Anda di halaman 1dari 5

Obat Darah Tinggi Harus Diminum Bahkan Saat Tensi Rendah

Oleh Ajeng Quamila Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh:

Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi pada
Twitter(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang
baru)Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi di
Linkedln(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang
baru)

Obat Darah Tinggi Harus Diminum Bahkan Saat Tensi Rendah

Ketika didiagnosis dengan hipertensi, obat darah tinggi adalah bagian utama dari terapi untuk
menurunkan tekanan darah. Anda bahkan mungkin perlu lebih dari satu jenis obat resep untuk
menjaga tekanan darah Anda berada pada batas sehat.

Tapi banyak orang yang berpikir bahwa obat darah tinggi hanya perlu diminum ketika tensi tinggi —
yang hanya bisa diketahui saat checkup di dokter/puskesmas atau saat mereka mengalami sakit
kepala hebat. Banyak juga pasien hipertensi yang mengira bahwa obat-obatan yang mereka gunakan
saat ini tak memberikan cukup perbaikan pada tekanan darah mereka sehingga sering kali memilih
untuk tidak meminumnya, atau mengutak-atik resepnya sendiri.

Padahal, jika Anda sering melewatkan dosis obat hipertensi Anda atau Anda tidak mengonsumsinya
seperti yang telah direkomendasikan dokter, bukan cuma tekanan darah Anda yang jadi makin tak
terkendali — namun juga melipatgandakan risiko Anda untuk komplikasi yang bisa berakibat fatal.

Hipertensi adalah kondisi seumur hidup — begitu pula dengan obatnya

Tekanan darah tinggi tidak dapat disembuhkan, karena ini bukanlah sebuah penyakit mandiri
melainkan kumpulan dari sindrom atau gejala penyakit. Dan jika Anda perlu untuk mengonsumsi
obat-obatan, Anda mungkin akan perlu untuk tetap menggunakannya seumur hidup.

Sangat penting untuk terus teratur mengonsumsi obat darah tinggi Anda sesuai petunjuk dosis
dokter yang telah disesuaikan untuk Anda. Misalnya, jika dokter meresepkan statin untuk diminum
satu kali sehari di malam hari, Anda perlu mematuhi aturan ini bahkan jika Anda merasa baik-baik
saja dan tensi Anda sedang tidak kumat. Jika Anda berhenti, tekanan darah akan naik lagi.
Pasien hipertensi yang minum obat darah tinggi dengan tidak teratur adalah salah satu alasan utama
mengapa tekanan darah bisa melonjak secara dramatis. Bahkan jika pembacaan tekanan darah rata-
rata mereka tetap berada di batas bawah yang direkomendasikan, mereka tetap berisiko jika mereka
memiliki pembacaan variabel yang naik-turun.

Di sisi lain, banyak orang menemukan bahwa satu obat saja tidak cukup untuk menurunkan tekanan
darah mereka. Setiap jenis obat bekerja dengan cara yang berbeda dalam tubuh Anda, sehingga
mengonsumsi lebih dari satu obat tanpa persetujuan dokter dapat menimbulkan efek samping serius
yang tak terduga pada tekanan darah Anda.

Mengelola tekanan darah adalah komitmen seumur hidup. Membutuhkan waktu, kesabaran, dan
ketekunan perawatan oleh Anda dan dokter Anda. Yang penting adalah bagi Anda untuk selalu
berkomunikasi dengan dokter Anda dan mengikuti setiap petunjuk dan saran yang diberikan.

Apa yang terjadi jika Anda melewatkan dosis atau tidak meminum obat darah tinggi?

Minum obat darah tinggi yang telah diresepkan untuk Anda — persis seperti yang ditentukan dan
selama yang diperlukan. Meski memang tak selalu mudah untuk mengingat kapan harus minum obat
darah tinggi, tapi sangat penting untuk Anda mematuhi pedoman ini.

Wajar untuk kelupaan satu-dua kali dosis obat Anda, dan biasanya ini tidak menjadi masalah besar.
Tapi jika Anda sama sekali melupakan/tidak pernah/sangat jarang mengonsumsi obat darah tinggi,
Anda dapat meningkatkan peluang untuk mengalami masalah kesehatan yang terkait hipertensi,
termasuk serangan jantung, penyakit ginjal, dan gagal jantung kongestif.

Selain itu, banyak orang yang minum obat darah tinggi hanya di saat timbul sakit kepala. Padahal,
ketika mereka mengalami sakit kepala, ini sebenarnya sudah terlanjur masuk ke dalam kondisi gawat
darurat disebut emergensi hipertensi — dan ini bisa berakibat fatal, seperti stroke atau bahkan
kematian.

Masukkan jadwal dosis obat tekanan darah Anda dalam rutinitas harian Anda. Jadikan minum obat
sebagai suatu kewajiban, dan selalu minum obat di jam yang sama setiap hari. Ini akan membantu
Anda mendapatkan banyak keuntungan dari khasiat obat. Dengan menjaga tekanan darah Anda
tetap di ambang sehat, Anda juga melindungi jantung dan pembuluh darah Anda dari kerusakan dan
risiko komplikasi.
Bahkan saat tensi Anda normal, jangan berhenti minum obat dan jangan kurangi dosisnya

Bahkan jika Anda merasa baik-baik saja, jangan pernah mengurangi atau berhenti mengonsumsi
obat darah tinggi yang diresepkan dokter. Jangan pernah berhenti minum obat yang diresepkan,
termasuk obat-obat yang menurunkan tekanan darah, tanpa konsultasi dengan dokter. Obat dan
perubahan gaya hidup dapat membuat perbedaan besar dalam mengelola hipertensi. Namun,
nyatanya kombinasi dari kedua faktor inilah yang bekerja efektif, bukan hanya perubahan gaya hidup
semata.

Dr Sandosh Padmanabhan, peneliti dari Universitas Glasgow dilansir dari Daily Mail, mengatakan,
“Tekanan darah secara alami dapat berubah-ubah karena interaksi yang kompleks dari berbagai
faktor seperti stres, efek musiman, dan orang tidak minum obat secara teratur.” Lanjut
Padmanabhan, pasien yang gagal untuk menuruti dosis jauh meningkatkan risiko serangan jantung
atau stroke mereka hingga lebih dari 40 persen.

Bicaralah dengan dokter dan apoteker jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kondisi Anda,
termasuk soal efektivitas obat darah tinggi dan efek samping lainnya. Meskipun Anda mungkin
memiliki ketakutan dan kekhawatiran, konsekuensi kesehatan jangka panjang dari tekanan darah
tinggi yang tidak terkontrol seringkali lebih buruk daripada efek samping pengobatan. Dokter
memiliki pedoman untuk membantu mereka memutuskan obat darah tinggi apa yang akan
digunakan untuk kondisi Anda, tapi agar menemukan obat tekanan darah yang tepat untuk Anda,
kadang bisa memakan sedikit waktu.
Ini Alasan Pasien Hipertensi Harus Minum Obat Teratur

Penulis: Indriyani Astuti Pada: Rabu, 16 Mei 2018, 21:15 WIB Humaniora



Thinkstock

PASIEN dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi harus mengonsumsi obat secara teratur. Supaya
tekanan darahnya dapat terkontrol dengan baik. 

Prof Dr dr Suhardjono, SpPD, K-GH, K-Ger, FINASIM yang merupakan anggota Pengurus Besar
Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia menjelaskan alasannya. Hipertensi adalah
penyakit kronik. Sehingga pasien disarankan untuk minum obat setiap hari. Jika konsumsi obat
dihentikan secara mendadak, dikhawatirkan tekanan darah yang sudah terkontrol dapat naik secara
tiba-tiba.

"Ibarat per, kalau ditekan dia turun. Tapi ketika tidak ditekan, dia melonjak," ujar Suhardjono dalam
acara press briefing bertema 'Deteksi Dini dan Pengendalian Faktor Risiko Hipertensi' di Kantor
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu
(16/5).

Lantas bagaimana dengan pasien hipertensi yang harus minum obat namun berpuasa? Suhardjono
mengatakan tidak masalah dengan menyesuaikan jadwal minum obat dengan ibadah puasa. Tetapi
dia menyarankan agar pada seusai sahur sebaiknya pasien hipertensi tidak mengonsumi obat-obatan
biolitik. Obat ini berfungsi membuang garam dalam darah sehingga meningkatkan intensitas buang
air kecil. Obat jenis ini, saran dia, tidak diminum sesudah sahur, tetapi saat malam.

"Saat berbuka pada magrib, dijadikan jadwal minum obat pagi dan sahur dijadikan jadwal minum
obat untuk malam hari . Disesuaikan dengan siklus puasa."

Selain itu, pria yang sehari-hari berpraktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu menjelaskan
sebagian besar hipertensi tidak diketahui sebabnya atau disebut hipertensi primer. "Sehingga harus
konsumsi obat setiap hari," ucap dia.

Berbeda dengan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain atau disebut hipertensi sekunder.
Suhardjono mencontohkan hipertensi sekunder diantaranya tekanan darah tinggi pada ibu hamil
karena pre eklamsi atau hipertensi karena penyakit tiroid.

"Kalau diketahui sebabnya, kita dapat mengoreksi penyebabnya maka tekanan darahnya akan
turun," terang dia.

Dikatakan dia, seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya ketika diukur melebihi
140/90. Sedangkan orang dengan tekanan darah 120/80 dikategorikan normal dan orang dengan
tekanan darah di atas 120/80 tetapi di bawah 140/90, disebut dengan prehipertensi yakni berisiko
menjadi hipertensi apabila tidak memperbaiki gaya hidup menjadi lebih sehat.

Suhardjono juga menjelaskan bahwa tekanan darah berkolerasi dengan usia. Makin tinggi umur,
tekanan darah seseorang makin tinggi. Sehingga menurutnya sangat jarang kasus hipertensi pada
orang berusia kurang dari 30 tahun tanpa adanya faktor risiko seperti kelebihan berat badan,
diabetes dan sebagainya.

Suhardjono lebih lanjut menuturkan, tekanan darah yang terlampau tinggi dan dibiarkan, dapat
berdampak pada kerusakan organ-organ dalam tubuh. Kerusakan organ yang terjadi diantaranya
jantung, otak, penyakit gagal ginjal kronik, dan penyakit arteri perifer yang banyak diderita pada
orang berusia lanjut dengan penyempitan pembuluh darah di tungkai, serta retinoplati atau tekanan
yang tinggi pada bola mata. (A-5)

Anda mungkin juga menyukai