Anda di halaman 1dari 6

EnviroScienteae Vol. 14 No.

3, November 2018 ISSN 1978-8096 (print)


Halaman 174-179 ISSN 2302-3708 (online)

POTENSI BATUGAMPING TERUMBU GORONTALO SEBAGAI BAHAN GALIAN


INDUSTRI BERDASARKAN ANALISIS GEOKIMIA XRF

Potential of Gorontalo Reef Limestone as Industrial Material Based on XRF Geochemistry


Analysis

Aang Permana

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Matematika dan IPA


Universitas Negeri Gorontalo
email: aang@ung.ac.id

Abstract

The potential of reef limestone in Gorontalo Province is very large. The proof is in two research
stations in Kelurhan Buli'ide and Tanjung Kramat Village. Research on the potential of reef
limestone using two methods of analysis petrology and geochemistry of XRF. Based on the results
of the research both stations have the name of the rock and the composition of the chemical
compounds is different. The results of the study differ from previous studies. Differences are found
in the composition of CaO compounds higher than 80%. The chemical composition of compounds
in two research stations has the potential to be developed into industrial material. Use of reef
limestone can be used as building stones, road stabilizers, agricultural lime, ceramic materials,
water purification and the process of deposition of non-ferrous metal ores.

Keywords: Gorontalo; Industrial Material; Reef Limestone; XRF

PENDAHULUAN dengan sumberdaya hipotetik sekitar


5.224.550.000 m3 atau 14.253.563.500 ton
Potensi batugamping di Indonesia atau sekitar 14 miliar ton. Hasil analisis
sangat besar dan tersebar hampir merata di kimia batugamping kandungan CaO
seluruh kepulauan Indonesia. Data yang 51,72% dan MgO (1,04%) (Kusdarto,
pasti tentang jumlah sumberdaya 2006)
batugamping belum ada. Namun secara Tipe batugamping ada dua di Provinsi
umum potensi batugamping di Indonesia Gorontalo yakni batugamping terumbu dan
berdasarkan peta geologinya diperkirakan batugamping klastik berdasarkan sifat dan
sekitar 28,678 miliar ton (Madiadipoera., terjadinya. Hasil analisis kimia batugamping
1990). di Kecamatan Kota Barat kandungan CaO
Penyebaran batugamping juga 51,75 - 54,36% dan MgO 0,19-0,44 %
terdapat di Provinsi Gorontalo. ,Luas sedangkan di Kelurahan Tanjung Keramat
sebaran batugamping klastik 3.880 ha, kandungan CaO 53,00-53,06% dan MgO
dengan sumber daya hipotetik 1,13-2,5 % (Bahar et al., 2002).
1.900.000.000 m3 atau 9.121.043.500 ton; Satuan batugamping terumbu (Ql)
dan luas sebaran batugamping terumbu yang dipetakan terdiri dari koral, berwarna
10.193 ha dengan sumber daya hipotetik putih sampai kecoklatan, tidak selaras di
sekitar 3.324.550.000 m3 atau atas batuan gunungapi Pinogu dan satuan
5.132.520.000 ton. Luas sebaran batuan granit, menempati bagian tengah
batugamping seluruhnya (batugamping dan selatan diperkirakan berumur Holosen.
klastik dan batugamping terumbu) di Satuan batugamping terumbu ini terangkat
wilayah Limboto dan sekitarnya 14.073 ha

174
EnviroScienteae Vol. 14 No. 3 November 2018: 174-179

dan batugamping klastik dengan komponen METODE PENELITIAN


utama koral (Bachri et al., 1997).
Geologi Kelurahan Tanjung Kramat Material penelitian adalah
terdiri dua satuan batuan yakni Satuan batugamping yang berada di dua lokasi
batuan lapili tuf (batuan piroklastik) dan penelitian yakni Kelurahan Buli’ide
Satuan batugamping terumbu (Kalsirudit). Kecamatan Kota Barat dan Kelurahan
Analisis hubungan stratigrafi di lapangan Tanjung Kramat Kecamatan Hulonthalangi
nampak jelas terdapat kontak batuan Kota Gorontalo. Kedua lokasi dipisahkan
berupa bidang ketidakselarasan oleh dataran tinggi yang memanjang dari
(unconformity). Hasil pengukuran bidang barat ke timur. Stasiun 1 berada pada
ketidakselarasan adalah N 95o E/23o SW. koordinat (0° 29’ 45” LU dan 123° 2’
Bahkan nampak bidang ketidakselarasan 41”BT) sedangkan Stasiun 2 pada koordinat
berupa bidang erosional sehingga analisa (0° 32’ 53.7”LU dan 123° 2’ 10.8” BT)
stratigrafi menunjukan bahwa genesa (Gambar 1).
pembentukan kedua satuan batuan berbeda
termasuk umur dan lingkungan
pengendapan pun berbeda (Permana &
Eraku., 2017).
Batugamping non klastik merupakan
koloni dari binatang laut antara lain
coelenterata, moluska dan protozoa,
foraminifera dan sebagainya. Jenis
batugamping ini sering disebut sebagai
batugamping koral karena penyusun
utamanya adalah koral yang merupakan
anggota coelenterata (Sukandarrumidi.,
2004).
Hipotesis yang berhasil dibangun
bahwa potensi batugamping di Provinsi
Gorontalo khusus batugamping terumbu
besar. Berdasarkan kandungan senyawa
kimia, batugamping terumbu bisa digunakan
sebagai bahan baku industri semen.
Berdasarkan kedua hipotesis tersebut maka
penelitian perlu dilakukan lagi untuk lebih
fokus kepada lokasi penyebaran
batugamping terumbu yakni di Keluruhan Gambar 1. (a) Lokasi penelitian berada di
Buli’ide Kecamatan Kota Barat dan Kota Gorontalo pada Stasiun 1
Kelurahan Tanjang Kramat Kecamatan dan Stasiun 2. (b) Penampang
Hulonthalangi Kota Gorontalo. Untuk itu morfologi lokasi penelitian dari
tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui selatan ke utara.
nama batuan secara petrologi dan Sumber: Google Earth tahun 2018
kandungan kimia senyawa penyusun
batugamping terumbu dari analisis geokimia Metode penelitian yang dilakukan ada
XRF. Dengan diketahui komposisinya maka dua yakni analisis petrologi dan analisis
akan dapat ditentukan potensi geokimia X-Ray Fluoresence (XRF).
pemafaatannya sebagai bahan galian industri Analisis petrologi dilakukan di lapangan
di masa mendatang. dengan melakukan deskripsi mineral
penyusun batugamping dan kondisi geologi
penelitian. Klasifikasi nama batugamping

175
Potensi Batugamping Terumbu Gorontalo Sebagai Bahan Galian Industri Berdasarkan Analisis Geokimia Xrf
(Permana, A)

menggunakan dua klasifikasi yakni Grabau Analisis petrologi pada batugamping


(1905) serta Embry dan Klovan (1971). terumbu di Stasiun 1 (Kelurahan Tanjung
Untuk analisis geokimia XRF Kramat) menunjukan batuan berwarna putih
dilakukan di Laboratorium Jurusan Fisika keabu-abuan, ukuran butir > 2 mm, sortasi
Universitas Negeri Gorontalo. Analisis XRF buruk, kemas terbuka, butiran mengambang
dalam bidang geologi sangat penting untuk dalam matriks dan struktur masif.
mengetahui unsur kimia utama dan unsur Batugamping ini telah mengalami diagenesis
jejak dari suatu batuan, mineral, sedimen dan disusun oleh koral dan mikrit (Gambar 3).
cairan setelah berinteraksi dengan radiasi Berdasarkan deskripsi tersebut maka nama
(Rollinson., 1993; Boogs., 2009; Shackley., batugamping adalah Kalsirudit (Grabau.,
2011; Wahyudiono et al., 2016). Analisis 1905) atau Rudstone (Embry dan Klovan.,
XRF untuk mengetahui komposisi Al2O3, 1971).
SiO2, CaO, Fe2O3, MgO dan H2O
batugamping. Hasil analisis XRF akan dapat
digunakan menentukan kualitas
batugamping sebagai bahan industri
(Kusdarto., 2006; Widiarso et al., 2017) .
Alat yang digunakan untuk analisis
geokimia XRF terdiri dari alat pengerus
sampel Herzog HMS 100, Sieve-Shaker
analysette 3 vibrator untuk mengurangi
kadar air hingga ukuran 80 mesh, alat
timbang neraca analitik dan instrumen XRF
S2 ranger bruker (Gambar 2).

Gambar 3. Batugamping terumbu di Stasiun


1 Kelurahan Tanjung Kramat
Sumber : Aang Permana tahun 2018

Gambar 2. Instrumen XRF S2 ranger Analisis geokimia XRF pada


bruker batugamping terumbu di Stasiun 1 (Desa
Sumber: Aang Permana tahun 2018 Tanjung Kramat) tersusun senyawa CaO
90,17%, SrO 4,95%, Fe2O3 4,12%, MnO
0,42% dan ZrO2 0,27%. Hasil analisis XRF
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat dilihat pada (Gambar 4).

Lokasi penelitian terdapat di dua


stasiun yang secara geomorfologi berada di
bukit dekat dataran rendah. Stasiun 1 berada
di dataran rendah dekat pantai (Teluk
Tomini) sedangkan Stasiun 2 berada di
dataran rendah Limboto.

176
EnviroScienteae Vol. 14 No. 3 November 2018: 174-179

1
1

A
A

aK
aK
0

00

C
C
00

130
13 0

0
00

00
11

11
00

00
00 90

00 90
0 80

0 80
00

00
00 7

00 7
000 60

00 60
50
500

00
40

40
ps

ps
C

C
0

0
00

00
1

1
3

3
A

aKB
aKB
SrK
0

C
0
C
00

00
2

rKA1
00

00
10

10

1
1

A
B1

eKA

eK
A
00

00
rrK

11
00 6

00 6

BA

F
S

F
Z

rK

A1
1
4

0 4

A
1

1
K
1

1
1

1
eKB
B

1A

1A
B

r LA

nK

r LA
Z
r LA

r LA
1

1
1

L
1

1
FeK

1
rKB

r
L

L
0

rK

B
B
r LB

r LB
20

r LB

20

r LB

B
n
M
e

e
L
nK

M
L

L
S

S
Z

FeF

FeF
Z

n
Z

M
S

S
Z

Z
M
0

0
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0.8 0.6 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0.8 0.6

KeV KeV

Gambar 4. Hasil analisis XRF pada Gambar 6. Hasil analisis XRF pada
batugamping terumbu di Stasiun batugamping terumbu di Stasiun
1 Kelurahan Tanjung Kramat 2 Daerah Buli’ide
Sumber : Aang Permana tahun 2018 Sumber: Aang Permana tahun 2018

Analisis petrologi pada batugamping Hasil analisis kedua sampel


terumbu di Stasiun 2 (Kelurahan Buli’ide) batugamping terumbu pada dua stasiun
menunjukan batuan berwarna putih, sortasi terdapat perbedaan baik nama batuan
buruk, kemas terbuka, butiran mengambang maupun komposisi senyawa penyusunnya.
dalam matriks dan struktur masif. Senyawa CaO (Stasiun 1) > CaO (Stasiun 2),
Batugamping ini telah mengalami senyawa SrO (Stasiun 1) < SrO (Stasiun 2)
rekristalisasi karena sangat porous serta dan Fe2O3 (Stasiun 1) > Fe2O3 (Stasiun 2)
disusun oleh koral, foraminifera besar, serta tidak terdapat senyawa MnO pada
mineral opak dan mikrit (Gambar 5). Stasiun 2. Perbandingan lengkap hasil
Berdasarkan deskripsi tersebut maka nama analisis batugamping terumbu pada kedua
batugamping adalah Kalsirudit (Grabau., stasiun dapat dilihat pada Tabel 1.
1905) atau Floatstone (Embry dan Klovan.,
1971). Tabel 1. Perbandingan hasil analisis
petrologi dan geokimia XRF pada
batugamping terumbu di dua
stasiun penelitian
Stasiun 1
Stasiun 2
Analisis (Tanjung
(Buli’ide)
Kramat)
Petrologi Rudstone (Embry Floatstone (Embry
dan Klovan., dan Kloven., 1971)
1971)
XRF CaO 90,17%, SrO CaO 82,96%, SrO
4,95%, Fe2O3 13,57%, Fe2O3 3,04%,
4,12%, MnO dan ZrO2 0,33%.
0,42% dan ZrO2 (Tidak ada senyawa
0,27% MnO)
Sumber : Aang Permana Tahun 2018
Gambar 5. Batugamping terumbu di Stasiun
2 Kelurahan Buli’ide Hasil analisis XRF dari dua stasiun
Sumber: Aang Permana tahun 2018 penelitian juga berbeda dengan hasil analisis
XRF yang pernah dilakukan peneliti
Analisis geokimia XRF pada terdahulu. Perbandingan hasil analisis XRF
batugamping terumbu di Stasiun 2 bisa dilihat pada Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel
(Kelurahan Bulide) tersusun senyawa CaO 4.
82,96%, SrO 13,57%, Fe2O3 3,04%, dan
ZrO2 0,33%. Hasil analisis XRF dapat dilihat
pada (Gambar 6).

177
Potensi Batugamping Terumbu Gorontalo Sebagai Bahan Galian Industri Berdasarkan Analisis Geokimia Xrf
(Permana, A)

Tabel 2. Perbandingan hasil analisis 4,12%, ZrO2 0,277-0,33% dan MnO 0,42%
geokimia XRF pada batugamping maka batugamping dapat dimanfaatkan
terumbu di Kelurahan Tanjung untuk berbagai hal mengacu klasifikasi
Kramat dengan peneliti terdahulu kegunaan dari Arifin & Suhala (1997).
Analisis
Bahar et al
Permana (2018) Layak untuk batu bangunan (perlu tambahan
(2002) analisis kuat tekan), bahan penstabil jalan
XRF CaO 53,00-53,06 CaO 90,17%, SrO
(rendah belerang), kapur pertaninan
% dan MgO 1,13- 4,95%, Fe2O3 4,12%,
2,5 %. MnO 0,42% dan ZrO2 (MgCO3 ≤ 10%) dan bahan keramik (tidak
0,27% mempunyai spesifik khusus). Selain itu
Sumber : Aang Permana Tahun 2018 batugamping bisa digunakan untuk
penjernihan air (tidak mempunyai
Tabel 3. Perbandingan hasil analisis spesifikasi khusus) dan proses pengendapan
geokimia XRF pada batugamping bijih logam non-ferrous (tidak mempunyai
terumbu di Kelurahan Buli’ide spesifikasi khusus).
dengan peneliti terdahulu Potensi dan pemanfaatan batugamping
Analisis
Bahar et al
Permana (2018)
terumbu di Gorontalo ini diharapkan
(2002) menjadi acuan untuk pengembangan sumber
XRF CaO 51,75- CaO 82,96%, SrO daya alam di masa mendatang bagi
54,36 % dan 13,57%, Fe2O3 3,04%,
MgO 0,19- dan ZrO2 0,33%.
kesejahteraan masyarakat. Untuk itu
0,44 %. pemanfaatanya juga harus memperhatikan
Sumber : Aang Permana Tahun 2018 lingkugan demi keberlangsungan bersama.

Tabel 4. Perbandingan hasil analisis


geokimia XRF pada batugamping KESIMPULAN
terumbu di Kelurahan Tanjung
Kramat dan Kelurahan Buli’ide Penelitian potensi batugamping
dengan peneliti terdahulu terumbu Gorontalo sebagai bahan galian
Analisis Kusdarto (2006) Permana (2018) industri berdasarkan analisis geokimia XRF
XRF CaO 51,72 % CaO 82,96-90,17%, mengungkapan beberapa poin penting antara
dan MgO SrO 4,95-13,57%, lain:
dibawah 2 % Fe2O3 3,04-4,12%, 1. Dua stasiun penelitian berada pada
(1,04 %). ZrO2 0,277-0,33% dan
MnO 0,42%. morfologi bukit dekat dataran rendah.
Sumber : Aang Permana Tahun 2018 2. Nama batuan pada dua stasiun berbeda
yakni Stasiun 1 rudstone sedangkan
Perbedaan hasil analisis XRF pada dua Stasiun 2 floatstone.
stasiun penelitian dengan peneliti terdahulu 3. Hasil analisis geokimia XRF terdapat
terlihat pada komposisi senyawa CaO.
Komposisi senyawa CaO di dua stasiun perbedaan komposisi senyawa
penelitian lebih besar dari 80% (82,96- penyusunnya. Senyawa CaO (Stasiun 1)
90,17%) sedangkan peneliti terdahulu Bahar > CaO (Stasiun 2), senyawa SrO
et al (2002) berkisar 51,75 - 54,36 % atau (Stasiun 1) < SrO (Stasiun 2) dan Fe2O3
dibawah 80%. Hal yang sama dengan hasil (Stasiun 1) > Fe2O3 (Stasiun 2) serta
analisis Kusdarto (2006) kandungan tidak terdapat senyawa MnO pada
senyawa CaO 51,72 %.
Stasiun 2.
Tingginya komposisi CaO di dua
stasiun penelitian membuat potensi dan 4. Hasil analisis XRF pada dua stasiun
prospek pemanfaatan batugamping terumbu penelitian berbeda dengan peneliti
Gorontalo sebagai bahan galian industri terdahulu. Komposisi senyawa CaO di
sangat besar. Dengan komposisi CaO 82,96- dua stasiun penelitian lebih besar dari
90,17%, SrO 4,95-13,57%, Fe2O3 3,04- 80% (82,96-90,17%) sedangkan peneliti

178
EnviroScienteae Vol. 14 No. 3 November 2018: 174-179

terdahulu Bahar et al (2002) berkisar Kota Gorontalo. Jurnal Geomine. 5


51,75 - 54,36 % dan Kusdarto (2006) (1): 1-6.
juga hampir sama kandungan senyawa Rollinson, H. R. (1993). Using geochemical
data: evaluation, presentation and
CaO 51,72 %.
interpretation. Prentice Hall. England.
5. Batugamping di dua stasiun bisa Shackley, M. S. (2011). X-Ray Fluorescence
digunakan untuk batu bangunan, bahan Spectrometry (XRF) in
penstabil jalan, kapur pertanian, bahan Geoarchaeology, 7. Springer
keramik, penjernihan air dan proses Science+Business Media, LLC.
pengendapan bijih logam non-ferrous. Arifin, M., & Suhala. (1987). Bahan galian
industri. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral,
DAFTAR PUSTAKA Bandung.
Sukandarrumidi. (2004). Bahan Galian
Bachri, S., Partoyo, E., Bawono, S. S., & Industri. Gadjah Mada University
Sukarna, D. (1996). Surono and
Press, Yogyakarta. 272p.
Supandjono, J. B., 1997. Geologi
Wahyudiono, J., Syafri, I., Sudrajat, A., &
Daerah Gorontalo, Sulawesi Utara.
Panggabean, H. (2016). Geokimia
Kumpulan Makalah Hasil Penelitian
batuan gunungapi di pulau Timor
dan Pemetaan Pusat Penelitian dan
bagian barat dan implikasi
Pengembangan Geologi. 1996/1997:
tektoniknya. Jurnal Geologi dan
18-30.
Sumber Daya Mineral. 17 (4): 241-
Bahar, N., Latif, N. A., Kusdarto & Arifin,
252.
D. (2002). Inventarisasi dan evaluasi
Widiarso, D. A., Kusuma, I. A., & Ajiditya,
mineral non logam di Kabupaten
P. F. (2018). Penentuan potensi
Gorontalo dan Boaleme Provinsi
sumber daya batugamping sebagai
Gorontalo. Kolokium direktorat
bahan baku semen Daerah Gandu dan
inventarisasi sumber daya mineral,
sekitarnya, Kecamatan Bogorejo,
(DIM) TA 2002.
Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Boogs, S.(2009). Petrology of sedimentary
Jurnal Teknik. 38(2): 92-98. DOI:
rock. Cambridge University Press,
10.14710/teknik.v38i2.13213.
600 p.
Embry, A. F., & Klovan, J. E. (1971). A Late
Devonian reef tract on northeastern
Banks Island, NWT. Bulletin of
Canadian Petroleum Geology. 19(4):
730–781.
Grabau. (1905). Physical Character and
History of some New York
Formations. Science. 22: 528-535.
Kusdarto. (2006). Prospek pemanfaatan
lempung Danau Limboto sebagai
bahan baku semen. Buletin Sumber
Daya Geologi. 1 (3): 30-34.
Madiadipoera, T. (1990). Bahan galian
industri di Indonesia. Direktorat
Jenderal Sumber Daya Mineral RI.
Permana, A. P., & Eraku, S. S. (2017).
Analisis stratigrafi Daerah Tanjung
Kramat Kecamatan Hulonthalangi

179

Anda mungkin juga menyukai