh dikarenakan keberadaan kiai yang

menjadi sentral pondok pesantren dan juga


71

seringnya pengajian yang dilakukan oleh kiai

berbeda dengan strategi yang lain.

2. Faktor Eksternal

Meliputi Lingkungan dan Pendidikan

Kewirausahaan.

Lingkungan dari lingkungan pondok

Pesantren Sunan Drajat sendiri telah memiliki

ghirah yang sangat kuat dalam membangun

unit-unit kewirausahaannya, sesuai dengan salah

satu misi pondok pesantren yaitu “Menjadi

pondok pesantren yang baik yang bisa

menjadikan santrinya sebagai santri yang

berkompetensi serta dijadikan contoh bagi

pondok pesantren lainnya”.

Pendidikan Kewirausahaan dalam

Pelaksanaan pendidikannya, pondok pesantren

sunan drajat sudah melakukan inovasi dengan

menerapkan entrepreneurship dalam program

pendidikannya. Pendidikan wirausaha pondok

pesantren sunan drajat diajarkan melalui tiga

sistem, yakni sistem pendidikan, sistem

pelatihan, dan sistem praktek lapangan.


72

Adapun faktor pendukung yang paling utama disini

adalah santri, dengan adanya santri yang terus

bertambah setiap tahun membuat Toserba Sunan Drajat

yang awalnya hanyalah sebuah kantin kecil untuk santri

sekarang lebih berkembang sehingga menjadi Toko

Serba Ada untuk santri, lebih dari itu kini bisa

menjangkau lingkungan masyarakat sekitar dan juga

berbagai mitra seperti untuk transaksi (BNI, Link,Bank

Jatim) lalu mitra produk (Sari roti, Carnish) dan juga

mitra-mitra yang lain yang tidak bisa disebutkan penulis

satu persatu.

Anda mungkin juga menyukai