Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau
penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar
kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL), kolesterol total, dan trigliserida serta penurunan
kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL). Hasil Riskedas 2018 menunjukkan bahwa
prevalensi dislipidemia atas dasar konsentrasi kolesterol total >200mg/dL adalah 39,8%.
Dislipidemia merupakan faktor risiko primer penyakit kardiovaskular dan mungkin berperan
sebelum faktor risiko utama lainnya muncul.
Pengendalian dislipidemia target utamanya adalah mengontrol kadar koklesterol LDL yang
merupakan kolesterol aterogenik utama, sedangkan target lainnya adalah mengontrol
trigliserida darah dan berat badan jangan sampai melebihi batas normal. Grundy dkk
melaporkan bahwa untuk setiap penurunan LDL sebesar 30 mg/dL maka akan terjadi
penurunan fisiko relatif untuk penyakit jantung koroner sebesar 30%.
Diet yang dapat digunakan untuk mengendalikan kadar kolesterol LDL adalah menurunkan
asupan asam lemak jenuh, asam lemak trans dan meningkatkan asupan asam lemak tidak
jenuh ganda, lemak tidak jenuh tunggal serta asupan karbohidrat kurang dari 60% total kalori
total.
Tujuan Diet
2. Menurunkan asupan lemak jenuh dan lemak trans (<7%) dan menurunkan asupan
kolesterol makanan kurang dari 200 mg/dl.
a. Lemak jenuh dan lemak trans <7% sedangkan lemak trans <1% dari total energi.
b. Lemak tak-jenuh ganda maksimal 10% dari kebutuhan energi total, dan lemak tidak jenuh
tunggal maksimum 20% dari kebutuhan energi total. Lemak tak-jenuh ganda yang utama
adalah asam lemak omega 3 dan omega 6. Sumber omega 6 adalah minyak jagung, minyak
biji bunga matahari, minyak kacang kedelai, kacang, dan biji-bijian. Sumber omega 3 adalah
ikan laut dalam (salmon, mackerel, tuna, sarden, ikan danau). Dianjurkan mengkonsumsi
ikan sekurang-kurangnya 2 penukar per minggu.
c. lemak tak jenuh tunggal utamanya adalah asam oleat. Sumber utamanya adalah minyak
kanola, minyak zaitun, minyak kacang dan alpukat.
3. Protein cukup yaitu rata-rata 15% dari kebutuhan energi total. Sumber protein hewani,
terutama ikan yang banyak mengandung lemak omega-3 dikonsumsi minimal 2 kali
seminggu. Sumber protein nabati seperti kacang-kacangan dan hasil olahnya (tahu, tempe)
lebih dianjurkan, kecuali ada indikasi lain.
4. Kolesterol kurang dari 200 mg. Sumber kolesterol adalah bahan makanan hewani, terutama
yang kandungan lemak jenuhnya tinggi seperti daging, susu fullcream. Telur dan ikan
mempunyai kandungan kolesterol tinggi, tetapi rendah asam lemak jenuh sehingga dapat
digunakan pada diet perubahan gaya hidup sebagai variasi pemilihanbahan makanan.
6. Serat tinggi yaitu 25-30 g per hari termasuk serat larut air. Sumber serat larut air dapat
diperoleh dari beta gucan dan pectin yang ada pada oats, beras tumbuk atau beras merah,
havermout, dan kacang-kacangan serta sayuran seperti wortel, brokoli, serta buah yang
mempunyai Kandungan pektin seperti jeruk, apel, aprikot, plum dan kismis merah.
Tabel Intervensi Gaya Hidup Untuk Menurunkan Kolesterol Dan LDL Serta
Trigliserida Untuk Memperbaiki Profil Lipid
Intervensi Gaya Hidup Untuk Menurunkan Kolesterol Dan LDL Besar Manfaat
tak jenuh
Berhenti merokok +
Tshel 6.5 Intervensi gaya hidup untuk menurunkan kolesterol dan LDL serta trigliserida
Besar Manfaat
Konsumsi alkohol dengan jumlah sedang (bagi yang telah mengonsumsi alkohol sebelumnya)
Berhenti merokok
ICTAKA