Anda di halaman 1dari 3

‫الساَل ُم َعلَى‬ َّ ‫ َوالصَّاَل ةُ َو‬،‫ َو َن َّو َر ُقلُ ْو َبنَا بِالْ ُق ْراٰ ِن‬،‫ان‬ ِ َ‫ وَأ ْكرمنَا بِاِإْل مْي‬،‫ الَّ

‫ الَّ ِذي َأعَّزنَا بِاِإْل ساَل ِم‬،‫اَحْل م ُد لِٰلّ ِه ِذي اجْل اَل ِل واِإْل ْكر ِام‬ Dosa jika dilakukan terus-menerus maka pada akhirnya qalbu (hati) akan ditutup
ََ َ ْ َ ْ َ َ َ َْ
ِِ ِ ِ‫سيِّ ِدنَا حُم َّم ِد نِالَّ ِذي عاَل النُّجوم والْ َكواك‬ oleh Allah ta’ala. Jika qalbu sudah ditutup oleh Allah maka Allah akan menguncinya.
َ ْ‫ َوَأ ْش َه ُد َأ ْن اَّل إلهَ ِإاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِري‬،‫َأص َحابِِه الْ ِكَر ِام‬
‫ك‬ ْ ‫ َو َعلَى اٰله َو‬،‫ب الْعظَ َام‬ َ َ َ َ ُْ َ َ َ Ketika itulah iman tidak akan menemukan jalan menuju qalbu, kemudian kufur tidak
ِ ‫ فَإيِّن ُأو ِصي ُكم و َن ْف ِسي بَِت ْقوى‬،‫ ِعباد الرَّمْح ٰ ِن‬،‫ ََّأما بع ُد‬ ‫َأن سيِّ َدنَا حُم َّم ًدا عب ُده ورسولُه الَّ ِذي اَل نَيِب بع َده‬
‫اهلل‬ َ َْ ْ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ َّ ُ ْ ُ َ َ ُ َْ َ َ َّ ‫ َوَأ ْش َه ُد‬،ُ‫لَه‬ akan bisa lepas dari dirinya, tidak selayaknya seseorang mengabaikan taubat

‫َّص ْو ًح ۗا َع ٰسى َربُّ ُك ْم اَ ْن يُّ َكفَِّر َعْن ُك ْم َسيِّاٰتِ ُك ْم‬ ِٰ ِ ِ ٓ ِ ِ ِ ‫ِ ِئ‬


ُ ‫ ٰياَيُّ َها الَّذيْ َن اٰ َمُن ْوا ُت ْوبُ ْٓوا اىَل اللّه َت ْوبَةً ن‬:‫ الْ َقا ِل يِف كتَابِه الْ ُق ْرآن‬،‫املَنَّان‬
meskipun kemudian ia mengulang dosa kembali. Karena taubat adalah pembersih
dosa dari hati.
‫ت جَتْ ِر ْي ِم ْن حَتْتِ َها ااْل َْن ٰه ۙ ُر َي ْو َم اَل خُيْ ِزى ال ٰلّهُ النَّيِب َّ َوالَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْوا َم َعهٗۚ نُ ْو ُر ُه ْم يَ ْس ٰعى َبنْي َ اَيْ ِديْ ِه ْم َوبِاَمْيَاهِنِ ْم‬ٍ ّ‫وي ْد ِخلَ ُكم ج ٰن‬
َ ْ َُ
ِۚ ِ Jangan sekali-kali seseorang mengatakan, “Untuk apa aku bertaubat, aku telah
)٨ :‫َّك َع ٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْيٌر (التحرمي‬ َ ‫ َي ُق ْولُْو َن َربَّنَٓا اَمْتِ ْم لَنَا نُ ْو َرنَا َوا ْغف ْر لَنَا ان‬  bertaubat dari banyak dosa sebelumnya, tapi aku mengulangi lagi perbuatan dosa
setelah menyesal dan bertaubat, taubatku tidak ada gunanya.” Rasulullah shallallahu
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah pada siang hari yang
penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri ‘alaihi wasallam bersabda:   )‫آد َم َخطَّاُؤ ْو َن َو َخْي ُر اخْلَطَّاِئنْي َ الت ََّّوابُ ْو َن (رواه الرتمذي‬
َ ‫ ُك ُّل بَيِن‬Maknanya:
khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan “(Sebagian besar) anak Adam itu pelaku kesalahan, dan sebaik-baik pelaku kesalahan
ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan semua adalah mereka yang bertaubat” (HR at-Tirmidzi)  
kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.  
Hadirin Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Taubat hukumnya wajib dilakukan
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, seketika begitu seseorang melakukan dosa, baik dosa besar maupun kecil. Janganlah
kita meremehkan sebuah maksiat lalu kita lalui begitu saja tanpa taubat. Janganlah
Apabila kita mempunyai bejana dan dibersihkan setiap hari maka bejana tersebut
kita melihat besar kecilnya maksiat yang kita lakukan. Tapi hendaklah kita melihat
akan selalu bersih dan mengkilap, tetapi jika bejana tersebut ternoda satu titik hitam
kepada siapa kita bermaksiat. Sesungguhnya kita bermaksiat kepada Allah, Tuhan
dan bertambah kemudian bertambah, maka lama kelamaan bejana tersebut akan
yang menciptakan kita dan menganugerahkan berbagai nikmat dan rezeki kepada
pudar, menghitam dan pada akhirnya berkarat. Begitu pula kekhilafan dan dosa kita.
kita.  
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Bersegeralah untuk bertaubat dari semua dosa dengan cara:   Meninggalkan dosa.
ِ ‫إن امل ِمن ِإ َذا أ ْذنَب َكانَت نُكْتةٌ سوداء يِف َق ْلبِ ِه فَِإ َذا تَاب و َنزع واستعتب‬
َ ‫صق َل قَلبُهُ َوِإ ْن َز َاد‬
Menyesal karena kita tidak menjaga hak Allah yang telah menciptakan kita dan
  ُ‫َق ْلبُه‬ ‫ت َحىَّت يُ ْغلَ َق‬
ْ ‫زاد‬ ُ َ َْ َ ْ َ َ َ َ َ ُ َ َْ َ ْ َ َ ‫َّ ُْؤ‬
mengaruniakan banyak nikmat yang tidak terhitung, lalu kita gunakan nikmat-nikmat
)١٤ :‫ْسُب ْو َن (املطففني‬ ِ ‫ َكاَّل بل ۜرا َن ع ٰلى ُقلُوهِبِم َّما َكانُوا يك‬: ‫ك الرا ُن الَّ ِذي قَ َال اهلل َتعاىَل‬ ِ
َ ْ ْ ْ َ َ َْ َ ُ ّ َ ‫ فَ َذل‬  itu dalam berbuat maksiat kepada-Nya. Bertekad bulat dalam hati untuk tidak
mengulangi lagi maksiat yang kita lakukan sebelum ajal menjemput. Kita tidak
Maknanya: “Sesungguhnya seorang mukmin jika ia berbuat dosa, ditorehkan noktah
pernah tahu kapan kita meninggalkan dunia yang sementara ini.  
hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat dan berhenti mengerjakan dosa, hatinya
dibersihkan. Namun jika ia terus berbuat dosa maka noktah hitam itu juga
bertambah sehingga menutupi hatinya. Itulah penutup hati yang difirmankan oleh
Allah ta’ala dalam firman-Nya: ‘Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu
telah menutupi hati mereka’.” (HR Ash-hab as-Sunan)  
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Jika maksiat yang kita lakukan berupa
meninggalkan perkara yang fardhu seperti meninggalkan shalat lima waktu maka
wajib kita qadha’. Dan jika maksiat kita berkaitan dengan hak sesama hamba maka Maknanya: “Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap
taubat kita akan diterima manakala sudah mengembalikan hak-hak mereka diri mereka sendiri (yakni yg bebuat dosa atau dholim)! Janganlah kamu berputus
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang”  (QS az-Zumar: 53).  
ِ ٌ‫من َكانَت ِعْن َده مظْلِمة‬
ِ ‫ ِمن َقب ِل َأ ْن يْؤ خ َذ‬،‫ فَِإنَّه لَيس مَثَّ ِدينَار والَ ِدرهم‬،‫َأِلخ ِيه َف ْليتَحلَّْله ِمْنها‬
  ‫ فَِإ ْن‬،‫َأِلخ ِيه ِم ْن َح َسنَاتِِه‬ َ ُ ْ ْ ٌَْ َ ٌ َ ْ ُ َ ُ َ َ َ َُ ْ َْ
Janganlah kita mengatakan, “Aku tidak akan diampuni oleh Allah, Allah pasti akan
)‫ت َعلَْي ِه (رواه البخاري‬ ِِ ِ ِ ِ َ‫ مَل ي ُكن لَه حسن‬ 
ْ ‫ات ُأخ َذ م ْن َسيَِّئات َأخيه فَطُِر َح‬ ٌ ََ ُ ْ َْ menyiksaku saking banyaknya dosaku.”

Maknanya: “Barang siapa yang memiliki tanggungan kezaliman kepada saudaranya Haram hukumnya dan termasuk dosa besar apabila seseorang berburuk sangka
maka hendaklah ia meminta kehalalan darinya karena sesungguhnya di akhirat dinar kepada Allah seperti ini. Inilah yang disebut para ulama dengan al-qunuth min
dan dirham tiada guna, sebelum diambil kebaikannya untuk diberikan kepada rahmatillah (berputus asa dari rahmat Allah). Kita tidak akan pernah tahu apa yang
saudaranya. Jika ia tidak memiliki kebaikan maka diambil-lah dosa-dosa saudaranya akan Allah perbuat terhadap diri kita. Bagaimana mungkin kita memastikan bahwa
lalu ditimpakan kepadanya” (HR al-Bukhari).   Kezaliman yang dimaksud dalam hadits Allah akan menyiksa kita?. Allah memang Syadid al ‘Iqab (siksanya pedih), tapi ia juga
adalah seperti mencaci, memakan harta orang lain tanpa hak, membicarakan Ghafur Rahim (Maha Pengampun dan Maha Penyayang).              
keburukannya dan lain sebagainya. Jika seseorang memiliki tanggungan kezaliman
kepada orang lain dan ia mati sebelum menyelesaikannya tanpa udzur (tanpa sebab Begitu juga sebaliknya. Janganlah kita lepas kendali hingga banyak melakukan
yang dibenarkan oleh syariat) maka orang-orang yang ia zalimi pada hari kiamat maksiat tanpa bertaubat, dengan bersandar dan bergantung kepada rahmat Allah.
akan mengambil kebaikan orang yang berbuat zalim. Jika kebaikannya tidak Janganlah kita mengatakan, “Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang, Dia pasti
mencukupi maka dosa orang yang dizalimi akan diambil dan diberikan kepadanya . tidak akan menyiksaku meskipun aku banyak melakukan maksiat.” Hal seperti ini
disebut oleh para ulama dengan al amaan min makrillah (merasa aman dari siksaan
Hadirin rahimakumullah, Segeralah kita bertaubat sebelum kematian menyergap Allah). Hukumnya juga haram dan termasuk dosa besar.  
kita. Kematian akan membuka kedok kita. Dan pengadilan akhirat akan
membeberkan dosa-dosa yang pernah kita lakukan di dunia. Tiada seorang pun yang Yang semestinya kita lakukan adalah kita posisikan diri kita di antara Khauf dan Roja,
dapat menolong kita.   yakni diantara takut akan siksa Allah dan raja’ (berharap rahmat, ampunan dan
pahala dari-Nya.  
Hadirin rahimakumullah, Janganlah kita berputus asa dari rahmat Allah, sebanyak
apapun dosa dan maksiat yang pernah kita lakukan. Allah ta’ala menegaskan: Oleh karena itu, janganlah seorang pelaku maksisat itu tertipu, karena balasan siksa
dari Allah tidak kunjung datang menimpanya. Lalu dia terus berbuat maksiat dan
  :‫الر ِحْي ُم (الزمر‬ ِ
َّ ‫ب مَجِ ْي ًعا ۗانَّه ُه َو الْغَ ُف ْو ُر‬ ُّ ‫قُل يٰعِبَ ِادي الَّ ِذيْ َن اَ ْسر ُف ْوا َع ٰلٓ ى اَْن ُف ِس ِه ْم اَل َت ْقنَطُْوا ِم ْن رَّمْح َِة ال ٰلّ ِهۗاِ َّن ال ٰلّهَ َي ْغ ِفر‬
َ ‫الذنُ ْو‬ berbuat zalim tanpa bertaubat dan tanpa takut terhadap siksa Allah. Jika balasan
ُ َ َ ْ
siksa dari Allah betul-betul datang mengenainya, dia pasti binasa dan tidak dapat
)٥٨  
mengelak.   Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam juga bersabda
dalam hadits qudsi: “Wahai manusia, sungguh selama engkau berdoa kepada-Ku dan
‫الب ْغ ِي‪ ،‬يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِإ ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِعباد ِ‬
‫ويْن َهى َع ِن ال َف ْح َشاء َوالْ ُمْن َك ِر َو َ‬ ‫اهلل‪َّ ،‬‬
‫إن اهللَ يَْأ ُم ُر بالْ َع ْدل َواإْل ْح َسان َو ْيتَاء ذي الْ ُق ْرىَب َ‬
‫‪mengharap ampunan-Ku maka Aku akan mengampunimu atas dosa-dosa yang‬‬
‫ََ‬
‫‪engkau lakukan, dan banyaknya dosamu tidak berpengaruh bagi-Ku.‬‬
‫‪  ‬تَ َذ َّكرو َن‪ .‬فَاذ ُكروا اهلل الْع ِظيم ي ْذ ُكر ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل َأ ْكَب ُر‬ ‫ُ َ َ َْ َ ْ ْ َ ُ‬ ‫ُْ‬
‫‪Wahai manusia, jika dosamu memenuhi bumi dan angkasa sehingga ia naik ke langit,‬‬
‫‪kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku maka Aku akan mengampunimu,‬‬
‫‪dan banyaknya dosamu tidak berpengaruh bagi-Ku. Wahai manusia, seandainya‬‬
‫‪engkau datang kepada-Ku dengan dosa yang memenuhi bumi kemudian engkau‬‬
‫‪meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku‬‬
‫‪akan memberimu ampunan yang sepadan”  (HR at-Tirmidzi).  ‬‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari‬‬


‫‪yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita‬‬
‫‪semua. Amin.‬‬ ‫اسَت ْغ ِف ُر ْوهُ‪ِ ،‬إنَّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر َّ‬
‫الر ِحْي ُم ‪ ‬‬ ‫‪َ  ‬أُقو ُل َقويِل ٰه َذا و ِ‬
‫َأسَت ْغف ُر اهللَ يِل ْ َولَ ُك ْم‪ ،‬فَ ْ‬
‫ْ ْ ْ َ ْ‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫حابِِه َْأه ِل الْ َوفَا‪َ .‬أ ْش َه ُد َأ ْن اَّل إلهَ ‪ ‬‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َأص َ‬ ‫ُأسلِّ ُم َعلَى َسيِّدنَا حُمَ َّمد الْ ُم ْ‬
‫صطََفى‪َ ،‬و َعلَى آله َو ْ‬ ‫ُأصلِّ ْي َو َ‬
‫اَحْلَ ْم ُد هلل َو َك َفى‪َ ،‬و َ‬
‫َأن َسيِّ َدنَا حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‪ََّ  ‬أما َب ْع ُد‪َ ،‬فيَا َأيُّ َها الْ ُم ْسلِ ُم ْو َن‪ُْ ،‬أو ِصْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي‬ ‫ك لَهُ‪َ ،‬وَأ ْش َه ُد َّ‬ ‫ِإاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِريْ َ‬
‫ِ‬ ‫َأن اهلل َأمر ُكم بِ َْأم ٍر َع ِظْي ٍم‪َ ،‬أمر ُكم بِالصَّاَل ِة و َّ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫الساَل م َعلَى نَبِيِّه الْ َك ِرمْيِ َف َق َال‪ِ :‬إ َّن اهللَ‬ ‫َ‬ ‫ََ ْ‬ ‫بَت ْق َوى اهلل الْ َعل ِّي الْ َعظْي ِم َو ْاعلَ ُم ْوا َّ َ َ َ ْ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا حُمَ َّم ٍد َو َعلَى ِآل‬ ‫ٰ‬
‫يما‪ ،‬اَللّ ُه َّم َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صلُّوا َعلَْيه َو َسلِّ ُموا تَ ْسل ً‬ ‫ين َآمنُوا َ‬
‫َّ ِ‬
‫صلُّو َن َعلَى النَّيِب ِّ ‪ ،‬يَا َأيُّ َها الذ َ‬
‫ِئ‬
‫َو َماَل َكتَهُ يُ َ‬
‫ت َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإ ْبَر ِاهْي َم َو َعلَى ِآل َسيِّ ِدنَا ِإ ْبَر ِاهْي َم َوبَا ِر ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا حُمَ َّم ٍد َو َعلَى ِآل َسيِّ ِدنَا‬ ‫صلَّْي َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫َسيِّدنَا حُمَ َّمد َك َما َ‬
‫َّك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‪ .‬اَل ٰلّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ت َعلَى َسيِّدنَا ِإ ْبَراهْي َم َو َعلَى ِآل َسيِّدنَا ِإ ْبَراهْي َم‪ ،‬يِف ْ الْ َعالَ ِمنْي َ ِإن َ‬
‫ٍ‬
‫حُمَ َّمد َك َما بَ َار ْك َ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِِ‬
‫اَأْلم َوات‪ ،‬اللهم ْادفَ ْع َعنَّا الْبَاَل ءَ َوالْغَاَل ءَ َوالْ َوبَاءَ‬ ‫اَأْلحيَاء مْن ُه ْم َو ْ‬ ‫ل ْل ُم ْسلمنْي َ َوالْ ُم ْسل َمات والْ ُمْؤ مننْي َ َوالْ ُمْؤ منَات ْ‬
‫َّداِئ َد َوالْ ِم َح َن‪َ ،‬ما ظَ َهَر ِمْن َها َو َما بَطَ َن‪ِ ،‬م ْن َبلَ ِدنَا َه َذا َخ َّ‬
‫اصةً‬ ‫ِ‬
‫ف الْ ُم ْختَل َفةَ َوالش َ‬ ‫السُي ْو َ‬
‫َوالْ َف ْح َشاءَ َوالْ ُمْن َكَر َوالَْب ْغ َي َو ُّ‬
‫َّك َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْيٌر‬ ‫ِ‬
‫َ‪ ‬و ِم ْن بُْل َد ِان الْ ُم ْسل ِمنْي َ َع َّامةً‪ِ ،‬إن َ‬

Anda mungkin juga menyukai