Anda di halaman 1dari 3

A.

pengenalan

Bab ini menjelaskan mengenai berbagai temuan dari penelitian terdahulu yang telah dihasilkan oleh
peneliti dan pemikir berhubungan dengan kajian ini. Bab ini membantu pembaca untuk sedikit
memahami konsep dasar semiotika,memahami berbagai paradigma yang berkaitan dengan kontruksi
sosial terhadap realitas, serta brand destinasi negara (BDN), termasuk juga dalam aspek brand mau pun
aspek pemasaranya yang digunakan melalui strategi komunikasi pemasaran pariwisata (SKPP).

B. Semiotik dan paradigma Kritis

Dalam teori semiotika ada 3 konsep besar tentang sistem tanda baca, yaitu konsep iko,simbol dan
indeks. Sistem tanda terdiri dari signifier atau penanda dan signified atau yg ditandai adalah konsep
secara utuh, dalam pengertian konsep yang dibicarakan secara utuh, dalam pengertian konsep-konsep
itu tidak terpisah satu dengan yang lainnya.

1.tanda

Konsep tentang tanda umumnya digunakan dalam pengertian paling luas pada entitas semiotik
konvensional yang terdiri atas alat tanda (sign vehichle) yang dikaitkan makna (meaning). Model yang
terpenting untuk tanda dibahas pada tokoh-tokoh besar pada bidang semiotik pierce,saussure, morris,
dan hjelmslev.

2. Makna

Makna (meaning)telah diadopsi sebagai umum yang mencakup arti (sesnse)dan acuan (reference) dalam
linguistik dan dalam filsafat bahasa.dalam arti sempit,makna dianggap sinonim arti atau isi. Dikotomi
dasar semantik tentang makna bukanlah arti vs.acuan melainkan makna vs.acuan

3.simbol

Simbol merupakan salah satu istilah yg paling banyak digunakan dibidang humaniora. Dalam
pengertiannya yang luas, simbol merupakan sinonim tanda.kendati memiliki kekaburan
terminologi,defininya yang sempit,yang menetapkan simbol sebagai golongan tanda.

4. Metafora

Topik metafora terletak diakar semiotik baik ditinjau dari sisi historic maupun sacara tradisional,
metafora telah digunakan sebagai suatu istilah untuk menggambarkan dua konsep yang jelas berbeda.
Istilah metafora telah digunakan dalam pengertian sempit menggambarkan suatu kiasan khusus
diantara kiasan-kiasan lain.

5.informasi

Informasi dalam pengertian sehari-hari adalah konsep kualitatif yang berkaitan yang berkaitan dengan
makna dan berita. Akan tetapi,dalam teori informasi, informasi merupakan istilah teknis yang hanya
menguraikan aspek-aspek pesan yang bisa diukur.
C.KONTRUKSI SOSIAL TERHADAP REALITAS (SCOR)

1.Aliran fenomenologi

Secara harfiah, fenomenologi atau fenomenalisme adalah aliran atau faham yang menganggap bahwa
fenomenalisme adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. Fenomenalisme juga adalah suatu metode
pemikiran. Fenomenologi merupakan sebuah aliran. Yang berpendapat bahwa, hasrat yang kuat untuk
mengerti yang sebenarnya dapat dicapai melalui pengamatan terhadap fenomena atau pertemuan kita
dengan realita. Karenanya, sesuatu yang terdapat dalam diri kita akan merangsang alat inderawi yang
kemudian diterima oleh akal ( otak ) dalam bentuk pengalaman dan disusun secara sistematis dengan
jalan penalaran. Penalaran inilah yang dapat membuat manusia mampu berpikir secara kritis.

2.Aliran Kritis

Eberle (1992) berdasarkan kajiannya diAmerika serikat, menggunakan hermeneutik untuk mengkaji dan
mengkritik kontruksi sosial terhadap realitas oleh Barger dan Luckmann (1966). Eberle mengkritik
kontruksi sosial terhadap realitas dari aspek pesan, ideologi,paradigms fenemonologi yang
digunakannya, subjek konstruktivisme,dan aspek warisan. Kontruksi sosial terhadap realitas yg ditulis
oleh Berger dan Luckmann 25 tahun lalu, secara fenomenologi, terlalu lama untuk tidak dikritik kembali
karena perkembangan sosiologi pengetahuan yang terlalu cepat terhadap masyarakat.

3. Aliran postmodern

Perkembangan konstruksi sosial terhadap realitas berikutnya diwarnai oleh berbagai Pendekatan kritis
dan postmodern. Pandangan ini berawal dari pemikiran Gamson, croteau, hoynes, dan sasson (1992)
yang mengkaji perkembangan media gambar di Amerika serikat dengan meneliti pembaca media
gambar dengan metode hermeneutika postmodern. Kesimpulan dari karya ini adalah makna kontruksi
sosial terhadap realitas pada gambar merupakan hal yang penting dari suatu pesan visual yang lebih
luas.

D. PEMASARAN, BRAND, DAN BRANDING DESTINASI

Kotler (2006) yang menulis tentang manajemen pemasaran, menjelaskan tentang 4p sebagai elemen
pemasaran,yaitu (1) product (2) price (3) promotion dan (4) place. Seterusnya kotler menulis dalam
buku-bukunya di edisi berikutnya, dengan menambah elemen 4P menjadi 7P, yaitu (5) participant (6)
process dan (7) physical evidence. Kemudian pada tahun-tahun kemudian Kotler dengan beberapa
orang penulis lain menulis pemasaran sebagai penenbangan dari konsep 4P dan/atau 7p ini.

E. REVIEW TEORITIS KE ARAH KAJIAN YANG DILAKUKAN

1.Brand destinasi dan Strategi Komunikasi Pemasaran destinasi

Tulisan dan laporan-laporan hasil kajian tentang brand destinasi dan strategi komunikasi pemasaran
destinasi, baru dapat dibaca melalui jurnal-jurnal ilmiah setelah tahun 2000. Dengan kata lain,sejak
tahun-tahun itu telah lahir aliran-aliran kritis dan postmodern yang secara kuat memengaruhi jalan
pikiran masyarakat didunia.kajian tentang brand destinasi ataupun strategi komunikasi pemasaran
destinasi,baru diketahui ada sejak tahun 2004.tulisan hasil kajian yang benar-benar mengkaji citra brand
destinasi baru diketahui ditulis oleh Graham Hankinson (2004). Kemudian pada tahun-tahun berikutnya,
karya-karya serupa mulai banyak diperbincangkan orang, kala itu, pemikiran-pemikiran kritis dan
postmodern telah ada ikut mewarnai pemikiran-pemikiran ilmuwan dalam mengulas gagasan-gagasan
mereka itu.

Anda mungkin juga menyukai