Anda di halaman 1dari 3

UU Kesehatan

Disahkan, DPR
Pastikan Hak Nakes
Tidak Hilang
12 Juli 2023  Dilihat: 6089
fShare
 
Share

Save

Jakarta, InfoPublik - Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI telah mengesahkan UU
Kesehatan.

Ketua DPR RI Puan Maharani pun memastikan jika seluruh hak-hak tenaga kesehatan (Nakes) tidak
akan hilang dalam UU Kesehatan yang telah disahkan tersebut. 

Pengesahan Omnibus Law UU Kesehatan dilakukan dalam Rapat Paripurna (Rapur) Masa Persidangan
V Tahun Sidang 2022-2023 yang digelar di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan,
Jakarta, Selasa (11/7/2023). Rapat Paripurna dipimpin langsung oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.
Rapat Paripurna pun dihadiri oleh Wakil Ketua DPR Lodewijk F Paulus dan Rachmat Gobel. Dalam
rapat tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan sejumlah menteri juga turut
hadir.

Pengesahan RUU Kesehatan menjadi UU diawali dengan pembacaan laporan hasil pembicaraan
tingkat I atas RUU Kesehatan. Laporan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR sekaligus
Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU Kesehatan, Emanuel Melkiades Laka Lena.

Usai penyampaian laporan tersebut, Puan lalu membacakan soal komposisi fraksi yang setuju dan
tidak setuju dengan RUU Kesehatan.

Ia juga mempersilakan fraksi-fraksi yang menolak dan fraksi yang menyetujui dengan catatan
menyampaikan pendapatnya.

Setelah itu, Puan menanyakan persetujuan anggota dewan terhadap pengesahan RUU Kesehatan
menjadi UU. Anggota DPR yang hadir menyatakan setuju.

"Apakah Rancangan Undang-Undang Kesehatan dapat disetujui untuk disahkan menjadi undang-
undang?" tanya Puan selaku pimpinan sidang. "Setuju," jawab peserta rapat dilanjutkan dengan
ketokan palu sidang dari Puan tanda UU Kesehatan telah resmi disahkan oleh DPR.

Puan pun menekankan, setiap aspirasi yang diberikan oleh pelaku pelayanan kesehatan sudah
dipertimbangkan dalam butir-butir pasal yang dimuat dalam UU Kesehatan.

"Hak-hak bagi Nakes yang sebelumnya telah dicantumkan dalam UU Kesehatan tidak akan hilang
dalam UU ini. Justru hak-hak bagi nakes akan ditingkatkan dalam hal pemberian kesejahteraan demi
kelangsungan hidup yang lebih baik lagi," kata Puan.

Perlindungan hukum

UU Kesehatan juga memperhatikan perlindungan hukum bagi pelaku pelayanan kesehatan. Menurut
Puan, hal itu didasari karena banyaknya tindakan hukum yang diterima oleh Nakes namun tidak ada
payung hukum yang melindunginya.

"Saya mengapresiasi Nakes yang merupakan mitra strategis dalam memenuhi hak dasar masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Untuk itu, nakes perlu mendapatkan perlindungan hukum
yang layak," tuturnya.

UU inisiatif DPR yang didukung penuh oleh pemerintah itu juga mengusung sejumlah manfaat. Beleid
ini disebut akan membentuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia.

"UU Kesehatan ini bertujuan memperkuat sistem kesehatan negara dan meningkatkan kualitas
kesehatan serta kesejahteraan masyarakat," ungkap Puan.

DPR dipastikan berkomitmen untuk mengawal diterapkannya Omnibus Law UU Kesehatan secara adil.
Puan merinci, mulai dari perlindungan hukum bagi Nakes maupun pasien, sampai pada hal
peningkatan kualitas pelayanan sistem kesehatan. 

"Kami di DPR akan mengawal implementasi setiap peraturan yang ada dalam UU Kesehatan. Ini semua
demi meningkatkan kualitas kesehatan nasional, melindungi masyarakat dan mensejahterakan para
petugas kesehatan," terangnya. 
DPR menyadari UU Kesehatan menimbulkan pro dan kontra. Meski begitu, Puan menyebut
pembahasan UU Kesehatan telah memenuhi unsur keterbukaan, serta dibahas secara intensif dengan
prinsip kehati-hatian. 

Puan juga memastikan pembahasan UU Kesehatan telah melibatkan partisipasi publik, termasuk dari
kalangan dunia kesehatan dan medis. Hal ini demi memastikan agar UU dibuat secara komprehensif.

“Dalam pembahasan UU Kesehatan, DPR telah melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk
dari masyarakat secara umum, sebagai bentuk keikutsertaan publik di penyusunan UU ini. Tentunya
partisipasi publik telah memperkaya wawasan untuk penyempurnaan konsepsi UU Kesehatan,” papar
Puan.

UU Kesehatan diketahui bersifat komprehensif dan transformatif untuk mengatur upaya kesehatan di
Indonesia dari hulu ke hilir dengan mengedepankan penguatan sistem kesehatan nasional. Tujuannya
untuk meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat Indonesia dan meningkatkan daya saing bangsa
Indonesia.

Dijelaskan Puan, pandemi COVID-19 juga turut andil dalam pengesahan Omnibus Law UU Kesehatan.
Sebab pandemi menyebabkan disrupsi besar-besaran dalam hal pencapaian pembangunan kesehatan
nasional.

Omnibus Law UU Kesehatan disebut akan menghadirkan solusi terhadap berbagai permasalahan di
bidang Kesehatan. Seperti pelayanan kesehatan yang masih didominasi pendekatan kuratif,
ketersediaan dan distribusi Sumber Daya Kesehatan (SDM), kesiapan menghadapi krisis kesehatan,
aspek kemandirian farmasi dan Alat Kesehatan.

Puan berharap seluruh pengaturan di dalam UU Kesehatan dapat memajukan kesehatan masyarakat
Indonesia melalui penyediaan pelayanan kesehatan terbaik. Dengan begitu, masyarakat memiliki
kesempatan yang luas dalam mengakses layanan kesehatan berkualitas di negeri sendiri, dan dapat
meningkatkan citra bangsa Indonesia di mata dunia internasional.

"Semoga UU Kesehatan ini akan memberikan manfaat bagi kita semua. Dengan mengedepankan
kepentingan masyarakat, DPR berharap dapat menjadi perpanjangan aspirasi publik dengan
pertimbangan transformasi sistem kesehatan melalui legislasi yang sesuai kebutuhan,” tegasnya. 

Foto Istimewa/DPR Ri

Anda mungkin juga menyukai