Anda di halaman 1dari 4

MENELUSURI JALAN TENGAH

Disusun Oleh:
Mella Ayulestari
[ K100230239 ]

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023/2024
PENDAHULUAN
Omnibus Law adalah undang-undang yang mengatur berbagai aspek
hukum dalam satu naskah, termasuk bidang kesehatan. Omnibus Law dianggap
sebagai salahsatu cara untuk mempercepat reformasi birokrasi dan meningkatkan
daya saing ekonomi Indonesia. Namun, Omnibus Law juga menuai banyak kritik
dan kontroversi dari berbagai pihak, terutama terkait dengan dampaknya terhadap
kesejahteraan dan hak-hak pekerja, lingkungan hidup, dan demokrasi.

Undang-Undang Kesehatan Omnibus Law telah menjadi hal umum yang


kerap diperbincangkan di masyarakat terutama di kalangan tenaga kesehatan.
Dengan lebih dari 270 juta penduduk, Indonesia memiliki tantangan untuk tetap
memastikan akses yang setara dan berkualitas ke layanan kesehatan bagi semua
warga negara. Omnibus Law telah menjadi fokus presiden terhitung sejak 20
Oktober 2019, di mana Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo
mengumumkan wacana penggunaan metode omnibus law ini dalam pidato
kenegaraan saat pelantikan sebagai Presiden di hadapan sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, sebelum
diberlakukannya UU ini, masih ada sekitar 23 juta penduduk Indonesia yang tidak
memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Selain itu, sekitar 10 juta
warga Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, yang seringkali menunjukan
situasi sulitnnya mengakses perawatan medis yang diperlukan.
Namun, fenomena permasalahan yang diangkat oleh UU Kesehatan
Omnibus Law ini menciptakan pro dan kontra yang intens di kalangan masyarakat
Indonesia. Beberapa pihak mendukungnya dengan alasan bahwa undang-undang
ini dapat memicu investasi, meningkatkan efisiensi, dan memperluas akses layanan
kesehatan..

PEMBAHASAN
Salah satu keuntungan dari Omnibus Law kesehatan adalah adanya
penyederhanaan perizinan usaha di bidang kesehatan. Dengan Omnibus Law,
usaha kesehatan seperti rumah sakit, klinik, apotek, dan laboratorium tidak perlu
lagi mengurus izin usaha secara terpisah di berbagai instansi, melainkan cukup
melalui satu pintu di Kementerian Kesehatan. Hal ini diharapkan dapat
mempercepat proses perizinan, mengurangi birokrasi, dan meningkatkan efisiensi
usaha kesehatan.
Selain itu, Omnibus Law juga dapat mendorong pengembangan industri
farmasi dan alat kesehatan nasional, yang dapat mengurangi ketergantungan
Indonesia terhadap impor dan meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
Dengan demikian, Omnibus Law memiliki potensi besar untuk membawa
perubahan positif dalam sektor kesehatan Indonesia.Di sisi lain, Omnibus Law
kesehatan juga memiliki beberapa kontra yang perlu diperhatikan. Omnibus Law
menghapus beberapa ketentuan yang mengatur tentang standar pelayanan
kesehatan, seperti jumlah minimaltenaga kesehatan, fasilitas, dan peralatan yang
harus dimiliki oleh usaha kesehatan.
Halini dapat menimbulkan risiko terjadinya penurunan kualitas pelayanan
kesehatan, keselamatan pasien, dan akuntabilitas usaha kesehatan.Selain itu,
Omnibus Law juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
hidup, yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat. Dengan demikian, meskipun Omnibus Law memiliki
potensi untuk membawa perubahan positif dalam sektor kesehatan Indonesia,
penting untuk mempertimbangkan semua aspek dan dampaknya secara
menyeluruh.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dapat disimpulkan bahwa perdebatan pro dan kontra mengenai UU
Kesehatan Omnibus Law di Indonesia mencerminkan kerumitan isu kesehatan
dalam konteks negara yang memiliki populasi besar. Di satu sisi, UU ini dapat
dianggap sebagai upayauntuk mengatasi ketidaksetaraan dalam akses dan alokasi
anggaran yang kurangmemadai dalam sektor kesehatan. Namun, di sisi lain, ada
kekhawatiran yang serius tentang potensi dampak negatif terhadap hak-hak
kesehatan masyarakat, lingkungan, dan pekerja kesehatan. Selain itu, pemerintah
harus memastikan bahwa regulasi yang diperlukanuntuk menjaga keberlanjutan
lingkungan dan kualitas pelayanan kesehatan tetap ada.
DAFTAR PUSTAKA
A. Prasetyo et al.,Dampak Omnibus Law Cipta Kerja Terhadap Kesehatan
Masyarakat.Jurnal Kebijakan Kesehatan
Indonesia:JKKI.Vol.9.No.4.pp.163– 170,2020.

M. A. Hidayatullah and R. Aji Surya Putra.Analisis Dampak


Omnibus Law Cipta Kerja Terhadap Lingkungan Hidup.Jurnal Ilmu
Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang (JIL
Undip).Vol.18,No.2.pp.136–144, 2020.
Nugroho, A. (2020). Omnibus Law Cipta Kerja dan Dampaknya bagi
Tenaga Kesehatan Asing. Jurnal Kesehatan Masyarakat.15(2).123-
128.

Rahayu, S. (2020). Omnibus Law Cipta Kerja dan Implikasinya


terhadap Pelayanan Kesehatan di Indonesia. Jurnal Hukum dan
Kebijakan Kesehatan.11(1).1-10.

R. Purnamasari and A.Suryahadi.Omnibus Law: A Policy Reform to Boost


Investmentand Create Jobs.SMERU Research Institute Policy Brief
No.1/2020.

Sari, R. (2020). Omnibus Law Cipta Kerja dan Perizinan Usaha di Bidang
Kesehatan.
Jurnal Hukum dan Kesehatan.8(2).89-96.
Widodo, A. (2020). Omnibus Law Cipta Kerja dan Tantangan bagi Tenaga
Kesehatan Lokal. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia.9(4).179-
184.

Anda mungkin juga menyukai