Anda di halaman 1dari 69

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

REPUBLIK INDONESIA

“ Untuk Keadilan ”

RESUME

I. DASAR

a) Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi No : LK TPK - 12/KPK/02/2017


tanggal 02 Februari 2017.
b) Surat Perintah Penyidikan No : Sprin. Dik - 12/01/02/2017 tanggal 09
Februari 2017.

II. PERKARA

Penambahan Anggaran Untuk Kementrian Kesehatan.

 Pada tanggal 20 November 2014, Telah dilakukan pericnian anggaran APBN


2015 oleh DPR RI bersama Badan Anggaran DPR RI. Anggaran sebesar
Rp106.373.208.000.000,00 (seratus enam triliun tiga ratus tujuh puluh tiga
miliar dua ratus delapan juta rupiah) akan disalurkan kepada Kementrian
Kesehatan guna memecahkan permasalahan kesehatan dalam masyarakat
pada ibu hamil, balita, dan anak.

 Pada tanggal 13 Januari 2015, dilakukan pembahasan rencana anggaran yang


diselenggarakan oleh pihak Komisi IX DPR RI yang diketuai oleh Epita
Pratiwi, S.T., M.Si., dengan pihak Kementrian Kesehatan dihadiri oleh Ir.
Agung Sihombing selaku Ketua Badan Anggaran DPR RI, Epita Pratiwi, S.T.,
M.Si., serta beberapa pihak dari Kementerian Kesehatan yaitu Prof. Dr. dr.
Nadia Yovankasari, Sp.M (K) selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia
dan Ir. Erlangga Adisoemarta sebagai Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran
Kementerian Kesehatan, serta Dian Shabrina, S.E., selaku Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan. Dalam rapat tersebut DPR RI memberitahukan
kepada Kementrian Kesehatan terkait anggaran yang telah disetujui serta

1
kesepakatan untuk pembuatan Term Of Reference.

 Pada 14 Januari 2015, Menanggapi Rencana Awal Anggaran tersebut, pihak


Kementerian Kesehatan segera merencanakan untuk melakukan
pembahasan internal pada awal tahun 2015 dengan para pejabat internal
Kementerian Kesehatan untuk pembuatan Rencana Kerja Anggaran, Program
Kerja serta TOR/Proposal untuk pemenuhan anggaran yang diusulkan pada
saat rapat di Ruang Rapat Komisi IX DPR-RI Lantai I Gedung Nusantara l JI.
Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

 Pada tanggal 19 Januari 2015, bertempat di Gemini Cafe, Jalan Rancabentang


Nomor 51, Jakarta Utara, Ir. Erlangga Adisoemarta meminta bantuan kepada
Agnes Beatrice Sihombing, S.S., selaku Direktur Jenderal Alat Kesehatan dan
Kefarmasian untuk mendukung penambahan alat kesehatan dan farmasi
dalam proposal anggaran yang telah direncanakan oleh Biro Perencanaan dan
Anggaran. Akhirnya Agnes Beatrice Sihombing, S.S., menyetujui rencana
tersebut setelah Ir. Erlangga Adisoemarta menjanjikan komisi untuknya.

 Pada tanggal 20 Januari 2015, diadakan rapat Internal rencana kerja di


Gedung Kementerian Kesehatan. Dalam rapat tersebut, Agnes Beatrice
Sihombing, S.S., selaku Direktur Jenderal Alat Kesehatan dan Kefarmasian
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,mengusulkan untuk menambah
alat-alat kesehatan yang menggunakan dan tidak menggunakan sumber
listrik Alternating Current/Direct Current. Alat-alat kesehatan dan farmasi
itul kemudian akan di distribusikan ke RSUD-RSUD di beberapa provinsi,
terutama di 5 provinsi terpencil yaitu provinsi Papua, Nusa Tenggara Timur,
Nusa Tenggara Barat, Maluku dan Bengkulu.

 Dengan adanya rencana pengadaan alat kesehatan dan kebutuhan farmasi


tersebut, Ir. Erlangga Adisoemarta meminta adanya penambahan anggaran.
kepada Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) untuk mengajukan proposal
mengenai penambahan anggaran kepada Komisi IX DPR RI. Namun, Prof. Dr.
dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) dan Afdhal Ali Satrio, S.S., selaku Inspektur
Jenderal Kementerian Kesehatan, keberatan atas usulan tersebut

 Pada tanggal 20 Januari 2015, Ir. Erlangga Adisoemarta menghubungi salah


satu rekannya dalam Komisi IX DPR RI yaitu Christin Clarita, S.H., untuk
memengaruhi Ketua Kelompok Fraksi di Komisi IX DPR RI. Para anggota
Komisi IX DPR RI akan mendapatkan sejumlah uang apabila menyetujui
proposal penambahan alat kesehatan dan farmasi dari Kementerian
Kesehatan. Dalam menjalankan rencana tersebut, Christin Clarita, S.H.,
dibantu oleh Epita Pratiwi, S.T., M.Si.

2
 Pada tanggal 21 Januari 2015, Ir. Erlangga Adisoemarta segera mengadakan
pertemuan dengan Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K), Afdhal Ali Satrio,
S.S., dan Agnes Beatrice Sihombing, S.S., di Aston Bogor Hotel & Resort, Jalan
Pahlawan No. 7, Bogor. Dalam pertemuan tersebut Ir. Erlangga Adisoemarta
menyampaikan kepada Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) bahwa Ir.
Erlangga Adisoemarta telah menghubungi rekannya agar penambahan
anggaran disetuji oleh Komisi IX DPR RI

 Pada tanggal 26 Januari 2015, Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K)
kembali mengadakan rapat internal yang membahas urgensi penambahan
anggaran pada proposal untuk pembelanjaan alat-alat kesehatan dan farmasi
guna memenuhi Renstra 2015. Akhirnya usulan mengenai penambahan dana
tersebut disetujui oleh para pejabat internal Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia dan penambahan anggaran akan dicantumkan dalam proposal
rencana anggaran dan prakiraan belanja.

 Pada tanggal 27 Januari 2015, Dian Shabrian,S.E. diperintahkan oleh Prof. Dr.
dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K), untuk menghubungi Christin Clarita, S.H.,
selaku Anggota Komisi IX DPR RI fraksi Partai Keadilan Nasional untuk
membahas rencana awal anggaran beserta Program kerja serta
Proposal/TOR dari Kementrian Kesehatan, dan penambahan anggaran.

 Pada tanggal 28 Januari 2015, rencana awal anggaran beserta tambahannya


yang dituangkan menjadi bagian dari Revisi Anggaran , disahkan oleh
Pimpinan DPR RI.

 Pada tanggal 29 Januari 2015, revisi anggaran yang diajukan Kementerian


Kesehatan disetujui oleh Direktorat Jenderal Anggaran dan dari dana yang
sebelumnya, naik sekitar Rp 750.900.000.000,- (tujuh ratus lima puluh miliar
sembilan ratus juta rupiah).
Pengadaan Alat Kesehatan dan Farmasi

 Pada tanggal 30 Januari 2015, Kementerian Kesehatan membentuk Tim dan


Panitia terkait pengadaaan alat kesehatan dan farmasi. Dengan susunan
sebagai berikut :
- Agnes Beatrice Sihombing, S.S., selaku kuasa Pengguna Anggaran
- David Monang Trinata, S.T., selaku Pejabat Pembuat Komitmen
- Yohannes Ben Hanani, S.E., selaku Unit Layanan Pengadaan
- Josep Marolop Tambunan, S.E. selaku Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan

 Pada tanggal 1 Februari 2015, PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk


yang merupakan perusahaan multinasional, dan didirikan di Kota Semarang
3
pada tanggal 17 Juli 1985, mulai membahas mengenai rencana pengadaan
barang dan jasa alat kesehatan dan farmasi

 Pada tanggal 3 Februari 2015, Roy Fahmi, S.E., dan Ir. Erlangga Adisoemarta
mengadakan pertemuan dengan Agnes Beatrice Sihombing, S.S., David
Monang Trinata, S.T., Yohannes Ben Hanani, S.E., dan Josep Marolop
Tambunan, S.E.

 Pada tanggal 6 Februari 2015, diumumkan adanya pelelangan umum


pascakualifikasi dengan metode satu sampul yang akan diselenggarakan pada
tanggal 23 Maret 2015 - 27 Maret 2015. Pengadaan ini dilakukan secara
elektronik atau dengan sistem katalog elektronik sektoral melalui Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (Selanjutnya disebut LPSE) Kementerian
Kesehatan.

 Pada tanggal 7 Februari 2015, untuk membahas keikutsertaan dalam proses


pengadaan yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan tersebut. Dalam rapat,
dr. Junifar Ridwan Pratama, M.P.H., memaparkan strategi-strategi yang akan
digunakan guna keikutsertaanya dalam proyek pengadaan tersebut.

 Pada tanggal 7 Februari 2015, Roy Fahmi, S.E., segera menyiapkan list alat-
alat kesehatan dan farmasi yang akan dipasarkan serta yang akan di pakai
dalam proses lelang..

 Pada tanggal 18 Maret 2015, David Monang Trinata, S.T., menemui Roy
Fahmi, S.E., di Simsix Café Ungaran, Semarang. Dalam pertemuan tersebut
membicarakan mengenai pengadaan barang dan jasa alat kesehatan dan
farmasi.

 Pada tanggal 23 Maret 2015, PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk,


mengumpulkan dokumen lelang

 Pada tanggal 5 April 2015, PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk.


diumumkan sebagai pemenang lelang tersebut. Selanjutnya PT Adisoemarta
Medicalogy & Pharmacy Tbk, dengan pihak PPK yaitu David Monang Trinata,
S.T. menandatangani kontrak pengadaan barang terkait alat kesehatan dan
farmasi.

 Pada tanggal 15 April 2015, dr. Junifar Ridwan Pratama M.P.H., menugaskan
Roy Fahmi, S.E., untuk menemui Yohannes Ben Hanani, S.E., di Rumah Makan
Jufres di Jl. Melati Indah No. 45, Jakarta Selatan. Pada pertemuan tersebut Roy
Fahmi, S.E., menjanjikan uang senilai Rp 7.000.000.000,00 (tujuh miliyar
rupiah) kepada Yohanes Ben Hanani, S.E. .

 Pada tanggal 15 Februari 2016, Lembaga Swadaya Masyarakat Anti Korupsi


yang diketuai oleh Husin Iktadiah Permana selaku Direktur Utama PT Yabes
4
Assenav Farma Tbk, yang merupakan pihak kalah dalam proses pelelangan
pengadaan alat-alat kesehatan dan farmasi T.A 2015. Menemukan kerusakan
alat-alat kesehatan yang seharusnya dapat digunakan selama 7 tahun.

 Pada tanggal 11 Mei tahun 2016, PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy


Tbk menyimpan keuntungan melalui Bank of China atas nama PT Safira
Farhanna yang berkedudukan di Jalan Mandiri Jaya Nomor 51, Jakarta Utara.
Dalam hal ini, terdapat transaksi peminjaman uang yang dilakukan PT Safira
Farhanna kepada PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk, untuk
menambah modal dikarenakan keadaan finansial perusahaan PT Safira
Farhanna yang sedang memburuk. Sesuai perjanjian, pada tanggal 7
November 2016, utang tersebut harus dibayarkan oleh PT Safira Farhanna
melalui transfer Bank of China cabang Indonesia kepada rekening milik PT
Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk di Loppi Bank Indonesia. Kemudian
uang tersebut masuk ke rekening PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy
Tbk sebagai keuntungan korporasi serta mendirikan usaha baru dibidang
asuransi kesehatan atas nama PT Sinddhisar Life Insurance yang
berkedudukan di Jalan Kemangi Timur Nomor 45, Kota Bandung. Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (selanjutnya disebut PPATK)
menemukan bahwa ada ketidakwajaran dalam transaksi yang dilakukan PT
Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk.

Dari fakta-fakta yang diperoleh sebagaimana tercantum di atas, telah ditemukan bukti
permulaan yang cukup tentang Tindak Pidana Korupsi terkait dengan pelelangan
pengadaan barang dan jasa alat kesehatan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan
Tindak Pidana Pencucian Uang yang diperoleh dari hasil tindak pidana tersebut dengan
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan yang diduga
dilakukan oleh PT ADISOEMARTA MEDICALOGY & PHARMACY Tbk dengan sangkaan
telah melanggar Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1
jo. Pasal 65 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Pasal 5 ayat (1) huruf a
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun
19909 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal
65 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Pasal 3 jo. Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 6 ayat (2)
Undang-Undang No.8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1 jo. Pasal 65 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana.

5
III. FAKTA-FAKTA
a) Pemanggilan
Dilakukan pemanggilan terhadap para saksi dan tersangka dengan
menggunakan Surat Panggilan.

b) Penggeledahan
Penggeledahan dilakukan dalam perkara dengan Tersangka PT
ADISOEMARTA MEDICALOGY & PHARMACY Tbk berdasarkan Surat
Perintah Penggeledahan Nomor : Sprin.Dah – 56/27/01/2017 tanggal 04
Juli 2017. Penetapan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Semarang Nomor : 60/Pen.Pid.Sus/2017/PN.Jkt.Pst tanggal 28 Juli
2017. Atas kegiatan penggeledahan tersebut telah dibuatkan Berita Acara
Penggeledahan.

c) Penyitaan

Penyitaan telah dilakukan dalam perkara dengan Tersangka PT


ADISOEMARTA MEDICALOGY & PHARMACY Tbk, JUNIFAR RIDWAN
PRATAMA, ERLANGGA ADISOEMARTA, ROY FAHMI, JON SIRI, ABIAN
FADULLULAH (Dalam berkas terpisah / splitzing) berdasarkan Surat
Perintah Penyitaan Nomor : Sprin.Sita - 28/01/01/2017 tanggal 05
Juni 2017 dan telah dibuatkan Berita Acara Penyitaan. Barang bukti
yang telah di sita juga menjadi barang bukti dalam perkara dengan
Tersangka PT ADISOEMARTA MEDICALOGY & PHARMACY Tbk. Terhadap
Tersangka PT ADISOEMARTA MEDICALOGY dilakukan penyitaan
berdasarkan Surat Perintah Penyitaan Nomor : Sprin.Sita -
28/01/01/2017 tanggal 05 Juni 2017. Atas kegiatan penyitaan tersebut
dibuatkan Berita Acara Penyitaan.

d) Keterangan Saksi

1. Nama : HUSIN IKAT DIAH PERMANA


Lahir di Jakarta, Tanggal 16 Januari 1963, 54 Tahun, Jenis Kelamin Laki-Laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Mawar Merah Nomor 30, Kelurahan
Asemrowo, Kecamatan Sinagoga, Surabaya, Agama Islam, bekerja sebagai
Direktur Utama PT Yabes Assenav, Pendidikan Terakhir Magister Hukum.
Menerangkan Bahwa :

 Bahwa Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani
maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
6
 Bahwa benar SAKSI merupakan Direktur Utama PT Yabes Assenav
berdasarkan surat pengangkatan Nomor xx sekaligus ketua Lembaga
Swadaya Masyarakat (selanjutnya disebut LSM) Anti Korupsi berdasarkan
surat pengangkatan Nomor xx.
 Bahwa benar SAKSI mengenal yang mewakili TERSANGKA.
 Bahwa benar PT Yabes Assenav mengikuti lelang untuk pengadaan alat
kesehatan dan farmasi T.A 2015 dan dinyatakan gugur pada evaluasi tahap
I.
 Bahwa benar saksi telah menemukan keanehan dalam proses pengadaan
karena HPS yang tidak wajar dan adanya addendum mendadak.
 Bahwa benar SAKSI menerima laporan dari anggota LSM Anti Korupsi
terkait adanya beberapa kerusakan terhadap alat-alat kesehatan yang
didistribusikan oleh TERSANGKA atas proyek pengadaan alat kesehatan
dan farmasi T.A 2015.
 Bahwa benar SAKSI mengumpulkan data terkait jumlah alat kesehatan
yang rusak pada RSUD yang dikunjungi.
 Bahwa benar SAKSI mengetahui kualitas dari barang-barang yang rusak
yaitu hanya bertahan dua tahun, padahal sebagai peserta lelang saksi
tahun bahwa pemerintah meminta barang dengan masa pakai tujuh tahun.
 Bahwa benar SAKSI melaporkan hal tersebut kepada pihak Kepolisian
Republik Indonesia

2. Nama : EPITA PRATIWI

Lahir di Jakarta, Tanggal 16 Januari 1971, 46 Tahun, Jenis Kelamin Perempuan,


Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan
Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Agama Islam, bekerja
sebagai Ketua Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Magister Ekonomi.
Menerangkan bahwa :

● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

● Bahwa benar SAKSI merupakan Ketua Komisi IX DPR RI.

● Bahwa benar pada tanggal 20 November 2014, SAKSI menghadiri rapat xx


yang mana diputuskan bahwa Kementrian Kesehatan mendapatkan
pengalokasian dana untuk T.A 2015 sebesar Rp106.373.208.000.000,-
(Seratus Enam Triliun Tiga Ratus Tujuh Puluh Tiga Miliar Dua Ratus
Delapan Juta Rupiah).
● Bahwa benar pada tanggal 13 Januari 2015, SAKSI menghadiri Rapat Kerja

7
Komisi IX DPR RI bertempat di Gedung DPR RI, Jalan Jenderal Gatot
Subroto, Jakarta Selatan, yang mana membahas pengalokasian anggaran
bagi Kementerian Kesehatan T.A 2015.
● Bahwa benar SAKSI dihubungi saksi Christin melalui WA dengan pesan
supaya SAKSI setuju apabila ada realokasi anggaran yang diajukan
Kementerian Kesehatan. Saksi Christin juga menyampaikan agar SAKSI
ikut membantu saksi Christin memengaruhi seluruh Ketua Fraksi Partai di
Komisi IX DPR RI.
● Bahwa benar saksi menghubungi Kapoksi Partai keadilan nasional untuk
menyetujui tambahan anggaran oleh Kementerian Kesehatan.
● Bahwa benar Saksi mendapatkan imbalan uang sejumlah Rp
1.070.000.000 (Satu Miliar Tujuh Puluh Juta Rupiah) apabila Komisi IX
DPR RI menyetujui penambahan anggaran yang diajukan Kementerian
Kesehatan.

● Bahwa benar pada tanggal 29 Januari 2015, SAKSI menghadiri Rapat Kerja
Komisi IX DPR RI bertempat di Gedung DPR RI, Jalan Jenderal Gatot
Subroto, Jakarta Selatan. Dalam rapat tersebut disetujui kenaikan
anggaran bagi Kementerian Kesehatan sebesar Rp 750.900.000.000,-
(Tujuh Ratus Lima Puluh Miliar Sembilan Ratus Juta Rupiah).

3. Nama : AGUNG SIHOMBING


Lahir di Jakarta, Tanggal 2 Agustus 1962, 55 Tahun, Jenis Kelamin Laki-laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Bukit Mansion Nomor 20, Kelurahan
Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Agama Katolik,
bekerja sebagai Ketua Badan Anggaran DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana
Hukum.
Menerangkan Bahwa :

● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

● Bahwa benar SAKSI merupakan Ketua Badan Anggaran DPR RI.

● Bahwa benar SAKSI mengenal TERSANGKA.


● Bahwa benar pada tanggal 20 November 2014, SAKSI menghadiri rapat xx
yang mana diputuskan bahwa Kementrian Kesehatan mendapatkan
pengalokasian dana untuk T.A 2015 sebesar Rp106.373.208.000.000,-
(Seratus Enam Triliun Tiga Ratus Tujuh Puluh Tiga Miliar Dua Ratus
Delapan Juta Rupiah).
8
 Bahwa benar pada tanggal 13 Januari 2015, SAKSI menghadiri Rapat
Kerja Komisi IX DPR RI bertempat di Gedung DPR RI, Jalan Jenderal Gatot
Subroto, Jakarta Selatan, yang mana membahas pengalokasian anggaran
bagi Kementerian Kesehatan T.A 2015.
 Bahwa benar pada tanggal 28 Januari Saksi Ir. Erlangga Adisoemarta
melalui E-mail menghubungi SAKSI untuk menetapkan permohonan
realokasi anggaran untuk pengadaan alat kesehatan dan farmasi
 Bahwa benar SAKSI di janjikan oleh TERSANGKA melalui Saksi Ir.
Erlangga Adisoemarta uang sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua miliar
rupiah) dan juga uang sejumlah $ 200.000 (dua ratus ribu Dollar
Amerika) untuk diberikan kepada Partai Keadilan Nasional setelah
proyek pengadaan alat kesehatan dan farmasi di setujui
 Bahwa benar SAKSI menyetujui untuk menetapkan permohonan
realokasi anggaran untuk pengadaan alat kesehatan dan farmasi

● Bahwa benar pada tanggal 29 Januari 2015, SAKSI menghadiri Rapat


Kerja Komisi IX DPR RI bertempat di Gedung DPR RI, Jalan Jenderal Gatot
Subroto, Jakarta Selatan. Dalam rapat tersebut disetujui kenaikan
anggaran bagi Kementerian Kesehatan sebesar Rp 750.900.000.000,-
(Tujuh Ratus Lima Puluh Miliar Sembilan Ratus Juta Rupiah).
● Bahwa benar pada tanggal xx, SAKSI menerima e-mail dari TERSANGKA
agar memalsukan laporan pertanggungjawaban anggaran Kementerian
Kesehatan T.A 2015.
● Bahwa benar dalam e-mail tersebut, SAKSI dijanjikan uang sebesar Rp
2.000.000.000,-(Dua Miliar Rupiah) dan paket liburan ke Batam ditemani
dua orang sekretaris TERSANGKA, yaitu saksi Wanda Dwiyani, S.E. dan
saksi Desy Efrianti, S.E.
● Bahwa keberangkatannya ke Batam jug ditujukkan untuk mengambil
uang muka dari pengesahan anggaran untuk tahun 2018.
● Bahwa benar SAKSI menyetujui tawaran dari TERSANGKA untuk
memengaruhi seluruh anggota Badan Anggaran DPR RI.
● Bahwa benar pada tanggal xx, SAKSI menghubungi TERSANGKA melalui
e-mail untuk memberitahukan bahwa SAKSI telah selesai membuat
laporan pertanggungjawaban yang sudah dipalsukan.
● Bahwa benar pada tanggal xx, SAKSI menerima balasan dari TERSANGKA
yang berisikan salinan tiket pesawat Camar Air dengan rute Jakarta-
Batam pada tanggal XX. TERSANGKA juga memberiahukan telah
memesan sebuah kamar di Coral Hotel, Jalan Pratista Nomor 5, Batam.
● Bahwa benar pada tanggal xx, SAKSI mendarat di Bandara Hang Nadhim,
9
Batam yang kemudian langsung disambut oleh saksi Wanda Dwiyani, S.E.,
dan saksi Desy Efrianti, S.E. selaku sekretaris pribadi TERSANGKA.
● Bahwa benar pada pukul xx, SAKSI check-in di Corral Hotel, Jalan Pratista
Nomor 5, Batam kamar 313 bersama dengan saksi Wanda Dwiyani, S.E.,
dan saksi Desy Efrianti, S.E.

● Bahwa benar pada pukul xx, KPK mengadakan Operasi Tangkap Tangan
pada kamar Nomor 313 yang menemukan SAKSI bersama dengan 2 (dua)
orang wanita dan uang yang disimpan dalam bathub sebesar Rp
2.000.000.000,- (Dua Miliar Rupiah).

4. Nama : CHRISTIN CLARITA

Lahir di Makassar, Tanggal 2 Agustus 1967, 50 Tahun, Jenis Kelamin


Perempuan, Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Jenderal Sudirman,
Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Agama
Katolik, bekerja sebagai anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir
Sarjana Hukum.
Menerangkan Bahwa:

● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

● Bahwa benar SAKSI merupakan politisi Partai Keadilan Nasional sekaligus


anggota Komisi IX DPR RI.

 Bahwa benar pada tanggal 20 November 2014, SAKSI menghadiri rapat xx


yang mana diputuskan bahwa Kementrian Kesehatan mendapatkan
pengalokasian dana untuk T.A 2015 sebesar Rp106.373.208.000.000,-
(Seratus Enam Triliun Tiga Ratus Tujuh Puluh Tiga Miliar Dua Ratus
Delapan Juta Rupiah).
 Bahwa benar pada tanggal 23 Januari 2015 SAKSI mendapatkan E-mail
dari Saksi Dian Shabrina yang berisi permintaan Saksi Nadia Yovankasari
untuk menyampaikan kepada Ketua Komisi IX dan agar SAKSI
memengaruhi seluruh Ketua Kelompok Fraksi Komisi IX DPR RI untuk
menyetujui realokasi anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi yang
akan diajukan Kementrian Kesehatan
 Bahwa benar dalam E-mail SAKSI diberikan instruksi untuk menghubungi
Nomor +62811568933 jika seluruh Ketua Kelompok Fraksi sudah
menyetujui realokasi anggaran alat kesehatan dan farmasi
 Bahwa benar antara tanggal 23 sampai 26 Januari 2015 SAKSI
10
menghubungi 10 Ketua Kelompok Fraksi untuk mempengaruhi agar
menyetujui realokasi anggaran alat kesehatan dan farmasi yang akan
diajukan oleh Kementrian Kesehatan
 Bahwa benar SAKSI menjanjikan kepada Ketua Komisi IX DPR RI dan 10
(sepuluh) Ketua Kelomok Fraksi DPR RI bahwa TERSANGKA akan
memberikan imbalan bagi Ketua Komisi IX DPR RI sebesar Rp
1.270.000.000,- (satu miliar dua ratus tujuh puluh juta rupiah) dan Rp
240.000.000 (dua ratus empat puluh juta rupiah) 10 Ketua Kelompok
Fraksi yaitu : Damian Lazuardy, Andera Faiz, Andreas Johanes,Citra
Yang,Eugine Ellen, Hans Sitorus, Robin Kie, Rugun Astrid, Yosephine
Fresca, Rheza Dwi jika realokasi anggaran alat kesehatan dan farmasi
Kementrian Kesehatan disetujui
 Bahwa benar pada tanggal 27 Januari 2015 SAKSI menghubungi Nomor
+62811568933 dan menyatakan bahwa seluruh Ketua Kelomok Fraksi
Komisi IX DPR RI dan Ketua Komisi IX DPR RI sudah menyetujui
pengalokasian alat kesehatan dan farmasi Kementrian Kesehatan

● Bahwa benar pada tanggal 30 Januari 2015, TERSANGKA mentransfer


uang ke rekening SAKSI dan meminta bantuan SAKSI agar membagikan
uang tersebut kepada orang-orang yang berkepentingan, yaitu Ketua
Komisi IX DPR RI sejumlah Rp 1.270.000.000,- (Satu Miliar Dua Ratus
Tujuh Puluh Juta Rupiah) dan 10 (sepuluh) orang Ketua Kelompok Fraksi
(KAPOKSI) pada komisi IX DPR RI masing-masing sejumlah Rp
240.000.000,- (Dua Ratus Empat Puluh Juta Rupiah)

5. Nama : DAMIAN LAZUARDY

Lahir di Jakarta, Tanggal 19 September 1965, 52 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Pondol Merah No 43 Kelurahan
Gandaria Utara Kecamartan Petir Jakarta Timur, Agama Islam, bekerja sebagai
anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana ekonomi.

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

11
 Bahwa Benar SAKSI tidak mengetahui PT ADISOEMARTA MEDICALOGY
& PHARMACY Tbk
 Bahwa benar SAKSI mengikuti rapt DPR RI pada tanggal 29 Januari
2015 di Gedung DPR
 Bahwa benar SAKSI sepakat untuk disahkannya realokasi anggaran
Kementerian Kesehatan
 Bahwa benar SAKSI dijanjikan imbalan oleh CHRISTIN CLARITA
 Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui siapa saja anggota yang diberikan
imbalan oleh CHRISTIN CLARITA

6. Nama : ANDERA FAIZ

Lahir di Jakarta, Tanggal 20 September 1975, 42 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Green Garden No 43 kelurahan
Taman Utara Kecamatan Petir, Jakarta Barat, Agama Kristen, bekerja sebagai
anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana Hukum.

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

 Bahwa Benar SAKSI tidak mengetahui PT ADISOEMARTA MEDICALOGY


& PHARMACY Tbk
 Bahwa benar SAKSI mengikuti rapt DPR RI pada tanggal 29 Januari
2015 di Gedung DPR
 Bahwa benar SAKSI sepakat untuk disahkannya realokasi anggaran
Kementerian Kesehatan
 Bahwa benar SAKSI dijanjikan imbalan oleh CHRISTIN CLARITA
 Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui siapa saja anggota yang diberikan
imbalan oleh CHRISTIN CLARITA

7. Nama : ANDREAS JONATHAN

Lahir di Jakarta, Tanggal 5 Maret 1969, 49 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Green Lake city no 43 Kelurahan
Taman sari Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, Agama Kristen, bekerja
sebagai anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana Teknik.

12
 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

 Bahwa Benar SAKSI tidak mengetahui PT ADISOEMARTA MEDICALOGY


& PHARMACY Tbk
 Bahwa benar SAKSI mengikuti rapt DPR RI pada tanggal 29 Januari
2015 di Gedung DPR
 Bahwa benar SAKSI sepakat untuk disahkannya realokasi anggaran
Kementerian Kesehatan
 Bahwa benar SAKSI dijanjikan imbalan oleh CHRISTIN CLARITA
 Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui siapa saja anggota yang diberikan
imbalan oleh CHRISTIN CLARITA

8. Nama : CITRA YANG

Lahir di Semarang, Tanggal 10 Maret 1969, 49 Tahun, Jenis Kelamin


perempuan, Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Green Boulevard No 123
Kelurahan Cengkareng Kecamatan Rawa Buaya, Jakarta Barat, Agama Katolik,
bekerja sebagai anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana
Hukum.

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

 Bahwa Benar SAKSI tidak mengetahui PT ADISOEMARTA MEDICALOGY


& PHARMACY Tbk
 Bahwa benar SAKSI mengikuti rapt DPR RI pada tanggal 29 Januari
2015 di Gedung DPR
 Bahwa benar SAKSI sepakat untuk disahkannya realokasi anggaran
Kementerian Kesehatan
 Bahwa benar SAKSI dijanjikan imbalan oleh CHRISTIN CLARITA
 Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui siapa saja anggota yang diberikan
imbalan oleh CHRISTIN CLARITA

9. Nama : EUGENIE ELLEN

Lahir di Jakarta, Tanggal 18 Oktober 1969, 49 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Mediterania Boulevard No 123
13
Kelurahan Muara Karang Kecamatan Rawa Buaya, Jakarta Utara, Agama
Kristen, bekerja sebagai anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir
Sarjana ekonomi.

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

 Bahwa Benar SAKSI tidak mengetahui PT ADISOEMARTA MEDICALOGY


& PHARMACY Tbk
 Bahwa benar SAKSI mengikuti rapt DPR RI pada tanggal 29 Januari
2015 di Gedung DPR
 Bahwa benar SAKSI sepakat untuk disahkannya realokasi anggaran
Kementerian Kesehatan
 Bahwa benar SAKSI dijanjikan imbalan oleh CHRISTIN CLARITA
 Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui siapa saja anggota yang diberikan
imbalan oleh CHRISTIN CLARITA

10.Nama : HANS SITORUS

Lahir di Jakarta, Tanggal 19 September 1965, 52 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Pantai Indah Kapok No123
Kelurahan Muara Karang Kecamatan Rawa Buaya, Jakarta Utara, Agama Islam,
bekerja sebagai anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana
ekonomi.

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

 Bahwa Benar SAKSI tidak mengetahui PT ADISOEMARTA MEDICALOGY


& PHARMACY Tbk
 Bahwa benar SAKSI mengikuti rapt DPR RI pada tanggal 29 Januari
2015 di Gedung DPR
 Bahwa benar SAKSI sepakat untuk disahkannya realokasi anggaran
Kementerian Kesehatan
 Bahwa benar SAKSI dijanjikan imbalan oleh CHRISTIN CLARITA
 Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui siapa saja anggota yang diberikan
imbalan oleh CHRISTIN CLARITA

14
11.Nama : ROBIN KIE

Lahir di Medan, Tanggal 18 Oktober 1960, 59 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Pantai Muara Angke No 123
Kelurahan Muara Karang Kecamatan Rawa Buaya, Jakarta Utara, Agama Islam,
bekerja sebagai anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana
ekonomi.

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

 Bahwa Benar SAKSI tidak mengetahui PT ADISOEMARTA MEDICALOGY


& PHARMACY Tbk
 Bahwa benar SAKSI mengikuti rapt DPR RI pada tanggal 29 Januari
2015 di Gedung DPR
 Bahwa benar SAKSI sepakat untuk disahkannya realokasi anggaran
Kementerian Kesehatan
 Bahwa benar SAKSI dijanjikan imbalan oleh CHRISTIN CLARITA
 Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui siapa saja anggota yang diberikan
imbalan oleh CHRISTIN CLARITA

12.Nama : RUGUN ASTRID

Lahir di Jambi, Tanggal 17 Oktober 1961, 57 Tahun, Jenis Kelamin Perempuan,


Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Kelapa Serpong No 123 Kelurahan
Tanjung kArang Kecamatan Pulo, Jakarta Barat, Agama Islam, bekerja sebagai
anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana ekonomi.

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

 Bahwa Benar SAKSI tidak mengetahui PT ADISOEMARTA MEDICALOGY


& PHARMACY Tbk
 Bahwa benar SAKSI mengikuti rapt DPR RI pada tanggal 29 Januari
2015 di Gedung DPR
 Bahwa benar SAKSI sepakat untuk disahkannya realokasi anggaran
Kementerian Kesehatan
 Bahwa benar SAKSI dijanjikan imbalan oleh CHRISTIN CLARITA
 Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui siapa saja anggota yang diberikan
15
imbalan oleh CHRISTIN CLARITA

13.Nama : YOSEPHINE FRESCA

Lahir di Batam, Tanggal 09 Oktober 1961, 57 Tahun, Jenis Kelamin perempuan,


Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Kelapa Sawit No 123 Kelurahan
Radio Tengah Kecamatan Pulo Jakarta Selatan, Agama Islam, bekerja sebagai
anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana Hukum.

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

 Bahwa Benar SAKSI tidak mengetahui PT ADISOEMARTA MEDICALOGY


& PHARMACY Tbk
 Bahwa benar SAKSI mengikuti rapt DPR RI pada tanggal 29 Januari
2015 di Gedung DPR
 Bahwa benar SAKSI sepakat untuk disahkannya realokasi anggaran
Kementerian Kesehatan
 Bahwa benar SAKSI dijanjikan imbalan oleh CHRISTIN CLARITA
 Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui siapa saja anggota yang diberikan
imbalan oleh CHRISTIN CLARITA

14.Nama : REZHA DWI

Lahir di Bangka Belitung, Tanggal 19 Januari 1959, 49 Tahun, Jenis Kelamin


laki laki, Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Tanjung Karang No 103
kelurahan Radio tengah Kecamatan Janda, Jakarta Pusat, Agama Islam, bekerja
sebagai anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana Teknik.

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

 Bahwa Benar SAKSI tidak mengetahui PT ADISOEMARTA MEDICALOGY


& PHARMACY Tbk
 Bahwa benar SAKSI mengikuti rapt DPR RI pada tanggal 29 Januari
2015 di Gedung DPR
 Bahwa benar SAKSI sepakat untuk disahkannya realokasi anggaran
Kementerian Kesehatan
 Bahwa benar SAKSI dijanjikan imbalan oleh CHRISTIN CLARITA
16
 Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui siapa saja anggota yang diberikan
imbalan oleh CHRISTIN CLARITA

15.Nama : NADIA YOVANKASARI

lahir di Sukabumi, Tanggal 21 Maret 1970, 47 Tahun, Jenis Kelamin


Perempuan, Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Crystal Puri Mansion
Nomor 20 Kelurahan Cengkareng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat,
Agama Konghucu, bekerja sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
Pendidikan Terakhir (S-3).
Menerangkan Bahwa :

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan

 Bahwa benar SAKSI merupakan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


berdasarkan surat pengangkatan nomor xx.

 Bahwa benar SAKSI mengenal TERSANGKA.

 Bahwa benar pada tanggal 13 Januari 2015, SAKSI menghadiri Rapat


Kerja Komisi IX DPR RI bertempat di Gedung DPR RI, Jalan Jenderal
Gatot Subroto, Jakarta Selatan, yang mana membahas pengalokasian
anggaran bagi Kementerian Kesehatan T.A 2015.
 Bahwa benar pada tanggal 20 Januari 2015, SAKSI menghadiri rapat
internal Kementerian Kesehatan bertempat di Gedung Kementerian
Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9, Jakarta Selatan
12950, yang mana membahas pengalokasian anggaran yang
direncanakan Komisi IX DPR RI bagi Kementerian Kesehatan.
 Bahwa benar dalam rapat tersebut, saksi Agnes Beatrice Sihombing,
S.T. mengajukan proposal penambahan anggaran untuk alat kesehatan
dan farmasi T.A 2015 yang mana alat kesehatan dan farmasi tersebut
nantinya akan didistribusikan untuk RSUD – RSUD di berbagai provinsi
terpencil yang tidak memenuhi standar beroperasi.

 Bahwa benar dalam rapat itu pula, saksi Ir. Erlangga mengatakan tidak
adanya anggaran tersisa untuk penambahan alat kesehatan dan
farmasi T.A 2015.

17
 Bahwa benar SAKSI dan saksi Afdhal Ali Satrio, S.K.M. menolak
proposal yang diajukan oleh saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T.
setelah mengetahui penambahan anggaran tersebut terlalu tinggi dari
alokasi anggaran awal.

 Bahwa benar pada tanggal 24 Januari 2015, SAKSI dihubungi oleh


TERSANGKA melalui pesan singkat elektronik dengan maksud untuk
mengadakan pertemuan pada tanggal 25 Januari 2015 bertempat di
Aston Bogor Hotel & Resort, Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor.

 Bahwa benar pada tanggal 25 Januari 2015, SAKSI bersama dengan


saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T. dan saksi Afdhal Ali Satrio, S.K.M.
bertemu dengan TERSANGKA yang diwakili oleh Ir. Erlangga
Adisoemarta bertempat di Aston Bogor Hotel & Resort, Jalan Pahlawan
Nomor 7, Bogor.

 Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, TERSANGKA melalui saksi Ir.


Erlangga Adisoemarta mengusulkan kepada SAKSI dan saksi Afdhal Ali
Satrio, S.K.M. agar menyetujui proposal yang diajukan oleh saksi Agnes
Beatrice Sihombing, S.T. karena tujuan penambahan dana dalam
proposal tersebut untuk membantu daerah terpencil di Indonesia yang
sedang terkena wabah penyakit.

 Bahwa benar dalam pertemuan yang sama TERSANGKA melalui saksi


Ir. Erlangga Adisoemarta Berencana akan mengadakan studi banding
untuk SAKSI, Saksi Afdhal Ali Satrio, S.K.M., dan Saksi Agnes Beatrice
Sihombing, S.T. dalam rangka memberantas wabah penyakit yang
sedang terjadi.

 Bahwa benar SAKSI mendapatkan cek pelawat sejumlah 115 lembar


dengan total nominal Rp 1.500.000.000,- (Satu Miliar Lima Ratus Juta
Rupiah) yang dititipkan pada sekretarisnya di Jakarta dari
TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga Adisoemarta.

 Bahwa benar pada tanggal 26 Januari 2015, SAKSI menghadiri rapat


internal Kementerian Kesehatan bertempat di Gedung Kementerian
Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9, Jakarta Selatan
12950.
18
 Bahwa benar rapat internal kementerian kesehatan tersebut
membahas kembali mengenai rencana pengalokasian anggaran bagi
Kementerian Kesehatan T.A 2015. Dalam rapat tersebut, proposal
penambahan anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi T.A 2015
disetujui oleh seluruh Pejabat Internal Kementerian Kesehatan.

 Bahwa benar pada tanggal 30 Januari 2015, SAKSI membentuk tim


pengadaan barang/jasa untuk memilih penyedia alat kesehatan dan
farmasi T.A 2015.

 Bahwa benar SAKSI sebagai Pengguna Anggaran (PA) menunjuk saksi


Agnes Beatrice Sihombing, S.T. sebagai Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) berdasarkan surat pengangkatan xxx.

16.Nama : NAVANYA ADISOEMARTA

Lahir di Jakarta, Tanggal 19 September 1965, 52 Tahun, Jenis Kelamin laki laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Pondol Merah No 43 Kelurahan
Gandaria Utara Kecamartan Petir Jakarta Timur, Agama Islam, bekerja sebagai
anggota Komisi IX DPR RI, Pendidikan Terakhir Sarjana ekonomi.

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan

 Bahwa benar SAKSI Merupakan ketua Partai Keadilan Nasional dan


selaku pemegang saham di PT ADISOEMARTA MEDICALOGY &
PHARMACY Tbk sebanyak 33,5%

 Bahwa Benar SAKSI mengadakan rapat di Hotel Mulia Jakarta yang


dihadiri oleh direksi PT ADISOEMARTA MEDICALOGY & PHARMACY
Tbk

 Bahwa Benar SAKSI menjelaskan bahwa pada rapat tersebut sedang


membahas tentang Pengadaan Alat Kesehatan dan Famasi

 Bahwa Benar SAKSI menghadiri rapat Pemegang Saham PT


ADISOEMARTA MEDICALOGY & PHARMACY Tbk pada tanggal 2
Februari 2015

19
17. NAMA : DIAN SHABRINA

Lahir di Jakarta, Tanggal 16 Januari 1972, 45 Tahun, Jenis Kelamin Perempuan,


Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Pondok Indah Boulevard 4 Nomor
35, Kelurahan Gandaria, Kecamatan Joglo, Jakarta Selatan, Agama Islam,
bekerja sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Pendidikan Terakhir Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Menerangkan Bahwa :

● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan

● Bahwa benar SAKSI merupakan Sekretaris Jenderal Kementerian


Kesehatan berdasarkan surat pengangkatan nomor xx.

● Bahwa benar pada tanggal 13 Januari 2015, SAKSI menghadiri Rapat


Kerja Komisi IX DPR RI bertempat di Gedung DPR RI, Jalan Jenderal
Gatot Subroto, Jakarta Selatan, yang mana membahas pengalokasian
anggaran bagi Kementerian Kesehatan T.A 2015.
● Bahwa benar pada tanggal 21Januari 2015, SAKSI menghadiri rapat
internal Kementerian Kesehatan bertempat di Gedung Kementerian
Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9, Jakarta Selatan
12950, yang mana membahas pengalokasian anggaran yang
direncanakan Komisi IX DPR RI bagi Kementerian Kesehatan.
● Bahwa benar dalam rapat tersebut, saksi Agnes mengajukan proposal
penambahan anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi T.A 2015
yang mana alat kesehatan dan farmasi tersebut nantinya akan
didistribusikan untuk RSUD – RSUD di berbagai provinsi terpencil yang
tidak memenuhi standar beroperasi. Dalam rapat itu pula, saksi Ir.
Erlangga mengatakan tidak adanya anggaran tersisa untuk
penambahan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015.

● Bahwa benar saksi Nadia dan saksi Afdhal menolak proposal yang
diajukan oleh saksi Agnes setelah mengetahui penambahan anggaran
tersebut terlalu tinggi dari alokasi anggaran awal.

● Bahwa benar pada tanggal 22 Januari 2015, SAKSI menghadiri rapat


internal Kementerian Kesehatan bertempat di Gedung Kementerian
Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9, Jakarta Selatan
12950, yang mana membahas kembali mengenai rencana
20
pengalokasian anggaran bagi Kementerian Kesehatan T.A 2015. Dalam
rapat tersebut, proposal penambahan anggaran untuk alat kesehatan
dan farmasi T.A 2015 disetujui oleh seluruh Pejabat Internal
Kementerian Kesehatan.

 Bahwa perubahan keputusan tersebut dikarenakan saksi Navanya


mengatakan kebutuhan akan alat-alat kesehatan dalam kegiatan
operasional RSUD.
 Bahwa benar pada tanggal 23 Januari 2015 pukul 14.00 WIB SAKSI
diberikan instruksi oleh Saksi Nadia Yovankasari melalui SMS untuk
menghubungi Christin Claita melalui E-mail
 Bahwa benar sesuai instruksi Saksi Nadia Yovankasari, Saksi
mengirimkan E-mail yang berisi tentang permintaan Saksi Nadia
Yovankasari untuk menyampaikan kepada Ketua Komisi IX agar
mempengaruhi Ketua Kelompok Fraksi Komisi IX DPR RI agar
menyetujui proposal mengenai realokasi anggaran untuk alat
kesehatan dan farmasi dari Kementrian Kesehatan T.A 2015
 Bahwa benar dalam E-mail yang ditulis oleh SAKSI atas instruksi Nadia
Yovankasari, SAKSI menuliskan bahwa TERSANGKA akan memberikan
imbalan bagi seluruh pihak yang menyetujui realokasi anggaran
tersebut

18. NAMA : AFDHAL ALI SATRIO


Lahir di Jakarta, Tanggal 16 Juni 1970, 47 Tahun, Jenis Kelamin Laki-Laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Boulevard Red Garden Nomor 20
Kelurahan Tambora, Kecamatan Tanjung Semangka, Jakarta Barat, Agama
islam, bekerja sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan, Pendidikan
Terakhir Magister Kesehatan Masyarakat.
Menerangkan Bahwa :

● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
● Bahwa benar SAKSI merupakan Inspektur Jenderal Kementerian
Kesehatan berdasarkan surat pengangkatan Nomor xx.
● Bahwa benar SAKSI mengenal TERSANGKA.

● Bahwa benar pada tanggal 20 Januari 2015, SAKSI menghadiri rapat


internal Kementerian Kesehatan bertempat di Gedung Kementerian

21
Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9, Jakarta Selatan
12950, yang mana membahas pengalokasian anggaran yang
direncanakan Komisi IX DPR RI bagi Kementerian Kesehatan.
● Bahwa benar dalam rapat tersebut, SAKSI mengajukan proposal
penambahan anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi T.A 2015
yang mana alat kesehatan dan farmasi tersebut nantinya akan
didistribusikan untuk RSUD-RSUD di berbagai provinsi terpencil yang
tidak memenuhi standar beroperasi. Dalam rapat itu pula, saksi Ir.
Erlangga mengatakan tidak adanya anggaran tersisa untuk
penambahan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015.

● Bahwa benar saksi Nadia Yovanka dan SAKSI menolak proposal yang
diajukan oleh saksi Agnes setelah mengetahui penambahan anggaran
tersebut terlalu tinggi dari alokasi anggaran awal.

● Bahwa benar pada tanggal 20 Januari 2015, SAKSI dihubungi oleh Saksi
Ir. Erlangga Adisoemarta melalui SMS dengan maksud untuk
mengadakan pertemuan pada tanggal 21 Januari 2015 bertempat di
Aston Bogor Hotel & Resort, Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor.

● Bahwa benar pada tanggal 21 Januari 2015, SAKSI bersama dengan


saksi Nadia dan saksi Agnes Beatrice Sihombing bertemu dengan
TERSANGKA yang diwakili oleh Ir. Erlangga bertempat di Aston Bogor
Hotel & Resort, Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor. Dalam pertemuan
tersebut, TERSANGKA meminta bantuan kepada saksi Nadia
Yovankasari dan SAKSI agar mau menyetujui proposal yang diajukan
oleh saksi Agnes Beatrice Sihombing pada rapat internal selanjutnya
dan menekankan kepada seluruh pejabat internal bahwa pentingnya
untuk memenuhi urgensi tersebut.

● Bahwa benar pada pertemuan yang sama, TERSANGKA juga


menyampaikan niatnya untuk menjadi penyedia alat kesehatan dan
farmasi T.A 2015 dan meminta saksi Nadia Yovanksari agar saksi
Agnes Beatrice Sihombing dijadikan Kuasa Pengguna Anggaran.

● Bahwa benar TERSANGKA menjanjikan imbalan kepada SAKSI, saksi


Agnes Beatrice Sihombing , dan Saksi Nadia Yovankasari apabila
menyetujui realokasi anggaran untuk penambahan alat kesehatan dan
farmasi yang telah diusulkan oleh Agnes Beatrice Sihombing pada
rapat internal Kementrian Kesehatan serta apabila TERSANGKA
22
berhasil menjadi penyedia alat kesehatan dan farmasi T.A 2015.

● Bahwa benar Saksi menyepakati hal tersebut

● Bahwa benar TERSANGKA memberikan cek pelawat kepada SAKSI,


saksi Agnes Beatrice Sihombing, dan saksi Nadia Yovankasari masing-
masing sejumlah 115 lembar dengan total nominal Rp 1.500.000.000,-
(Satu Miliar Lima Ratus Juta Rupiah) yang dititipkan pada masing-
masing sekretarisnya di Jakarta sebagai imbalan awal.

● Bahwa benar SAKSI menginstruksikan saksi Valensya selaku sekretaris


pribadi SAKSI untuk mengambil kiriman yang akan diberikan langsung
oleh supir pribadi saksi Ir. Erlangga di Cafe Lime, Jalan Gatot Subroto
Nomor 9, Jakarta Pusat.

 Bahwa benar pada tanggal 22 Januari 2015 Saksi Nadia Yovankasari


mengadakan Rapat Internal Kementrian Kesehatan yang membahas
tentang urgensi penambahan alat kesehatan dan farmasi untuk 5
(lima) Provinsi terpencil di Indonesia yang terkena wabah
 Bahwa benar pada Rapat Internal Kementrian Kesehatan para pejabat
internal menyetujui penambahan jumlah alat kesehatan dan farmasi
yang diusulkan oleh Agnes Beatrice Sihombing

19. NAMA : AGNES BEATRICE SIHOMBING

lahir di Jakarta, tanggal 16 Juni 1975, 42 Tahun, Jenis Kelamin Perempuan,


Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Pantai Indah Kapok 5 Nomor 20,
Kelurahan Muara Baru, Kecamatan Pluit, Jakarta Utara, Agama Islam, bekerja
sebagai Direktur Jenderal Alat Kesehatan dan Kefarmasian Kementerian
Kesehatan, Pendidikan Terakhir Sarjana Kesehatan Masyarakat.

● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani


maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

● Bahwa benar SAKSI merupakan Direktur Jenderal Alat Kesehatan dan


Kefarmasian Kementerian Kesehatan berdasarkan surat
pengangkatan nomor xx.

● Bahwa benar SAKSI merupakan Kuasa Pengguna Anggaran


(selanjunya disebut KPA) pada proyek pengadaan alat kesehatan dan
23
farmasi T.A 2015 berdasarkan surat penunjukkan Nomor xx.

● Bahwa benar SAKSI mengenal yang mewakili TERSANGKA.

● Bahwa benar pada tanggal 18 Januari 2015, SAKSI dihubungi oleh


saksi Ir. Erlangga Adisoemarta melalui WA dengan maksud untuk
mengadakan pertemuan pada tanggal 19 Januari 2015 bertempat di
Gemini Cafe, Jalan Rancabentang Nomor 51, Jakarta Utara.
● Bahwa benar pada tanggal 19 Januari 2015, SAKSI bertemu dengan Ir.
Erlangga Adisoemarta bertempat di Gemini Cafe, Jalan Rancabentang
Nomor 51, Jakarta Utara. Dalam pertemuan tersebut, hadir pula
TERSANGKA yang diwakili oleh saksi dr. Junifar.
● Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, TERSANGKA
memberitahukan maksudnya kepada SAKSI, untuk mengajukan
usulan penambahan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015 serta
rencananya untuk menjadikan SAKSI sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran pada proyek pengadaannya.

● Bahwa benar SAKSI diberikan list alat-alat kesehatan dan farmasi


beserta harganya. Dalam hal ini, saksi Junifar menjanjikan cek pelawat
sebesar Rp 1.500.000.000,- (Satu Miliar Lima Ratus Juta Rupiah)
kepada SAKSI apabila SAKSI mau mengajukan proposal penambahan
anggaran sesuai dengan list yang diberikan.

● Bahwa benar pada tanggal 20 Januari 2015, SAKSI menghadiri rapat


internal Kementerian Kesehatan bertempat di Gedung Kementerian
Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9, Jakarta
Selatan 12950, yang mana membahas pengalokasian anggaran yang
direncanakan Komisi IX DPR RI bagi Kementerian Kesehatan.
● Bahwa benar dalam rapat tersebut, SAKSI mengajukan proposal
penambahan anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi T.A 2015
yang mana alat kesehatan dan farmasi tersebut nantinya akan
didistribusikan untuk RSUD-RSUD di berbagai provinsi terpencil yang
tidak memenuhi standar beroperasi. Dalam rapat itu pula, saksi Ir.
Erlangga mengatakan tidak adanya anggaran tersisa untuk
penambahan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015.

● Bahwa benar saksi Nadia Yovanka dan saksi Afdhal menolak proposal
yang diajukan oleh SAKSI setelah mengetahui penambahan anggaran
tersebut terlalu tinggi dari alokasi anggaran awal.
24
● Bahwa benar pada tanggal 20 Januari 2015, SAKSI dihubungi oleh
TERSANGKA melalui SMS dengan maksud untuk mengadakan
pertemuan pada tanggal 25 Januari 2015 bertempat di Aston Bogor
Hotel & Resort, Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor.
● Bahwa benar pada tanggal 21 Januari 2015, SAKSI bersama dengan
saksi Nadia dan saksi Afdhal bertemu dengan TERSANGKA yang
diwakili oleh Ir. Erlangga bertempat di Aston Bogor Hotel & Resort,
Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor. Dalam pertemuan tersebut,
TERSANGKA meminta bantuan kepada saksi Nadia dan saksi Afdhal
agar mau menyetujui proposal yang diajukan oleh SAKSI pada rapat
internal selanjutnya dan menekankan kepada seluruh pejabat internal
bahwa pentingnya untuk memenuhi urgensi tersebut.
● Bahwa benar pada pertemuan yang sama, TERSANGKA juga
menyampaikan niatnya untuk menjadi penyedia alat kesehatan dan
farmasi T.A 2015 dan meminta saksi Nadia agar SAKSI dijadikan
Kuasa Pengguna Anggaran.
● Bahwa benar TERSANGKA menjanjikan imbalan kepada SAKSI, saksi
Afdhal, dan Saksi Nadia apabila adanya penambahan anggaran untuk
alat kesehatan dan farmasi serta apabila TERSANGKA berhasil
menjadi penyedia alat kesehatan dan farmasi T.A 2015. Di akhir
pertemuan, ketiganya menyanggupi hal tersebut.
● Bahwa benar TERSANGKA memberikan cek pelawat kepada SAKSI,
saksi Afdhal, dan saksi Nadia masing-masing sejumlah 115 lembar
dengan total nominal Rp 1.500.000.000,- (Satu Miliar Lima Ratus Juta
Rupiah) yang dititipkan pada masing-masing sekretarisnya di Jakarta
sebagai imbalan awal.
● Bahwa benar SAKSI menginstruksikan saksi Nick Sanjaya selaku
sekretarisnya untuk mengambil kiriman yang akan diberikan
langsung oleh supir pribadi saksi Ir. Erlangga di Cafe Lime, Jalan Gatot
Subroto Nomor 9, Jakarta Pusat.
● Bahwa benar pada tanggal 22 Januari 2015 Saksi Nadia Yovankasari
mengadakan Rapat Internal Kementrian Kesehatan
● Bahwa benar dalam Rapat Internal Kementrian Kesehatan pada
tanggal 22 Januari 2015 Saksi Nadia Yovankasari menyampaikan
kepada seluruh pejabat internal kementrian kesehatan tentang
urgensi penambahan anggaran pada propsal untuk pembelanjaan alat
kesehatan dan farmasi yaitu dikarenakan adanya wabah penyakit
● Bahwa benar proposal tersebut disetujui oleh pejabat internal
25
Kementrian Kesehatan

● Bahwa benar pada tanggal 3 Februari 2015 pukul 10.00 WIB,


TERSANGKA mengirimkan SMS supaya SAKSI dapat menemuinya di
Super Royale Golf Club, Jalan Raya Halim Tiga, Jakarta Timur pukul
13.00 WIB. Dalam SMS tersebut, TERSANGKA juga meminta kepada
saksi SAKSI untuk mengundang David Monang Trinata, S.E., selaku
PPK pada proyek pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015.

● Bahwa benar pada tanggal 3 Februari 2015 pukul 13.00 WIB, SAKSI
bersama dengan saksi David Monang Trinata bertemu dengan saksi
Roy Fahmi di Super Royale Golf Club, Jalan Raya Halim Tiga, Jakarta
Timur.

● Bahwa benar saksi Roy Fahmi meminta saksi David agar tidak
melakukan survey pasar dan meminta pula supaya mengarahkan
spesifikasi teknis alat kesehatan dan farmasi yang dibutuhkan oleh
Kementerian Kesehatan pada produk milik TERSANGKA.

● Bahwa benar pada pertemuan yang sama, saksi Roy Fahmi


menyampaikan juga tentang PT Asiakawann yang akan mengikuti
pelelangan tersebut dengan maksud untuk menyamarkan kecurangan
yang dilakukan oleh TERSANGKA. Dalam hal ini, TERSANGKA akan
mengatur agar PT Asiakwann memiliki spesifikasi yang sama dengan
TERSANGKA namun dengan harga yang lebih tinggi dari penawaran
TERSANGKA. Untuk itu, saksi David Monang Trinata, S.T., harus
memastikan peserta lelang yang lolos pada evaluasi pertama
mengenai spesifikasi teknis hanyalah TERSANGKA DAN PT
Asiakwann. Hal ini dilakukan agar pada evaluasi terakhir mengenai
harga, TERSANGKA dapat dipastikan terpilih sebagai pemenang
proyek.

● Bahwa benar untuk hal tersebut, saksi David Monang diberi imbalan
dalam bentuk cek senilai Rp 500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah).

● Bahwa benar pada tanggal 21 Maret 2015, SAKSI bersama saksi David
Monang membantu TERSANGKA menyusun dokumen lelang
TERSANGKA dan PT Asiakwann bertempat di kediaman Ir. Erlangga,
Perumahan Kemang Pratama, Bekasi.

● Bahwa benar SAKSI mengirimkan surat penjelasan kepada PT Yabes


26
Assenav yang pada pokoknya mengatakan bahwa proses pelelangan
telah sesuai dengan prosedur pengadaan.

20.NAMA : JONATHAN PURBA

Lahir di Bali, Tanggal 23 Juni 1980, 37 Tahun, Jenis Kelamin Laki-laki,


Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Layangan Nomor 2, Kelurahan
Cepokok, Kecamatan Pademangan, Jakarta Barat, Agama Kristen, bekerja
sebagai Sekretaris Pribadi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K).,
Pendidikan Terakhir Diploma Ahli Madya Administrasi Perkantoran dan
Sekretaris.

Menerangkan Bahwa :

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani


maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

 Bahwa benar SAKSI merupakan Sekretaris Pribadi saksi Dr. Nadia.

 Bahwa benar pada tanggal 25 Januari 2015 pukul 16.00 WIB, SAKSI
berada di Cafe Lime, Jalan Gatot Subroto Nomor 9, Jakarta Pusat. Di
Cafe tersebut, SAKSI diberikan instruksi oleh saksi Nadia untuk
menunggu saksi Agus Wirawan.

 Bahwa benar pada pukul 18:00, saksi Agus Wirawan memperkenalkan


dirinya dan menitipkan tas berwarna hitam kepada SAKSI.

 Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui isi tas yang diberikan oleh saksi
Agus Wirawan, dan juga tidak mengetahui untuk apa tas tersebut
diambil.

 Bahwa benar pada pukul 20:00, SAKSI menjemput saksi Prof. Dr. dr.
Nadia Yovankasari, Sp.M (K) dan memberikan tas berwarna hitam
tersebut kepada saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K).

21.NAMA : AGUS WIRAWAN

27
Lahir di Semarang, Tanggal 26 September 1977, 45 Tahun, Jenis Kelamin Laki-
laki, Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Radin Singgah Nomor 4,
Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Semarang, Agama Kristen,
bekerja sebagai supir Ir. Erlangga, Pendidikan Terakhir Sekolah Menengah
Atas.
Menerangkan Bahwa :

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani


maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

 Bahwa benar pada tanggal 25 Januari 2015 pukul 14.00 WIB, SAKSI
mendapatkan perintah dari saksi Jon Siri, S.E., untuk mengambil tiga
buah tas berwarna hitam di kantor cabang TERSANGKA bertempat di
Jalan Cilandak Nomor 98, Jakarta selatan.
 Bahwa benar saksi Jon Siri memberikan 3 tas berwarna hitam kepada
SAKSI dengan perintah supaya SAKSI mengantarkan 3 (tiga) tas
tersebut kepada 3 (tiga) orang yang telah menunggu di Cafe Lime,
Jalan Gatot Subroto Nomor 9, Jakarta Pusat
 Bahwa benar pada pukul 18:00 WIB bertempat di Cafe Lime, Jalan
Gatot Subroto Nomor 9, Jakarta Pusat, SAKSI menemui saksi Jonathan
Purba, A.Md. APS., selaku sekretaris pribadi Prof. Dr. dr. Nadia
Yovankasari, Sp.M (K), saksi Valensya, A.Md. APS., selaku sekretaris
pribadi Afdhal Ali Satrio, S.T., dan saksi Nick Sanjaya, A.Md. APS.
Selaku sekretaris pribadi Agnes dan menyerahkan ketiga tas hitam
tersebut.
 Bahwa benar saksi tidak mengetahui isi tas tersebut.

22. NAMA : NICK SANJAYA


Lahir di Jakarta, Tanggal 16 Januari 1976, Jenis Kelamin Laki-laki, Kebangsaan
Indonesia, beralamat di Jalan Bubulak Nomor 24, Kelurahan Cepokok,
Kecamatan Banyumanik, Jakarta Barat, Agama Katolik, bekerja sebagai
Sekretaris Pribadi saksi Agnes, Pendidikan Terakhir Diploma Ahli Madya
Administrasi Perkantoran dan Sekretaris.
Menerangkan Bahwa :

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani


maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan.

28
 Bahwa benar SAKSI merupakan Sekretaris Pribadi saksi Dr. Nadia.

 Bahwa benar pada tanggal 25 Januari 2015 pukul 16.00 WIB, SAKSI
berada di Cafe Lime, Jalan Gatot Subroto Nomor 9, Jakarta Pusat. Di
Cafe tersebut, SAKSI diberikan instruksi oleh saksi Agnes untuk
menunggu saksi Agus Wirawan.

 Bahwa benar pada pukul 18:00, saksi Agus Wirawan memperkenalkan


dirinya dan menitipkan tas berwarna hitam kepada SAKSI.

 Bahwa benar SAKSI tidak mengetahui isi tas yang diberikan oleh saksi
Agus Wirawan.

 Bahwa benar saksi menyerahkan tas hitam tersebut kepada saksi


Agnes.

23.NAMA : WANDA DWIYANI

Lahir di Jakarta, Tanggal 14 Februari 1987, 30 Tahun, Jenis Kelamin


Perempuan, Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Kebon Duren Nomor 12,
Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Semarang, Agama Islam,
Bekerja sebagai Sekretaris Pribadi dr. Junifar Ridwan Pratama Mph, Pendidikan
Terakhir Sarjana Ekonomi.

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani


maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan
 Bahwa benar SAKSI merupakan Sekretaris Pribadi dr. Junifar Ridwan
Pratama Mph.
 Bahwa benar SAKSI mengenal TERSANGKA.
 Bahwa benar SAKSI bersama dengan saksi Desy diperintahkan oleh
saksi Junifar untuk memberikan 2 (dua) tas hitam kepada saksi Agung
Sihombing.
 Bahwa benar dalam hal ini, SAKSI bersama dengan saksi Desy
diperintahkan untuk memberikan tas tersebut di Corral Hotel, Jalan
Pratista Nomor 5, Batam.
 Bahwa benar SAKSI bersama dengan saksi Desy Efrianti berada di
Bandara Hang Nadim, Batam untuk menjemput saksi Agung
Sihombing

29
 Bahwa benar SAKSI dan saksi Desy Afrianti bersama dengan saksi
Agung Sihombing check in di Corall Hotel, Jalan Pratista Nomor 5,
Batam kamar 313.

24. NAMA : ERLANGGA ADISOEMARTA


Lahir di Jakarta, tanggal 14 Februari 1973, 44 Tahun, Jenis Kelamin Laki-Laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Serenade Lake Nomor 20 Kelurahan
Muara Karang, Kecamatan Pluit, Jakarta Utara, Agama Islam, bekerja sebagai
Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan, Pendidikan Terakhir
Magister Teknik.
Menerangkan Bahwa :

● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani


maupun rohani dan siap untuk memberikan keterangan dalam
pemeriksaan.
● Bahwa benar SAKSI merupakan pemegang saham TERSANGKA
dengan komposisi saham sebesar 33,5%
● Bahwa benar SAKSI merupakan Biro Perencanaan dan Anggaran
Kementerian Kesehatan berdasarkan surat pengangkatan nomor xx.
● Bahwa benar SAKSI mengenal TERSANGKA.
● Bahwa benar pada tanggal 13 Januari 2015, SAKSI menghadiri Rapat
Kerja Komisi IX DPR RI bertempat di Gedung DPR RI, Jalan Jenderal
Gatot Subroto, Jakarta Selatan, yang mana membahas pengalokasian
anggaran bagi Kementerian Kesehatan T.A 2015.
● Bahwa benar pada tanggal 14 Januari 2015, SAKSI menghadiri
pertemuan dengan jajaran direksi dan para pemegang saham
TERSANGKA, yaitu saksi Navanya Adisoemarta S.E., M.M., saksi dr.
Junifar Ridwan Pratama, M.P.H., saksi Roy Fahmi, S.E., saksi Jon Siri,
S.E., dan saksi Ir. Abian Fadullulah yang diadakan di Hotel Mulia, Jalan
Asia Afrika, Jakarta Pusat.
● Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, saksi Navanya Adisoemarta
S.E., M.M. memberitahu perlunya mengisi kekurangan kas partai
setelah mengikuti Pemilihan Umum tahun 2014 demi terjaganya
stabilitas perekonomian partai. Dalam hal ini, SAKSI mengusulkan
agar TERSANGKA menjadi penyedia alat kesehatan dan farmasi
Kementerian Kesehatan T.A 2015.
● Bahwa benar pada akhir tahun 2014 telah terjadi wabah penyakit xx
30
yang menyerang ibu dan anak di beberapa provinsi terpencil di
Indonesia. Sehingga, SAKSI akan mengusahakan penambahan dana
untuk pengadaan alat kesehatan dan farmasi pada rapat internal
kementerian kesehatan yang akan datang. Hal tersebut sekaligus
dapat mengoptimalkan keuntungan yang akan didapat dari
pengadaan alat kesehatan dan farmasi oleh kementerian kesehatan,
yang lalu digunakan untuk mengisi kekosongan kas partai.
● Bahwa benar pada tanggal 15 Januari 2015, SAKSI mengadakan rapat
internal Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan
bertempat di Gedung Kementerian Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said
Blok X 5 Kavling 4-9, Jakarta Selatan 12950.
● Bahwa benar dalam rapat tersebut, Biro Perencanaan dan Anggaran
Kementerian Kesehatan sepakat untuk menambah jumlah alat
kesehatan dan farmasi untuk RSUD-RSUD di 5 provinsi terpencil di
Indonesia dikarenakan adanya wabah penyakit yang menyerang ibu
dan anak di tempat tersebut.
● Bahwa benar pada tanggal 19 Januari 2015, SAKSI mengadakan
pertemuan dengan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T. bertempat di
Gemini Cafe, Jalan Rancabentang Nomor 51, Jakarta Utara. Dalam
pertemuan tersebut, hadir pula TERSANGKA yang diwakili oleh dr.
Junifar Ridwan Pratama, M.P.H.
● Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, TERSANGKA berdiskusi
dengan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T., mengenai wabah
penyakit yang menyerang ibu dan anak pada akhir tahun 2014 dan
mengusulkan adanya penambahan anggaran untuk pengadaan alat
kesehatan dan farmasi T.A 2015.
● Bahwa benar pada tanggal 20 Januari 2015, SAKSI menghadiri rapat
internal Kementerian Kesehatan bertempat di Gedung Kementerian
Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9, Jakarta
Selatan 12950.
● Bahwa benar rapat internal Kementerian Kesehatan tersebut
membahas pengalokasian anggaran yang direncanakan Komisi IX
DPR RI bagi Kementerian Kesehatan.
● Bahwa benar dalam rapat tersebut, saksi Agnes Beatrice Sihombing,
S.T., mengajukan proposal penambahan anggaran untuk alat
kesehatan dan farmasi T.A 2015 yang mana alat kesehatan dan
farmasi tersebut nantinya akan didistribusikan untuk RSUD – RSUD

31
di berbagai provinsi terpencil yang terkena wabah penyakit.

● Bahwa benar dalam rapat SAKSI mengatakan tidak adanya anggaran


tersisa untuk penambahan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015.

● Bahwa benar saksi dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) dan saksi Afdhal
Ali Satrio, S.K.M. menolak proposal yang diajukan oleh saksi Agnes
Beatrice Sihombing, S.T. setelah mengetahui penambahan anggaran
tersebut terlalu tinggi dari alokasi anggaran awal yang mana hal
tersebut pasti tidak disetujui oleh DPR RI.

● Bahwa benar pada tanggal yang sama pukul 14:00 WIB, SAKSI
menghubungi saksi Christin Clarita selaku anggota Partai Keadilan
Nasional melalui whatsapp (selanjutnya disebut WA) dengan pesan
agar saksi Christin Clarita mengisi kas Partai Keadilan Nasional
menggunakan uang sebesar Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

● Bahwa benar pada tanggal 25 Januari 2015, SAKSI mengadakan


pertemuan dengan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T., saksi dr.
Nadia Yovankasari, Sp.M (K) dan saksi Afdhal Ali Satrio, S.K.M.
bertempat di Aston Bogor Hotel & Resort, Jalan Pahlawan Nomor 7,
Bogor.
● Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, SAKSI mengusulkan kepada
saksi dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) dan saksi Afdhal Ali Satrio,
S.K.M. agar menyetujui proposal yang diajukan oleh saksi Agnes
Beatrice Sihombing, S.T. karena tujuan penambahan dana dalam
proposal tersebut untuk membantu daerah terpencil di Indonesia
yang sedang terkena wabah penyakit.
● Bahwa benar dalam pertemuan yang sama SAKSI berencana akan
mengadakan studi banding untuk saksi Agnes Beatrice Sihombing,
S.T., saksi Afdhal Ali Satrio, S.K.M., dan saksi dr. Nadia Yovankasari,
Sp.M (K) dalam rangka memberantas wabah penyakit yang sedang
terjadi.
● Bahwa benar SAKSI melalui supir pribadinya yaitu saksi Agus
Wirawan, memberikan cek pelawat kepada saksi Agnes Beatrice
Sihombing, S.T., saksi Afdhal Ali Satrio, S.K.M., dan aksi dr. Nadia
Yovankasari, Sp.M (K) masing-masing sejumlah 115 lembar dengan
total nominal Rp 1.500.000.000,- (Satu Miliar Lima Ratus Juta
Rupiah) yang dititipkan pada masing-masing sekretarisnya di Jakarta

32
sebagai imbalan awal.
● Bahwa benar pada tanggal 26 Januari 2015, SAKSI menghadiri rapat
internal Kementerian Kesehatan bertempat di Gedung Kementerian
Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9, Jakarta
Selatan 12950.

● Bahwa benar rapat internal Kementerian Kesehatan tersebut


membahas kembali mengenai rencana pengalokasian anggaran bagi
Kementerian Kesehatan T.A 2015. Dalam rapat tersebut, proposal
penambahan anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi T.A 2015
disetujui oleh seluruh Pejabat Internal Kementerian Kesehatan.

● Bahwa benar pada tanggal 2 Februari 2015 terjadi RUPS yang


dihadiri oleh SAKSI bersama dengan saksi, dr. Junifar Ridwan
Pratama, M.P.H., saksi Roy Fahmi, S.E., saksi Jon Siri, S.E., saksi
Navanya Adisoemarta S.E., M.M., dan saksi Ir. Abian Fadullulah serta
beberapa pemegang saham yang lain.

● Bahwa benar dalam RUPS tersebut, saksi dr. Junifar Ridwan Pratama,
M.P.H. mengusulkan berbagai macam strategi agar dapat
memenangkan proyek pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A
2015 yang mana disetujui pada akhir RUPS.

● Bahwa benar TERSANGKA melalui saksi dr. Junifar Ridwan Pratama,


M.P.H. menginstruksikan SAKSI untuk bertemu dengan saksi David
Monang Trinata, S.T. Dalam hal ini, saksi meminta bantuan saksi Roy
Fahmi, S.E. untuk bertemu saksi David Monang Trinata, S.T. Lalu,
meminta bantuan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T. untuk
mempertemukan saksi David Monang Trinata, S.T. dengan SAKSI dan
saksi Roy Fahmi, S.E.

● Bahwa benar saksi melakukan pertemuan pada tanggal 3 Februari


2015 pukul 13.00 WIB, antara saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T.,
saksi Ir. Erlangga Adisoemarta, saksi David Monang Trinata, S.T. dan
saksi Roy Fahmi, S.E. di Mecin Cafe, Jalan Onta-Onta Nomor 23,
Jakarta Pusat.

● Bahwa benar dalam pertemuan tersebut TERSANGKA melalui dr.


Junifar Ridwan Pratama, M.P.H. ingin membantu saksi David Monang
Trinata, S.T. dengan memberikan cek sebesar Rp. 500.000.000,- (lima

33
ratus juta rupiah) yang melalui saksi Ir. Erlangga Adisoemarta dan
saksi Roy Fahmi, S.E.

● Bahwa benar cek sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
tersebut digunakan oleh saksi David Monang Trinata, S.T. untuk
membayar biaya pengobatan anak saksi David Monang Trinata, S.T.
yang sedang mengidap penyakit kelainan jantung.

25.NAMA : DESY EFRIANTI

Lahir di Jakarta, Tanggal 23 Juni 1980, 28 Tahun, Jenis Kelamin Perempuan,


Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Anggur Merah Nomor 69, Kelurahan
Bongsari, Kecamatan Semarang Barat, Semarang, Agama Kristen, Bekerja
sebagai Sekretaris Pribadi dr. Junidar, Diploma Ahli Madya Administrasi
Perkantoran dan Sekretaris.
Menerangkan Bahwa :

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani


maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan
 Bahwa benar SAKSI merupakan Sekretaris Pribadi dr. Junifar Ridwan
Pratama Mph.
 Bahwa benar SAKSI mengenal TERSANGKA.
 Bahwa benar SAKSI bersama dengan saksi Wanda diperintahkan oleh
saksi Junifar untuk memberikan 2 (dua) tas hitam kepada saksi
Agung Sihombing.
 Bahwa benar dalam hal ini, SAKSI bersama dengan saksi Wanda
diperintahkan untuk memberikan tas tersebut di Corral Hotel, Jalan
Pratista Nomor 5, Batam.
 Bahwa benar SAKSI bersama dengan saksi Wanda berada di Bandara
Hang Nadim, Batam untuk menjemput saksi Agung Sihombing
 Bahwa benar pada tanggal yang sama SAKSI dan saksi Wanda
bersama dengan saksi Agung Sihombing check in di Corall Hotel, Jalan
Pratista Nomor 5, Batam kamar 313.

26.NAMA : JON SIRI


Lahir di Makassar, Tanggal 2 Juni 1967, 50 Tahun, Jenis Kelamin Laki-laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Bukit Loyal Gading Mansion R7
Nomor 24 Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Pademangan, Jawa Tengah,
Kota Semarang, Agama Katolik, bekerja sebagai Direktur Keuangan
TERSANGKA, Pendidikan Terakhir Magister Ekonomi.
Menerangkan Bahwa :
34
● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani
maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam pemeriksaan
● Bahwa benar SAKSI mengenal yang mewakili TERSANGKA
● Bahwa benar pada tanggal 14 Januari 2015, SAKSI menghadiri
pertemuan dengan jajaran direksi dan para pemegang saham
TERSANGKA, yaitu saksi Navanya, saksi Junifar, saksi Roy Fahmi,
saksi Erlangga, dan saksi Abian yang diadakan di Hotel Mulia, Jalan
Asia Afrika, Jakarta Pusat.
● Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, saksi Navanya membahas
cara untuk mengisi kekurangan kas partai setelah mengikuti
Pemilihan Umum tahun 2014. Dalam hal ini, saksi Ir. Erlangga
mengusulkan agar TERSANGKA menjadi penyedia alat kesehatan dan
farmasi Kementerian Kesehatan T.A 2015.
● Bahwa benar dalam pertemuan yang sama, saksi Ir. Erlangga
mengatakan akan menggunakan wewenangnya sebagai Biro
Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan untuk
menambah anggaran pengadaan alat kesehatan dan farmasi tersebut
sehingga Partai Keadilan Nasional dapat mendapatkan keuntungan
yang optimal melalui TERSANGKA apabila TERSANGKA berhasil
menjadi penyedianya.
 Bahwa benar SAKSI mempersiapkan kartu ATM BOC dengan nomor
rekening 0877768012 atas nama Siti Rukimini yang merupakan
karyawan TERSANGKA dengan saldo Rp 500.000.000,- (lima ratus
juta rupiah) untuk diberikan kepada David Monang.

● Bahwa benar saksi Erlangga meminta SAKSI untuk mencairkan cek


senilai Rp 4.500.000.000,- (Empat Miliar Lima Ratus Juta Rupiah)
dari rekening TERSANGKA dan menukarkannya menjadi cek
pelawat.
● Bahwa benar pada tanggal 25 Januari SAKSI menerima SMS dari
TERSANGKA yang dengan pesan supaya SAKSI menitipkan cek yang
telah disiapkan sebelumnya kepada supir pribadi TERSANGKA.
● Bahwa benar SAKSI bersama dengan saksi dr. Junifar Ridwan
Pratama, Mph., saksi Roy Fahmi, S.E., saksi Ir. Erlangga, S.E., saksi
navanya, dan saksi Abian, serta beberapa pemegang saham
menghadiri RUPS tanggal 2 Februari 2015. Dalam RUPS tersebut,

35
saksi Junifar mengusulkan untuk memberikan imbalan bagi Panitia
Pengadaan agar TERSANGKA menjadi pemenang pada proyek
pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015 yang mana ha
tersebut disetujui pada akhir RUPS.
● Bahwa benar SAKSI diinstruksikan oleh saksi Junifar untuk
mencairkan uang sebesar Rp 2.221.000.000,- (Dua Miliar Dua Ratus
Dua Puluh Satu Juta Rupiah) dari rekening TERSANGKA dan
memintanya untuk menukarkan uang tersebut dalam bentuk Dollar
Amerika. Kemudian saksi Junifar juga memintanya agar uang
tersebut segera diberikan kepada saksi Roy Fahmi.

27. NAMA : ROY FAHMI


Lahir di Jakarta, Tanggal 16 Januari 1977, 40 Tahun, Jenis Kelamin Laki-Laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Mawar Hitam Nomor 43, Kelurahan
Gunungpati, Kecamatan Gilijadi, Kota Semarang, bekerja sebagai Direktur
Pemasaran TERSANGKA, Pendidikan Terakhir Sarjana Ekonomi.

● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani


maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam
pemeriksaan.
● Bahwa benar Saksi merupakan Direktur Pemasaran di PT
Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk yaitu suatu oerusahaan
yang bergerak dalam 3 sektor bisnis yaitu distributor untuk alat
laboratorium, alat kesehatan rumah sakit, serta farmasi
● Bahwa benar SAKSI menjadi Direktur Pemasaran PT Adisoemarta
Medicalogy & Pharmacy Tbk sejak tahun 2010

● Bahwa benar SAKSI mengenal dr. Junifar Ridwan Pratama, M.P.H.,


yang mewakili TERSANGKA dalam pemeriksaan.
● Bahwa benar PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy adalah
perusahaan terbuka sejak tahun 1985

● Bahwa benar pada tanggal 14 Januari 2015, SAKSI menghadiri


pertemuan dengan jajaran direksi dan para pemegang saham
TERSANGKA, saksi Navanya Adisoemarta, saksi Erlangga
Adisoemarta, saksi Junifar Ridwan Pratama, saksi Roy Fahmi, saksi
Jon Siri, dan saksi Abian Fadullulah yang diadakan di Hotel Mulia,
Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat.
● Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, saksi Navanya Adisoemarta

36
membahas cara untuk mengisi kekurangan kas partai setelah
mengikuti Pemilihan Umum tahun 2014. Dalam hal ini, saksi Erlangga
Adisoemarta mengusulkan agar TERSANGKA menjadi penyedia alat
kesehatan dan farmasi Kementerian Kesehatan T.A 2015.
● Bahwa benar dalam pertemuan yang sama, saksi Erlangga
Adisoemarta mengatakan akan menggunakan wewenangnya sebagai
Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan untuk
menambah anggaran pengadaan alat kesehatan dan farmasi tersebut
sehingga Partai Keadilan Nasional dapat mendapatkan keuntungan
yang optimal melalui TERSANGKA apabila TERSANGKA berhasil
menjadi penyedianya.
● Bahwa benar SAKSI bersama dengan saksi Navanya Adisoemarta,
saksi Erlangga Adisoemarta, saksi Junifar Ridwan Pratama, saksi Roy
Fahmi, saksi Jon Siri, dan saksi Abian Fadullulah serta beberapa
pemegang saham menghadiri RUPS tanggal 2 Februari 2015. Dalam
RUPS tersebut, SAKSI mengusulkan untuk memberikan imbalan bagi
Panitia Pengadaan agar TERSANGKA menjadi pemenang pada proyek
pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015 yang mana disetujui
pada akhir RUPS.
● Bahwa benar SAKSI membuat daftar alat-alat kesehatan dan farmasi
yang dijual oleh TERSANGKA beserta harganya yang telah di mark up.
● Bahwa benar SAKSI mengetahui produk yang ditawarkan
TERSANGKA memiliki masa pakai hanya kurang lebih dua tahun, tapi
dalam dokumen penawarannya nanti, TERSANGKA akan
mencantumkan masa pakai tujuh tahun.
● Bahwa benar alat kesehatan yang dipesan TERSANGKA dari Zealzeli
Pharmaceutical Co.Ltd hanya mempunyai masa pakai selama 2 tahun.
● Bahwa benar SAKSI menerima instruksi dari TERSANGKA melalui Ir.
Erlangga untuk menemui saksi Agnes dan saksi David Monang
bertempat di Super Royale Golf Club, Jalan Raya Halim Tiga, Jakarta
Timur pukul 13.00 WIB.
 Bahwa benar sebelum mengadakan pertemuan dengan Agnes
Beatrice Sihombing dan David Monang Trinata, saksi dititipi kartu
ATM BOC dengan nomor rekening 0877768012 atas nama Siti
Rukimini yang merupakan karyawan TERSANGKA beser pinnnya
dengan saldo Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) oleh saksi Jon
Siri.

37
● Bahwa benar pada tanggal 3 Februari 2015 pukul 13.00 WIB, saksi
Agnes bersama dengan saksi David Monang Trinata bertemu dengan
SAKSI di Super Royale Golf Club, Jalan Raya Halim Tiga, Jakarta
Timur.
● Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, SAKSI meminta saksi David
agar tidak melakukan survey pasar dan meminta pula supaya
mengarahkan spesifikasi teknis alat kesehatan dan farmasi yang
dibutuhkan oleh Kementerian Kesehatan pada produk milik
TERSANGKA.
 Bahwa benar Saksi memberikan salinan spesifikasi alat kesehatan
dan farmasi buatan Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd. kepada David
Monang Trinata, S.T., dan menyarankan agar membuat spesifikasi
teknis sesuai dengan spesifikasi alat kesehatan dan farmasi buatan
Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd

● Bahwa benar pada pertemuan yang sama, SAKSI mengetahui PT


Asiakawann yang akan mengikuti pelelangan tersebut untuk
menyamarkan kecurangan yang dilakukan oleh TERSANGKA.
● Bahwa benar SAKSI mengetahui TERSANGKA akan mengatur agar PT
Asiakwann memiliki spesifikasi yang sama dengan TERSANGKA
namun dengan harga yang lebih tinggi dari penawaran TERSANGKA.
 Bahwa benar untuk melakukan hal tersebut, saksi David Monang
diberi imbalan oleh SAKSI yaitu kartu ATM BOC dengan nomor
rekening 0877768012 atas nama Siti Rukimini yang merupakan
karyawan TERSANGKA beser pinnnya dengan saldo Rp 500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah) oleh saksi Jon Siri.

● Bahwa benar SAKSI diberitahukan oleh saksi David bahwa terdapat


tiga perusahaan lain yang berpotensi untuk menjadi pemenang.
● Bahwa benar setelah SAKSI mengetahui hal tersebut, SAKSI
memberitahukannya kepada saksi Junifar. Menanggapi hal tersebut,
saksi Junifar mengatakan akan segera mencarikan uang sebesar
$17.000 (Tujuh Belas Ribu US Dollar) untuk kemudian diberikan
kepada saksi David Monang.
● Bahwa benar SAKSI menerima uang sebesar Rp $17.000 (Tujuh Belas
Ribu US Dollar) dari saksi Jon Siri.
● Bahwa benar pada tanggal 18 Maret 2015, SAKSI menemui saksi
David bertempat di Simsix Cafe, Ungaran, Semarang. Dalam

38
pertemuan tersebut, SAKSI meminta kepada saksi David agar
TERSANGKA tetap diusahakan menjadi pemenang dalam proyek
pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015. Untuk melancarkan
hal tersebut, SAKSI memberikan imbalan sebesar $17.000 (Tujuh
Belas Ribu US Dollar) yang telah disiapkan sebelumnya dan
menjanjikan 1 (satu) unit rumah eksklusif di Jalan Megaria Nomor 5,
Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah. Mendengar
penawaran tersebut, saksi David Monang pun langsung
menyetujuinya.
28.NAMA : ABIAN FADULLULAH
Lahir di Jakarta, Tanggal 23 Januari 1967, 50 Tahun, Jenis Kelamin Laki-laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Radin Intan Nomor 13, Kelurahan
Lereng, Kecamatan Kalimalang, Kota Semarang, Agama Islam, bekerja sebagai
Komisaris Utama TERSANGKA, Pendidikan Terakhir Magister Teknik.
Menyatakan Bahwa :

● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani


maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam
pemeriksaan.
● Bahwa benar SAKSI merupakan Komisaris Utama dari TERSANGKA
berdasarkan surat pengangkatan Nomor xx.
● Bahwa benar SAKSI mengenal TERSANGKA.
● Bahwa benar pada tanggal 14 Januari 2015, SAKSI menghadiri
pertemuan dengan jajaran direksi dan para pemegang saham
TERSANGKA, yaitu saksi Navanya Adisoemarta S.E., M.M., saksi dr.
Junifar Ridwan Pratama, M.P.H., saksi Roy Fahmi, S.E., saksi Jon Siri,
S.E., dan saksi Ir. Erlangga Adisoemarta yang diadakan di Hotel Mulia,
Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat.
● Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, saksi Navanya Adisoemarta
S.E., M.M. memberitahu perlunya mengisi kekurangan kas partai
setelah mengikuti Pemilihan Umum tahun 2014 demi terjaganya
stabilitas perekonomian partai. Dalam hal ini, saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta mengusulkan agar TERSANGKA menjadi penyedia alat
kesehatan dan farmasi Kementerian Kesehatan T.A 2015.
● Bahwa benar kemudian saksi Ir. Erlangga Adisoemarta mengatakan
bahwa adanya wabah yang menyerang ibu dan anak di beberapa
provinsi terpencil di Indonesia sehingga saksi Ir. Erlangga

39
Adisoemarta mengatakan adanya kemungkinan penambahan dana
untuk pengadaan alat kesehatan dan farmasi pada rapat internal
kementerian kesehatan. Kemudian saksi Ir. Erlangga Adisoemarta
menambahkan pula bahwa hal tersebut dapat mengoptimalkan
keuntungan apabila TERSANGKA berhasil menjadi penyedianya.
● Bahwa benar SAKSI bersama dengan saksi dr. Junifar Ridwan
Pratama, M.P.H., saksi Ir. Erlangga Adisoemarta, saksi Roy Fahmi, S.E.,
saksi Jon Siri, S.E., dan saksi Ir. Abian Fadullulah serta beberapa
pemegang saham menghadiri RUPS tanggal 2 Februari 2015.
● Bahwa benar dalam RUPS tersebut, saksi dr. Junifar Ridwan Pratama,
M.P.H. mengusulkan berbagai macam strategi agar dapat
memenangkan proyek pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A
2015 yang mana disetujui pada akhir RUPS.
29.NAMA : DAVID MONANG TRINATA
Lahir di Bali, Tanggal 26 September 1972, 45 Tahun, Jenis Kelamin Laki-laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Manugalik Nomor 4, Kecamatan Ratu
Agung, Kelurahan Setyasari, Jakarta Timur, Agama Hindu, bekerja sebagai
Pegawai Negeri Sipil, Pendidikan Terakhir Sarjana Teknik.
Menyatakan Bahwa :

● Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani


maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam
pemeriksaan.

● Bahwa benar SAKSI merupakan Pejabat Pembuat Komitmen pada


pengadaan alat kesehatan dan farmasi Kementerian Kesehatan T.A.
2015 bersadarkan surat pengangkatan nomor xx.

● Bahwa benar SAKSI mengenal yang mewakili TERSANGKA.

● Bahwa benar anak kandung SAKSI mengidap penyakit kelainan


jantung.

● Bahwa benar SAKSI merupakan Sub-Bagian Layanan Pengadaan


Kementerian Kesehatan Berdasarkan Surat Keputusan Nomor xxx.
● Bahwa benar pada tanggal 30 Januari 2015, saksi Nadia menunjuk
SAKSI menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (selanjutnya disebut PPK)
berdasarkan surat pengangkatan no xx dalam proyek pengadaan alat
kesehatan dan farmasi T.A 2015 oleh Kementerian Kesehatan.

40
● Bahwa benar SAKSI mengetahui kewajibannya untuk melakukan
survey pasar sebelum proses pelelangan agar dapat menentukan
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan Spesifikasi Teknis sebagai standar
penawaran bagi para peserta lelang.
● Bahwa benar saat memasuki masa survey, tepatnya pada tanggal 3
Februari 2015, saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.S., menghubungi
SAKSI melalui telepon untuk mengajaknya bertemu dengan saksi Ir.
Erlangga Adisoemarta di xx pukul 13.00 WIB.
● Bahwa benar pada pukul 13.00 WIB, SAKSI bersama saksi Agnes
Beatrice Sihombing S.T., bertemu dengan saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta. Dalam pertemuan tersebut, hadir pula saksi Roy Fahmi,
S.E. Bahwa selanjutnya SAKSI mengetahui saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta dan saksi Roy Fahmi, S.E., bekerja di perusahaan
TERSANGKA.
● Bahwa benar saksi Roy Fahmi, S.E., menyampaikan agar SAKSI tidak
melakukan survey ke pasar dan distributor lain dalam menentukan
spesifikasi teknis dan HPS.
● Bahwa saksi Roy Fahmi, S.E., memberikan daftar spesifikasi dan
harga alat kesehatan dan farmasi mengacu ke produk yang
didistribusikan TERSANGKA sesuai dengan daftar dari saksi Roy
Fahmi.
● Bahwa benar saksi Roy Fahmi, S.E., meminta saksi menggunakan
daftar tersebut sebagai acuan dalam menentukan spesifikasi teknis
dan HPS.
● Bahwa benar SAKSI mengetahui harga tersebut jauh lebih tinggi
daripada harga pasar yang sebenarnya, namun SAKSI tetap
menggunakan harga tersebut.
● Bahwa benar alat kesehatan yang dipesan TERSANGKA dari Zealzeli
Pharmaceutical Co.Ltd hanya mempunyai masa pakai selama 2
Tahun.
● Bahwa benar SAKSI mengetahui produk yang ditawarkan
TERSANGKA memiliki masa pakai hanya kurang lebih dua tahun, tapi
dalam dokumen penawarannya nanti, TERSANGKA akan
mencantumkan masa pakai tujuh tahun.
● Bahwa benar SAKSI mengetahui adanya PT xx yang bekerjasama
dengan TERSANGKA untuk menyamarkan kecurangan yang
dilakukan oleh TERSANGKA. Dalam hal ini, penawaran harga PT xx

41
akan lebih tinggi dari penawaran TERSANGKA.
● Bahwa benar SAKSI meminta tim teknisnya untuk membuat
konfigurasi spesifikasi teknis serta perkiraan harga sesuai dengan
daftar tersebut
 Bahwa benar Saksi diberikan kartu ATM BOC dengan nomor rekening
0877768012 atas nama Siti Rukimini yang merupakan karyawan
TERSANGKA beser pinnnya dengan saldo Rp 500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah).

● Bahwa benar SAKSI menggunakan uang tersebut untuk membayar


tunggakan rumah sakit atas pengobatan anak SAKSI yang sedang
mengidap penyakit kelainan jantung.
● Bahwa benar terdapat 5 perusahaan yang memasukkan dokumen
pelelangan antara lain PT Yabes Assenav Farma Tbk, PT Ayinun
Advinda Medika Tbk, PT Citra Krissandha, PT XX, dan TERSANGKA.
● Bahwa berdasarkan analisis SAKSI dengan panitia pengadaan lain,
satu dari ketiga perusahaan lain berpotensi untuk memenangkan
lelang dikarenakan tiga perusahaan tersebut telah dikenal luas
sebagai distributor produk dari Jerman yang terjamin kualitasnya.
● Bahwa benar pada tanggal 17 Maret 2015, SAKSI melalui SMS
memberitahukan kemungkinan tersebut kepada saksi Roy Fahmi, S.E.
● Bahwa benar pada tanggal 18 Maret 2015 bertempat di Simsix Café
Ungaran, Semarang, saksi roy menemui SAKSI dan mengatakan
supaya TERSANGKA tetap menjadi dalam pelelangan tersebut.
● Bahwa benar dalam hal ini, saksi Roy Fahmi, S.E., menjanjikan
imbalan 1 (satu) unit rumah eksklusif di Jalan Megaria nomor 5,
Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah serta uang sebesar
$17.000 (Tujuh Belas Ribu US Dollar) kepada SAKSI.
● Bahwa benar SAKSI menggunakan uang tersebut untuk membayar
biaya operasi penanaman ring terhadap anaknya.
● Bahwa benar SAKSI dapat menempati rumah yang telah dijanjikan
oleh saksi Roy Fahmi, S.E. dikarenakan SAKSI sedang dalam kesulitan
keuangan dan tidak mampu untuk melanjutkan pembayaran sewa
rumah sebelumnya.
● Bahwa benar SAKSI pun langsung mroy henyetujuinya dan akan
mencoba memberikan solusi terhadap keinginan TERSANGKA, yaitu
mengusahakan adanya addendum spesifikasi yang mana hanya
TERSANGKA dan PT Asiakwann yang dapat memenuhi syarat
42
tersebut.
● Bahwa benar 3 (tiga) hari sebelum pengumpulan dokumen
penawaran, tepatnya pada tanggal 20 Maret 2015, SAKSI
mengumumkan adanya addendum terhadap pelelangan tersebut,
yaitu dengan menambahkan syarat adanya Sertifikat ISO 14001
untuk seluruh produk vaksin
● Bahwa saksi mengethaui sertifikat tersebut hanya dimiliki oleh
TERSANGKA dan PT xx.
● Bahwa pada tanggal 21 Maret 2015, SAKSI bersama saksi Agnes
Beatrice Sihombing, S.T., membantu saksi dr. Junifar Ridwan Pratama,
Mph. dan saksi Roy Fahmi, S.E., dalam menyusun dokumen
penawaran lelang milik TERSANGKA dan PT XX.
● Bahwa benar pada tanggal 10 April 2015, SAKSI dan saksi dr. Junifar
Ridwan Pratama M.ph., menandatangani Kontrak Penyedia
Barang/Jasa Alat Kesehatan dan Farmasi.
● Bahwa pada tanggal xxx, SAKSI menandatangani Berita Acara
Pemeriksaan dan Penerimaan Hasil Pengadaan yang menyatakan
bahwa proyek pengadaan telah terlaksana sesuai dengan kontrak
100%.
● Bahwa benar saksi mengetahui TERSANGKA memang sudah
memenuhi kewajibannya, namun memang sejak awal terdapat
kecurangan dalam menentukan spesifikasi produk.
● Bahwa benar sebagai orang yang ahli dalam alat rumah sakit, saksi
mengetahui kualitas dari produk tersangka hanya dua tahun, tetapi
dalam kontrak saksi menyetujui bahwa produk tersebut dapat
digunakan selama tujuh tahun.

30.NAMA : JOSEP MAROLOP


Lahir di Surabaya, tanggal 3 Mei 1970, 47 Tahun, Jenis Kelamin Laki – Laki,
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Sunda Kelapa No. 16 RT.6/RW.4,
Menteng, Jakarta pusat, Daerah khusus Ibu Kota Jakarta, Agama Katolik,
bekerja sebagai Kepala Unit Layanan Pengadaan.
Menyatakan Bahwa :
 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan yang sehat Jasmani dan
Rohani serta siap untuk memberikan keterangan dalam pemeriksaan.
 Bahwa benar SAKSI selaku Ketua Unit Layanan Pengadaan ditunjuk
oleh Saksi dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) selaku Pengguna Anggaran

43
(PA) untuk melaksanakan jalannya pengadaan yang diadakan oleh
Kementerian Kesehatan pada tahun

 Bahwa benar berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia


No. 54 Tahun 2010 Pasal 18 Ayat (2) pada pokoknya menyatakan
bahwa tugas pokok dan kewenangan ULP/ Pejabat pengadaan
meliputi :
a. Menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
b. Menetapkan Dokumen Pengadaan;
c. Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
d. Mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di
website K/L/D/I masing – masing dan papan pengumuman
resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk
diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional;
e. Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui
prakualifikasi atau pascakualifikasi
f. Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap
penawaran yang masuk;
g. Membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi; dan
h. Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA.
 Bahwa benar SAKSI memiliki kewenangan sebagai penanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pengadaan alat kesehatan dan farmasi
yang diikuti oleh TERSANGKA.
 Bahwa benar SAKSI menetapkan TERSANGKA sebagai pemenang
pengadaan karena TERSANGKA telah memenuhi semua persyaratan
dan aspek yang dibutuhkan oleh Pemerintah, dimulai dari telah
terpenuhinya kemampuan menyediakan fasilitas dan dan peralatan
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan juga termasuk
kedalam penyedia barang/jasa yang sesuai dengan nilai paket
pekerjaan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah.
 Bahwa benar selama SAKSI menjalankan proses pengadaan barang
yang bermula dari proses pemilihan pihak penyedia barang hingga
menetapkan pihak penyedia barang, tidak menemukan adanya
indikasi kecurangan.
 Bawa benar SAKSI telah menjalankan proses Pengadaan sesuai
dengan kontrak perjanjian pengadaan dan prosedur yang ada.

31.NAMA : YOHANES BEN HANANI

Lahir di Jakarta, Tanggal 23 Juni 1977, 40 Tahun, Jenis Kelamin Laki-laki,


44
Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Setyaduta Nomor 3 Blok A2,
Kecamatan Srondol Wetan, Kelurahan Banyumanik, Jakarta Selatan, Agama
Kristen, bekerja sebagai Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, Pendidikan
Terakhir Sarjana Teknik.
Menyatakan Bahwa :

 Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani


maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam
pemeriksaan.

 Bahwa benar SAKSI merupakan Ketua Pejabat/Panitia Penerima


Hasil Pekerjaan pada pengadaan alat kesehatan dan farmasi
Kementerian Kesehatan T.A. 2015

 Bahwa benar SAKSI mengenal TERSANGKA.

 Bahwa benar berdasarkan PerPres RI Nomor 54 Tahun 2010


tentang Pengadaan Barang/Jasa SAKSI mempunyai tugas pokok dan
kewenangan sebagai berikut :

a. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan


Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Kontrak;

b. Menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui


pemeriksaan/pengujian; dan

c. Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima


Hasil Pekerjaan.

 Bahwa benar SAKSI telah memeriksa hasil pekerjaan TERSANGKA


pada proyek pengadaan alat kesehatan dan vaksin T.A 2015 sesuai
dengan prosedur pemeriksaan yang mana hasil tersebut telah sesuai
dengan yang tercantum dalam kontrak.

 Bahwa benar SAKSI telah membuat laporan pertanggungjawaban


pelaksanaan kegiatan pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A
2015 dalam bentuk berita acara yang mana menjelaskan bahwa
pekerjaan TERSANGKA telah selesai dengan baik dan sudah sesuai
dengan yang tercantum dalam kontrak.

45
32.NAMA : PURNAMA MASIHIN

• Bahwa benar SAKSI berada dalam keadaan sehat baik jasmani


maupun rohani dan siap memberikan keterangan dalam
pemeriksaan

• Bahwa benar SAKSI mengenal Tersangka

• Bahwa benar SAKSI merupakan Direktur Utama PT ASIAKWAN


LESTARI

• Bahwa benar SAKSI menjelaskan pernah bertemu dengan JUNIFAR


RIDWAN PRATAMA dan ERLANGGA ADISOEMARTA DI Gemini Café

• Bahwa Benar SAKSI menjelaskan ERLANGGA ADISOEMARTA


mengajak SAKSI untuk mengikuti pelelangan

IV. PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus

1. Terkait Proses Penganggaran Dana Pengadaan


● Bahwa berdasarkan anggaran belanja dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (selanjutnya disebut APBN) Tahun Anggaran (selanjutnya
disebut T.A) 2015, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
(selanjutnya disebut DPR RI) mengalokasikan ke bidang kesehatan sebesar
Rp106.373.208.000.000,00 (seratus enam triliun tiga ratus tujuh puluh tiga
miliar dua ratus delapan juta rupiah).
● Bahwa atas dana tersebut, berdasarkan risalah rapat nomor
229/09/IV/2015, pada tanggal 13 Januari 2015 bertempat di Gedung DPR
RI Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, diadakan Rapat Kerja
Komisi IX DPR RI dengan Kementerian Kesehatan untuk membahas alokasi
anggaran APBN TA 2015. Rapat tersebut dihadiri oleh saksi Ir. Agung
Sihombing selaku Ketua Badan Anggaran DPR RI, saksi Epita Pratiwi, S.T.,
M.Si., selaku Ketua Komisi IX DPR RI, saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari,
Sp.M (K) selaku Menteri Kesehatan, saksi Dian Shabrina, S.E., selaku
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, dan saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta selaku Ketua Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian
Kesehatan.
● Bahwa atas anggaran tersebut, Kementerian Kesehatan akan mengadakan
Rapat Internal untuk membahas Rencana Kerja Anggaran, Program Kerja
46
dan Kerangka Acuan program kerja/Term Of Reference (selanjutnya disebut
TOR) serta prakiraan belanja Kementerian Kesehatan Tahun Anggaran
2015.
● Bahwa sebelum Rapat Internal Kementerian Kesehatan dilaksanakan, pada
tanggal 14 Januari 2015 bertempat di Hotel Mulia Jalan Asia Afrika Nomor 5,
Jakarta Pusat, TERSANGKA dalam hal ini Navanya Adisoemarta, S.E., M.M.,
mengadakan pertemuan dengan beberapa pengurus dan pemegang saham
yaitu saksi Ir. Erlangga Adisoemarta, saksi dr. Junifar Ridwan Pratama,
M.P.H., saksi Roy Fahmi, S.E., saksi Jon Siri, S.E., dan saksi Ir. Abian
Fadullulah. Dalam pertemuan tersebut, TERSANGKA membahas perlunya
mencari sumber dana untuk mengisi kas partai yang menipis setelah
mengikuti Pemilihan Umum tahun 2014. Kemudian Navanya Adisoemarta,
S.E., M.M., mengusulkan untuk mencari keuntungan dengan menjual alat
kesehatan dan farmasi bagi Kementerian Kesehatan. Oleh karena itu,
disepakati bahwa saksi Ir. Erlangga Adisoemarta selaku pemegang saham
TERSANGKA sekaligus Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian
Kesehatan akan menggunakan wewenanganya untuk mengusulkan
penambahan anggaran pada pengadaan alat-alat kesehatan dan farmasi.
● Bahwa pada tanggal 15 Januari 2015, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta mengadakan Rapat Internal Biro Perencanaan dan Anggaran
Kementerian Kesehatan. Dalam rapat tersebut, disepakati rencana
penambahan jumlah alat kesehatan dan farmasi untuk beberapa Rumah
Sakit Umum Daerah (Selanjutnya disebut RSUD) di 5 provinsi terpencil di
Indonesia.
● Bahwa pada tanggal 18 Januari 2015, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta dengan nomor +62811568933 mengirimkan Short Message
Service (selanjutnya disebut SMS) kepada saksi Agnes Beatrice S.T., dengan
nomor +628976543112 untuk bertemu pada tanggal 19 Januari 2015 di
Gemini Cafe, Jalan Rancabentang Nomor 51, Jakarta Utara.
● Bahwa pada tanggal 19 Januari 2015, bertempat di Gemini Cafe, Jalan
Rancabentang Nomor 51, Jakarta Utara, TERSANGKA melalui saksi Ir.
Erlangga Adisoemarta dan saksi dr. Junifar Ridwan Pratama, M.P.H., bertemu
dengan saksi Agnes Beatrice S.T., selaku Direktur Jenderal Alat Kesehatan
dan Kefarmasian. TERSANGKA menceritakan maksudnya untuk menjadi
penyedia alat kesehatan dan farmasi bagi Kementerian Kesehatan. Oleh
sebab itu, TERSANGKA meminta bantuan kepada saksi Agnes Beatrice S.T.,
untuk mendukung adanya penambahan jumlah pengadaan alat kesehatan
dan farmasi yang akan disampaikan oleh Biro Perencanaan dan Anggaran

47
pada saat Rapat Internal Kementerian Kesehatan. TERSANGKA menjanjikan
akan memberikan komisi, yang kemudian langsung disetujui oleh saksi
Agnes Beatrice Sihombing, S.T. dan mengatakan bersedia membantu
TERSANGKA pada proses pengadaannya jika proyek tersebut disetujui.
● Bahwa pada tanggal 20 Januari 2015, bertempat di Gedung Kementerian
Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kav. 4-9, Jakarta Selatan 12950,
diadakan Rapat Internal Kementerian Kesehatan berdasarkan risalah rapat
nomor 6/73/RSA/XI/2015. Dalam rapat tersebut, sesuai kesepakatan
dengan TERSANGKA, saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T., menyampaikan
proposal penambahan jumlah alat kesehatan dan farmasi yang telah
diterimanya dari Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan.
Nantinya alat-alat tersebut akan didistribusikan ke RSUD terpencil yang
tidak memenuhi standar beroperasi.
● Bahwa TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga Adisoemarta, yang berwenang
untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Kesehatan,
mengatakan kurangnya nggaran untuk penambahan jumlah alat kesehatan
dan farmasi. Oleh sebab itu, ia mengusulkan kepada saksi Prof. Dr. dr. Nadia
Yovankasari, Sp.M (K) untuk mengajukan realokasi anggaran dari Direktorat
Jenderal lain kepada Direktorat Jenderal Alat Kesehatan dan Farmasi.
Namun saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) dan saksi Afdhal Ali
Satrio, S.K.M., selaku Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan keberatan
atas usulan tersebut dengan alasan DPR pasti tidak akan menyetujui hal
tersebut. Pada akhirnya, Proposal Permohonan Penambahan Alat Kesehatan
dan Farmasi ditolak dalam Rapat Internal tersebut.
● Bahwa pada tanggal yang sama pukul 17.05 WIB, TERSANGKA melalui saksi
Ir. Erlangga Adisoemarta dengan nomor +62815673888 menghubungi saksi
Agnes Beatrice S.T., dengan nomor +628976543112, saksi Afdhal Ali Satrio,
S.K.M., dengan nomor +628777663522 serta saksi Prof. Dr. dr. Nadia
Yovankasari, Sp.M (K) dengan nomor +62854446678 melalui SMS untuk
mengadakan pertemuan pada tanggal 21 Januari 2015 bertempat di Aston
Bogor Hotel & Resort, Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor pukul 14.00 WIB.
● Bahwa pada tanggal 21 Januari 2015, bertempat di Aston Bogor Hotel &
Resort, Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor, TERDKAWA melalui saksi Ir.
Erlangga Adisoemarta meminta kepada saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari,
Sp.M (K) dan saksi Afdhal Ali Satrio, S.K.M., untuk menyetujui dan
memengaruhi seluruh Pejabat Internal Kementerian Kesehatan agar
menyetujui realokasi anggaran yang sebelumnya telah diajukan oleh saksi
Agnes Beatrice Sihombing, S.T.
● Bahwa TERSANGKA menyampaikan rencananya untuk menjadi penyedia
48
alat kesehatan dan farmasi tersebut dan meminta kepada saksi Prof. Dr. dr.
Nadia Yovankasari, Sp.M (K) menjadikan saksi Agnes Beatrice Sihombing,
S.T., sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (selanjutnya disebut KPA) yang
memiliki kewenangan penuh dalam proyek pengadaan alat kesehatan dan
farmasi. TERSANGKA juga meminta supaya dipilih panitia pengadaan yang
dapat bekerjasama. Nantinya, apabila proyek ini berhasil dimenangkan,
TERSANGKA akan memberikan imbalan kepada seluruh pihak yang terlibat
terutama kepada saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K), saksi Afdhal
Ali Satrio, S.K.M., dan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.S. Hal tersebut
akhirnya disetujui oleh ketiganya.
● Bahwa pada akhir pertemuan, sebagai imbalan awal, TERSANGKA
mengatakan telah menyiapkan cek pelawat untuk saksi Afdhal Ali Satrio,
S.K.M., saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) dan saksi Agnes
Beatrice Sihombing, S.T., masing-masing sebanyak 115 lembar senilai
1.500.000.000,00 (Satu Miliar Lima Ratus Juta Rupiah). TERSANGKA
meminta ketiganya untuk menghubungi sekretaris masing-masing untuk
mengambil imbalan tersebut pada pukul 18.00 WIB bertempat di Cafe Asix,
Jalan Soedirman Nomor 5, Jakarta Pusat.
● Bahwa setelah pertemuan tersebut, tepatnya pada pukul 15.00 WIB,
TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga Adisoemarta dengan nomor
+62815673888 mengirimkan SMS kepada saksi Jon Siri, S.E., dengan nomor
+682135942947 untuk memberikan cek pelawat yang telah disiapkan
sebelumnya kepada saksi Agus Wirawan selaku supir pribadi TERSANGKA.
● Bahwa pada pukul 18.00 WIB bertempat di Cafe Asix, Jalan Soedirman
Nomor 5, Jakarta Pusat, supir TERSANGKA yang bernama Agus Wirawan
memberikan cek pelawat yang disimpan dalam tiga tas hitam kepada
sekretaris masing-masing yaitu, saksi Jonathan Purba, A.Md. APS., selaku
sekretaris pribadi saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K), saksi
Valensya, A.Md. APS., selaku sekretaris pribadi saksi Afdhal Ali Satrio, S.S.,
dan saksi Nick Sanjaya, A.Md. APS., selaku sekretaris pribadi saksi Agnes
Beatrice Sihombing, S.T.
● Bahwa pada tanggal 22 Januari 2015 bertempat di Gedung Kementerian
Kesehatan, saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) kembali
mengadakan Rapat Internal Kementerian Kesehatan berdasarkan risalah
rapat Nomor 7/36/RSA/XII/2015 . Dalam rapat tersebut, saksi Prof. Dr. dr.
Nadia Yovankasari, Sp.M (K) menyampaikan kepada seluruh pejabat
Internal Kementerian Kesehatan mengenai urgensi penambahan anggaran
pada proposal yang diperuntukkan untuk pembelanjaan alat-alat kesehatan

49
dan farmasi dikarenakan adanya wabah penyakit. Pada akhir rapat, proposal
tersebut disetujui oleh para pejabat internal Kementerian Kesehatan.
● Bahwa pada tanggal 23 Januari 2015 pukul 14.00 WIB, atas perintah Ir.
Erlangga Adisoemarta Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K), dengan
nomor +628777654313 menugaskan Dian Shabrina, S.E., melalui SMS
dengan nomor +62817433128, untuk menghubungi Christin Clarita, S.H.,
melalui E-mail selaku anggota Fraksi PKN di Komisi IX DPR RI. Christin
Clarita, S.H., diminta untuk menyampaikan kepada Ketua Komisi IX yaitu
saksi Epita Pratiwi, S.T., M.Si., agar bersama-sama memengaruhi seluruh
Ketua Fraksi Komisi IX DPR RI yang berjumlah 10 orang supaya setuju
apabila ada proposal mengenai realokasi anggaran untuk alat kesehatan dan
farmasi dari Kementerian Kesehatan T.A 2015. Apabila nantinya proposal
tersebut disetujui oleh Komisi IX DPR RI, TERSANGKA akan memberikan
imbalan bagi seluruh pihak yang terlibat. 10 orang tersebut yaitu:
1. Damian Lazuardy,S.E.
2. Andera Faiz,S.H.
3. Andreas Johanes,S.T.
4. Citra Yang, S.H.
5. Eugenie Ellen, S.S.
6. Hans Sitorus, S.E.
7. Robin Kie, S.Pd.
8. Rugun Astrid, S.Kd.
9. Yosephine Fresca, S.H.
10. Rezha Dwi, S.T.

● Bahwa TERSANGKA melalui Ir. Erlangga Adisoemarta menjanjikan uang


sejumlah Rp 3.670.000.000,- (Tiga Miliyar Enam Ratus Tujuh Puluh Juta
Rupiah) untuk Ketua Komisi IX dan seluruh Ketua Kelompok Fraksi komisi
IX DPR RI dengan perincian sebagai berikut:
1. Ketua Komisi IX DPR RI sejumlah Rp 1.270.000.000,- (Satu Miliar
Dua Ratus Tujuh puluh Juta Rupiah);
2. 10 (sepuluh) orang Ketua Kelompok Fraksi (KAPOKSI) pada
komisi IX DPR RI masing-masing sejumlah Rp 240.000.000 (Dua
Ratus Empat Puluh Juta Rupiah);
● Bahwa pada tanggal 27 Januari 2015 pukul 11.00 WIB, TERSANGKA melalui
Ir. Erlangga Adisoemarta dengan Nomor +62811568933 menerima SMS dari
saksi Christin Clarita, S.H., dengan nomor +628777654313 yang menyatakan
bahwa seluruh Anggota Komisi IX telah menyetujui permintaan
TERSANGKA.
● Bahwa pada tanggal 29 Januari 2015, bertempat di Gedung DPR RI, Jalan
Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, diadakan Rapat Komisi IX DPR RI
untuk membahas anggaran Kementerian Kesehatan. Dalam rapat tersebut
disahkan realokasi anggaran dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
50
kepada Direktorat Jenderal Alat Kesehatan dan Farmasi oleh DPR RI.
Berdasarkan realokasi tersebut, anggaran belanja T.A. 2015 untuk
Kementerian Kesehatan meningkat sebesar Rp 750.900.000.000,- (Tujuh
Ratus Lima Puluh Miliar Sembilan Ratus Juta Rupiah).

2. Perihal Pengadaan Alat Kesehatan dan Farmasi

● Bahwa pada tanggal 30 Januari 2015, Kementerian Kesehatan membentuk


tim untuk Pengadaan Barang/Jasa dengan beberapa anggota sebagai
berikut:
○ Saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T., selaku KPA berdasarkan surat
penunjukan nomor 998/23/XIV/2015;
○ Saksi David Monang Trinata, S.T., selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(selanjutnya disebut PPK) berdasarkan surat penunjukan nomor
223/12/XXI/2015;
○ Saksi Josep M arolop Tambunan, S.E., selaku Panitia/Pejabat
Penerima Hasil Pengadaan (selanjutnya disebut PPHP) berdasarkan
surat penunjukan nomor 113/31/XX/2015;
○ Saksi Yohannes Ben Hanani, S.E. selaku Ketua Kelompok Unit
Layanan Pengadan (selanjutnya disebut ULP) berdasarkan surat
pengangkatan nomor 772/331/II/2015.
● Bahwa pada tanggal 31 Januari 2015 Agnes Beatrice Sihombing, S.T.,
memberitahukan hal tersebut kepada TERSANGKA yaitu saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta, melalui E-mail yang diteruskan kepada saksi dr. Junifar
Ridwan Pratama, M.P.H., saksi Roy Fahmi, S.E., saksi Jon Siri, S.E., dan saksi
Ir. Abian Fadullulah.
● Bahwa berdasarkan informasi tersebut, pada tanggal 2 Februari 2015
bertempat di Kantor Pusat TERSANGKA, diadakan Rapat Umum Pemegang
Saham (selanjutnya disebut RUPS) berdasarkan risalah rapat Nomor 56
yang dihadiri oleh saksi Ir. Erlangga Adisoemarta, saksi dr. Junifar Ridwan
Pratama, M.P.H., saksi Roy Fahmi, S.E., saksi Jon Siri, S.E., saksi Navanya
Adisoemarta, S.E., M.M.,dan saksi Ir. Abian Fadullulah serta beberapa
pemegang saham. Dalam rapat tersebut, saksi dr. Junifar Ridwan Pratama,
M.P.H., menyampaikan rencananya untuk menyuap Panitia Pengadaan
supaya memilih TERSANGKA menjadi penyedia barang/jasa.
● Bahwa pemegang saham publik tidak menyetujui hal tersebut, namun
dikarenakan saksi Ir. Erlangga Adisoemarta dan saksi Navanya Adisoemarta,
S.E., M.M., adalah pemegang saham mayoritas, hal tersebut ditetapkan
sebagai keputusan RUPS TERSANGKA.
● Bahwa dalam hal spesifikasi teknis, TERSANGKA mengarahkan saksi David

51
Monang Trinata, S.T., agar tim teknis membuat spesifikasi teknis yang
mengacu kepada alat-alat kesehatan dan vaksin Merk Zeli dari Zealzeli
Pharmaceutical Co.Ltd.
● Bahwa pada tanggal 6 Februari 2015, diumumkan adanya pelelangan umum
pascakualifikasi dengan metode satu sampul untuk Pengadaan Barang/Jasa
Alat Kesehatan dan Farmasi pada portal LPSE DKI Jakarta yang mana
pengadaan ini dilakukan dengan sistem katalog elektronik sektoral.
● Bahwa pada tanggal 13 Februari 2015 bertempat di Panti Sosial Tresna
Wredha Usada Mulia 5 Dinas Sosial Provinsi DKI, Jakarta Jl. Cenderawasih VI
Cengkareng Jakarta Barat, diadakan Pemberian Penjelasan Dokumen
Pengadaan (Anwijzing) yang dihadiri peserta lelang. Berdasarkan Berita
acara Penjelasan Dokumen Pengadaan (Anwijzing) Nomor S-289/PSL-
JKT/KNL.05/2015, terdapat 5 perusahaan yang memasukkan dokumen
pelelangan antara lain sebagai berikut :
1. PT Yabes Assenav Farma Tbk
2. PT Ayinun Advinda Medika Tbk
3. PT Citra Krissandha
4. PT Safira Farhanna
5. TERSANGKA
● Bahwa pada tanggal 17 Maret 2015, saksi David Monang Trinata S.T., melalui
SMS dengan nomor +628776635271 menghubungi TERSANGKA melalui Roy
Fahmi, S.E., dengan nomor +628332748403 untuk memberitahukan bahwa
tiga perusahaan lain lebih berpotensi untuk menjadi pemenang lelang
karena sudah terkenal menggunakan produk dari Jerman. Dalam SMS
balasannya, TERSANGKA mengatakan kepada saksi David Monang Trinata,
S.T., untuk segera mengadakan pertemuan pada tanggal 18 Maret 2015
pukul 18.00 WIB di Simsix Café Ungaran, Semarang.
● Bahwa pada tanggal 17 Maret pukul 18.00 WIB Saksi Roy Fahmi
menghubungi dr. Junifar Ridwan Pratama, M.P.H., selaku Direktur Utama
TERSANGKA melalui E-mail untuk memberitahukan bahwa tiga perusahaan
lain lebih berpotensi untuk menjadi pemenang lelang karena sudah terkenal
menggunakan produk dari Jerman.
● Bahwa pada tanggal 18 Maret 2015 pukul 11.00 WIB TERSANGKA melalui
dr. Junifar Ridwan Pratama dengan nomor + 62818205035
menginstruksikan Jon Siri, S.E., dengan nomor +62817422189 melalui
telepon untuk menukarkan uang sejumlah Rp 2.221.000.000,- (dua miliar
dua ratus dua puluh satu juta rupiah) kedalam mata uang Dollar Amerika
● Bahwa pada tanggal 18 Maret 2015 pukul 18.00 WIB, bertempat di Simsix
Café Ungaran, Semarang, TERSANGKA melalui Roy Fahmi meminta kepada
saksi David Monang Trinata, S.T., agar TERSANGKA nantinya tetap menjadi
pemenang dalam pengadaan ini. Dalam hal ini, TERSANGKA menjanjikan
52
imbalan 1 (satu) unit rumah eksklusif di Jalan Megaria nomor 5, Pelabuhan
Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah serta sejumlah uang sebesar $17.000
(Tujuh Belas Ribu US Dollar) kepada saksi David Monang Trinata, S.T.
Mendengar tawaran tersebut, saksi David Monang Trinata, S.T., pun
langsung menyetujuinya. Saksi David Monang Trinata, S.T., mengatakan
bahwa ia dapat mengusahakan adanya addendum spesifikasi, dimana hanya
TERSANGKA dan PT Safira Farhanna yang dapat memenuhi syarat tersebut.
● Bahwa pada tanggal 30 Maret 2015, dilakukan Evaluasi Tahap II yaitu
pembukaan dokumen penawaran harga dari TERSANGKA dan PT Safira
Farhanna, dimana harga dari TERSANGKA lebih rendah daripada PT Safrira
Farhanna. Perinciannya adalah sebagai berikut :
○ TERSANGKA :
○ PT Safira Farhanna :
● Bahwa berdasarkan usulan tersebut pada tanggal 5 April 2015, saksi dr.
Nadia Yovankasari, Sp.M (K) menetapkan TERSANGKA sebagai pemenang
lelang dengan harga penawaran sebesar Rp 2.261.451.061.740,- (Dua
Triliun Dua Ratus Enam Puluh Satu Miliar Empat Ratus Lima Puluh Satu Juta
Enam Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Empat Puluh Rupiah) berdasarkan Surat
Keputusan Menkes Nomor : 70/XIV/Kemenkes/2015. Penetapan tersebut
diikuti dengan pengumuman pemenang lelang oleh panitia pengadaan
dengan masa sanggah selama 5 (lima) hari sejak diumumkan.

● Bahwa pada tanggal 11 April 2015, TERSANGKA melakukan transaksi


pembayaran ekspor alat kesehatan berdasarkan Letter of Credit dari
rekening Bank BAC Nomor 5150493947 kantor Cabang xx sebesar Rp
696.088.296.305,- (Enam Ratus Sembilan Puluh Enam Miliar Delapan Puluh
Delapan Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Tiga Ratus Lima
Rupiah). Bank BAC kemudian mentransfer uang tersebut ke rekening
nomor 0888999234 Bank HSBS Kyoto, Jepang atas nama Zealzeli
Pharmaceutical Co.Ltd.

● Bahwa pada tanggal 13 Agustus 2015, TERSANGKA menerima pembayaran


Tahap 1 (Satu) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas pemenuhan
prestasi proyek Pengadaan Alat Kesehatan dan Farmasi Kementerian
Kesehatan yang telah mencapai 40% yaitu sebesar Rp 1.000.000.000.000,-
(Satu Triliun Rupiah) yang dikirimkan melalui Bank BAC Nomor Rekening
5150493947 atas nama TERSANGKA.

● Bahwa pada tanggal yang sama, TERDAWA melakukan transaksi


pembayaran ekspor alat kesehatan berdasarkan Letter of Credit dari

53
rekening Bank BAC Nomor 5150493947 kantor Cabang xx sebesar Rp
600.000.000.000,- (Enam Ratus Miliar Rupiah). Bank BAC kemudian
mentransfer uang tersebut ke rekening nomor 0888999234 Bank HSBS
Kyoto, Jepang atas nama Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd.

● Bahwa TERSANGKA kemudian mentransfer uang sebesar Rp


100.000.000.000,- (Seratus Miliar Rupiah) melalui rekening Bank BAC
tersebut sebanyak 28 (Dua Puluh Delapan) kali transfer ke 2 (dua) rekening
lain miliknya:

B. Analisa Yuridis

Terhadap Tersangka YULDA WIUTOMO RAMBE disangkakan melanggar “Pasal


2 ayat (1) Jo. Pasal 18 Jo. Pasal 20 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo.
Pasal 55 ayat (1) ke-1 Jo. Pasal 65 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.”

Pasal 2 atau (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999


sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2001 :

“Setiap orang yang secara m elawan hukum m elaku kan perbuatan m em


perkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”

Uraian unsur-unsur :
a) Setiap orang

Yang dimaksud dengan setiap orang dalam unsur ini adalah subjek hukum
yang meliputi orang dan badan hukum,
54
Unsur ini terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal
184 KUHAP yaitu :

1. Tersangka PT ADISOEMARTA MEDICALOGY & PHARMACY Tbk dengan


akta pendirian nomor 20 tanggal 17 juli 1985 oleh notaris Irwandi
Jahja,berkedudukan di Semarang, kebangsaan korporasi Indonesia,
jenis usaha Pedagang Besar alat Laboratorium & Farmasi , Nomor Pokok
Wajib Pajak 01.255.092.3-033.000

b) Secara melawan hukum


Unsur ini terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal
184 KUHAP yaitu :
 Bahwa benar saksi Ir. Erlangga Adisoemarta merupakan pemegang saham
perusahaan TERSANGKA sekaligus Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran
Kementerian Kesehatan.

 Bahwa benar saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T., juga sama-sama bekerja
pada Kementerian Kesehatan selaku Direktur Jenderal Alat Kesehatan dan
Farmasi.

 Bahwa benar saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T., diangkat sebagai Kuasa
Pengguna Anggaran dalam Pelelangan Pengadaan Alat Kesehatan dan
Farmasi berdasarkan permintaan dari TERSANGKA dan saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta kepada saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) selaku
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

 Bahwa benar pada tanggal 31 Januari 2015 saksi Agnes Beatrice Sihombing,
S.T., melalui saksi Ir. Erlangga Adisoemarta memberitahukan kepada
TERSANGKA terkait susunan Panitia Pelelangan Pengadaan Alat Kesehatan
dan Farmasi TA 15 .

 Bahwa benar berdasarkan informasi tersebut, pada tanggal 2 Februari 2015


diadakan Rapat Umum Pemegang Saham (selanjutnya disebut RUPS) untuk
menyetujui rencana memengaruhi Panitia Pengadaan.

55
c) Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi
Unsur ini terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal
184 KUHAP, yaitu :

 TERSANGKA melalui saksi Roy Fahmi, S.E., menyampaikan kepada saksi


David Monang Trinata, S.T., supaya tidak melakukan survey ke pasar dan
distributor lain dalam menentukan spesifikasi teknis dan Harga Perkiraan
Sendiri (Selanjutnya disebut HPS).
 dalam hal spesifikasi teknis, TERSANGKA mengarahkan saksi David
Monang Trinata, S.T., agar tim teknis membuat spesifikasi teknis yang
mengacu kepada alat-alat kesehatan dan vaksin Merk Zeli dari Zealzeli
Pharmaceutical Co.Ltd.
 dalam menentukan HPS, TERSANGKA memberikan daftar harga yang
kurang lebih tiga kali lebih mahal daripada harga yang sebenarnya (mark up)
untuk pengadaan alat kesehatan dan farmasi.
 TERSANGKA akan mengajukan penawaran lelang dengan harga 10% lebih
rendah dari HPS tersebut.

d) Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara


Unsur ini terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai
pasal 184 KUHAP, yaitu :

Berdasarkan keterangan Ahli dan BPKP bahwa berdasarkan hasil penelitian,


analisis dan evaluasi atas seluruh dokumen dan dengan menggunakan metode
penghitungan kerugian keuangan negara, besarnya jumlah kerugian keuangan
negara c.q Pengadaan barang dan jasa alat kesehatan dan farmasi sebesar Rp
4.990.000.000,- dengan rincian perhitungan sebagai berikut :

 Nilai kontrak Alat Kesehatan dan Farmasi oleh Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd.
dengan Penyedia barang yaitu PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk
adalah sebesar Rp. 1.696.088.296.305

 Realisasi uang yang dipakai untuk alat kesehatan dan farmasi adalah
sebesar Rp. 2.261.451.061.740

56
 Maka total kerugian yang terjadi adalah Rp. 565.362.765.435,-

Rincian distribusi jumlah kerugian keuangan negara yang berasal dari kegiatan
penurunan kualitas tersebut langsung disetorkan ke PT Safira Farhanna

Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 tahun
1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
tahun 2001.

“setiap orang yang memberi ataiu menjanjikan sesuatu kepada pegawai


negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya atau ...”

“memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena


atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban,
dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.”
Unsur-unsur pasalnya adalah :

a. Setiap orang

Yang dimaksud dengan setiap orang dalam unsur ini adalah subyek hukum,
yang meliputi orang dan badan hukum, yaitu yang sepadan dengan unsur barang
siapa yang sering tercantum dalam suatu perumusan delik dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana. Didalam Buku Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Buku
II, Edisi Revisi Tahun 2004, Halaman 208 dari Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor: 1398K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995, yang menyatakan
bahwa kata “barang siapa” atau “hij” dikatakan memiliki terminologi sebagai
siapa saja yang harus dijadikan TERSANGKA/dader atau setiap orang sebagai
subyek hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang dapat dimintakan
pertanggung jawaban atas segala tindakannya. Menurut Ahli Hukum Van Hamel,
kemampuan bertanggungjawab adalah suatu keadaan normalitas psichis dan
kematangan (kecerdasan) yang membawa tiga kemampuan yaitu ia mampu
mengerti nilai dari akibat-akibat perbuatannya sendiri, mampu menyadari
bahwa perbuatannya tidak diperbolehkan oleh hukum, mampu untuk
menentukan kehendak sesuai dengan kesadarannya. Dari uraian diatas dapat

57
dipahami, bahwa pengertian “setiap orang” adalah siapa saja sebagai pendukung
hak dan kewajiban yang karena kedudukan dan perbuatannya memenuhi
rumusan unsur tindak pidana yang didakwakan. Didalam hal ini tidak ada
pengecualian, termasuk juga TERSANGKA apabila melakukan suatu tindak
pidana yang memenuhi unsur tindak pidana korupsi sebagimana dimaksud
dalam ketentuan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo.
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi dan mampu bertanggungjawab atas perbuatannya itu. Unsur ini
terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal 184 KUHAP
sesuai pemenuhan unsur setiap orang pada pasal 2 ayat (1) di atas.

b. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau


penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau
penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya.

Unsur ini trpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal
184 KUHAP yaitu:

1. Bahwa pada tanggal 21 Januari 2015, Tersangka melalui ERLANGGA


ADISOEMARTA memberikan masing-masing 115 lembar check pelawat
dengan jumlah 1.500.000.000 (satu milliard lima ratus juta rupiah) kepada 3
orang, antara lain : AFDHAL ALI SATRIO, NADIA YOVANKASARI, dan AGNES
BEATRICE SIHOMBING. Dengan tujuan agar 3 orang tersebut memberikan
persetujuan atas pengajuan proposal penambahan anggaran yang akan
diberikan kepada Komisi IX DPR RI.

2. Tersangka melalui CHRISTIN CLARITA pada tanggal 23 Januari 2015 Pukul


14.00 berdasarkan surat elektronik yang berisi bahwa meminta tersangka
meminta CHRISTIN CLARITA untuk memberikan imbalan dengan tujuan agar
Ketua Komisi IX DPR RI serta 10 Anggota DPR RI memberikan persetujuan
dalam pengajuan penambahan anggaran dari Kementrian Kesehatan kepada
Ketua Komisi IX DPRI RI. Ketua serta 10 orang Anggota Komisi IX DPR RI,
antara lain :

• NADIA YOVANKASARI (KETUA KOMISI IX DPR RI)

• DAMIAN LAZUARDY (ANGGOTA KOMISI IX DPR RI)

• ANDERA FAIZ (ANGGOTA KOMISI IX DPR RI)


58
• ANDREAS JOHANES (ANGGOTA KOMISI IX DPR RI)

• CITRA YANG (ANGGOTA KOMISI IX DPR RI)

• EUGENIE ELLEN (ANGGOTA KOMISI IX DPR RI)

• HANS SITORUS (ANGGOTA KOMISI IX DPR RI)

• ROBIN KIE (ANGGOTA KOMISI IX DPR RI)

• RUGUN ASTRID (ANGGOTA KOMISI IX DPR RI)

• YOSEPHINE FRESCA (ANGGOTA KOMISI IX DPR RI)

• REZHA DWI (ANGGOTA KOMISI IX DPR RI)

3. Pada tanggal 3 Februari 2015, Tersangka melalui ROY FAHMI memberikan


DAVID MONANG TRINATA sejumlah uang sebesar Rp.500.000.000 (lima ratus
juta rupiah) yang tersimpan dalam kartu ATM dengan nomor rekening
098123456789. Dengan tujuan agar DAVID MONANG tidak melakukan harga
survey ke pasar.
4. Bahwa pada tanggal 18 Maret 2015, Tersangka melalui ROY FAHMI
menjanjikan imbalan 1 unit rumah eksklusif bertempat di jalan Megaria
Nomor 5, Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah serta
memberikan sejumlah uang $17.000 (tujuh belas ribu US Dollar) kepada
DAVID MONANG dengan tujuan agar DAVID MONANG mengusahakan adanya
addendum spesifikasi.

Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan


dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

“Setiap orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,


membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan
lain atas harta kekayaan yang diketahuinya atau…”

“patut diduganya merupakan hasil tindak pidana korupsi sebagaimana


dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal-usul harta kekayaan dipidana karena Tindak Pidana

59
Pencucian Uang.“
Uraian unsur-unsur :
a. Setiap orang

Yang dimaksud dengan setiap orang dalam unsur ini adalah subjek hukum
yang meliputi orang dan badan hukum,

Unsur ini terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal
184 KUHAP yaitu :

1. Tersangka PT ADISOEMARTA MEDICALOGY & PHARMACY Tbk dengan akta pendirian


nomor 20 tanggal 17 juli 1985 oleh notaris Irwandi Jahja,berkedudukan di
Semarang, kebangsaan korporasi Indonesia, jenis usaha Pedagang Besar alat
Laboratorium & Farmasi , Nomor Pokok Wajib Pajak 01.255.092.3-033.000

b. Unsur Menempatkan, Mentransfer, Mengalihkan, Membelanjakan,


Membayarkan, Menghibahkan, Menitipkan, Membawa ke Luar Negeri,
Mengubah Bentuk, Menukarkan Dengan Mata Uang atau Surat Berharga atau
Perbuatan Lain atas Harta Kekayaan

Unsur ini trpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal
184 KUHAP yaitu:

● Bahwa benar pada tanggal 11 April 2015, TERSANGKA melakukan transaksi


pembayaran ekspor alat kesehatan berdasarkan Letter of Credit dari rekening Bank
BAC Nomor 5150493947 kantor cabang xx sebesar Rp 696.088.296.305,- (Enam
Ratus Sembilan Puluh Enam Miliar Delapan Puluh Delapan Juta Dua Ratus Sembilan
Puluh Enam Ribu Tiga Ratus Lima Rupiah). Bank BAC kemudian mentransfer uang
tersebut ke rekening Nomor 0888999234 Bank HSBS Kyoto, Jepang atas nama
Zealeli Pharmaceutical Co.Ltd.
● Bahwa benar pada tanggal 13 Agustus 2015, TERSANGKA menerima pembayaran
Tahap 1 (Satu) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas pemenuhan prestasi
proyek Pengadaan Alat Kesehatan dan Farmasi Kementerian Kesehatan yang telah
mencapai 40% yaitu sebesar Rp 1.000.000.000.000,- (Satu Triliun Rupiah) yang
dikirimkan melalui Bank BAC Nomor Rekening 5150493947 atas nama TERSANGKA.
● Bahwa benar pada tanggal yang sama, TERSANGKA melakukan transaksi
pembayaran ekspor alat kesehatan dan farmasi berdasarkan Letter of Credit dari
60
rekening Bank BAC Nomor 5150493947 kantor cabang xx sebesar Rp
600.000.000.000,- (Enam Ratus Miliar Rupiah). Bank BAC kemudian mentransfer
uang tersebut ke rekening nomor 0888999234 Bank HSBS Kyoto, Jepang atas nama
Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd.
● Bahwa benar pada tanggal 15 Agustus 2015 sampai dengan 30 Desember 2015,
TERSANGKA mentransfer uang yang apabila dijumlahkan besarnya Rp
100.000.000.000,- (Seratus Miliar Rupiah) melalui rekening Bank BAC sebanyak 28
(Dua Puluh Delapan) kali transfer ke 2 (dua) rekening lain miliknya
● Bahwa benar pada tanggal 5 Januari 2016 sampai dengan 25 April 2016,
TERSANGKA melakukan transfer melalui rekening Bank BAC secara bertahap
sebanyak 21 (Dua Puluh Satu) kali ke rekening Loppi Bank atas nama PT SAFIRA
FARHANNA yang apabila dijumlahkan besarnya Rp 250.000.000.000 (Dua Ratus
Lima Puluh Miliar Rupiah).
● Bahwa benar pada tanggal 4 April 2016, TERSANGKA menerima pembayaran Tahap
2 (Dua) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas pemenuhan prestasi proyek
Pengadaan Alat Kesehatan dan Farmasi Kementerian Kesehatan yang telah
mencapai 100% yaitu sebesar Rp 1.261.451.061.740,- (Satu Triliun Dua Ratus Miliar
Empat Ratus Lima Puluh Satu Juta Enam Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Empat Puluh
Rupiah) melalui Bank BAC Nomor Rekening 5150493947 atas nama TERSANGKA.
● Bahwa benar pada tanggal yang sama, TERSANGKA melakukan transaksi
pembayaran ekspor alat kesehatan dan farmasi berdasarkan Letter of Credit dari
rekening Bank BAC Nomor 5150493947 kantor cabang xx sebesar Rp
400.000.000.000,- (Empat Ratus Miliar Rupiah). Bank BAC kemudian mentransfer
uang tersebut ke rekening nomor 0888999234 Bank HSBS Kyoto, Jepang atas nama
Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd.
● Bahwa benar pada tanggal 2 Mei 2015 sampai dengan 12 Juli 2015, TERSANGKA
mentransfer uang yang apabila dijumlahkan besarnya Rp 100.000.000.000,-
(Seratus Miliar Rupiah) melalui rekening Bank BAC sebanyak 14 (Empat Belas) kali
transfer ke 2 (dua) rekening lain miliknya
● Bahwa benar pada tanggal 19 Juli 2016 sampai dengan 15 November 2016,
TERSANGKA melakukan transfer secara bertahap sebanyak 21 (Dua Puluh Satu) kali
melalui rekening Bank BAC ke rekening Loppi Bank atas nama PT SAFIRA yang
apabila dijumlahkan besarnya Rp 315.000.000.000 (Tiga Ratus Lima Belas Miliar
Rupiah).

C. Unsur diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana

61
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2010.

Unsur ini trpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal
184 KUHAP yaitu:

 Bahwa benar pada tanggal 19 Januari 2015, TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan
Pratama, M.P.H. dan saksi Ir. Erlangga Adisoemarta mengadakan pertemuan dengan
saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M. bertempat di Gemini Cafe, Jalan Rancabentang
Nomor 51, Jakarta Utara.
 Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan
Pratama, M.P.H. meminta saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T. untuk mengusahakan
adanya penambahan anggaran untuk pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015.
 Bahwa benar untuk melakukan hal tersebut, saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T.
diberi imbalan sebesar Rp 1.500.000.000,- (Satu Miliar Lima Ratus Juta Rupiah).
 Bahwa benar pada tanggal 25 Januari 2015, TERSANGKA melalui Ir. Erlangga
Adisoemarta bertemu dengan saksi Afdhal Ali Satio, saksi Prof. Dr. dr. Nadia
Yovankasari, Sp.M (K) dan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M. bertempat di Aston
Bogor Hotel & Resort, Jalan Pahlawan Nomor 7, Bogor. Dalam pertemuan tersebut,
TERSANGKA meminta bantuan kepada saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K)
dan saksi Afdhal Ali Satrio agar mau menyetujui proposal yang diajukan oleh saksi
Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M. pada rapat internal selanjutnya dan menekankan
kepada seluruh pejabat internal bahwa pentingnya untuk memenuhi urgensi tersebut.
 Bahwa benar pada pertemuan yang sama, TERSANGKA juga menyampaikan niatnya
untuk menjadi penyedia alat kesehatan dan farmasi T.A 2015 dan meminta saksi Prof.
Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) agar saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M.
dijadikan Kuasa Pengguna Anggaran.
 Bahwa benar TERSANGKA menjanjikan imbalan lebih kepada saksi Afdhal Ali Satrio,
saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M., dan saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M
(K) apabila adanya penambahan anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi serta
apabila TERSANGKA berhasil menjadi penyedia alat kesehatan dan farmasi T.A 2015. Di
akhir pertemuan, ketiganya menyanggupi hal tersebut.
 Bahwa benar sebagai imbalan awal, TERSANGKA memberikan cek pelawat kepada
saksi Afdhal Ali Satrio, saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M., dan saksi Prof. Dr. dr.
Nadia Yovankasari, Sp.M (K) masing-masing sejumlah 115 lembar dengan total
nominal Rp 1.500.000.000,- (Satu Miliar Lima Ratus Juta Rupiah) yang dititipkan pada
masing-masing sekretarisnya di Jakarta.

62
 Bahwa pada tanggal 23 Januari 2015 pukul 14.00 WIB, atas perintah TERSANGKA yang
diwakili saksi Ir. Erlangga Adisoemarta, Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K),
melalui SMS dengan nomor +62854446678 menugaskan Dian Shabrina, S.E., nomor
+62817433128, untuk menghubungi Christin Clarita, S.H., melalui E-mail selaku
anggota Fraksi PKN di Komisi IX DPR RI. Christin Clarita, S.H., diminta untuk
menyampaikan kepada Ketua Komisi IX yaitu saksi Epita Pratiwi, S.T., M.Si., agar
bersama-sama memengaruhi seluruh Ketua Fraksi Komisi IX DPR RI yang berjumlah 10
orang agar menyetujui realokasi anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi dari
Kementerian Kesehatan T.A 2015. Nantinya TERSANGKA akan memberikan imbalan
bagi seluruh pihak yang terlibat. 10 orang tersebut yaitu:
o Damian Lazuardy,S.E.
o Andera Faiz,S.H.
o Andreas Johanes,S.T.
o Citra Yang, S.H.
o Eugenie Ellen, S.S.
o Hans Sitorus, S.E.
o Robin Kie, S.Pd.
o Rugun Astrid, S.Kd.
o Yosephine Fresca, S.H.
o Rezha Dwi, S.T.
 Bahwa TERSANGKA melalui Ir. Erlangga Adisoemarta menjanjikan uang sejumlah Rp
3.670.000.000,- (Tiga Miliyar Enam Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah) untuk Ketua Komisi
IX dan seluruh Ketua Kelompok Fraksi komisi IX DPR RI dengan perincian sebagai
berikut:
 Ketua Komisi IX DPR RI sejumlah Rp 1.270.000.000,- (Satu Miliar Dua Ratus Tujuh puluh
Juta Rupiah);
 Ketua Kelompok Fraksi (KAPOKSI) komisi IX DPR RI yang berjumlah 10 (sepuluh) orang
masing-masing sejumlah Rp 240.000.000 (Dua Ratus Empat Puluh Juta Rupiah);
 Bahwa benar pada tanggal 3 Februari 2015 pukul 13.00 WIB TERSANGKA melalui saksi
Roy Fahmi,S.E., bertemu dengan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T. dan saksi David
Monang Trinata, S.E. bertempat di Super Royale Golf Club Jalan Raya Halim Tiga, Halim
Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dalam pertemuan tersebut, TERSANGKA melalui saksi
Roy Fahmi, S.E., menyampaikan kepada saksi David Monang Trinata, S.T., supaya tidak
melakukan survey ke pasar dan distributor lain dalam menentukan spesifikasi teknis
dan Harga Perkiraan Sendiri (Selanjutnya disebut HPS).
 Bahwa benar dalam hal spesifikasi teknis, TERSANGKA mengarahkan saksi David
Monang Trinata, S.T., agar tim teknis membuat spesifikasi teknis yang mengacu kepada
alat-alat kesehatan dan vaksin Merk Zeli dari Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd.
 Bahwa benar dalam menentukan HPS, TERSANGKA memberikan daftar harga yang
kurang lebih tiga kali lebih mahal daripada harga yang sebenarnya (mark up) untuk
63
pengadaan alat kesehatan dan farmasi.
 Bahwa benar dalam hal ini, TERSANGKA akan mengajukan penawaran lelang dengan
harga 10% lebih rendah dari HPS tersebut.
 Bahwa benar pada pertemuan yang sama, TERSANGKA juga menyampaikan tentang PT
Asiakwann yang akan mengikuti pelelangan tersebut untuk menyamarkan kecurangan
yang dilakukan oleh TERSANGKA. PT Asiakwann merupakan rekanan dari TERSANGKA
yang juga merupakan perusahaan distributor alat-alat kesehatan dan farmasi.
 Bahwa benar TERSANGKA mengatakan bahwa akan mengatur agar PT Asiakwann
memberikan penawaran yang sama dengan TERSANGKA namun dengan harga yang
lebih tinggi. Untuk itu, saksi David Monang Trinata, S.T., harus memastikan peserta
lelang yang lolos pada evaluasi pertama tentang spesifikasi teknis hanyalah TERSANGKA
DAN PT Asiakwann, yang setelahnya pasti akan dimenangkan oleh TERSANGKA pada
evaluasi terakhir tentang harga penawaran.
 Bahwa benar saksi David Monang Trinata, S.T., pun menyetujui hal tersebut dan di akhir
pertemuan, TERSANGKA memberikan imbalan sebesar Rp 500.000.000,- (Lima Ratus
Juta Rupiah) dalam bentuk kartu ATM dengan nomor 09812345789 beserta pinnya
yang sumber dananya adalah rekening TERSANGKA dengan nomor XXX.
 Bahwa benar untuk menindaklanjuti permintaan TERSANGKA tersebut, tim teknis yang
dibentuk saksi David Monang Trinata, S.T., menyusun spesifikasi teknis dan harga
perkiraan dengan mengarahkan pada produk yang diminta oleh TERSANGKA serta
digunakan oleh David Monang Trinata, S.E., dalam menentukn HPS dan spesifikasi
teknis yang nantinya akan dicantumkan dalam Dokumen Pengadaan.
 Bahwa benar pada tanggal 18 Maret 2015 pukul 18.00 WIB, bertempat di Simsix Café
Ungaran, Semarang, TERSANGKA melalui Roy Fahmi menemui saksi David Monang
Trinata, S.T., dan meminta agar TERSANGKA nantinya tetap menjadi pemenang dalam
pengadaan ini. Dalam hal ini, TERSANGKA menjanjikan imbalan 1 (satu) unit rumah
eksklusif di Jalan Megaria nomor 5, Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah
serta sejumlah uang sebesar $17.000 (Tujuh Belas Ribu US Dollar) kepada saksi David
Monang Trinata, S.T. Mendengar tawaran tersebut, saksi David Monang Trinata, S.T.,
pun langsung menyetujuinya. Saksi David Monang Trinata, S.T., mengatakan bahwa ia
dapat mengusahakan adanya addendum spesifikasi, dimana hanya TERSANGKA dan PT
Asiakwann yang dapat memenuhi syarat tersebut.
 Bahwa benar pada tanggal 13 Agustus 2015 dan 4 April 2016, TERSANGKA menerima
uang yang apabila dijumlahkan besarnya 2.261.451.061.740,- (Dua Triliun Dua Ratus
Enam Puluh Satu Miliar Empat Ratus Lima Puluh Satu Juta Enam Puluh Satu Ribu Tujuh
Ratus Empat Puluh Rupiah) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas proyek pengadaan
alat kesehatan dan farmasi T.A 2015 yang mana sebagian dari uang tersebut
merupakan hasil tindak pidana sebagaimana analisis yuridis dakwaan kesatu.
64
D. Unsur dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan.

Unsur ini terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal 184
KUHAP yaitu :

● Bahwa benar pada tanggal 11 April 2015, TERSANGKA melakukan transaksi


pembayaran ekspor alat kesehatan berdasarkan Letter of Credit dari rekening Bank
BAC Nomor 5150493947 kantor cabang xx sebesar Rp 696.088.296.305,- (Enam
Ratus Sembilan Puluh Enam Miliar Delapan Puluh Delapan Juta Dua Ratus Sembilan
Puluh Enam Ribu Tiga Ratus Lima Rupiah). Bank BAC kemudian mentransfer uang
tersebut ke rekening Nomor 0888999234 Bank HSBS Kyoto, Jepang atas nama
Zealeli Pharmaceutical Co.Ltd.
● Bahwa benar pada tanggal 13 Agustus 2015, TERSANGKA menerima pembayaran
Tahap 1 (Satu) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas pemenuhan prestasi
proyek Pengadaan Alat Kesehatan dan Farmasi Kementerian Kesehatan yang telah
mencapai 40% yaitu sebesar Rp 1.000.000.000.000,- (Satu Triliun Rupiah) yang
dikirimkan melalui Bank BAC Nomor Rekening 5150493947 atas nama TERSANGKA.
● Bahwa benar pada tanggal yang sama, TERSANGKA melakukan transaksi
pembayaran ekspor alat kesehatan dan farmasi berdasarkan Letter of Credit dari
rekening Bank BAC Nomor 5150493947 kantor cabang xx sebesar Rp
600.000.000.000,- (Enam Ratus Miliar Rupiah). Bank BAC kemudian mentransfer
uang tersebut ke rekening nomor 0888999234 Bank HSBS Kyoto, Jepang atas nama
Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd.
● Bahwa benar pada tanggal 15 Agustus 2015 sampai dengan 30 Desember 2015,
TERSANGKA mentransfer uang yang apabila dijumlahkan besarnya Rp
100.000.000.000,- (Seratus Miliar Rupiah) melalui rekening Bank BAC sebanyak 28
(Dua Puluh Delapan) kali transfer ke 2 (dua) rekening lain miliknya
● Bahwa benar pada tanggal 5 Januari 2016 sampai dengan 25 April 2016,
TERSANGKA melakukan transfer melalui rekening Bank BAC secara bertahap
sebanyak 21 (Dua Puluh Satu) kali ke rekening Loppi Bank atas nama PT SAFIRA
FARHANNA yang apabila dijumlahkan besarnya Rp 250.000.000.000 (Dua Ratus
Lima Puluh Miliar Rupiah).
● Bahwa benar pada tanggal 4 April 2016, TERSANGKA menerima pembayaran Tahap
2 (Dua) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas pemenuhan prestasi proyek
Pengadaan Alat Kesehatan dan Farmasi Kementerian Kesehatan yang telah
mencapai 100% yaitu sebesar Rp 1.261.451.061.740,- (Satu Triliun Dua Ratus Miliar
Empat Ratus Lima Puluh Satu Juta Enam Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Empat Puluh

65
Rupiah) melalui Bank BAC Nomor Rekening 5150493947 atas nama TERSANGKA.
● Bahwa benar pada tanggal yang sama, TERSANGKA melakukan transaksi
pembayaran ekspor alat kesehatan dan farmasi berdasarkan Letter of Credit dari
rekening Bank BAC Nomor 5150493947 kantor cabang xx sebesar Rp
400.000.000.000,- (Empat Ratus Miliar Rupiah). Bank BAC kemudian mentransfer
uang tersebut ke rekening nomor 0888999234 Bank HSBS Kyoto, Jepang atas nama
Zealzeli Pharmaceutical Co.Ltd.
● Bahwa benar pada tanggal 2 Mei 2015 sampai dengan 12 Juli 2015, TERSANGKA
mentransfer uang yang apabila dijumlahkan besarnya Rp 100.000.000.000,-
(Seratus Miliar Rupiah) melalui rekening Bank BAC sebanyak 14 (Empat Belas) kali
transfer ke 2 (dua) rekening lain miliknya
● Bahwa benar pada tanggal 19 Juli 2016 sampai dengan 15 November 2016,
TERSANGKA melakukan transfer secara bertahap sebanyak 21 (Dua Puluh Satu) kali
melalui rekening Bank BAC ke rekening Loppi Bank atas nama PT SAFIRA yang
apabila dijumlahkan besarnya Rp 315.000.000.000 (Tiga Ratus Lima Belas Miliar
Rupiah).

D. Unsur beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri
sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan.

Unsur ini terpenuhi dengan fakta-fakta yang memenuhi alat bukti sesuai pasal 184
KUHAP yaitu :

 Bahwa benar pada tanggal 14 Januari 2015, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta menghadiri pertemuan dengan jajaran direksi dan para pemegang
saham TERSANGKA, yaitu saksi Navanya Adisoemarta, S.E., M.M., saksi dr. Junifar
Ridwan Pratama, M.P.H., saksi Roy Fahmi, S.E., saksi Jon Siri, S.E., dan saksi Ir. Abian
Fadullulah bertempat di Hotel Mulia, Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat.
 Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, saksi Navanya Adisoemarta, S.E., M.M.,
membahas cara untuk mengisi kekurangan kas partai setelah mengikuti Pemilihan
Umum tahun 2014. Dalam hal ini, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta mengusulkan agar TERSANGKA menjadi penyedia alat kesehatan dan
farmasi Kementerian Kesehatan T.A 2015.
 Bahwa benar dalam pertemuan yang sama, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta mengatakan akan menggunakan wewenangnya sebagai Biro
Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan untuk menambah anggaran
pengadaan alat kesehatan dan farmasi tersebut sehingga Partai Keadilan Nasional

66
dapat mendapatkan keuntungan yang optimal melalui TERSANGKA apabila
TERSANGKA berhasil menjadi penyedianya.
 Bahwa benar pada tanggal 19 Januari 2015, TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan
Pratama, M.P.H. dan saksi Ir. Erlangga Adisoemarta mengadakan pertemuan
dengan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M. bertempat di Gemini Cafe, Jalan
Rancabentang Nomor 51, Jakarta Utara.
 Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan
Pratama, M.P.H. memberitahukan maksudnya kepada saksi Agnes Beatrice
Sihombing, S.K.M. yaitu supaya saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M.
mengusulkan untuk menambah anggaran pada alat kesehatan dan farmasi T.A 2015
serta rencananya untuk menjadikan saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M.
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran pada proyek pengadaannya.
 Bahwa benar TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan Pratama, M.P.H. memberikan
list alat-alat kesehatan beserta harganya kepada saksi Agnes Beatrice Sihombing,
S.K.M. Dalam hal ini, TERSANGKA menjanjikan uang sebesar Rp 1.500.000.000,-
(Satu Miliar Lima Ratus Juta Rupiah) kepada saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M.
apabila saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M. mau mengajukan proposal
penambahan anggaran sesuai dengan list yang diberikan.

 Bahwa benar pada tanggal 20 Januari 2015, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga
Adisoemarta menghadiri rapat internal Kementerian Kesehatan bertempat di
Gedung Kementerian Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9,
Jakarta Selatan 12950, yang mana membahas pengalokasian anggaran yang
direncanakan Komisi IX DPR RI bagi Kementerian Kesehatan.
 Bahwa benar dalam rapat tersebut, saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.K.M.
mengajukan proposal penambahan anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi T.A
2015 yang mana alat kesehatan dan farmasi tersebut nantinya akan didistribusikan
untuk RSUD-RSUD di berbagai provinsi terpencil yang tidak memenuhi standar
beroperasi. Dalam rapat itu pula, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlangga Adisoemarta
mengatakan tidak adanya anggaran tersisa untuk penambahan alat kesehatan dan
farmasi T.A 2015.

 Bahwa benar saksi Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K) dan saksi Afdhal Ali
Satrio, M.Kes. menolak proposal yang diajukan oleh saksi Agnes Beatrice Sihombing,
S.K.M. setelah mengetahui penambahan anggaran tersebut terlalu tinggi dari
alokasi anggaran awal.

67
 Bahwa benar pada tanggal 21 Januari 2015, saksi Ir. Erlangga Adisoemarta atas
instruksi TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan Pratama, M.P.H. mengadakan
pertemuan dengan saksi Agnes Beatrice, S.K.M., saksi Afdhal Satrio, S.K.M. dan saksi
Prof. Dr. dr. Nadia Yovankasari, Sp.M (K).
 Bahwa benar dalam pertemuan tersebut, TERSANGKA melalui Ir. Erlangga meminta
kepada saksi Afdhal Ali Satrio, S.K.M. dan saksi Prof. Dr. dr Nadia Yovankasari untuk
ikut menyetujui dan memengaruhi seluruh Pejabat Internal Kementerian Kesehatan
agar menyetujui realokasi anggaran yang sebelumnya telah diajukan oleh saksi
Agnes Beatrice Sihombing, S.T.
 Bahwa benar TERSANGKA melalui Ir. Erlangga Adisoemarta memberikan ketiganya
cek pelawat masing-masing 115 lembar senilai Rp 1.500.000.000,- (Satu Miliar Lima
Ratus Juta Rupiah) melalui sekretaris pribadi masing-masing di Jakarta.
 Bahwa benar pada tanggal 26 Januari 2015, TERSANGKA melalui Ir. Erlangga
Adisoemarta menghadiri rapat internal Kementerian Kesehatan bertempat di
Gedung Kementerian Kesehatan, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kavling 4-9,
Jakarta Selatan 12950, yang mana membahas kembali mengenai rencana
pengalokasian anggaran bagi Kementerian Kesehatan T.A 2015. Dalam rapat
tersebut, proposal penambahan anggaran untuk alat kesehatan dan farmasi T.A
2015 disetujui oleh seluruh Pejabat Internal Kementerian Kesehatan.
 Bahwa benar pada tanggal 31 Januari 2015, TERSANGKA melalui saksi Ir. Erlanggga
Adisoemarta menerima e-mail dari saksi Agnes Beatrice Sihombing, S.T. yang
berisikan jadwal beserta susunan panitia pengadaan untuk alat kesehatan dan
farmasi T.A 2015.
 Bahwa benar TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan Pratama, M.P.H. bersama
dengan saksi Ir. Erlangga Adisoemarta, M.P.H., saksi Roy Fahmi, S.E., saksi Jon Siri,
saksi Navanya Adisoemarta, S.E., M.M., dan saksi Ir. Abian Fadullulah, serta
beberapa pemegang saham menghadiri RUPS tanggal 2 Februari 2015. Dalam RUPS
tersebut, TERSANGKA melalui dr. Junifar Ridwan Pratama, M.P.H. mengusulkan
untuk memberikan imbalan bagi Panitia Pengadaan agar TERSANGKA menjadi
pemenang pada proyek pengadaan alat kesehatan dan farmasi T.A 2015 yang mana
hal tersebut disetujui pada akhir RUP

V. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan tersebut di atas, maka Penyidik berkesimpulan :

68
1. Tersangka PT ADISOEMARTA MEDICALOGY & PHARMACY Tbk secara bersama-
sama dengan JUNIFAR RIDWAN PRATAMA, JON SIRI, ROY FAHMI, ABIAN
FADULULAH, ERLANGGA ADISOEMARTA ( Dalam berkas terpisah ) secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara atau dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) jo. Pasal 18 Undang-Undang No.21 tahun 2000 tentang
P e m b e r a n t a s a n T i n d a k P i d a n a K o r u p s i Pasal 5 Undang-Undang
Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

2. Tersangka PT ADISOEMARTA MEDICALOGY & PHARMACY Tbk secara bersama-


sama dengan MUSA ANSARI, BOY HERMANSYAH, JAMES TODD, AHMAD ALPHA,
META SUGESTY, MICHAEL WONG, dan NORMAN YUDHA ( Dalam berkas
terpisah ) telah melakukan Tindak Pidana Korupsi dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan
maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat
atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana jo Pasal 65 ayat (1) KUH Pidana.

Jakarta, 2 JULI 2017


PENYIDIK

LIYON KWAN

69

Anda mungkin juga menyukai