Untuk Keadilan
Untuk Keadilan
REPUBLIK INDONESIA
“ Untuk Keadilan ”
RESUME
I. DASAR
II. PERKARA
1
kesepakatan untuk pembuatan Term Of Reference.
2
Pada tanggal 21 Januari 2015, Ir. Erlangga Adisoemarta segera mengadakan
pertemuan dengan Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K), Afdhal Ali Satrio,
S.S., dan Agnes Beatrice Sihombing, S.S., di Aston Bogor Hotel & Resort, Jalan
Pahlawan No. 7, Bogor. Dalam pertemuan tersebut Ir. Erlangga Adisoemarta
menyampaikan kepada Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) bahwa Ir.
Erlangga Adisoemarta telah menghubungi rekannya agar penambahan
anggaran disetuji oleh Komisi IX DPR RI
Pada tanggal 26 Januari 2015, Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K)
kembali mengadakan rapat internal yang membahas urgensi penambahan
anggaran pada proposal untuk pembelanjaan alat-alat kesehatan dan farmasi
guna memenuhi Renstra 2015. Akhirnya usulan mengenai penambahan dana
tersebut disetujui oleh para pejabat internal Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia dan penambahan anggaran akan dicantumkan dalam proposal
rencana anggaran dan prakiraan belanja.
Pada tanggal 27 Januari 2015, Dian Shabrian,S.E. diperintahkan oleh Prof. Dr.
dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K), untuk menghubungi Christin Clarita, S.H.,
selaku Anggota Komisi IX DPR RI fraksi Partai Keadilan Nasional untuk
membahas rencana awal anggaran beserta Program kerja serta
Proposal/TOR dari Kementrian Kesehatan, dan penambahan anggaran.
Pada tanggal 3 Februari 2015, Roy Fahmi, S.E., dan Ir. Erlangga Adisoemarta
mengadakan pertemuan dengan Agnes Beatrice Sihombing, S.S., David
Monang Trinata, S.T., Yohannes Ben Hanani, S.E., dan Josep Marolop
Tambunan, S.E.
Pada tanggal 7 Februari 2015, Roy Fahmi, S.E., segera menyiapkan list alat-
alat kesehatan dan farmasi yang akan dipasarkan serta yang akan di pakai
dalam proses lelang..
Pada tanggal 18 Maret 2015, David Monang Trinata, S.T., menemui Roy
Fahmi, S.E., di Simsix Café Ungaran, Semarang. Dalam pertemuan tersebut
membicarakan mengenai pengadaan barang dan jasa alat kesehatan dan
farmasi.
Pada tanggal 15 April 2015, dr. Junifar Ridwan Pratama M.P.H., menugaskan
Roy Fahmi, S.E., untuk menemui Yohannes Ben Hanani, S.E., di Rumah Makan
Jufres di Jl. Melati Indah No. 45, Jakarta Selatan. Pada pertemuan tersebut Roy
Fahmi, S.E., menjanjikan uang senilai Rp 7.000.000.000,00 (tujuh miliyar
rupiah) kepada Yohanes Ben Hanani, S.E. .
Dari fakta-fakta yang diperoleh sebagaimana tercantum di atas, telah ditemukan bukti
permulaan yang cukup tentang Tindak Pidana Korupsi terkait dengan pelelangan
pengadaan barang dan jasa alat kesehatan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan
Tindak Pidana Pencucian Uang yang diperoleh dari hasil tindak pidana tersebut dengan
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan yang diduga
dilakukan oleh PT ADISOEMARTA MEDICALOGY & PHARMACY Tbk dengan sangkaan
telah melanggar Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1
jo. Pasal 65 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Pasal 5 ayat (1) huruf a
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun
19909 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal
65 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Pasal 3 jo. Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 6 ayat (2)
Undang-Undang No.8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1 jo. Pasal 65 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana.
5
III. FAKTA-FAKTA
a) Pemanggilan
Dilakukan pemanggilan terhadap para saksi dan tersangka dengan
menggunakan Surat Panggilan.
b) Penggeledahan
Penggeledahan dilakukan dalam perkara dengan Tersangka PT
ADISOEMARTA MEDICALOGY & PHARMACY Tbk berdasarkan Surat
Perintah Penggeledahan Nomor : Sprin.Dah – 56/27/01/2017 tanggal 04
Juli 2017. Penetapan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Semarang Nomor : 60/Pen.Pid.Sus/2017/PN.Jkt.Pst tanggal 28 Juli
2017. Atas kegiatan penggeledahan tersebut telah dibuatkan Berita Acara
Penggeledahan.
c) Penyitaan
d) Keterangan Saksi
Bahwa Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani
maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
6
Bahwa benar SAKSI merupakan Direktur Utama PT Yabes Assenav
berdasarkan surat pengangkatan Nomor xx sekaligus ketua Lembaga
Swadaya Masyarakat (selanjutnya disebut LSM) Anti Korupsi berdasarkan
surat pengangkatan Nomor xx.
Bahwa benar SAKSI mengenal yang mewakili TERSANGKA.
Bahwa benar PT Yabes Assenav mengikuti lelang untuk pengadaan alat
kesehatan dan farmasi T.A 2015 dan dinyatakan gugur pada evaluasi tahap
I.
Bahwa benar saksi telah menemukan keanehan dalam proses pengadaan
karena HPS yang tidak wajar dan adanya addendum mendadak.
Bahwa benar SAKSI menerima laporan dari anggota LSM Anti Korupsi
terkait adanya beberapa kerusakan terhadap alat-alat kesehatan yang
didistribusikan oleh TERSANGKA atas proyek pengadaan alat kesehatan
dan farmasi T.A 2015.
Bahwa benar SAKSI mengumpulkan data terkait jumlah alat kesehatan
yang rusak pada RSUD yang dikunjungi.
Bahwa benar SAKSI mengetahui kualitas dari barang-barang yang rusak
yaitu hanya bertahan dua tahun, padahal sebagai peserta lelang saksi
tahun bahwa pemerintah meminta barang dengan masa pakai tujuh tahun.
Bahwa benar SAKSI melaporkan hal tersebut kepada pihak Kepolisian
Republik Indonesia
● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
7
Komisi IX DPR RI bertempat di Gedung DPR RI, Jalan Jenderal Gatot
Subroto, Jakarta Selatan, yang mana membahas pengalokasian anggaran
bagi Kementerian Kesehatan T.A 2015.
● Bahwa benar SAKSI dihubungi saksi Christin melalui WA dengan pesan
supaya SAKSI setuju apabila ada realokasi anggaran yang diajukan
Kementerian Kesehatan. Saksi Christin juga menyampaikan agar SAKSI
ikut membantu saksi Christin memengaruhi seluruh Ketua Fraksi Partai di
Komisi IX DPR RI.
● Bahwa benar saksi menghubungi Kapoksi Partai keadilan nasional untuk
menyetujui tambahan anggaran oleh Kementerian Kesehatan.
● Bahwa benar Saksi mendapatkan imbalan uang sejumlah Rp
1.070.000.000 (Satu Miliar Tujuh Puluh Juta Rupiah) apabila Komisi IX
DPR RI menyetujui penambahan anggaran yang diajukan Kementerian
Kesehatan.
● Bahwa benar pada tanggal 29 Januari 2015, SAKSI menghadiri Rapat Kerja
Komisi IX DPR RI bertempat di Gedung DPR RI, Jalan Jenderal Gatot
Subroto, Jakarta Selatan. Dalam rapat tersebut disetujui kenaikan
anggaran bagi Kementerian Kesehatan sebesar Rp 750.900.000.000,-
(Tujuh Ratus Lima Puluh Miliar Sembilan Ratus Juta Rupiah).
● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
● Bahwa benar pada pukul xx, KPK mengadakan Operasi Tangkap Tangan
pada kamar Nomor 313 yang menemukan SAKSI bersama dengan 2 (dua)
orang wanita dan uang yang disimpan dalam bathub sebesar Rp
2.000.000.000,- (Dua Miliar Rupiah).
● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
Lahir di Jakarta, Tanggal 19 September 1965, 52 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Pondol Merah No 43 Kelurahan
Gandaria Utara Kecamartan Petir Jakarta Timur, Agama Islam, bekerja sebagai
anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana ekonomi.
Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
11
Bahwa Benar SAKSI tidak mengetahui PT ADISOEMARTA MEDICALOGY
& PHARMACY Tbk
Bahwa benar SAKSI mengikuti rapt DPR RI pada tanggal 29 Januari
2015 di Gedung DPR
Bahwa benar SAKSI sepakat untuk disahkannya realokasi anggaran
Kementerian Kesehatan
Bahwa benar SAKSI dijanjikan imbalan oleh CHRISTIN CLARITA
Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui siapa saja anggota yang diberikan
imbalan oleh CHRISTIN CLARITA
Lahir di Jakarta, Tanggal 20 September 1975, 42 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Green Garden No 43 kelurahan
Taman Utara Kecamatan Petir, Jakarta Barat, Agama Kristen, bekerja sebagai
anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana Hukum.
Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
Lahir di Jakarta, Tanggal 5 Maret 1969, 49 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Green Lake city no 43 Kelurahan
Taman sari Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, Agama Kristen, bekerja
sebagai anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana Teknik.
12
Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
Lahir di Jakarta, Tanggal 18 Oktober 1969, 49 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Mediterania Boulevard No 123
13
Kelurahan Muara Karang Kecamatan Rawa Buaya, Jakarta Utara, Agama
Kristen, bekerja sebagai anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir
Sarjana ekonomi.
Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
Lahir di Jakarta, Tanggal 19 September 1965, 52 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Pantai Indah Kapok No123
Kelurahan Muara Karang Kecamatan Rawa Buaya, Jakarta Utara, Agama Islam,
bekerja sebagai anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana
ekonomi.
Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
14
11.Nama : ROBIN KIE
Lahir di Medan, Tanggal 18 Oktober 1960, 59 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Pantai Muara Angke No 123
Kelurahan Muara Karang Kecamatan Rawa Buaya, Jakarta Utara, Agama Islam,
bekerja sebagai anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana
ekonomi.
Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan
Bahwa benar dalam rapat itu pula, saksi Ir. Erlangga mengatakan tidak
adanya anggaran tersisa untuk penambahan alat kesehatan dan
farmasi T.A 2015.
17
Bahwa benar SAKSI dan saksi Afdhal Ali Satrio, S.K.M. menolak
proposal yang diajukan oleh saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T.
setelah mengetahui penambahan anggaran tersebut terlalu tinggi dari
alokasi anggaran awal.
Lahir di Jakarta, Tanggal 19 September 1965, 52 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Pondol Merah No 43 Kelurahan
Gandaria Utara Kecamartan Petir Jakarta Timur, Agama Islam, bekerja sebagai
anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana ekonomi.
Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan
19
17. NAMA : DIAN SHABRINA
● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan
● Bahwa benar saksi Nadia dan saksi Afdhal menolak proposal yang
diajukan oleh saksi Agnes setelah mengetahui penambahan anggaran
tersebut terlalu tinggi dari alokasi anggaran awal.
● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
● Bahwa benar SAKSI merupakan Inspektur Jenderal Kementerian
Kesehatan berdasarkan surat pengangkatan Nomor xx.
● Bahwa benar SAKSI mengenal TERSANGKA.
21
Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9, Jakarta Selatan
12950, yang mana membahas pengalokasian anggaran yang
direncanakan Komisi IX DPR RI bagi Kementerian Kesehatan.
● Bahwa benar dalam rapat tersebut, SAKSI mengajukan proposal
penambahan anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi T.A 2015
yang mana alat kesehatan dan farmasi tersebut nantinya akan
didistribusikan untuk RSUD-RSUD di berbagai provinsi terpencil yang
tidak memenuhi standar beroperasi. Dalam rapat itu pula, saksi Ir.
Erlangga mengatakan tidak adanya anggaran tersisa untuk
penambahan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015.
● Bahwa benar saksi Nadia Yovanka dan SAKSI menolak proposal yang
diajukan oleh saksi Agnes setelah mengetahui penambahan anggaran
tersebut terlalu tinggi dari alokasi anggaran awal.
● Bahwa benar pada tanggal 20 Januari 2015, SAKSI dihubungi oleh Saksi
Ir. Erlangga Adisoemarta melalui SMS dengan maksud untuk
mengadakan pertemuan pada tanggal 21 Januari 2015 bertempat di
Aston Bogor Hotel & Resort, Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor.
● Bahwa benar saksi Nadia Yovanka dan saksi Afdhal menolak proposal
yang diajukan oleh SAKSI setelah mengetahui penambahan anggaran
tersebut terlalu tinggi dari alokasi anggaran awal.
24
● Bahwa benar pada tanggal 20 Januari 2015, SAKSI dihubungi oleh
TERSANGKA melalui SMS dengan maksud untuk mengadakan
pertemuan pada tanggal 25 Januari 2015 bertempat di Aston Bogor
Hotel & Resort, Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor.
● Bahwa benar pada tanggal 21 Januari 2015, SAKSI bersama dengan
saksi Nadia dan saksi Afdhal bertemu dengan TERSANGKA yang
diwakili oleh Ir. Erlangga bertempat di Aston Bogor Hotel & Resort,
Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor. Dalam pertemuan tersebut,
TERSANGKA meminta bantuan kepada saksi Nadia dan saksi Afdhal
agar mau menyetujui proposal yang diajukan oleh SAKSI pada rapat
internal selanjutnya dan menekankan kepada seluruh pejabat internal
bahwa pentingnya untuk memenuhi urgensi tersebut.
● Bahwa benar pada pertemuan yang sama, TERSANGKA juga
menyampaikan niatnya untuk menjadi penyedia alat kesehatan dan
farmasi T.A 2015 dan meminta saksi Nadia agar SAKSI dijadikan
Kuasa Pengguna Anggaran.
● Bahwa benar TERSANGKA menjanjikan imbalan kepada SAKSI, saksi
Afdhal, dan Saksi Nadia apabila adanya penambahan anggaran untuk
alat kesehatan dan farmasi serta apabila TERSANGKA berhasil
menjadi penyedia alat kesehatan dan farmasi T.A 2015. Di akhir
pertemuan, ketiganya menyanggupi hal tersebut.
● Bahwa benar TERSANGKA memberikan cek pelawat kepada SAKSI,
saksi Afdhal, dan saksi Nadia masing-masing sejumlah 115 lembar
dengan total nominal Rp 1.500.000.000,- (Satu Miliar Lima Ratus Juta
Rupiah) yang dititipkan pada masing-masing sekretarisnya di Jakarta
sebagai imbalan awal.
● Bahwa benar SAKSI menginstruksikan saksi Nick Sanjaya selaku
sekretarisnya untuk mengambil kiriman yang akan diberikan
langsung oleh supir pribadi saksi Ir. Erlangga di Cafe Lime, Jalan Gatot
Subroto Nomor 9, Jakarta Pusat.
● Bahwa benar pada tanggal 22 Januari 2015 Saksi Nadia Yovankasari
mengadakan Rapat Internal Kementrian Kesehatan
● Bahwa benar dalam Rapat Internal Kementrian Kesehatan pada
tanggal 22 Januari 2015 Saksi Nadia Yovankasari menyampaikan
kepada seluruh pejabat internal kementrian kesehatan tentang
urgensi penambahan anggaran pada propsal untuk pembelanjaan alat
kesehatan dan farmasi yaitu dikarenakan adanya wabah penyakit
● Bahwa benar proposal tersebut disetujui oleh pejabat internal
25
Kementrian Kesehatan
● Bahwa benar pada tanggal 3 Februari 2015 pukul 13.00 WIB, SAKSI
bersama dengan saksi David Monang Trinata bertemu dengan saksi
Roy Fahmi di Super Royale Golf Club, Jalan Raya Halim Tiga, Jakarta
Timur.
● Bahwa benar saksi Roy Fahmi meminta saksi David agar tidak
melakukan survey pasar dan meminta pula supaya mengarahkan
spesifikasi teknis alat kesehatan dan farmasi yang dibutuhkan oleh
Kementerian Kesehatan pada produk milik TERSANGKA.
● Bahwa benar untuk hal tersebut, saksi David Monang diberi imbalan
dalam bentuk cek senilai Rp 500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah).
● Bahwa benar pada tanggal 21 Maret 2015, SAKSI bersama saksi David
Monang membantu TERSANGKA menyusun dokumen lelang
TERSANGKA dan PT Asiakwann bertempat di kediaman Ir. Erlangga,
Perumahan Kemang Pratama, Bekasi.
Menerangkan Bahwa :
Bahwa benar pada tanggal 25 Januari 2015 pukul 16.00 WIB, SAKSI
berada di Cafe Lime, Jalan Gatot Subroto Nomor 9, Jakarta Pusat. Di
Cafe tersebut, SAKSI diberikan instruksi oleh saksi Nadia untuk
menunggu saksi Agus Wirawan.
Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui isi tas yang diberikan oleh saksi
Agus Wirawan, dan juga tidak mengetahui untuk apa tas tersebut
diambil.
Bahwa benar pada pukul 20:00, SAKSI menjemput saksi Prof. Dr. dr.
Nadia Yovankasari, Sp.M (K) dan memberikan tas berwarna hitam
tersebut kepada saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K).
27
Lahir di Semarang, Tanggal 26 September 1977, 45 Tahun, Jenis Kelamin Laki-
laki, Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Radin Singgah Nomor 4,
Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Semarang, Agama Kristen,
bekerja sebagai supir Ir. Erlangga, Pendidikan Terakhir Sekolah Menengah
Atas.
Menerangkan Bahwa :
Bahwa benar pada tanggal 25 Januari 2015 pukul 14.00 WIB, SAKSI
mendapatkan perintah dari saksi Jon Siri, S.E., untuk mengambil tiga
buah tas berwarna hitam di kantor cabang TERSANGKA bertempat di
Jalan Cilandak Nomor 98, Jakarta selatan.
Bahwa benar saksi Jon Siri memberikan 3 tas berwarna hitam kepada
SAKSI dengan perintah supaya SAKSI mengantarkan 3 (tiga) tas
tersebut kepada 3 (tiga) orang yang telah menunggu di Cafe Lime,
Jalan Gatot Subroto Nomor 9, Jakarta Pusat
Bahwa benar pada pukul 18:00 WIB bertempat di Cafe Lime, Jalan
Gatot Subroto Nomor 9, Jakarta Pusat, SAKSI menemui saksi Jonathan
Purba, A.Md. APS., selaku sekretaris pribadi Prof. Dr. dr. Nadia
Yovankasari, Sp.M (K), saksi Valensya, A.Md. APS., selaku sekretaris
pribadi Afdhal Ali Satrio, S.T., dan saksi Nick Sanjaya, A.Md. APS.
Selaku sekretaris pribadi Agnes dan menyerahkan ketiga tas hitam
tersebut.
Bahwa benar saksi tidak mengetahui isi tas tersebut.
28
Bahwa benar SAKSI merupakan Sekretaris Pribadi saksi Dr. Nadia.
Bahwa benar pada tanggal 25 Januari 2015 pukul 16.00 WIB, SAKSI
berada di Cafe Lime, Jalan Gatot Subroto Nomor 9, Jakarta Pusat. Di
Cafe tersebut, SAKSI diberikan instruksi oleh saksi Agnes untuk
menunggu saksi Agus Wirawan.
Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui isi tas yang diberikan oleh saksi
Agus Wirawan.
29
Bahwa benar SAKSI dan saksi Desy Afrianti bersama dengan saksi
Agung Sihombing check in di Corall Hotel, Jalan Pratista Nomor 5,
Batam kamar 313.
31
di berbagai provinsi terpencil yang terkena wabah penyakit.
● Bahwa benar saksi dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) dan saksi Afdhal
Ali Satrio, S.K.M. menolak proposal yang diajukan oleh saksi Agnes
Beatrice Sihombing, S.T. setelah mengetahui penambahan anggaran
tersebut terlalu tinggi dari alokasi anggaran awal yang mana hal
tersebut pasti tidak disetujui oleh DPR RI.
● Bahwa benar pada tanggal yang sama pukul 14:00 WIB, SAKSI
menghubungi saksi Christin Clarita selaku anggota Partai Keadilan
Nasional melalui whatsapp (selanjutnya disebut WA) dengan pesan
agar saksi Christin Clarita mengisi kas Partai Keadilan Nasional
menggunakan uang sebesar Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
32
sebagai imbalan awal.
● Bahwa benar pada tanggal 26 Januari 2015, SAKSI menghadiri rapat
internal Kementerian Kesehatan bertempat di Gedung Kementerian
Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9, Jakarta
Selatan 12950.
● Bahwa benar dalam RUPS tersebut, saksi dr. Junifar Ridwan Pratama,
M.P.H. mengusulkan berbagai macam strategi agar dapat
memenangkan proyek pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A
2015 yang mana disetujui pada akhir RUPS.
33
ratus juta rupiah) yang melalui saksi Ir. Erlangga Adisoemarta dan
saksi Roy Fahmi, S.E.
● Bahwa benar cek sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
tersebut digunakan oleh saksi David Monang Trinata, S.T. untuk
membayar biaya pengobatan anak saksi David Monang Trinata, S.T.
yang sedang mengidap penyakit kelainan jantung.
35
saksi Junifar mengusulkan untuk memberikan imbalan bagi Panitia
Pengadaan agar TERSANGKA menjadi pemenang pada proyek
pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015 yang mana ha
tersebut disetujui pada akhir RUPS.
● Bahwa benar SAKSI diinstruksikan oleh saksi Junifar untuk
mencairkan uang sebesar Rp 2.221.000.000,- (Dua Miliar Dua Ratus
Dua Puluh Satu Juta Rupiah) dari rekening TERSANGKA dan
memintanya untuk menukarkan uang tersebut dalam bentuk Dollar
Amerika. Kemudian saksi Junifar juga memintanya agar uang
tersebut segera diberikan kepada saksi Roy Fahmi.
36
membahas cara untuk mengisi kekurangan kas partai setelah
mengikuti Pemilihan Umum tahun 2014. Dalam hal ini, saksi Erlangga
Adisoemarta mengusulkan agar TERSANGKA menjadi penyedia alat
kesehatan dan farmasi Kementerian Kesehatan T.A 2015.
● Bahwa benar dalam pertemuan yang sama, saksi Erlangga
Adisoemarta mengatakan akan menggunakan wewenangnya sebagai
Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan untuk
menambah anggaran pengadaan alat kesehatan dan farmasi tersebut
sehingga Partai Keadilan Nasional dapat mendapatkan keuntungan
yang optimal melalui TERSANGKA apabila TERSANGKA berhasil
menjadi penyedianya.
● Bahwa benar SAKSI bersama dengan saksi Navanya Adisoemarta,
saksi Erlangga Adisoemarta, saksi Junifar Ridwan Pratama, saksi Roy
Fahmi, saksi Jon Siri, dan saksi Abian Fadullulah serta beberapa
pemegang saham menghadiri RUPS tanggal 2 Februari 2015. Dalam
RUPS tersebut, SAKSI mengusulkan untuk memberikan imbalan bagi
Panitia Pengadaan agar TERSANGKA menjadi pemenang pada proyek
pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015 yang mana disetujui
pada akhir RUPS.
● Bahwa benar SAKSI membuat daftar alat-alat kesehatan dan farmasi
yang dijual oleh TERSANGKA beserta harganya yang telah di mark up.
● Bahwa benar SAKSI mengetahui produk yang ditawarkan
TERSANGKA memiliki masa pakai hanya kurang lebih dua tahun, tapi
dalam dokumen penawarannya nanti, TERSANGKA akan
mencantumkan masa pakai tujuh tahun.
● Bahwa benar alat kesehatan yang dipesan TERSANGKA dari Zealzeli
Pharmaceutical Co.Ltd hanya mempunyai masa pakai selama 2 tahun.
● Bahwa benar SAKSI menerima instruksi dari TERSANGKA melalui Ir.
Erlangga untuk menemui saksi Agnes dan saksi David Monang
bertempat di Super Royale Golf Club, Jalan Raya Halim Tiga, Jakarta
Timur pukul 13.00 WIB.
Bahwa benar sebelum mengadakan pertemuan dengan Agnes
Beatrice Sihombing dan David Monang Trinata, saksi dititipi kartu
ATM BOC dengan nomor rekening 0877768012 atas nama Siti
Rukimini yang merupakan karyawan TERSANGKA beser pinnnya
dengan saldo Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) oleh saksi Jon
Siri.
37
● Bahwa benar pada tanggal 3 Februari 2015 pukul 13.00 WIB, saksi
Agnes bersama dengan saksi David Monang Trinata bertemu dengan
SAKSI di Super Royale Golf Club, Jalan Raya Halim Tiga, Jakarta
Timur.
● Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, SAKSI meminta saksi David
agar tidak melakukan survey pasar dan meminta pula supaya
mengarahkan spesifikasi teknis alat kesehatan dan farmasi yang
dibutuhkan oleh Kementerian Kesehatan pada produk milik
TERSANGKA.
Bahwa benar Saksi memberikan salinan spesifikasi alat kesehatan
dan farmasi buatan Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd. kepada David
Monang Trinata, S.T., dan menyarankan agar membuat spesifikasi
teknis sesuai dengan spesifikasi alat kesehatan dan farmasi buatan
Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd
38
pertemuan tersebut, SAKSI meminta kepada saksi David agar
TERSANGKA tetap diusahakan menjadi pemenang dalam proyek
pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015. Untuk melancarkan
hal tersebut, SAKSI memberikan imbalan sebesar $17.000 (Tujuh
Belas Ribu US Dollar) yang telah disiapkan sebelumnya dan
menjanjikan 1 (satu) unit rumah eksklusif di Jalan Megaria Nomor 5,
Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah. Mendengar
penawaran tersebut, saksi David Monang pun langsung
menyetujuinya.
28.NAMA : ABIAN FADULLULAH
Lahir di Jakarta, Tanggal 23 Januari 1967, 50 Tahun, Jenis Kelamin Laki-laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Radin Intan Nomor 13, Kelurahan
Lereng, Kecamatan Kalimalang, Kota Semarang, Agama Islam, bekerja sebagai
Komisaris Utama TERSANGKA, Pendidikan Terakhir Magister Teknik.
Menyatakan Bahwa :
39
Adisoemarta mengatakan adanya kemungkinan penambahan dana
untuk pengadaan alat kesehatan dan farmasi pada rapat internal
kementerian kesehatan. Kemudian saksi Ir. Erlangga Adisoemarta
menambahkan pula bahwa hal tersebut dapat mengoptimalkan
keuntungan apabila TERSANGKA berhasil menjadi penyedianya.
● Bahwa benar SAKSI bersama dengan saksi dr. Junifar Ridwan
Pratama, M.P.H., saksi Ir. Erlangga Adisoemarta, saksi Roy Fahmi, S.E.,
saksi Jon Siri, S.E., dan saksi Ir. Abian Fadullulah serta beberapa
pemegang saham menghadiri RUPS tanggal 2 Februari 2015.
● Bahwa benar dalam RUPS tersebut, saksi dr. Junifar Ridwan Pratama,
M.P.H. mengusulkan berbagai macam strategi agar dapat
memenangkan proyek pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A
2015 yang mana disetujui pada akhir RUPS.
29.NAMA : DAVID MONANG TRINATA
Lahir di Bali, Tanggal 26 September 1972, 45 Tahun, Jenis Kelamin Laki-laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Manugalik Nomor 4, Kecamatan Ratu
Agung, Kelurahan Setyasari, Jakarta Timur, Agama Hindu, bekerja sebagai
Pegawai Negeri Sipil, Pendidikan Terakhir Sarjana Teknik.
Menyatakan Bahwa :
40
● Bahwa benar SAKSI mengetahui kewajibannya untuk melakukan
survey pasar sebelum proses pelelangan agar dapat menentukan
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan Spesifikasi Teknis sebagai standar
penawaran bagi para peserta lelang.
● Bahwa benar saat memasuki masa survey, tepatnya pada tanggal 3
Februari 2015, saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.S., menghubungi
SAKSI melalui telepon untuk mengajaknya bertemu dengan saksi Ir.
Erlangga Adisoemarta di xx pukul 13.00 WIB.
● Bahwa benar pada pukul 13.00 WIB, SAKSI bersama saksi Agnes
Beatrice Sihombing S.T., bertemu dengan saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta. Dalam pertemuan tersebut, hadir pula saksi Roy Fahmi,
S.E. Bahwa selanjutnya SAKSI mengetahui saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta dan saksi Roy Fahmi, S.E., bekerja di perusahaan
TERSANGKA.
● Bahwa benar saksi Roy Fahmi, S.E., menyampaikan agar SAKSI tidak
melakukan survey ke pasar dan distributor lain dalam menentukan
spesifikasi teknis dan HPS.
● Bahwa saksi Roy Fahmi, S.E., memberikan daftar spesifikasi dan
harga alat kesehatan dan farmasi mengacu ke produk yang
didistribusikan TERSANGKA sesuai dengan daftar dari saksi Roy
Fahmi.
● Bahwa benar saksi Roy Fahmi, S.E., meminta saksi menggunakan
daftar tersebut sebagai acuan dalam menentukan spesifikasi teknis
dan HPS.
● Bahwa benar SAKSI mengetahui harga tersebut jauh lebih tinggi
daripada harga pasar yang sebenarnya, namun SAKSI tetap
menggunakan harga tersebut.
● Bahwa benar alat kesehatan yang dipesan TERSANGKA dari Zealzeli
Pharmaceutical Co.Ltd hanya mempunyai masa pakai selama 2
Tahun.
● Bahwa benar SAKSI mengetahui produk yang ditawarkan
TERSANGKA memiliki masa pakai hanya kurang lebih dua tahun, tapi
dalam dokumen penawarannya nanti, TERSANGKA akan
mencantumkan masa pakai tujuh tahun.
● Bahwa benar SAKSI mengetahui adanya PT xx yang bekerjasama
dengan TERSANGKA untuk menyamarkan kecurangan yang
dilakukan oleh TERSANGKA. Dalam hal ini, penawaran harga PT xx
41
akan lebih tinggi dari penawaran TERSANGKA.
● Bahwa benar SAKSI meminta tim teknisnya untuk membuat
konfigurasi spesifikasi teknis serta perkiraan harga sesuai dengan
daftar tersebut
Bahwa benar Saksi diberikan kartu ATM BOC dengan nomor rekening
0877768012 atas nama Siti Rukimini yang merupakan karyawan
TERSANGKA beser pinnnya dengan saldo Rp 500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah).
43
(PA) untuk melaksanakan jalannya pengadaan yang diadakan oleh
Kementerian Kesehatan pada tahun
45
32.NAMA : PURNAMA MASIHIN
IV. PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
47
pada saat Rapat Internal Kementerian Kesehatan. TERSANGKA menjanjikan
akan memberikan komisi, yang kemudian langsung disetujui oleh saksi
Agnes Beatrice Sihombing, S.T. dan mengatakan bersedia membantu
TERSANGKA pada proses pengadaannya jika proyek tersebut disetujui.
● Bahwa pada tanggal 20 Januari 2015, bertempat di Gedung Kementerian
Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kav. 4-9, Jakarta Selatan 12950,
diadakan Rapat Internal Kementerian Kesehatan berdasarkan risalah rapat
nomor 6/73/RSA/XI/2015. Dalam rapat tersebut, sesuai kesepakatan
dengan TERSANGKA, saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T., menyampaikan
proposal penambahan jumlah alat kesehatan dan farmasi yang telah
diterimanya dari Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan.
Nantinya alat-alat tersebut akan didistribusikan ke RSUD terpencil yang
tidak memenuhi standar beroperasi.
● Bahwa TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga Adisoemarta, yang berwenang
untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Kesehatan,
mengatakan kurangnya nggaran untuk penambahan jumlah alat kesehatan
dan farmasi. Oleh sebab itu, ia mengusulkan kepada saksi Prof. Dr. dr. Nadia
Yovankasari, Sp.M (K) untuk mengajukan realokasi anggaran dari Direktorat
Jenderal lain kepada Direktorat Jenderal Alat Kesehatan dan Farmasi.
Namun saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) dan saksi Afdhal Ali
Satrio, S.K.M., selaku Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan keberatan
atas usulan tersebut dengan alasan DPR pasti tidak akan menyetujui hal
tersebut. Pada akhirnya, Proposal Permohonan Penambahan Alat Kesehatan
dan Farmasi ditolak dalam Rapat Internal tersebut.
● Bahwa pada tanggal yang sama pukul 17.05 WIB, TERSANGKA melalui saksi
Ir. Erlangga Adisoemarta dengan nomor +62815673888 menghubungi saksi
Agnes Beatrice S.T., dengan nomor +628976543112, saksi Afdhal Ali Satrio,
S.K.M., dengan nomor +628777663522 serta saksi Prof. Dr. dr. Nadia
Yovankasari, Sp.M (K) dengan nomor +62854446678 melalui SMS untuk
mengadakan pertemuan pada tanggal 21 Januari 2015 bertempat di Aston
Bogor Hotel & Resort, Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor pukul 14.00 WIB.
● Bahwa pada tanggal 21 Januari 2015, bertempat di Aston Bogor Hotel &
Resort, Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor, TERDKAWA melalui saksi Ir.
Erlangga Adisoemarta meminta kepada saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari,
Sp.M (K) dan saksi Afdhal Ali Satrio, S.K.M., untuk menyetujui dan
memengaruhi seluruh Pejabat Internal Kementerian Kesehatan agar
menyetujui realokasi anggaran yang sebelumnya telah diajukan oleh saksi
Agnes Beatrice Sihombing, S.T.
● Bahwa TERSANGKA menyampaikan rencananya untuk menjadi penyedia
48
alat kesehatan dan farmasi tersebut dan meminta kepada saksi Prof. Dr. dr.
Nadia Yovankasari, Sp.M (K) menjadikan saksi Agnes Beatrice Sihombing,
S.T., sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (selanjutnya disebut KPA) yang
memiliki kewenangan penuh dalam proyek pengadaan alat kesehatan dan
farmasi. TERSANGKA juga meminta supaya dipilih panitia pengadaan yang
dapat bekerjasama. Nantinya, apabila proyek ini berhasil dimenangkan,
TERSANGKA akan memberikan imbalan kepada seluruh pihak yang terlibat
terutama kepada saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K), saksi Afdhal
Ali Satrio, S.K.M., dan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.S. Hal tersebut
akhirnya disetujui oleh ketiganya.
● Bahwa pada akhir pertemuan, sebagai imbalan awal, TERSANGKA
mengatakan telah menyiapkan cek pelawat untuk saksi Afdhal Ali Satrio,
S.K.M., saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) dan saksi Agnes
Beatrice Sihombing, S.T., masing-masing sebanyak 115 lembar senilai
1.500.000.000,00 (Satu Miliar Lima Ratus Juta Rupiah). TERSANGKA
meminta ketiganya untuk menghubungi sekretaris masing-masing untuk
mengambil imbalan tersebut pada pukul 18.00 WIB bertempat di Cafe Asix,
Jalan Soedirman Nomor 5, Jakarta Pusat.
● Bahwa setelah pertemuan tersebut, tepatnya pada pukul 15.00 WIB,
TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga Adisoemarta dengan nomor
+62815673888 mengirimkan SMS kepada saksi Jon Siri, S.E., dengan nomor
+682135942947 untuk memberikan cek pelawat yang telah disiapkan
sebelumnya kepada saksi Agus Wirawan selaku supir pribadi TERSANGKA.
● Bahwa pada pukul 18.00 WIB bertempat di Cafe Asix, Jalan Soedirman
Nomor 5, Jakarta Pusat, supir TERSANGKA yang bernama Agus Wirawan
memberikan cek pelawat yang disimpan dalam tiga tas hitam kepada
sekretaris masing-masing yaitu, saksi Jonathan Purba, A.Md. APS., selaku
sekretaris pribadi saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K), saksi
Valensya, A.Md. APS., selaku sekretaris pribadi saksi Afdhal Ali Satrio, S.S.,
dan saksi Nick Sanjaya, A.Md. APS., selaku sekretaris pribadi saksi Agnes
Beatrice Sihombing, S.T.
● Bahwa pada tanggal 22 Januari 2015 bertempat di Gedung Kementerian
Kesehatan, saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) kembali
mengadakan Rapat Internal Kementerian Kesehatan berdasarkan risalah
rapat Nomor 7/36/RSA/XII/2015 . Dalam rapat tersebut, saksi Prof. Dr. dr.
Nadia Yovankasari, Sp.M (K) menyampaikan kepada seluruh pejabat
Internal Kementerian Kesehatan mengenai urgensi penambahan anggaran
pada proposal yang diperuntukkan untuk pembelanjaan alat-alat kesehatan
49
dan farmasi dikarenakan adanya wabah penyakit. Pada akhir rapat, proposal
tersebut disetujui oleh para pejabat internal Kementerian Kesehatan.
● Bahwa pada tanggal 23 Januari 2015 pukul 14.00 WIB, atas perintah Ir.
Erlangga Adisoemarta Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K), dengan
nomor +628777654313 menugaskan Dian Shabrina, S.E., melalui SMS
dengan nomor +62817433128, untuk menghubungi Christin Clarita, S.H.,
melalui E-mail selaku anggota Fraksi PKN di Komisi IX DPR RI. Christin
Clarita, S.H., diminta untuk menyampaikan kepada Ketua Komisi IX yaitu
saksi Epita Pratiwi, S.T., M.Si., agar bersama-sama memengaruhi seluruh
Ketua Fraksi Komisi IX DPR RI yang berjumlah 10 orang supaya setuju
apabila ada proposal mengenai realokasi anggaran untuk alat kesehatan dan
farmasi dari Kementerian Kesehatan T.A 2015. Apabila nantinya proposal
tersebut disetujui oleh Komisi IX DPR RI, TERSANGKA akan memberikan
imbalan bagi seluruh pihak yang terlibat. 10 orang tersebut yaitu:
1. Damian Lazuardy,S.E.
2. Andera Faiz,S.H.
3. Andreas Johanes,S.T.
4. Citra Yang, S.H.
5. Eugenie Ellen, S.S.
6. Hans Sitorus, S.E.
7. Robin Kie, S.Pd.
8. Rugun Astrid, S.Kd.
9. Yosephine Fresca, S.H.
10. Rezha Dwi, S.T.
51
Monang Trinata, S.T., agar tim teknis membuat spesifikasi teknis yang
mengacu kepada alat-alat kesehatan dan vaksin Merk Zeli dari Zealzeli
Pharmaceutical Co.Ltd.
● Bahwa pada tanggal 6 Februari 2015, diumumkan adanya pelelangan umum
pascakualifikasi dengan metode satu sampul untuk Pengadaan Barang/Jasa
Alat Kesehatan dan Farmasi pada portal LPSE DKI Jakarta yang mana
pengadaan ini dilakukan dengan sistem katalog elektronik sektoral.
● Bahwa pada tanggal 13 Februari 2015 bertempat di Panti Sosial Tresna
Wredha Usada Mulia 5 Dinas Sosial Provinsi DKI, Jakarta Jl. Cenderawasih VI
Cengkareng Jakarta Barat, diadakan Pemberian Penjelasan Dokumen
Pengadaan (Anwijzing) yang dihadiri peserta lelang. Berdasarkan Berita
acara Penjelasan Dokumen Pengadaan (Anwijzing) Nomor S-289/PSL-
JKT/KNL.05/2015, terdapat 5 perusahaan yang memasukkan dokumen
pelelangan antara lain sebagai berikut :
1. PT Yabes Assenav Farma Tbk
2. PT Ayinun Advinda Medika Tbk
3. PT Citra Krissandha
4. PT Safira Farhanna
5. TERSANGKA
● Bahwa pada tanggal 17 Maret 2015, saksi David Monang Trinata S.T., melalui
SMS dengan nomor +628776635271 menghubungi TERSANGKA melalui Roy
Fahmi, S.E., dengan nomor +628332748403 untuk memberitahukan bahwa
tiga perusahaan lain lebih berpotensi untuk menjadi pemenang lelang
karena sudah terkenal menggunakan produk dari Jerman. Dalam SMS
balasannya, TERSANGKA mengatakan kepada saksi David Monang Trinata,
S.T., untuk segera mengadakan pertemuan pada tanggal 18 Maret 2015
pukul 18.00 WIB di Simsix Café Ungaran, Semarang.
● Bahwa pada tanggal 17 Maret pukul 18.00 WIB Saksi Roy Fahmi
menghubungi dr. Junifar Ridwan Pratama, M.P.H., selaku Direktur Utama
TERSANGKA melalui E-mail untuk memberitahukan bahwa tiga perusahaan
lain lebih berpotensi untuk menjadi pemenang lelang karena sudah terkenal
menggunakan produk dari Jerman.
● Bahwa pada tanggal 18 Maret 2015 pukul 11.00 WIB TERSANGKA melalui
dr. Junifar Ridwan Pratama dengan nomor + 62818205035
menginstruksikan Jon Siri, S.E., dengan nomor +62817422189 melalui
telepon untuk menukarkan uang sejumlah Rp 2.221.000.000,- (dua miliar
dua ratus dua puluh satu juta rupiah) kedalam mata uang Dollar Amerika
● Bahwa pada tanggal 18 Maret 2015 pukul 18.00 WIB, bertempat di Simsix
Café Ungaran, Semarang, TERSANGKA melalui Roy Fahmi meminta kepada
saksi David Monang Trinata, S.T., agar TERSANGKA nantinya tetap menjadi
pemenang dalam pengadaan ini. Dalam hal ini, TERSANGKA menjanjikan
52
imbalan 1 (satu) unit rumah eksklusif di Jalan Megaria nomor 5, Pelabuhan
Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah serta sejumlah uang sebesar $17.000
(Tujuh Belas Ribu US Dollar) kepada saksi David Monang Trinata, S.T.
Mendengar tawaran tersebut, saksi David Monang Trinata, S.T., pun
langsung menyetujuinya. Saksi David Monang Trinata, S.T., mengatakan
bahwa ia dapat mengusahakan adanya addendum spesifikasi, dimana hanya
TERSANGKA dan PT Safira Farhanna yang dapat memenuhi syarat tersebut.
● Bahwa pada tanggal 30 Maret 2015, dilakukan Evaluasi Tahap II yaitu
pembukaan dokumen penawaran harga dari TERSANGKA dan PT Safira
Farhanna, dimana harga dari TERSANGKA lebih rendah daripada PT Safrira
Farhanna. Perinciannya adalah sebagai berikut :
○ TERSANGKA :
○ PT Safira Farhanna :
● Bahwa berdasarkan usulan tersebut pada tanggal 5 April 2015, saksi dr.
Nadia Yovankasari, Sp.M (K) menetapkan TERSANGKA sebagai pemenang
lelang dengan harga penawaran sebesar Rp 2.261.451.061.740,- (Dua
Triliun Dua Ratus Enam Puluh Satu Miliar Empat Ratus Lima Puluh Satu Juta
Enam Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Empat Puluh Rupiah) berdasarkan Surat
Keputusan Menkes Nomor : 70/XIV/Kemenkes/2015. Penetapan tersebut
diikuti dengan pengumuman pemenang lelang oleh panitia pengadaan
dengan masa sanggah selama 5 (lima) hari sejak diumumkan.
53
rekening Bank BAC Nomor 5150493947 kantor Cabang xx sebesar Rp
600.000.000.000,- (Enam Ratus Miliar Rupiah). Bank BAC kemudian
mentransfer uang tersebut ke rekening nomor 0888999234 Bank HSBS
Kyoto, Jepang atas nama Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd.
B. Analisa Yuridis
Uraian unsur-unsur :
a) Setiap orang
Yang dimaksud dengan setiap orang dalam unsur ini adalah subjek hukum
yang meliputi orang dan badan hukum,
54
Unsur ini terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal
184 KUHAP yaitu :
Bahwa benar saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T., juga sama-sama bekerja
pada Kementerian Kesehatan selaku Direktur Jenderal Alat Kesehatan dan
Farmasi.
Bahwa benar saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T., diangkat sebagai Kuasa
Pengguna Anggaran dalam Pelelangan Pengadaan Alat Kesehatan dan
Farmasi berdasarkan permintaan dari TERSANGKA dan saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta kepada saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) selaku
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Bahwa benar pada tanggal 31 Januari 2015 saksi Agnes Beatrice Sihombing,
S.T., melalui saksi Ir. Erlangga Adisoemarta memberitahukan kepada
TERSANGKA terkait susunan Panitia Pelelangan Pengadaan Alat Kesehatan
dan Farmasi TA 15 .
55
c) Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi
Unsur ini terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal
184 KUHAP, yaitu :
Nilai kontrak Alat Kesehatan dan Farmasi oleh Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd.
dengan Penyedia barang yaitu PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk
adalah sebesar Rp. 1.696.088.296.305
Realisasi uang yang dipakai untuk alat kesehatan dan farmasi adalah
sebesar Rp. 2.261.451.061.740
56
Maka total kerugian yang terjadi adalah Rp. 565.362.765.435,-
Rincian distribusi jumlah kerugian keuangan negara yang berasal dari kegiatan
penurunan kualitas tersebut langsung disetorkan ke PT Safira Farhanna
Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 tahun
1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
tahun 2001.
a. Setiap orang
Yang dimaksud dengan setiap orang dalam unsur ini adalah subyek hukum,
yang meliputi orang dan badan hukum, yaitu yang sepadan dengan unsur barang
siapa yang sering tercantum dalam suatu perumusan delik dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana. Didalam Buku Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Buku
II, Edisi Revisi Tahun 2004, Halaman 208 dari Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor: 1398K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995, yang menyatakan
bahwa kata “barang siapa” atau “hij” dikatakan memiliki terminologi sebagai
siapa saja yang harus dijadikan TERSANGKA/dader atau setiap orang sebagai
subyek hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang dapat dimintakan
pertanggung jawaban atas segala tindakannya. Menurut Ahli Hukum Van Hamel,
kemampuan bertanggungjawab adalah suatu keadaan normalitas psichis dan
kematangan (kecerdasan) yang membawa tiga kemampuan yaitu ia mampu
mengerti nilai dari akibat-akibat perbuatannya sendiri, mampu menyadari
bahwa perbuatannya tidak diperbolehkan oleh hukum, mampu untuk
menentukan kehendak sesuai dengan kesadarannya. Dari uraian diatas dapat
57
dipahami, bahwa pengertian “setiap orang” adalah siapa saja sebagai pendukung
hak dan kewajiban yang karena kedudukan dan perbuatannya memenuhi
rumusan unsur tindak pidana yang didakwakan. Didalam hal ini tidak ada
pengecualian, termasuk juga TERSANGKA apabila melakukan suatu tindak
pidana yang memenuhi unsur tindak pidana korupsi sebagimana dimaksud
dalam ketentuan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo.
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi dan mampu bertanggungjawab atas perbuatannya itu. Unsur ini
terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal 184 KUHAP
sesuai pemenuhan unsur setiap orang pada pasal 2 ayat (1) di atas.
Unsur ini trpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal
184 KUHAP yaitu:
59
Pencucian Uang.“
Uraian unsur-unsur :
a. Setiap orang
Yang dimaksud dengan setiap orang dalam unsur ini adalah subjek hukum
yang meliputi orang dan badan hukum,
Unsur ini terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal
184 KUHAP yaitu :
Unsur ini trpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal
184 KUHAP yaitu:
61
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2010.
Unsur ini trpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal
184 KUHAP yaitu:
Bahwa benar pada tanggal 19 Januari 2015, TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan
Pratama, M.P.H. dan saksi Ir. Erlangga Adisoemarta mengadakan pertemuan dengan
saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M. bertempat di Gemini Cafe, Jalan Rancabentang
Nomor 51, Jakarta Utara.
Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan
Pratama, M.P.H. meminta saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T. untuk mengusahakan
adanya penambahan anggaran untuk pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015.
Bahwa benar untuk melakukan hal tersebut, saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T.
diberi imbalan sebesar Rp 1.500.000.000,- (Satu Miliar Lima Ratus Juta Rupiah).
Bahwa benar pada tanggal 25 Januari 2015, TERSANGKA melalui Ir. Erlangga
Adisoemarta bertemu dengan saksi Afdhal Ali Satio, saksi Prof. Dr. dr. Nadia
Yovankasari, Sp.M (K) dan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M. bertempat di Aston
Bogor Hotel & Resort, Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor. Dalam pertemuan tersebut,
TERSANGKA meminta bantuan kepada saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K)
dan saksi Afdhal Ali Satrio agar mau menyetujui proposal yang diajukan oleh saksi
Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M. pada rapat internal selanjutnya dan menekankan
kepada seluruh pejabat internal bahwa pentingnya untuk memenuhi urgensi tersebut.
Bahwa benar pada pertemuan yang sama, TERSANGKA juga menyampaikan niatnya
untuk menjadi penyedia alat kesehatan dan farmasi T.A 2015 dan meminta saksi Prof.
Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) agar saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M.
dijadikan Kuasa Pengguna Anggaran.
Bahwa benar TERSANGKA menjanjikan imbalan lebih kepada saksi Afdhal Ali Satrio,
saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M., dan saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M
(K) apabila adanya penambahan anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi serta
apabila TERSANGKA berhasil menjadi penyedia alat kesehatan dan farmasi T.A 2015. Di
akhir pertemuan, ketiganya menyanggupi hal tersebut.
Bahwa benar sebagai imbalan awal, TERSANGKA memberikan cek pelawat kepada
saksi Afdhal Ali Satrio, saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M., dan saksi Prof. Dr. dr.
Nadia Yovankasari, Sp.M (K) masing-masing sejumlah 115 lembar dengan total
nominal Rp 1.500.000.000,- (Satu Miliar Lima Ratus Juta Rupiah) yang dititipkan pada
masing-masing sekretarisnya di Jakarta.
62
Bahwa pada tanggal 23 Januari 2015 pukul 14.00 WIB, atas perintah TERSANGKA yang
diwakili saksi Ir. Erlangga Adisoemarta, Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K),
melalui SMS dengan nomor +62854446678 menugaskan Dian Shabrina, S.E., nomor
+62817433128, untuk menghubungi Christin Clarita, S.H., melalui E-mail selaku
anggota Fraksi PKN di Komisi IX DPR RI. Christin Clarita, S.H., diminta untuk
menyampaikan kepada Ketua Komisi IX yaitu saksi Epita Pratiwi, S.T., M.Si., agar
bersama-sama memengaruhi seluruh Ketua Fraksi Komisi IX DPR RI yang berjumlah 10
orang agar menyetujui realokasi anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi dari
Kementerian Kesehatan T.A 2015. Nantinya TERSANGKA akan memberikan imbalan
bagi seluruh pihak yang terlibat. 10 orang tersebut yaitu:
o Damian Lazuardy,S.E.
o Andera Faiz,S.H.
o Andreas Johanes,S.T.
o Citra Yang, S.H.
o Eugenie Ellen, S.S.
o Hans Sitorus, S.E.
o Robin Kie, S.Pd.
o Rugun Astrid, S.Kd.
o Yosephine Fresca, S.H.
o Rezha Dwi, S.T.
Bahwa TERSANGKA melalui Ir. Erlangga Adisoemarta menjanjikan uang sejumlah Rp
3.670.000.000,- (Tiga Miliyar Enam Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah) untuk Ketua Komisi
IX dan seluruh Ketua Kelompok Fraksi komisi IX DPR RI dengan perincian sebagai
berikut:
Ketua Komisi IX DPR RI sejumlah Rp 1.270.000.000,- (Satu Miliar Dua Ratus Tujuh puluh
Juta Rupiah);
Ketua Kelompok Fraksi (KAPOKSI) komisi IX DPR RI yang berjumlah 10 (sepuluh) orang
masing-masing sejumlah Rp 240.000.000 (Dua Ratus Empat Puluh Juta Rupiah);
Bahwa benar pada tanggal 3 Februari 2015 pukul 13.00 WIB TERSANGKA melalui saksi
Roy Fahmi,S.E., bertemu dengan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T. dan saksi David
Monang Trinata, S.E. bertempat di Super Royale Golf Club Jalan Raya Halim Tiga, Halim
Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dalam pertemuan tersebut, TERSANGKA melalui saksi
Roy Fahmi, S.E., menyampaikan kepada saksi David Monang Trinata, S.T., supaya tidak
melakukan survey ke pasar dan distributor lain dalam menentukan spesifikasi teknis
dan Harga Perkiraan Sendiri (Selanjutnya disebut HPS).
Bahwa benar dalam hal spesifikasi teknis, TERSANGKA mengarahkan saksi David
Monang Trinata, S.T., agar tim teknis membuat spesifikasi teknis yang mengacu kepada
alat-alat kesehatan dan vaksin Merk Zeli dari Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd.
Bahwa benar dalam menentukan HPS, TERSANGKA memberikan daftar harga yang
kurang lebih tiga kali lebih mahal daripada harga yang sebenarnya (mark up) untuk
63
pengadaan alat kesehatan dan farmasi.
Bahwa benar dalam hal ini, TERSANGKA akan mengajukan penawaran lelang dengan
harga 10% lebih rendah dari HPS tersebut.
Bahwa benar pada pertemuan yang sama, TERSANGKA juga menyampaikan tentang PT
Asiakwann yang akan mengikuti pelelangan tersebut untuk menyamarkan kecurangan
yang dilakukan oleh TERSANGKA. PT Asiakwann merupakan rekanan dari TERSANGKA
yang juga merupakan perusahaan distributor alat-alat kesehatan dan farmasi.
Bahwa benar TERSANGKA mengatakan bahwa akan mengatur agar PT Asiakwann
memberikan penawaran yang sama dengan TERSANGKA namun dengan harga yang
lebih tinggi. Untuk itu, saksi David Monang Trinata, S.T., harus memastikan peserta
lelang yang lolos pada evaluasi pertama tentang spesifikasi teknis hanyalah TERSANGKA
DAN PT Asiakwann, yang setelahnya pasti akan dimenangkan oleh TERSANGKA pada
evaluasi terakhir tentang harga penawaran.
Bahwa benar saksi David Monang Trinata, S.T., pun menyetujui hal tersebut dan di akhir
pertemuan, TERSANGKA memberikan imbalan sebesar Rp 500.000.000,- (Lima Ratus
Juta Rupiah) dalam bentuk kartu ATM dengan nomor 09812345789 beserta pinnya
yang sumber dananya adalah rekening TERSANGKA dengan nomor XXX.
Bahwa benar untuk menindaklanjuti permintaan TERSANGKA tersebut, tim teknis yang
dibentuk saksi David Monang Trinata, S.T., menyusun spesifikasi teknis dan harga
perkiraan dengan mengarahkan pada produk yang diminta oleh TERSANGKA serta
digunakan oleh David Monang Trinata, S.E., dalam menentukn HPS dan spesifikasi
teknis yang nantinya akan dicantumkan dalam Dokumen Pengadaan.
Bahwa benar pada tanggal 18 Maret 2015 pukul 18.00 WIB, bertempat di Simsix Café
Ungaran, Semarang, TERSANGKA melalui Roy Fahmi menemui saksi David Monang
Trinata, S.T., dan meminta agar TERSANGKA nantinya tetap menjadi pemenang dalam
pengadaan ini. Dalam hal ini, TERSANGKA menjanjikan imbalan 1 (satu) unit rumah
eksklusif di Jalan Megaria nomor 5, Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah
serta sejumlah uang sebesar $17.000 (Tujuh Belas Ribu US Dollar) kepada saksi David
Monang Trinata, S.T. Mendengar tawaran tersebut, saksi David Monang Trinata, S.T.,
pun langsung menyetujuinya. Saksi David Monang Trinata, S.T., mengatakan bahwa ia
dapat mengusahakan adanya addendum spesifikasi, dimana hanya TERSANGKA dan PT
Asiakwann yang dapat memenuhi syarat tersebut.
Bahwa benar pada tanggal 13 Agustus 2015 dan 4 April 2016, TERSANGKA menerima
uang yang apabila dijumlahkan besarnya 2.261.451.061.740,- (Dua Triliun Dua Ratus
Enam Puluh Satu Miliar Empat Ratus Lima Puluh Satu Juta Enam Puluh Satu Ribu Tujuh
Ratus Empat Puluh Rupiah) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas proyek pengadaan
alat kesehatan dan farmasi T.A 2015 yang mana sebagian dari uang tersebut
merupakan hasil tindak pidana sebagaimana analisis yuridis dakwaan kesatu.
64
D. Unsur dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan.
Unsur ini terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal 184
KUHAP yaitu :
65
Rupiah) melalui Bank BAC Nomor Rekening 5150493947 atas nama TERSANGKA.
● Bahwa benar pada tanggal yang sama, TERSANGKA melakukan transaksi
pembayaran ekspor alat kesehatan dan farmasi berdasarkan Letter of Credit dari
rekening Bank BAC Nomor 5150493947 kantor cabang xx sebesar Rp
400.000.000.000,- (Empat Ratus Miliar Rupiah). Bank BAC kemudian mentransfer
uang tersebut ke rekening nomor 0888999234 Bank HSBS Kyoto, Jepang atas nama
Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd.
● Bahwa benar pada tanggal 2 Mei 2015 sampai dengan 12 Juli 2015, TERSANGKA
mentransfer uang yang apabila dijumlahkan besarnya Rp 100.000.000.000,-
(Seratus Miliar Rupiah) melalui rekening Bank BAC sebanyak 14 (Empat Belas) kali
transfer ke 2 (dua) rekening lain miliknya
● Bahwa benar pada tanggal 19 Juli 2016 sampai dengan 15 November 2016,
TERSANGKA melakukan transfer secara bertahap sebanyak 21 (Dua Puluh Satu) kali
melalui rekening Bank BAC ke rekening Loppi Bank atas nama PT SAFIRA yang
apabila dijumlahkan besarnya Rp 315.000.000.000 (Tiga Ratus Lima Belas Miliar
Rupiah).
D. Unsur beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri
sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan.
Unsur ini terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal 184
KUHAP yaitu :
Bahwa benar pada tanggal 14 Januari 2015, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta menghadiri pertemuan dengan jajaran direksi dan para pemegang
saham TERSANGKA, yaitu saksi Navanya Adisoemarta, S.E., M.M., saksi dr. Junifar
Ridwan Pratama, M.P.H., saksi Roy Fahmi, S.E., saksi Jon Siri, S.E., dan saksi Ir. Abian
Fadullulah bertempat di Hotel Mulia, Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat.
Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, saksi Navanya Adisoemarta, S.E., M.M.,
membahas cara untuk mengisi kekurangan kas partai setelah mengikuti Pemilihan
Umum tahun 2014. Dalam hal ini, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta mengusulkan agar TERSANGKA menjadi penyedia alat kesehatan dan
farmasi Kementerian Kesehatan T.A 2015.
Bahwa benar dalam pertemuan yang sama, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta mengatakan akan menggunakan wewenangnya sebagai Biro
Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan untuk menambah anggaran
pengadaan alat kesehatan dan farmasi tersebut sehingga Partai Keadilan Nasional
66
dapat mendapatkan keuntungan yang optimal melalui TERSANGKA apabila
TERSANGKA berhasil menjadi penyedianya.
Bahwa benar pada tanggal 19 Januari 2015, TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan
Pratama, M.P.H. dan saksi Ir. Erlangga Adisoemarta mengadakan pertemuan
dengan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M. bertempat di Gemini Cafe, Jalan
Rancabentang Nomor 51, Jakarta Utara.
Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan
Pratama, M.P.H. memberitahukan maksudnya kepada saksi Agnes Beatrice
Sihombing, S.K.M. yaitu supaya saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M.
mengusulkan untuk menambah anggaran pada alat kesehatan dan farmasi T.A 2015
serta rencananya untuk menjadikan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M.
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran pada proyek pengadaannya.
Bahwa benar TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan Pratama, M.P.H. memberikan
list alat-alat kesehatan beserta harganya kepada saksi Agnes Beatrice Sihombing,
S.K.M. Dalam hal ini, TERSANGKA menjanjikan uang sebesar Rp 1.500.000.000,-
(Satu Miliar Lima Ratus Juta Rupiah) kepada saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M.
apabila saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M. mau mengajukan proposal
penambahan anggaran sesuai dengan list yang diberikan.
Bahwa benar pada tanggal 20 Januari 2015, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta menghadiri rapat internal Kementerian Kesehatan bertempat di
Gedung Kementerian Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9,
Jakarta Selatan 12950, yang mana membahas pengalokasian anggaran yang
direncanakan Komisi IX DPR RI bagi Kementerian Kesehatan.
Bahwa benar dalam rapat tersebut, saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M.
mengajukan proposal penambahan anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi T.A
2015 yang mana alat kesehatan dan farmasi tersebut nantinya akan didistribusikan
untuk RSUD-RSUD di berbagai provinsi terpencil yang tidak memenuhi standar
beroperasi. Dalam rapat itu pula, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga Adisoemarta
mengatakan tidak adanya anggaran tersisa untuk penambahan alat kesehatan dan
farmasi T.A 2015.
Bahwa benar saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) dan saksi Afdhal Ali
Satrio, M.Kes. menolak proposal yang diajukan oleh saksi Agnes Beatrice Sihombing,
S.K.M. setelah mengetahui penambahan anggaran tersebut terlalu tinggi dari
alokasi anggaran awal.
67
Bahwa benar pada tanggal 21 Januari 2015, saksi Ir. Erlangga Adisoemarta atas
instruksi TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan Pratama, M.P.H. mengadakan
pertemuan dengan saksi Agnes Beatrice, S.K.M., saksi Afdhal Satrio, S.K.M. dan saksi
Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K).
Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, TERSANGKA melalui Ir. Erlangga meminta
kepada saksi Afdhal Ali Satrio, S.K.M. dan saksi Prof. Dr. dr Nadia Yovankasari untuk
ikut menyetujui dan memengaruhi seluruh Pejabat Internal Kementerian Kesehatan
agar menyetujui realokasi anggaran yang sebelumnya telah diajukan oleh saksi
Agnes Beatrice Sihombing, S.T.
Bahwa benar TERSANGKA melalui Ir. Erlangga Adisoemarta memberikan ketiganya
cek pelawat masing-masing 115 lembar senilai Rp 1.500.000.000,- (Satu Miliar Lima
Ratus Juta Rupiah) melalui sekretaris pribadi masing-masing di Jakarta.
Bahwa benar pada tanggal 26 Januari 2015, TERSANGKA melalui Ir. Erlangga
Adisoemarta menghadiri rapat internal Kementerian Kesehatan bertempat di
Gedung Kementerian Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9,
Jakarta Selatan 12950, yang mana membahas kembali mengenai rencana
pengalokasian anggaran bagi Kementerian Kesehatan T.A 2015. Dalam rapat
tersebut, proposal penambahan anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi T.A
2015 disetujui oleh seluruh Pejabat Internal Kementerian Kesehatan.
Bahwa benar pada tanggal 31 Januari 2015, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlanggga
Adisoemarta menerima e-mail dari saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T. yang
berisikan jadwal beserta susunan panitia pengadaan untuk alat kesehatan dan
farmasi T.A 2015.
Bahwa benar TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan Pratama, M.P.H. bersama
dengan saksi Ir. Erlangga Adisoemarta, M.P.H., saksi Roy Fahmi, S.E., saksi Jon Siri,
saksi Navanya Adisoemarta, S.E., M.M., dan saksi Ir. Abian Fadullulah, serta
beberapa pemegang saham menghadiri RUPS tanggal 2 Februari 2015. Dalam RUPS
tersebut, TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan Pratama, M.P.H. mengusulkan
untuk memberikan imbalan bagi Panitia Pengadaan agar TERSANGKA menjadi
pemenang pada proyek pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015 yang mana
hal tersebut disetujui pada akhir RUP
V. KESIMPULAN
68
1. Tersangka PT ADISOEMARTA MEDICALOGY & PHARMACY Tbk secara bersama-
sama dengan JUNIFAR RIDWAN PRATAMA, JON SIRI, ROY FAHMI, ABIAN
FADULULAH, ERLANGGA ADISOEMARTA ( Dalam berkas terpisah ) secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara atau dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) jo. Pasal 18 Undang-Undang No.21 tahun 2000 tentang
P e m b e r a n t a s a n T i n d a k P i d a n a K o r u p s i Pasal 5 Undang-Undang
Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
LIYON KWAN
69