Anda di halaman 1dari 32

Hukum,

Kebijakan,
dan Etika
Kesehatan
Kelompok 4
Anggota
Anastiti Sekardewi Migunani (2306151945)

Arazzy Shafa Nirwasta (2306241562)

Betari Salwa Insani (2306274636)

Izza Nayla Paramitha (2306212631)

Keisha Atthaya Alamsyah (2306214385)

Rajwaa Fauziah Sajid (2306152001)

Ursula Sekarputri Nathania (2306151705)


Ruang Lingkup Hukum,
Kebijakan, dan Etika
Kesehatan
Hukum kesehatan mencakup berbagai disiplin seperti hukum kedokteran, hukum keperawatan,
hukum farmasi, hukum apotik, hukum kesehatan masyarakat, hukum umum, dan hukum internasional.
Tujuan dari hukum kesehatan adalah untuk melindungi hak-hak pasien, memastikan kualitas
pelayanan kesehatan, serta mengatur praktik medis, termasuk masalah malpraktek yang terjadi.

Kebijakan kesehatan mencakup berbagai aspek seperti kebijakan pemerintah, kebijakan rumah
sakit, dan kebijakan asuransi kesehatan.
Bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, memperluas akses ke pelayanan
kesehatan, serta mengatur penggunaan sumber daya kesehatan.
Mempertimbangkan aspek etika, termasuk hak pasien untuk menerima informasi yang akurat dan
jelas mengenai kondisi kesehatan mereka.

Etika kesehatan mencakup prinsip-prinsip moral yang harus diikuti oleh para profesional kesehatan,
seperti prinsip otonomi, keadilan, dan tidak merugikan.
Tujuannya, yaitu melindungi hak-hak pasien, menjaga kualitas pelayanan kesehatan, dan mengatur
praktik medis.
Di dalam ranah kesehatan, ada keterkaitan yang erat antara hukum, kebijakan, dan etika yang
saling berpengaruh. Hukum serta kebijakan kesehatan memiliki potensi untuk mempengaruhi
pelaksanaan praktik medis, sementara etika kesehatan juga bisa mempengaruhi proses
pembuatan kebijakan dan pengaturan hukum.
Dasar Hukum Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan masyarakat diatur dalam :
Pasal 28 H ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Pasal 34 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak.

Kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam UU No. 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan.
Dimana dalam UU ini terdapat hak dan kewajiban masyarakat, serta tanggung jawab pemerintah
terhadap pelayanan kesehatan.
Tipe Hukum
a. Hukum Konstitusional (UUD 1945)

Konstitusi secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai segala ketentuan dan aturan tentang
ketatanegaraan. Lebih lanjut K.C. Wheare mengemukakan bahwa konstitusi adalah keseluruhan
sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk dan
mengatur suatu negara. Dalam konteks Indonesia, salah satu hukum konstitusi yang dimaksud adalah
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Di dalamnya terdapat peraturan
yang mencakup berbagai aspek, salah satunya adalah aspek kesehatan yang terdapat pada
Undang-Undang Dasar Negara 1945 Pasal 28H ayat (1) yang berbunyi “Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
b. Undang-Undang (UU)

Undang-Undang/Perundang-undangan (UU) merupakan peraturan perundang-undangan yang


disusun oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan bersama Presiden. Terdapat
beberapa Undang-Undang yang membahas tentang aspek kesehatan, salah satunya adalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
Tujuan dari penetapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang
Kesehatan adalah sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, perlindungan
bagi masyarakat, serta mengatur kewenangan dan tanggung jawab tenaga kesehatan.
b. Undang-Undang (UU)

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 merupakan peraturan yang mengatur berbagai aspek
dalam sistem kesehatan di Indonesia mencakup hal-hal seperti upaya promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif, di antaranya adalah :
1. Mengubah fokus dari pengobatan menjadi pencegahan.
2. Memudahkan akses layanan kesehatan.
3. Mempersiapkan sistem kesehatan yang tangguh menghadapi bencana.
4. Meningkatkan efisiensi dan transparansi pembiayaan kesehatan.
5. Memperbaiki kekurangan tenaga kesehatan.
6. Mendorong industri kesehatan untuk mandiri di dalam negeri dan mendorong penggunaan
teknologi kesehatan yang mutakhir.
7. Menyederhanakan proses perizinan kesehatan.
8. Melindungi tenaga kesehatan secara khusus.
9. Mengintegrasikan sistem informasi kesehatan.
c. Peraturan Presiden

Perpres adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh presiden untuk menjalankan
perintah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan
kekuasaan pemerintahan. Salah satu Peraturan Presiden dalam lingkup kesehatan adalah
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan. Perpres tersebut dibuat
dalam rangka meningkatkan kualitas dan kesinambungan program jaminan kesehatan di
Indonesia.
d. Peraturan Menteri

Berdasarkan Penjelasan Pasal 8 ayat (1) UU 12/2011, Peraturan Menteri adalah peraturan yang
ditetapkan oleh menteri berdasarkan materi muatan dalam rangka penyelenggaraan urusan
tertentu dalam pemerintahan. Salah satu Peraturan Menteri dalam lingkup kesehatan adalah
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Rangka Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Peraturan ini dibuat dengan menimbang bahwa penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) dengan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian telah meningkat dan meluas lintas wilayah dan
lintas negara dan berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Maka dari itu, dalam upaya menekan
penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) semakin meluas, Menteri Kesehatan
menetapkan pembatasan sosial berskala besar.
e. Peraturan Gubernur

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah, Peraturan Gubernur diklasifikasikan sebagai contoh dari peraturan kepala daerah
(Perkada), yakni peraturan tingkat daerah yang dibentuk oleh gubernur untuk melaksanakan
peraturan daerah atau atas kuasa peraturan perundang-undangan.
Pergub yang membahas lingkup kesehatan adalah Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Nomor 16 Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan Minimal pada Pusat
Pelayanan Kesehatan Pegawai.
Peraturan ini dibuat dengan menimbang bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada pegawai serta untuk memenuhi salah satu persyaratan administratif penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada Pusat Pelayanan
Kesehatan Pegawai, perlu dilakukan penyusunan, penetapan, penerapan dan rencana pencapaian
standar pelayanan minimal.
Perbedaan antara
Keadilan Pasar dan
Keadilan Sosial
Perbedaan Karakteristik Keadilan Pasar dan Keadilan Sosial

Keadilan Pasar Keadilan Sosial

Melihat pelayanan kesehatan sebagai komoditas ekonomi Melihat pelayanan kesehatan sebagai sumber daya sosial

Mengasumsikan terjadinya mekanisme pasar bebas dalam


Ada peran aktif pemerintah dalam pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan (demand dan supply)

Mengasumsikan pasar lebih efisien dalam pengalokasian sumber Mengasumsikan pemerintah lebih efisien dalam pengalokasian
daya sumber daya secara adil

Produksi dan pendistribusian pelayanan kesehatan berdasarkan Alokasi anggaran kesehatan biasanya dilakukan berdasarkan
mekanisme pasar akan lebih efektif perencanaan pusat

Distribusi pelayanan medis akan terjadi berdasarkan kemampuan Kemampuan seseorang untuk membayar tidak berkaitan dengan
seseorang untuk membayar pelayanan medis yang dibutuhkan (yang sebaiknya diterima)

Akses terhadap pelayanan kesehatan dipandang sebagai manfaat


Akses pelayanan kesehatan dianggap sebagai hak dasar
ekonomi dari usaha dan pencapaian personal
Perbedaan Implikasi Keadilan Pasar dan Keadilan Sosial

Keadilan Pasar Keadilan Sosial

Kesehatan adalah tanggung jawab individu Kesehatan adalah tanggung jawab bersama

Pelayanan kesehatan didapat berdasarkan kemampuan dan


Setiap orang mendapatkan pelayanan kesehatan dasar
kemauan individu untuk membayar (ability to pay dan willingness to
berdasarkan kebutuhan
pay)

Obligasi terbatas untuk barang kolektif Obligasi kuat untuk barang kolektif

Kesejahteraan komunitas lebih ditekankan dibanding


Penakanan pada kesejahteraan individu
kesejahteraan individu

Solusi privat pada permasalahan sosial Solusi publik pada permasalahan sosial

Pendistribusian berdasarkan kemampuan membayar dari Pendistribusian pelayanan kesehatan direncanakan oleh negara /
masyarakat pemerintah
Hak Individu dan
Kebutuhan Masyarakat
Seringkali, dalam melakukan intervensi kesehatan masyarakat timbul kekakuan antara hak
individu dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga, upaya dalam menyeimbangkan hak individu
dan kebutuhan masyarakat adalah dengan membuat upaya yang tidak merugikan atau
menguntungkan satu pihak saja.
Jadi, apabila kita sebagai tenaga kesehatan melakukan upaya melindungi suatu individu dalam
penelitian, maka kita perlu memastikan masyarakat mendapatkan manfaat dari upaya tersebut.
Karena individu merupakan bagian dari masyarakat, jika ada yang terjadi pada individu maka
hal yang sama akan mempengaruhi sebuah masyarakat.
Contohnya, seorang warga desa Z menderita Covid-19 dan virus tersebut menyebar pada
masyarakat desa. Sehingga, upaya yang perlu dilakukan adalah upaya intervensi kepada
masyarakat dan karantina warga yang terkena Covid-19.
Etika Penelitian Medik
dan Etika Kesehatan
Masyarakat
a. Etika Penelitian Medik

Prinsip etik penelitian di bidang kesehatan yang mempunyai secara etik dan hukum secara universal
mempunyai tiga prinsip, yaitu (Kemenkes, 2017):

1. Menghormati harkat martabat manusia (respect for person)

Bentuk penghormatan terhadap martabat manusia sebagai individu (personal), yang memiliki
kebebasan untuk memilih dan bertanggung jawab secara pribadi atas pilihannya. Untuk
menghormati otonomi, prinsip ini mengatakan bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk
memahami pilihan pribadi mereka sendiri untuk mengambil keputusan (self-determination) dan
melindungi orang yang otonominya terganggu atau kurang. Ini juga mengatakan bahwa orang yang
tergantung (dependent) atau rentan (vulnerable) harus dilindungi dari kehilangan atau
penyalahgunaan.
2. Berbuat baik (beneficence) dan tidak merugikan (non-maleficence)
Prinsip etik berbuat baik menyatakan bahwa kita memiliki kewajiban untuk membantu orang lain
dengan melakukan apa yang kita bisa untuk memberi mereka manfaat sebanyak mungkin sambil
mempertahankan kerugian seminimal mungkin.
Prinsip etik berbuat baik menetapkan bahwa:
1) Risiko penelitian harus wajar (reasonable) dibandingkan dengan manfaat yang diharapkan,
2) Desain penelitian harus memenuhi persyaratan ilmiah (scientifically sound),
3) Para peneliti harus mampu melakukan penelitian dan sekaligus mampu menjaga kesejahteraan
subjek penelitian, dan
4) Prinsip do not harm, menentang segala tindakan yang berpotensi merugikan.

Prinsip tidak merugikan mengatakan bahwa jika Anda tidak dapat melakukan sesuatu yang
bermanfaat, maka sebaiknya Anda tidak merugikan orang lain. Tujuan dari prinsip ini adalah agar
subjek penelitian tidak diperlakukan sebagai sarana dan memberikan perlindungan terhadap
penyalahgunaan.
3. Keadilan (justice)
Mengacu pada kewajiban moral untuk memperlakukan setiap orang (sebagai individu otonom)
dengan cara yang benar dan layak untuk memperoleh haknya.
Prinsip ini berkaitan dengan keadilan distributif, yaitu keadilan yang merata, yang memerlukan
pembagian yang seimbang dari beban dan keuntungan yang diperoleh subjek dari keikutsertaan.
Ini dilakukan dengan mempertimbangkan distribusi usia dan gender, status ekonomi, budaya, dan
etnik. Hanya jika perbedaan yang relevan secara moral antara individu yang terlibat dapat
membenarkan perbedaan dalam distribusi beban dan keuntungan. Kerentanan, atau kerentanan,
adalah salah satu perbedaan antara kedua perawatan tersebut. Ketidakmampuan untuk
melindungi kepentingan diri sendiri, kesulitan memberi persetujuan, kesulitan menentukan pilihan
untuk mendapatkan pelayanan atau keperluan lain yang mahal, atau karena tergolong muda atau
berkedudukan rendah dalam kelompoknya adalah semua contoh kerentanan.
b. Etika Kesehatan Masyarakat

Etika kesehatan masyarakat ini bertujuan untuk memahami dan menjelaskan batasan yang ada
sehingga masalah praktik kesehatan masyarakat dapat diatasi dengan bijak dan sesuai dengan etika
masyarakat. Kode etik yang mengatur pelayanan kesehatan masyarakat harus dibuat supaya sesuai
dengan hak-hak manusia. Pelayanan kesehatan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan
kesehatan masyarakat dan mengurangi risiko pelanggaran hak atas kesehatan seseorang.
Mendiskusikan Kebijakan
dalam Merespon Pandemi
Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi kebijakan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Berikut
adalah beberapa kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia dalam merespon pandemi
COVID-19:

1. Pembatasan mobilitas masyarakat: Salah satu kebijakan pemerintah dalam menekan penularan
virus COVID-19 adalah membatasi mobilitas masyarakat. Sejak awal pandemi tahun 2020 hingga
semester I tahun 2021, kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat dimulai dengan istilah PSBB
pada April 2020 hingga PPKM Level 3 dan 4 menjelang akhir Juli 2021.

2. Kampanye 3M: Pemerintah melakukan kampanye massal memakai masker, menjaga jarak, dan
mencuci tangan dengan sabun (3M) sepanjang Semester II-2020.

3. Program vaksinasi nasional: Pada akhir tahun 2020, pemerintah mulai menetapkan program
vaksinasi nasional. Keberhasilan vaksinasi Indonesia adalah bukti bahwa Indonesia melakukan
pendekatan vaksinasi bukan dalam bentuk program, tapi dalam bentuk gerakan.
4. Penyesuaian tupoksi SKPD: Kebijakan berkaitan dengan penyesuaian tupoksi SKPD
dalam masa Covid-19.

5. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019: Presiden melalui Instruksi Presiden Nomor 4
Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan Dalam Mencegah, Mendeteksi, dan
Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia
telah memberikan instruksi khusus kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi untuk meningkatkan kegiatan riset dalam rangka peningkatan kapasitas
nasional dalam.

Pemerintah Indonesia terus berupaya menangani pandemi COVID-19 dengan berbagai


kebijakan yang diambil. Kebijakan tersebut diharapkan dapat membantu menekan
penyebaran virus dan memulihkan kondisi ekonomi nasional.
Refrensi
(No date) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Available at: https://www.dpr.go.id/jdih/uu1945
(Accessed: 22 September 2023).

(No date) View of Etika Dalam Kesehatan Masyarakat (ethics in public health). Available at:
https://www.jhtm.or.id/index.php/jhtm/article/view/117/118 (Accessed: 23 September 2023).

Handayani, L.T. (2018a) ‘Kajian etik Penelitian Dalam Bidang Kesehatan Dengan  Melibatkan Manusia Sebagai subyek’,
The Indonesian Journal of Health Science, 10(1). doi:10.32528/the.v10i1.1454.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020
tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(COVID-19). Jakarta. Available at: https://peraturan.bpk.go.id/Details/135220/permenkes-no-9-tahun-2020 (Accessed:
23 September 2023).

Pemerintah Pusat Republik Indonesia (2019). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan. Jakarta. Available at:
https://peraturan.bpk.go.id/Details/122788/perpres-no-75-tahun-2019. (Accessed: 23 September 2023).
Refrensi
Pemerintah Pusat Republik Indonesia (2023). Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Jakarta.
Available at: https://peraturan.bpk.go.id/Details/258028/uu-no-17-tahun-2023. (Accessed: 23 September 2023).

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (2017). Peraturan Gubernur (PERGUB) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor
16 Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan Minimal Pada Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai. Jakarta. Available at:
https://peraturan.bpk.go.id/Details/61172. (Accessed: 23 September 2023).

Riegelman, Richard. 2019. Public Health 101 THIRD EDITION: Improving Community Health. Jones & Brtlett Learning,LLC, an
Ascend Learning Company.

Takdir, T. (2018) Pengantar Hukum Kesehatan, IAIN Palopo. Palopo, Indonesia: Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo.
Available at: http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/303/1/LAYOUT%20-
%20PENGANTAR%20HUKUM%20KESEHATAN.pdf (Accessed: 22 September 2023).

Undang-Undang (no date a) JDIH Biro Hukum dan Organisasi - Badan POM RI. Available at:
https://jdih.pom.go.id/preview/slide/1504/17/2023 (Accessed: 22 September 2023).
Refrensi
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani covid 19 (no date) Kompaspedia. Available at: https://kompaspedia.kompas.id/label/kebijakan-
pemerintah-dalam-menangani-covid-19 (Accessed: 24 September 2023).

(No date a) Berisikan Lini Masa Kebijakan Dan Dinamika Penanganan Pandemi, Pemerintah Luncurkan Buku Vaksinasi Covid-19 - Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Available at: https://ekon.go.id/publikasi/detail/4437/berisikan-lini-masa-kebijakan-
dan-dinamika-penanganan-pandemi-pemerintah-luncurkan-buku-vaksinasi-covid-19 (Accessed: 24 September 2023).

Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah (no date) Regulasi - Kebijakan dalam Masa Pandemi covid-19, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa
Tengah. Available at: https://www.perhubungan.jatengprov.go.id/regulasi/kebijakan-dalam-masa-pandemi-covid-19 (Accessed: 24 September
2023).

Riana, F. (2021) Setahun Pandemi Covid-19, Ini Aneka Kebijakan pemerintah Dan Kritiknya, Tempo. Available at:
https://nasional.tempo.co/read/1437725/setahun-pandemi-covid-19-ini-aneka-kebijakan-pemerintah-dan-kritiknya (Accessed: 24 September
2023).

Tempo.co (2021) Gonta-Ganti Istilah Penanganan Covid-19: PSBB Hingga Terkini PPKM Level 4, Tempo. Available at:
https://nasional.tempo.co/read/1486390/gonta-ganti-istilah-penanganan-covid-19-psbb-hingga-terkini-ppkm-level-4 (Accessed: 24
September 2023).

(No date a) Artikel 1 kebijakan Penanganan Pandemi covid-19 - bank Indonesia. Available at:
https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Documents/8.Bab-5__Artikel_II-2020.pdf (Accessed: 24 September 2023).
Sesi
Tanya
Jawab
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai