Anda di halaman 1dari 12

STUDI KASUS: OBSERVASI PENERAPAN METODE BEDSIDE

PADA PROSES BEDSIDE TEACHING DI BANGSAL PENYAKIT


DALAM RUMAH SAKIT SARDJITO YOGYAKARTA

Rhendy Wijayanto
Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Email: rhendyw@gmail.com

ABSTRACT
Bedside teaching is an excellent opportunitiy for spontaneuous interaction between student, clinical supervisor,
and patient. In bedside teaching sessions there are possibilities for appropriate and inappropriate encounter.
Clinical supervisor observes and gives feedback in order to create a useful bedside teaching session for
student. Bedside teaching session observed in Internal Ward of Sardjito Hospitol has applied Briefing,
Expectation, Demonstration, Specific feedback, Inclusion of microskill teaching, Debriefing and Education
accordingly. Student has obtained optimal learning opportunity from the event.
Keywords: Bedside teaching, clinical, feedback

ABSTRAK
Bedside teaching adalah suatu kondisi yang baik untuk interaksi yang spontan antara mahasiswa, pembimbing
klinik, dan pasien. Dalam sesi Bedside teaching terdapat kemungkinan terjadi prosedur yang sesuai ataupun
yang kurang sesuai. Seseorang pembimbing klinik berperan untuk mengamati dan memberi umpan balik
sehingga dapat menjadi sesi bedside teaching yang berguna bagi mahasiswa. Pelaksanaan Bedside teaching
di Bangsal Penyakit Dalam RS Sardjito menerapkan tahapan Briefing, Ekspektasi, Demonstrasi, Umpan balik
spesifik, Penerapan pengajaran microskill, Debriefing, dan Edukasi telah diterapkan dengan baik. Mahasiswa
memperoleh manfaat yang optimal dari proses tersebut.
Kata kunci: Bedside teaching, klinik, umpan balik

pendidikan klinik adalah suatu proses belajar


Pendahuluan mengajar yang berfokus pada mahasiswa1.
Bedside teaching adalah semua kegiatan Kegiatan ini merupakan penerjemahan dari
pembelajaran yang melibatkan pasien dalam teori ke pengetahuan dan keterampilan klinis,
prosesnya, tanpa mempertimbangkan setting yang dipadu dengan domain afektif. Manfaat
apakah setting poliklinik, ruang perawatan, bedside teaching sangat besar karena
1
ataupun diadakan di dalam kelas . mahasiswa yang tidak mengalami proses
Sementara dari segi pembelajaran, bedside teaching, akan kehilangan
JMJ, Volume 7, Nomor 1, Mei 2019, Hal:56-67 Rhendy Wijayanto, Studi Kasus333.

kesempatan untuk memperoleh pengetahuan Dari hasil observasi Bedside teaching


2
dari pembimbing klinik dan dari pasien . yang dilakukan di Bangsal Ilmu Penyakit
Peningkatan teknologi yang berbasis simulasi Dalam RS Sardjito didapati bahwa proses
dan media ajar interaktif haruslah dicermati tersebut adalah proses yang membangun.
dan tidak dapat mengganti peran bedside Kunci penting untuk membuat suatu bedside
teaching. Melalui interaksi antara teaching menarik adalah membuat proses
pembimbing klinik dan mahasiswa dalam tersebut student centered dan bukan
konteks workplace-based, mahasiswa dapat menjadikan proses tersebut ajang bagi
diberikan penilaian, umpan balik, serta pembimbing utuk memamerkan keterampilan
refleksi yang sesuai dengan tujuan dan keahliannya, karena hal tersebut akan
.
pembelajaran yang berbasis kompetensi membosankan dan meningkatkan kadar
4 7
Kompis dan Russi menemukan bahwa stress pada mahasiswa . Pada proses
simulasi dapat memunculkan suara pada bedside teaching orientasi adalah hal
pemeriksaan paru yang lebih jelas. Hal ini penting. Mahasiswa diberi kesempatan untuk
tidak sepenuhnya baik bagi pembelajaran merumuskan apa yang ingin dipelajari. Data
karena di klinik mahasiswa akan mengalami tersebut kemudian dibandingkan dengan apa
kesulitan karena di pasien mungkin kelainan yang ekspektansi pembimbing6. Tujuan
yang ditemui tidaklah sejelas itu. belajar ini bersifat dinamis dan dapat
dimodifikasi selama proses berangsung.
Pembahasan Banyak topik dapat diajarkan lewat
Proses pembelajaran mahasiswa saat bedside teaching diantaranya kemampuan
menjalani kepaniteraan klinik dapat anamnesis, pemeriksaan fisik, etika klinis,
dikategorikan sebagai work based learning. humanism, professionalism, kemampuan
Work based learning didefinisikan sebagai komunikasi, dan memberikan contoh Role
7
penghubungan anatara pembelajaran model . Namun jika proses pembeljaran di
5
dengan peran saat bekerja . Dalam bedisde teaching ini tidak disupervisi, maka
pendidikan kedokteran maka hal ini manfaat dari bedside teaching yaitu berupa
menghubungkan belajar mahasiswa dengan memberikan feedback terhadap performa
perannya kelak sebagai dokter. yang benar dan salah tidak tercapai. Hal ini
Pembelajaran bedside teaching adalah tehnik dapat terjadi jika para pembimbing, sebelum
yang terbaik untuk mempengaruhi memulai membimbing suatu rotasi
mahasiswa dimana dapat diciptakan proses mahasiswa tidak diberi briefing yang
belajar aktif dalam konteks klinis yang otentik memadai mengenai kurikulum, apa yang
sementara menampilkan role model personal harus diajarkan, dan bagaimana mengajar
6
dan professional . mahasiswa. Dengan semakin terlalu
berlebihnya beban akademik, semakin

57
JMJ, Volume 7, Nomor 1, Mei 2019, Hal:56-67 Rhendy Wijayanto, Studi Kasus333.

tingginya tingkat perputaran pasien, dan mengajarkan sesuatu, seseorang perlu terus
ketergantungan akan tehnologi membuat belajar. Karena itu penting bagi pembimbing
proses pembelajaran dalam bedside teaching klinis mempersiapkan diri dengan
7
tidak berlangsug secara efektif . Dalam mempelajari dan meningkatkan kualitas
pelaksanaan sering didapati tujuan yang tidak pemeriksaan fisik dan anamnesisnya sendiri
jelas. Hal ini membawa instruktur untuk sebelum mengajarkan ke mahasiswa.
memberikan pengetahuan yang tidak sesuai Belajar dapat dilakukan dengan melakukan
8
untuk tahap mahasiswa yang bersangkutan . diskusi dengan pengajar senior, maupun
6
Gordon mengemukan beberapa memperoleh bahan ajar dari multimedia.
pertanyaan reflektif kepada pembimbing klinik Seluruh kegiatan ini akan semakin baik dan
sebagai bagian dari persiapan tersturktur jika tertdapat sebuah training dari
pembimbingan. Pembimbing harus fakultas kepada para pembimbing klinik
mengetahui apa tujuan utama dari proses Orientasi bagi mahasiswa adalah hal
pembimbingan tersebut. Pembimbing juga yang sangat penting. Pada sesi bedside
harus menyadari mengapa proses ini menjadi teaching yang diamati, dalam konteks
bagian dari proses pembelajaran. assessment, pembimbing klinis telah
Pembimbing klinik juga harus mampu melakukan orientasi yang cukup baik.
mengidentifikasikan kebutuhan mahasiswa, Sebelum memulai dan bertemu dengan
dan bagaimana nantinya mahasiswa pasien, pembimbing klinik menjelaskan
membagikan pengalaman belajarnya kepada tujuan dari bedside teaching. Karena sesi
teman-temannya. yang diamati adalah sesi penilaian; maka
Persiapan adalah elemen kunci yang pembimbing memberikan kesempatan
penting untuk menciptakan suatu bedside kepada mahasiswa untuk bertanya tentang
teaching yang efektif dan meningkatkan hal-hal yang belum jelas dari kasus yang
kenyamanan pembimbing klinik dalam dihadapi. Sebelumnya pembimbing juga
melaksanakan tugas. Bagi pembimbing menekankan point apa yang akan dinilai
klinik, khususnya yang baru akan memulai pada sesi tersebut. Karena yang akan dinilai
suatu sesi bedisde teaching haruslah adalah sebuah sesi follow up, maka
melakukan serangkaian persiapan. pembimbing menjelaskan secara singkat dan
Pengenalan akan kurikulum klinik yang akan jleas kepada mahasiswa tentang diagnosis
diajarkan penting diidentifikasikan. Sejauh pasien yang akan dihadapi. Hal ini menurut
mana mahaiswa telah menguasai materi- pengamat sangatlah penting. Adanya
materi klinis yang telah diberikan sebelumnya petunjuk yang jelas ini akan membantu
akan membantu pembimbing klinis mahasiswa berorientasi dan mengefisienkan
meningkatkan kefektifan proses. Adalah hal waktu kontaknya dengan pasien yang trelatif
penting untuk mehami bahwa untuk singkat sehingga dapat mencapai objective

58
JMJ, Volume 7, Nomor 1, Mei 2019, Hal:56-67 Rhendy Wijayanto, Studi Kasus333.

yang akan dinilai. Dalam bedside teaching diarahkan menuju pendidikan bedside
yang melibatkan banyak mahasiswa, maka teaching yang tetap megutamakan
harus dijelaskan tentang peran masing- kenyamanan dan keamanan pasien
masing dan urutan pelaksanaan ketika Pembelajaran di klinik dapat
berkontak dengan pasien. Adanya kejelasan diterapkan pendekatan akronim BEDSIDE
tugas ini akan lebih membantu mahasiswa yang terdiri dari Briefing yang mencoba
lebih tertarik pada proses tersebut. Dalam mencari tahu pengalaman dan pengetahuan
konteks ujian yang diamati, terdapat dua mahasiswa sebelumnya, dan juga
mahasiswa yang akan diuji. Urutan ujian menjelaskan kepada pasien apa yang akan
yang jelas dan terpisah satu sama lain dilakukan mahasiswa. Expectation
menbuat mahasiswa lebih siap dan percaya menjelaskan tentang hal apa yang
diri. diharapkan dipelajari mahasiswa dari bedside
Pada awal pertemuan dengan teaching tersebut. Demonstrasi bisa dilihat
pasien, pembimbing klinis yang diobservasi, dalam dua konteks. Jika akan melakukan
dengan jelas memperkenalkan diri dan observasi, lakukan dengan melakukan
mahasiswa yang dibimbingnya kepada interupsi seminimal mungkin. Pada bedside
pasien. Harus dengan jelas diberitahukan teaching yang diobservasi, interupsi
kepada pasien bahwa tujuan dari sesi dilakukan di saat yang tepat dan tidak terlalu
7
tersebut adalah sesi pembelajaran termasuk berlebihan dan tidak mendominasi. Jika
di dalamnya prosedur yang akan dilakukan bedside teaching bersifat keterampilan yang
kepadanya. Hal ini penting untuk menjaga harus dicontohkan, maka demonstrasi berupa
kekooperatifan pasien dan minat pasien peragaan oleh pembimbing klinik. Feedback
untuk berpartisipasi pada proses bedside spesifik harus diterapkan dengan
teaching mendatang. menerapkan prinsip feedback
Dalam pelaksnaan bedside teaching, konstruktif. Dalam proses ini juga harus
pasien harus selalu dijadikan pertimbangan dinklusikan Micro Skill Teaching. Kegiatan ini
utama sebagai subyek bukan obyek. Karena diakhiri dengan Debriefing dan Edukasi,
itu keselamatan, kenyamanan, dan tentang kesimpulan dan dari sumber mana
kesediaan berpatisipasi harus selalu mahasiswa dapat mempelajari lebih
4
dipertimbangkan. Penelitian oleh Nair mendalam.
menemukan bahwa 77% pasien menikmati Pada bedside teaching yang
proses bedside teaching, dan 83% tidak diamati, tema yang akan dipelajari bersama
mengalami ansietas saat proses tersebut telah jelas ditentukan. Tampak bahwa baik
berlangsung. Meskipun penelitian dilakukan pembimbing klinik maupun mahasiswa sudah
di luar negeri dan mungkin berbeda konteks, jelas dan paham tema apa yang akan mereka
proses pendidikan di Indonesia pun dapat pelajari atau telaah hari itu. Meskipun dalam

59
JMJ, Volume 7, Nomor 1, Mei 2019, Hal:56-67 Rhendy Wijayanto, Studi Kasus333.

wawancara lanjutan tidak ditanyakan baik yang dapat dipelajari dan menambahkan
mengenai suatu panduan yang dibuat rangkaian pengetahuan dan mampu
pembimbing klinik, namun diasumsikan telah membantu mahasiswa untuk
terdapat panduan yang berasal dari fakultas. mengintegrasikan pengetahuan yang telah
Sebuah panduan tentang apa yang akan diperoleh dengan pengetahuan barunya.
diajarkan dalam bentuk suatu rancangan Selain itu jika memungkinkan pasien dapat
roadmap penting dimiliki. Hal ini dapat memberikan masukan dari sisi pasien
membantu mengurangi rasa tentang bagaimana mahasiswa tersebut
keterkurangkendalian yang dapat timbul baik secara professional memperlakukan
dari pertanyaan mahaiswa maupun dari pasiennya. Dalam melaksanakan bedisde
pertanyaan pasien yang mungkin tidak selalu teaching, aspek pelayanan terhadap pasien
7
dapat dijawab dengan baik Hal ini bertolak juga harus tetap selalu diutamakan. Karena
belakang dengan proses kuliah dimana itu pembimbing klinik harus memiliki
pemberi kuliah dapat memiliki kontrol yang komitmen waktu yang baik, agar dalam
lebih besar terhadap kejadian-kejadian yang proses pembelajaran tersebut, tidak terlalu
akan terjadi. Hal ini dapat menurunkan lama dan mengganggu kenyamanan pasien.
tingkat kepercayaan diri pembimbing klinik. Pada suatu bedside teaching,
Adanya tujuan yang spesifik akan membantu terdapat serangkaian ground rules yang
pembimbing klinik lebih baik dalam harus disosialisasikan7 Pembimbing klinik
memahami dan melaksanakan proses juga harus memperkenalkan prinsip-prinsip
bedside teaching. Sebuah tema yang khusus dasar baik yang bersifat praktis maupun yang
seperti anamnesis, atau pemeriksaan fisik, bersifat filosofis. Hal praktis termasuk
atau follow up, atau edukasi dapat dipilih. kedisiplinan, ketepatan waktu, cara
Perlu dibedakan secara jelas pula apakah berpakaian, kerahasian data pasien. Aspek
sesi bedside teaching bersangkutan filosofi seperti menghormati pasien, kolega,
merupakan proses observasi performa kerahasiaan, consent, dan keterbukaan
mahasiswa atau merupakan sebuah terhadap pendapat orang lain. Prinsip ini
demonstrasi. Kegiatan juga harus dirancang biasanya hanya dijelaskan pada fase awal
sedemikian rupa sehingga melibatkan semua sehingga harus dipastiakn hal tersebut
pihak. Agar mahasiswa dapat belajar secara dipahami dan dapat dilaksankansesuai
maksimal, maka harus dipilih pasien yang kespakatan. Hal ini tidak tampak pada
baik. Pasien baik bisa ditinjau dari segi bedside teaching yang diobservasi. Hal ini
kasus yang merupakan kompetensi yang dapat dipahami sebab sesi yang diamati
dituntut dari seorang dokter umum sampai adlah sesi assessment. Tentunya pada sesi
level tertentu. Selain itu pasien yang baik bedside teaching sebelumnya, mahasiswa
juga harus memiliki karakteristik temuan yang sudah berulang kali dijelaskan, dan

60
JMJ, Volume 7, Nomor 1, Mei 2019, Hal:56-67 Rhendy Wijayanto, Studi Kasus333.

dipraktekan tentang berbagai prinsip yang Dalam bedside teaching yang


wajib diterapkan dalam suatu proses bedside diobservasi mahasiswa langsung memeriksa
teaching. di ruang rawat pasien. Proses ini akan lebih
Pembimbing klinis yang diobservasi baik jika dilakukan di suatu ruang yang
6.
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap hal- terpisah Meskipun hal ini ideal namun
hal penting dan sensitif. Pembimbing mampu menimbang segi kepraktisan dan
mengidentifikasikan hal hal krusial yang perlu ketersediaan ruang yang ada, maka
dilakukan mahasiswa, namun saat pemeriksaan dilaksanakan langsung di ruang
mahasiswa tidak melakukannya; pembimbing pasien. Hal ini dapat disikapi dengan tidak
klinis tidak serta merta memarahi atau terlalu banyak mendiskusikan hal-hal yang
mengkoreksi secara punitive kepada berhubungan dengan materi pembelajaran di
mahasiswa di depan pasien. Dalam diskusi depan pasien.
pasca bedside teaching, pembimbing klinis Seorang pembimbing klinik harus
menjelaskan bahwa prinsip pembelajaran memformulasikan pertanyaan dengan tepat.
bedside yang baik bila terjadi kesalahan Dalam observasi didapati bahwa pertanyaan
adalah bahwa pasien tidak perlu mengetahui terbuka digunakan pada fase awal.
keslahan apa yang telah terjadi. Pada Pertanyaan berupa pertanyaan terbuka.
mahasiswa yang diamati, terdapat Pertanyaan terbuka lebih baik diguanakan
serangkaian kesalahan, baik kesalahan pada fase awal dibandingkan dengan
6
mayor maupun kesalahan minor. Diamati pertanyaan tertutup .Selanjunya beberapa
bahwa beberapa kesalahan minor seperti pertanyaan tertutup dapat digunakan untuk
tehnik pemeriksaan auskultasi paru yang menganalisa lebih lanjut. Pertanyaaan yang
kurang tepat. Diamati bahwa pembimbing murni recall hendaknya dihindari. Pertanyaan
klinik dengan tetap tidak menginterupsi diformulasikan sedemikain rupa
jalannya proses pemeriksaan, membantu menyesuaikan dengan pengetahuan yang
memberikan input kepada mahasiswa sudah ada, namun membangun pola pikir
tentang kesalahan yang telah dilakukan yang lebih tinggi atau kompleks.
dengan cara membantu memposisikan Pada diskusi setelah bertemu
stetoskop dengan benar. Hal ini tetap dengan pasien, pembimbing kurang memberi
dilakukan tanpa sepengetahuan pasien kesempatan kepada mahasiswa untuk
sehingga pasien tetap merasa nyaman dan mengeksplorasi tentang proses yang dilalui.
mahasiswa tidak secara frontal dipermalukan Idealnya seorang mahasiswa menceritakan
di depan pasien. Penciptaan kondisi belajar apa yang telah dilakukannya dengan baik
seperti ini sangat baik dan memberikan dan apa yang kurang dan strategi apa yang
manfaat yang besar kepada mahasiswa. direncanakan untuk memperbaiki hal
6
tersebut . Pembimbing klinik memintas

61
JMJ, Volume 7, Nomor 1, Mei 2019, Hal:56-67 Rhendy Wijayanto, Studi Kasus333.

langkah ini dan langsung masuk pada hasil bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahui.
observasinya. Namun demikian hasil Namun harus dipastikan bahwa hal ini terjadi
onservasi telah dibuat spesifik dan diluar kontak dengan pasien, sehingga
pembimbing klinik juga menyarankan langkah mahasiswa dapat dengan leluasa bertanya,
perbaikan. Penulis menganilsa hal ini emgkonfirmasikan pengetahuan mereka, dan
dilakukan karena keterbatasan waktu memperjelas hal-hal yang masih
7
pembimbing klinik. membingungkan .Pembimbing klinik juga
Bebrapa hal penting dalam diskusi harus menyatakan kesediaan mereka untuk
setelah bertemu dengan pasien harus belajar dari mahadiswa dan dari pasien.
dipertimbangkan. Pembimbing klinik harus Akan sangat tidak baik jika sesorang
cermat memilih pertanyaan sehingga tidak mahasiswa senior tidak mampu menjawab
mengajukan pertanyaan yang bersifat sangat suatu pertanyaan kemudian pertanyaan
terbuka yang membuat mahasiswa bingung tersebut dilemparkan kepada mahasiswa
mengarahkan kearah mana pertanyaan yang lebih yunior. Memastikan bahwa
tersebut hendak dijawab. Jika dalam seluruh baik mahasiswa maupun residen
menjawab mahasiswa melakukan kesalahan, terlibat dalam sesi bedside teaching tersebut
pembimbing klinik melakukan koreksi dengan penting dilakukan. Menyadari begitu
efektif tanpa perlu memarahi dan banyaknya prosedur yang harus dilakukan
menjatuhkan mental mahasiswa. Dalam sementar waktu yang dimiliki terbatas,
pembelajaran yang terdiri dari beberapa pembimbing klinik haruslah selektif memilih
mahasiswa, pembimbing klinik hendaknya prosedur mana saja yang penting dan hanya
menghindari terjebak dalam diskusi dengan dapat dilakukan dalam kegiatan bedside.
mahasiswa yang dominan, atau memberikan Dari hasil observasi, didapati bahwa
kesempatan untuk mempraktekan feedback yang diberikan oleh pembimbing
serangkaian prosedur hanya kepada satu klinik adalah feedback yang didasari
orang mahasiswa saja. Pembimbing klinik pengamatan. Feedback diberikan tepat
memastikan bahwa diskusi ebrjalan dengan waktu, praktis, dan membangun. Kondisi satu
efektif, dan menghindari diskusi panjang dan satu memungkinkan feedback menjadi
bertele-tele tanpa point penting yang jelas. lebih spesifik dan dapat mencakup hal-hal
Dalam diskusi seseorang pembimbing klinik yang sensitif. Dalam observasi yang
harus mau mengakui jika yang bersangkutan dilakukan pembimbing memberikan masukan
tidak dapat menjawab atau menjelaskan tentang mahasiswa yang tampak nervous.
suatu tema tertentu. Hal ini akan menjadi Hal ini cukup sensitif dan akan kurang tepat
contoh yang baik kepada para mahasiswa disampaikan di forum yang besar, namun
untuk mampu mengenali batas kemampuan pada bedside teaching, hal ini dapat
sehingga mendorong mahasiswa untuk didiskusikan dengan baik. Proses yang

62
JMJ, Volume 7, Nomor 1, Mei 2019, Hal:56-67 Rhendy Wijayanto, Studi Kasus333.

dilakukan penting karena mahasiswa sangat pelayanan medis yang diberikan kepadanya.
6
membutuhkan umpan balik . Sebagai Hal ini bermanfaat untuk menjaga kredibilitas
pembimbing klinik, dari observasi yang institusi rumah sakit serta tingkat partisipasi
dilakukan, yang bersangkutan telah pasien terhadap proses Bedside teaching.
melakukan fungsi observasi dengan baik Sebelum proses bedside teaching
tanpa terlalu banyak intervensi berlebihan. berlangsung, pasien juga memperoleh
Dengan observasi yang baik dapat dinilai penjelasan yang cukup tentang apa yang
kemampuan berkomunikasi, anamnesis, akan terjadi, termasuk di dalamnya prosedur
pemeriksaan fisik, kemampuan memecahkan yang akan dilakukan kepadanya.
masalah, tingkah laku dan pengetahuan Selama observasi, peran role model
dapat dinilai dengan melakukan pengamatan adalah fungsi yang dijalankan dengan sangat
7
yang baik . Lewat pengamatan ini dapat baik oleh pembimbing klinik. Sebagai
disimpulkan suatu masukan yang bermakna seorang klinisi yang cukup senior,
bagi mahasiswa baik berupa nilai maupun pembimbing klinik bersangkutan telah sangat
saran-saran untuk perbaikan. baik menjadi contoh bagi para juniornya.
Dalam suatu rumah sakit pendidikan Pasien akan merasa senang jika mereka
seorang pasien dapat saja bertemu dengan dilibatkan dalam proses pengajaran, merasa
berbagai dokter. Terkadang pasien dibutuhkkan, dan diperkenankan untuk
mengalami kebingungan tentang siapa yang mengajukan pertanyaan berkaitan dengan
sebenarnya bertangung jawab terhadap penyakit mereka. Kondisi ini menjadi
7
penanganan penyakitnya . Pembimbing kesempatan bagi pembimbing klinik untuk
klinik yang diobservasi dengan sangat baik mencobtohkan professionalism dalam
melakukan hal ini. Selain memperkenalkan interaksi dan pelyanan kepada pasien, tidak
dirinya dan mahasiswa yang akan melakukan hanya dalam bentuk teori, melainkan
7
pemeriksaan, pembimbing klinik juga langsung dalam bentuk praktek nyata .
menjelaskan dan menanyakan pertanyaan Pembimbing klinik senantiasa menjaga
konfirmatif kepada pasien mengenai dokter interaksi yang hangat dengan pasien bedside
penanggung jawab yang menangani dirinya. teaching Selain memberikan role-model
Hal ini pun tampak pada akhir bedside yang baik dalam proses bedside teaching,
teaching, pembimbing klinik yang diobservasi pembimbing klinik yang diobservasi juga
kembali menjelaskan bahwa penanganan menjalankan peran yang sangat baik dalam
terhadapnya akan dilakukan oleh dokter peningkatan kualitas pelayanan medis di
penanggung jawab. Hal ini penting rumah sakit. Hal penting yang berhasil
diberitahukan kepada pasien, untuk diobservasi adalah kepedulian pembimbing
menegaskan bahwa proses bedside teaching klinik bersangkutan terhadapa usaha
yang dialaminya, tidak akan mempengaruhi pengendalian infeksi di rumah sakit.

63
JMJ, Volume 7, Nomor 1, Mei 2019, Hal:56-67 Rhendy Wijayanto, Studi Kasus333.

Pembimbing klinis tersebut menaruh melakukan refleksi tentang proses yang telah
perhatian besar terhadap pentingnya berlangsung. Sesi dibuat singkat dan jelas
prosedur cuci tangan yang baik, serta dan mendiskusikan hal-hal penting yang telah
kebiasaan yang harus dihindari untuk berjalan baik dan yang belum berjalan
mengurangi tingkat infeksi di rumah sakit. dengan baik. Hal ini bermanfaat bagi
Diamati, pembimbing klinik sesusai pelaksanaan bedside teaching selanjutnya,
memeriksa pasien, bersama dengan meningkatkan moralitas mahasiswa, dan
mahasiswa yang dibimbingnya melakukan memberikan kesempatan bagi mahaiswa
proses cuci tangan yang benar. Hal ini untuk mengekspresikan kekurangan dan
dilakukan tidak terbatas kepada residen atau kefrustrasian mereka, serta memberikan
dokter muda saja, melainkan juga kepada tim masukan bagi pelayanan medis itu sendiri7.
pelayanan di rumah sakit secara keseluruhan Dalam proses feedback yang berlangsung,
termasuk perawat dan mahaiswa perawat. terdapat beberapa kekurangan yang diamati.
Dalam insiden yang diamati pembimbing Dalam proses tersebut, residen sebagai
klinik tersebut dengan jeli mengamati penanggung jawab pasien, karena kendala
soerang siswa perawat yang nmelakukan waktu dan tuntutan pelayanan, tidak dapat
prosedur cuci tangan dengan kurang tepat turut serta dalam diskusi. Hal ini penting
serta mengenakan cincin. Pemberian karena dokter penanggung jawab tentunya
feedback dilakukan dengan cara yang halus lebih sering berkontak dengan mahasiswa
tanpa memarahi serta mengajak siswa bersangkutan dan lebih mampu memantau
perawat bersangkutan untuk berdiskusi perkembangan mahasiswa tersebut sehingga
mengenai hal tersebut. masukan mereka sangatlah bermanfaat.
Dalam bedside teaching kesimpulan Selain itu, meskipun tampak bahwa
adalah komponen yang penting diberikan pembimbing klinik telah sangat berusaha
baik kepada mahasiswa maupun kepada terbuka dan bersikap netral terhadap
pasien. Pembimbing klinik dapat mahasiswa. Masih diamati bahwa mahasiswa
menjelaskan kepada pasien hal-hal dalam merasa enggan untuk mengkritisi jalannya
bedside teaching yang telah berlangsung proses bedside teaching. Belum dapat
manakah yang aplikatif uintuk dirinya, dan ditelusuri lebih lanjut apakah hal-hal baik
juga dapat dilakukan edukasi isngkat kepada yang dikemukan memang sesuai dengan
pasien tentang penyakitnya. fakta yang ada ataukah hal tersebut
Pada fase akhir haruslah dialokasikan waktu terungkap karena rasa segan terhadap
sesi umpan balik terhadap proses bedside pembimbing klinik. Menanggapi hal ini
teaching itu sendiri. Dalam observasi yang disrankan bahwa input bagi proses bedside
dilakukan, mahasiswa dan pembimbing klinik teaching itu sendiri juga diperlengkapi
mengalokasikan waktu 5 menit untuk dengan mekanisme yang memungkinkan

64
JMJ, Volume 7, Nomor 1, Mei 2019, Hal:56-67 Rhendy Wijayanto, Studi Kasus333.

mahasiswa memasukan usulan tanpa Terdapat berbagai karakteristik yang


kehadiran pembimbing klinis bersangkutan. merupakan suatu bedside teaching yang
Adanya kotak saran dapat menjadi alternatif. ideal1. Hal tersebut terdiri dai tiga domain
Adanya masukan ini akan sangat bermanfaat utama yaitu komponen kenyamanan pasien,
bagi perkembangan sesi bedside teaching pengajaran yang terfokus, serta dinamika.
selanjutnya. Sama halnya dengan proses Komponen kenyamanan pasien terdiri dari
persiapan pada sesi yang telah berlalu, menanyakan kesedian untuk keterlibatan,
masukan dari sesi yang telah berlalu dapat menjelaskan dokter penanggung jawab,
bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan emnghindari penggunaan bahasa yang tidak
pembimbing, meningkatkan kualitas proses dimengerti oleh pasien, serta mampu
bedside teaching, dan menjadikan bedside memberikan semangat kepada pasien.
teaching wahana pembelajaran yang Meskipun proses permintaan kesediaan tidak
menyenangkan bagi mahasiswa dan dapat diobservasi, observer yakin bahwa hal
7
pembimbing klinik . tersebut telah dilakukan sebelumnya oleh
1
Janicik dan Fletcher menemukan residen yang bertanggung jawab pada proses
dalam studinya beberapa faktor yang ujian tersebut. Pembimbing klinik juga
dianggap membuat seorang klinisi enggan secara singkat dalam pendahuluannya
untuk melakukan bedside teaching meinta kesediaan pasien untuk terlibat.
diantaranya: mengkhawatirkan Komponen pengajaran yang terfokus
ketidaknyamanan pasien, kerahasiaan yang mempertimbangkan penerapan aspek
kurang, pasien yang sulit dicari, minat microskill teaching dalam bedside, pengjaran
mahasiswa yang kurang terhadap bedside terstruktur dengan tujuan yang jelas,
teaching, menyita waktu. Selain itu mengajarkan prinsip, memberikan umpan
didentfikasikan juga beberapa keuntungan balik, serta penerapan role model sebagai
dari proses bedside teaching diantaranya, klinisi. Komponen terakhir adalah dinamika
peoses yang dapat memberikan kesempatan kelompok yang mencakup kesepakatan
intraksi dengan pasien, mengobservasi waktu dan keterlibatan anggota. Komponen
kemampuan mahasiswa dan memberikan terakhir ini kurang dapat diamati dari sesi
contoh sebagai role model, terdapat proses yang diobservasi karena observasi dilakukan
humanism yang melibatkan pasien, pada konteks ujian.
memberikan kesempatan kepada mahasiswa Keungulan dari proses bedside
untuk mempraktekan bertutur kata yang baik, teaching adalah karakter observasionalnya.
penerapan belajar aktif yang merupakan Bedside teaching dapat menyediakan
karakteristik pembelajaan dewasa dan juga observasi tingkah laku mahasiswa oleh
6
meningkatkan pengetahuan pasien tentang pembimbing klinik, ataupun sebaliknya .
penyakit yang diderita. Bebagai reaksi dalam hubungan seorang

65
JMJ, Volume 7, Nomor 1, Mei 2019, Hal:56-67 Rhendy Wijayanto, Studi Kasus333.

klinisi dengan pasien, atau bahkan reaksi Proses Bedside teaching adalah
saat berada dalam tekanan. Jia seorang proses yang bersifat multimodal yang
pembimbing klinik dapat membangun relasi memadukan interaksi visual, verbal, dan taktil
4
yang baik dengan mahasiswanya, maka ia dengan pasien . Beberapa proses Bedside
dapat mendiskusikan pendapat tingkah laku Teaching telah ditelantarkan dan
professional yang akan lebih sulit dilaksanakan seadanya yang berakibat pada
dilaksanakan di kelompok besar. berkurangnya keterampian klinis mahasiswa
Keuntungan lain dari proses belajar lulusan. Mengingat pentingnya proses ini
bedside teaching adalah mampu disesuaikan bagi mahasiswa maka selruh pihak yang
6
dengan kebutuhan belajar mahasiswa . terlibat baik institusi, pembimbing klinik,
6
Ausbel menyatakan bahwa proses mahasiswa, dan pasien harus memahami
pembelajaran harus didasari dengan apa dan menjalankan perannya dengan baik dalm
yang mahasiswa telah ketahui. Pada kelas proses bedside teaching.
besar,seminar, tutorial, akan sulit untuk
mengidentifikasikan dan merespon terhadap Kesimpulan
berbagai tingkat pengetahuan yang dimiliki Bedside teaching adalah suatu
mahasiswa, namun pada pengajaran satu kondisi yang baik untuk sebuah interaksi
dengan satu maka materi dapat disesuaikan yang relatif spontan antara mahasiswa,
dengan prior knowledge mahasiswa. pembimbing klinik, dan pasien. Dalam sesi
Bedside teaching dapat dibandingkan Bedside Teaching terdapat kemungkinan
keunggulannya dengan berbagai metode terjadi prosedur yang benar ataupun yang
pengajaran lain dalam setting klinik ditinjau kurang tepat. Disnilah pentingnya kejelian
6
dari berbagai aspek: seseorang pembimbing klinik untuk
Tabel.1 Komparasi metode pengajaran pada mengamati dan member masukan sehingga
setting klinik dapat menjadi suatu bedside teaching yang
Kuliah Seminar Diskus Tutoria One- efektif. Selain itu banyak hal yang kurang
i PBL l klinik to-one
clinical
dapat diajarkan dalam setting kelas membuat
attach bedside teaching semakin penting. Proses
ment
refleksi juga harus diterapkan pada setiap
Efektifitas Tinggi Sedang Rendah Rendah Sangat
rendah aspek bedside teaching sehingga
Pembelajar Rendah Bervariasi Tinggi Sedang Sangat meningkatkan kemampuan pembimbing
an aktif -tinggi tinggi
Umpan Rendah Sedang Tinggi Sedang Sangat
klinik, meningkatkan kualitas bedside
Balik -tinggi tinggi teaching yang pada akhirnya menjadi
Role model Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat
wahana pembelajaran yang efektif dan
dalam tinggi
setting efisien bagi mahasiswa.
klinik

66
JMJ, Volume 7, Nomor 1, Mei 2019, Hal:56-67 Rhendy Wijayanto, Studi Kasus333.

DAFTAR PUSTAKA
1. Janicik,RW; Fletcher, KW. 2003. Teaching at bedside, a new model. Medical Teacher; 25;2:127-130
2.Gonzalo et. al., 2009. Attending round and bedside case presentation: medical student and medicine
resident experience and attittude; 21; 2:105-110
3. Gonzalo et. al., 2014. Content and timing of feedback and reflection: a multi-center qualitative study of
experienced bedside teachers. British Medical Journal; 14: 212
4. Ahmed, MK. 2002. What happened to bedside clinical teaching. Medical Education; 36: 1185-1188
5. Cox, E. 2005. Adult learners learning from experience using a reflective practice model to support work-
based learning. Reflective practice; 6; 4: 459-472
6. Gordon, J. ABC of learning and teaching in medicine:one to one teaching and feedback. British Medical
Journal; 326: 543-545
7. Ramani,S. 2003. Twelve tips to improve bedside teaching. Medical Teachers; 25; 2:112-115
8. Spencer J. ABC of leraning and teavhing in medicine:Learning and teaching in clinical environment.2003.
British Med Journ;326, pp 590-4
9. Mc Allister L et.al. Facilitating Learning in Clinical Setting.1997. United Kingdom,Nelson Throne. pp 3-4

67

Anda mungkin juga menyukai