Anda di halaman 1dari 20

TUGAS DINAMIKA KENDARAAN

PERKEMBANGAN ESP DAN ABS PADA

KENDARAAN

Disusun oleh kelompok 7 :

Muhammad Irfan Choi NPM.02.2018.1.09598

Aldi Novianto NPM.02.2018.1.09653

Ah Ahsan Khuluqi NPM.02.2018.1.09633

Alfiyan Dwi P NPM.02.2018.1.09574

JURUSAN TEKNIK MESIN


INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembangnya jaman diikuti oleh berkembangnya


teknologi yang begitu pesat hampir semua jenis aspek kehidupan mengalami
perubahan yang lebih baik demi kemudahan, kenyamanan, keamanan dan
kesejahteraan manusia,begitu pula dalam dunia otomotif.

begitu banyak produsen mobil yang menawarkan beragam fitur-fitur


keamanan pada kendaraan kita seperti safety belt atau sabuk pengaman, airbags atau
kantong udarayang secara otomatis akan segera

mengembang apabila mobil menabrak suatu obyek, 4 disc brakes (rem


cakram) untuk memastikan performa pengereman yang handal di semua situasi,
electronic brake force distribution. Yang mampu mendistribusikan tenaga
pengereman secara optimum di ke-4 rodanya, alat ini secara otomatis mengatur
sendiri berdasarkan beban kendaraan, kondisi pengendaraan maupun jalan, ABS
(Anti-lock Braking System) yang berfungsi mencegah roda-roda mobil terkunci
pada saat pengereman mendadak, EBA(Emergency Brake Assist) sebagai sistem
yang secara mekanik memberikan pengendara untuk menggunakan seluruh tenaga
pengereman di kondisi yang berbahaya, dan masih banyak lagi . Semua teknologi
safety atau keselamatan diatas belum memiliki presentasiyang cukup besar dalam
menyelamatkan nyawa pengendara dan orang lain dalam bidang ini kita
membutuhkan suatu alat yang dapat mendeteksi kesalahan yang disadari maupun
tidak disadari oleh pengemudi dan secara otomatis memperbaiki kesalahan
pengendara sehimgga kecelakaan yang dapat menyebabkan kerugian materi atau
yang paling tidak diinginkan seperti kehilangan nyawa seseorang tidakterjadi

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan diatas permasalahan


yang akan dibahasdalam penelitian ini adalah :

- Bagaimana fungsi Stabilitas Elektronik dalam menjaga kestabilan


kendaraan
- Apa faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketidakstabilan pada
kendaraan

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari


penulisan makalah initerbagi menjadi dua yaitu :

1.3.1 Tujuan Umum


- untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Drs.
Adi Tri Tyassmadi, Mpd, selaku dosen mata
kuliah Sasis dan Bodi D3 Teknik Mesin

1.3.2 Tujuan Khusus


- Mengetahui bagaimana Kontrol
Stabilitas Bekerja pada saat
ketidakstabilan pada kendaraan terdeteksi

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan ini adalah :

- Dapat diketahui apa penyebab kecelakaan lalu lintas


kendaraan roda 4
- Dapat mengetahui bagaimana control stabilitas pada
kendaraan bekerja
BAB II

2.1 LANDASAN TEORI

ESC atau Electronic Stability Control atau yang dalam bahasa kita disebut
Stabilitas Elektronik adalah suatu piranti system keselamatan dimana system ini bekerja
untuk menjaga stabilitas mobil agar tetap terkendali.

dalam menjalankan tugasnya terdapat beberapa macam sensor yang terdapat pada
bagian-bagian sasis yang berfungsi untuk mendeteksi suatu anomaly atau ketidakaturan,
anomaly ini selanjutnya disampaikan pada bagian computer yg menganalisa dan
melakukan hal yang seharusnya dilakukan, seperti mengurangi gas,memberlakukan
system pengereman atau ABS pada salah satu ban dengan tujuan menjaga kendali
mobil.

system ini sedang diperbaharui lagi oleh para produsen mobil-mobil luar negeri
untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai safety gear yang harus dimiliki olehsetiap
mobil-mobil modern yang akan diproduksi nanti.
BAB III

PEMBAHASAN

Kebanyakan para produsen mobil menawarkan beberapa sistem pelindung,


seperti yang diuraikan pada bagian bab pendahuluan. akan tetapi, disini kita akan
membicarakan teknologi yang lebih pintar Teknologi yang harus dimiliki oleh
setiapmobil-mobil modern, Teknologi yang dapat menyelamatkan banyak nyawa
yakni Electronic Stability Control (ESC)

3.1 Apakah Yang Dimaksud Dengan ESC ?

- Electronic Stability Control adalah salah satu siistem keamanan pada


kendaraan

- Tugas ESC adalah membantu pengemudi dalam situasi tertentu, contohnya


jika ada suatu objek didepan kendaraan saat kendaraan sedang melaju dapat
menimbulkan reaksi yang berlebihan dari supir dan untuk mencegah agar
kendaraan tidak kehilangan stabilitas

- Dalam bahasa kita disebut juga dengan Kontrol Stabilitas

- Kontrol Stabilitas dapat mengetahui saat kendaraan dalam bahaya


oversteering yang dapat menyebabkan kendaraan terguling

Produsen Mobil-mobil luar negeri seperti Daimler


Chrysler, General Motor, dan BMW, sudah menggunakan
sistem stabilitas elektronik, karena electronic stability
control terbukti berhasil menyelamatkan nyawa. National
Highway Traffic Safety Administration (NHTSA)
menyimpulkan, sistem ini berhasil menyelamatkan 1
0.000nyawa setiap tahun -lebih dari sepertiga kecelakan fatal
di USA- jika semua menggunakan teknologi ini.

Riset Insurance Institute for Highway Safety (IIHS)

menunjukkan electronic stability control bisa mengurangi

kemungkinan kecelakaan hingga 77% (80% padaSUV)


dengan mencegah mobil lepas kontrol yang bisa berakibat fatal.

System ini membuat mobil tetap stabil dalam segala kondisi cuaca dan membantu
pengemudi mengoreksi kesalahan saat mengemudi sehingga terhindar dari
kecelakaan fatal yang dapat merenggut korban jiwa ESC memantau input kemudi
Anda, membantu rem atau mengurangi tenaga mesin sesuai yang dibutuhkan agar
anda tetap di jalur yang anda inginkan.
Electronic stability control bekerja mencegah rodamobil slip akibat maneuver
membanting kemudi ke kiri atau ke kanan atau guna menghindari orang
menyeberangatau hewan yang melintas secara tiba-tiba yang bisa berakibat fatal.
Ketika sistem mendeteksi akan terjadi slip, sistem akan mengerem roda itu sehingga
tetap memiliki grip. Sistem ini juga membantu mengurangi resiko understeer
ataupun oversteer, sehingga pengemudi bisa lebih aman ketika melaju di tikungan.

cara kerjanya terdapat sistem sensor pada roda dan kemudi, yang akan
mengirim sinyal ke komputer, dan komputer akan mengatur rem agar putaran roda
tidak tergelincir dan pengemudi tetap pada jalurnya dan dapat mengendalikan
kendaraannya.

Perlu diingat juga ABS merupakan bagian integral electronic stability


program. Di tambah dengan Brake Assist -yang langsung mengirim semua tenaga
pengeremanke seluruh roda ketika terjadi panic braking- agar mobil bisa berhenti
tepat waktu, atau jika terjadi benturan, tingkat kerusakan bisa diminimalisasi.
ESC pada mobil memiliki fungsi utama yaitu sebagai Rollover
Prevention/Mitigation atau mencegah agar mobil kita tidak terbalik pada saat
kehilangan stabilitas
Jika sistem ini menangkap potensi rollover, seperti jika Anda menikung
dengan kecepatan tinggi atau terlalu tajam membanting setir, sistem ini akan
mengaktifkan rem dan mengatur bukaan gas sesuai kebutuhan, untuk membantu
Anda menjaga kontrol mobil.

3.2 Berikut penjelaskan lebih rinci tentang bagaimana Kontrol Stabilitas


Bekerja
Basic cara kerjanya adalah mengontrol laju pengendaraan dengan secara
selektif memberikan pengereman pada roda yang paling membutuhkan. Dalam
kondisi jalan lurus, kendaraan pun melaju lurus di permukaan jalan rata, maka
pengereman terpusat pada ke-empat roda secara bersamaan. Namun jika jalan
berbelok atau mobil melaju berbelok atau kondisi jalan tidak rata. maka beban
pengereman tidaklah terpusat pada ke empat roda secara merata. ESP mengatur
pengereman sedemikian rupa agar mobil tidak kehilangan kendali sekalipun
pengereman tiba-tiba sewaktu berbelok disertai kecepatan tinggi. ESP bekerja
dengan sensor elektronis yang keseluruhannya mengontrol akselerasi, pengereman
di berbagai jenis kondisi jalanan, mengontrol putaran masing-masing roda,
menurunkan rpm untuk kondisi tertentu untuk menghindari selip.
Rem ABS memiliki sejumlah sensor kecepatan dan ESC menambah sensor
yang secara kontinyu memonitor seberapa baik kendaraan merespon input dari roda
kemudi. Sensor-sensor ini bisa mendeteksi kapan pengemudi kehilangan kontrol
karena mobil melenceng dari jalur yang seharusnya dilalui, -masalah yang sering
muncul pada manuver kecepatan tinggi atau jalan licin-. Dalam situasi ini, otomatis
ESC mengerem ban-ban secara individual untuk menjaga mobil tetap terkontrol.
Bila pengemudi melakukan gerakan manuver mendadak, misal menikung terlalu
cepat, mobil beresiko hilang kontrol. Maka ESC akan melakukan serangkaian
pengereman yang diperlukan dan pada kasus-kasus tertentu juga mengurangi
kecepatan mobil agar mobil tetap terkontrol.
Kerja ESP membantu pengendalian mobil ketika kemudi diputar secara
mendadak saat kendaaraan tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Tidak hanya
pada waktu berbelok melibas tikungan, melainkan juga ketika pengemudi memutar
setir untuk menghindari objek yang tiba-tiba muncul di depan. Hal itu dapat terjadi
karena stability control system menggunakan sensor yang secara konstan
memonitor kecepatan putaran masing-masing roda, sudut putaran setir, dan
akselerasi lateral (menyamping) . Sistem itu juga memonitor kerja banyak sistem
lain, apakah menyimpang atau tidak. Semua informasi itu dikumpulkan oleh
komputer, yang akan menentukan apakah mobil itu berjalan sesuai dengan
keinginan pengendaranya atau tidak. Dan jika tidak sesuai, stability control system
akan mengintervensi dan mengembalikan posisi mobil sesuai dengan yang
diinginkan pengendara.
Demikianlah kehebatan mobil yang telah mengaplikasikan fitur stability
control dalam melindungi dan menjaga keselamatan pengendara meskipun tengah
berkendara dalam kecepatan tinggi. Jika mobil mengalami understeer, fitur canggih
ini akan menerapkan rem pada roda belakang bagian dalam sehingga mobil tertarik
kembali ke lintasan yang seharusnya dilalui. Sementara jika mobil mengalami
oversteer, stability program akan menerapkan rem hanya pada roda depan bagian
luar sehingga mobil tertarik kembali kelintasan yang seharusnya dilalui.
Seperti yang sudah kita ketahui, ESC dapat mengendalikan Oversteer
maupun Understeer, dari tujuan ini, dibutuhkan juga untuk mengubah arah tanpa
campur tangan langsung.
Prinsip kerjanya sama seperti kendaraan berat seperti bulldozer yakni :

Saat bulldozer ingin belok ke kiri, track bagian dalam memperlambat,


sedangkan track bagian luar berakselerasi

Untuk kembali kearah sebenarnya, trak yang sebelumnya memperlambat


jadi berakselerasi dan track yang lain memperlambat sehingga bulldozer bisa
berjalan lurus kembali
3.3 Ketidakstabilan Kendaraan yang Tidak
dikendalikan denganESC

Berikut ini adalah contoh bagaimana ketidakstabilan yang terdeteksi pada


kendaraan tidak dikendalikan dengan ESC

Kendaraan yang sedang melaju


harus menghindari objek yang
tiba- tiba muncul pada saat
berkendara. Pertama, pengemudi
membanting stir ke kiri dan
dengan segera membalikannya
ke kanan.

Kendaraan jadi tergelincir


karena gerakan membanting
stir tiba-tiba yg dilakukan
spontan oleh pengendara
sehingga bagian belakang
mobil kehilangan kendali.
Dalam keadaan ini
pengemudi tidak dapat
mengendalikan
kendaraannya lagi.

3.4 Apabila pengemudi sedang kehilangan kendali pada saat


mengemudi dengankecepatan Ketidakstabilan Kendaraan yang
dikendalikan dengan ESC

Sekarang mari kita amati bagaimana kendaraan kita dalam


menghadapi situasi yangsama dengan menggunakan ESC
Kendaraan sedang mencoba untuk
menghindari objek. Dari data yang
disediakan oleh sensor, ESC
mengetahui bahwa kendaraan
sedang kehilangan stabilitas.
System memperhitungkan apa yang
harus dilakukan. Secara otomatis
ESC
mengerem roda kiri bagian belakang. Ini mempengaruhi gerakan berbelok
kendaraan.

Kendaraan mengarah ke kiri,


pengemudi mengarahkan stir ke
kanan. Untuk membantu
pengemudi melaju dalam
kondisi over-steer, roda depan
sebelah kanan mengerem.

perpindahan jalur yang dilakukan secara tiba-tiba


dan dalam kecepatan tinggi dapat menyebabkan
kendaraan terbalik. Untuk mencegah bagian
belakang mobil dari kehilangan kendali, roda depan
bagian kiri mengerem tinggi maka kendaraannya
akan berpotensi untuk terbalik.

Selesai sudah ketidakstabilan


yang sudahdi perbaiki, disini ESP
tidak mengambil alih kendali
kendaraan lagi.
Perlu di ingat ESC akan mengambil kendali sepanjang yang diperlukan saat
ketidakstabilan pada kendaraan kita terdeteksi, akan tetapi jika ketidakstabilan itu
sudah diperbaiki oleh ESC it akan berhenti bekerja secara otomatis.

3.5 Sensor-sensor yang digunakan pada ESC pada sasis mobil

Komponen komponen ESP pada kendaraan meliputi :

1. ESP-Hydraulic unit with integrated ECU

Merupakan rangkaian hidrolik pada booster rem dan roda – roda yang
berintegrasi atau di kontrol oleh ECU
2. Wheel speed sensor

Merupakan sensor yang memantau kecepatan putaran roda


3. Steering angle sensor

komponen ini merupakan sensor yang bekerja memantau sudut belok


kendaraan pada saat dibelokan ke arah kanan ataupun kiri
4. Yaw rate sensor with integrated acceleration sensor

Merupakan sensor yang berfungsi memantau akselerasi (percepatan)


kendaraan

5. Engine-management ECU for communication

Merupakan otak dari system elektronik pada kendaraan yang berfungsi


mengatur seluruh system otomatis yang menggunakan sensor elektronik dalam
kendaraan.

3.6 Pengembangan
para produsen mobil sedang meneliti apabila temuan ini digabungkan
dengan sistem radar atau sinar laser, maka sistem ini bisa mengambil alih peran
sopir dari roda kemudi. Sehingga pengemudi bisa tidur dan membiarkan mobil
berjalan sendiri. Digunakannya sinar laser atau radar, akan menghindarkan
kendaraan dari tabrakan.
Seluruh kendali akan diambil alih komputer, seperti mengerem,
mengurangi kecepatan, dan menghindar sendiri bila ada dari samping tiba-tiba ada
orang menyeberang.
ESP versi mutakhir, secara otomatis dapat melakukan penyesuaian kerja sesuai
dengan ukuran dan jenis ban yang digunakan. Antisipasi ini dilakukan karena
makin banyak pemilik mobil mengganti ban standar dengan ukuran lebih besar.
Electronic Stability Program (ESP) saat ini sudah diperbaharui dengan fungsi
tambahan : the STEER CONTROL steering assistance system. Ini diaplikasikan
bersama dengan electromechanical power steering system, untuk membantu servo
assistance dalam menjaga kestabilan kendaraan saat sedang dikemudikan.

Berikut adalah Nama-nama Kontrol Stabilitas (ESC) pada produsen-


produsen Mobil Dunia
Penerapan Pada Kendaraan

ESP telah di aplikasi oleh bebrapa produsen merk mobil ternama di dunia.

ESP dalam berbagai merk kendaraan mempunyai nama khas yang berbeda
namun ada juga merk kendaraan yang tetap menggunakan nama Elektronic stability
Program, berikut datar Nama lain ESP di beberapa pabrikan kendaraan di dunia :
Acura: Vehicle Stability Assist (VSA)

Alfa Romeo: Vehicle Dynamic Control (VDC) Audi: Electronic Stability


Program (ESP) Bentley: Electronic Stability Program (ESP)
BMW: Dynamic Stability Control (DSC) (including Dynamic Traction
Control) Bugatti: Electronic Stability Program (ESP)

Cadillac: StabiliTrak & Active Front Steering (AFS) Chery Automobile:


Electronic Stability Program Chevrolet: StabiliTrak; Active Handling (Corvette
only) Chrysler: Electronic Stability Program(ESP)

Citroën: Electronic Stability Program (ESP)


Dodge: Electronic Stability Program (ESP) Daimler: Electronic Stability
Program (ESP)

Fiat: Electronic Stability Program (ESP) and Vehicle Dynamic Control


(VDC) Ferrari: Controllo Stabilità (CST)

Ford: AdvanceTrac with Roll Stability Control (RSC) and Interactive


Vehicle Dynamics (IVD) and Electronic Stability Program (ESP); Dynamic
Stability Control (DSC) (Australia only)
General Motors: StabiliTrak

Honda: Vehicle Stability Assist (VSA) Holden: Electronic Stability


Program (ESP)

Hyundai: Electronic Stability Program (ESP), Electronic Stability Control


(ESC), and Vehicle Stability Assist (VSA)
Infiniti: Vehicle Dynamic Control (VDC) Jaguar: Dynamic Stability
Control (DSC) Jeep: Electronic Stability Program (ESP)

Kia: Electronic Stability Control (ESC)' and 'Electronic Stability Program


(ESP)' Lamborghini: Electronic Stability Program (ESP)

Land Rover: Dynamic Stability Control (DSC)


Lexus: Vehicle Dynamics Integrated Management (VDIM) with Vehicle
Stability Control (VSC)
Lincoln: AdvanceTrac

Maserati: Maserati Stability Program (MSP)

Mazda: Dynamic Stability Control (DSC) (including Dynamic Traction


Control) Mercedes-Benz (co-inventor): Electronic Stability Program (ESP)

Mercury: AdvanceTrac

MINI: Dynamic Stability Control


Mitsubishi: Active Skid and Traction Control MULTIMODE and Active
Stability Control (ASC)
Nissan: Vehicle Dynamic Control (VDC)

Oldsmobile: Precision Control System (PCS)

Opel: Electronic Stability Program (ESP)

Peugeot: Electronic Stability Program (ESP)

Pontiac: StabiliTrak

Porsche: Porsche Stability Management (PSM)

Proton: Electronic Stability Program

Renault: Electronic Stability Program (ESP)


Rover Group: Dynamic Stability Control (DSC)
Saab: Electronic Stability Program (ESP)
Saturn: StabiliTrak
Scania: Electronic Stability Program (ESP)
[64]
SEAT: Electronic Stability Program (ESP)
Škoda: Electronic Stability Program (ESP)
Smart: Electronic Stability Program (ESP)
Subaru: Vehicle Dynamics Control (VDC)
Suzuki: Electronic Stability Program (ESP)
Toyota: Vehicle Dynamics Integrated Management (VDIM) with Vehicle
Stability Control (VSC)
Vauxhall: Electronic Stability Program (ESP)
Volvo: Dynamic Stability and Traction Control (DSTC)
Volkswagen: Electronic Stability Program (ESP)

3.7 ABS
1. Komponen dan Cara Kerja
• Sensor Kecepatan
Gambar 1 Speed sensor
Sensor kecepatan pada pengereman ABS berguna untuk membaca kecepatan pada
bagian putaran roda kendaraan, sensor ini akan dipasang pada setiap roda
• Katup Rem

Gambar 2 katup
pengereman ABS Pada jalur minyak rem terdapat sebuah katup rem yang
digunakan oleh kontroler ABS. Setidaknya ada 3 katup rem di ABS.
1) Katup posisi satu yang berada dalam posisi terbuka penuh, agar tekanan minyak
rem bisa maksimal dan akan langsung disambungkan dengan rem.
2) Katup yang berfungsi menghalangi tekanan minyak rem, agar tekanan tidak bisa
diteruskan ke rem.
3) Katup posisi tiga adalah katup yang berguna menghalangi beberapa tekanan
minyak rem agar tekanan hanya setengah yang bisa dilanjutkan ke rem.
• Pompa (pump)

Gambar 3 ABS pump


Pada rem ini juga memiliki sebuah pompa yang berfungsi untuk
mengembalikan tekanan di jalur pengereman yang bisa diantarkan ke katup rem.
• ABS Control Unit

Gambar 4 ABS control unit


Kontroler pada sistem rem ini berfungsi untuk menjadi otak yang bisa
mengendalikan komponen pada ABS dan mengolah datanya dari sensor kecepatan
yang ada disemua bagian roda kendaraan.

• Sensor Putaran Akselerasi Belakang

Gambar 5 Sensor putaran akselerasi belakang


Sensor putran aksel belakang berfungsi menghitung putaran roda secara induktif
dan mengirim signal ke ABS control module.
• Unit Control Tekanan
Gambar 6 unit control tekanan
Unit kontrol tekanan (akuator) berfungsi mengatur tekanan hidrolik rem untuk
setiap roda sesuai dengan perintah computer.
3.8 Perkembangan ABS
ABS (Anti-lock Braking System) berguna untuk meminimalkan
kemungkinan roda mengunci ketika melakukan pengereman keras. Dengan begitu
mobil masih bisa diarahkan untuk manuver menghindar. Misalnya pada jalan raya
yang lancer kemudian ada pemberhentian mendadak di lampu merah (Prasetyo et
al., 2018). Sistem rem ABS ini terintegrasi dengan komputer. Ketika pengemudi
menginjak penuh pedal rem, sensor kecepatan ABS di setiap roda akan membaca
apakah ban mengunci atau tidak. Karena berfungsi untuk mencegah roda tidak
terkunci, komputer akan mengatur tekanan hidraulis yang diterima oleh piston di
kaliper rem. Itu sebabnya Anda akan merasakan tendangan balik pada pedal rem
saat pengereman mendadak (panic brake) pada mobil ber-ABS. 6 Dari kecepatan
50 km/jam di jalan kering, jarak pengereman hingga berhenti total yang dibutuhkan
Vios adalah 9,6 meter dengan waktu 1,36 detik. Sementara jarak pengereman dari
kecepatan 80 km/jam memerlukan 26,7 meter dalam 2,18 detik (Nurohim et al., no
date). Pada pengerema di jalan basah, Vios membutuhkan jarak 10,5 meter dengan
1,73 detik untuk berhenti total dari kecepatan 50 km/jam. Ini berarti lebih jauh 0,9
meter dari kondisi kering. Dengan kecepatan lebih tinggi yaitu 80 km/jam, Sedan
ini membutuhkan jarak 28,48 meter dan waktu 2,44 detik, atau berselisih 1,78 meter
dari kondisi kering. Hasil lainnya, sistem ABS membuat mobil tidak terindikasi
membuang atau melintir baik di lintasan basah maupun kering (Al-Farouk Mitiqo,
2010
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Peranan ESC dalam dunia otomotif amatlah penting karena system ini
menjaga pengemudi yang sedang kehilangan stabilitas kendaraannya baik karena
oversteering maupun understeering. Prinsip kerjanya Mendeteksi-Menganalisa-dan
Memperbaikinya sehingga mobil kita dapat kita kendalikan lagi
Teknologi ini tergolong teknologi modern yang harus dimiliki oleh tiap
mobil- mobil modern yang akan diproduksi secara massal nanti. Karena terbukti
teknologi ini dapat menyelamatkan banyak nyawa, mengurangi kemungkinan
kecelakaan hingga 77% (80% pada SUV) dengan mencegah mobil lepas kontrol
yang bisa berakibat fatal.
Elektronik stability program/control merupakan system yang dikontrol
otomatis oleh ECU yang bertujuan untuk menjaga keselamatan berkendara. System
ini dirasa sudah cukup bagi setiap kendaraan dan terbukti mengurangi kecelakaan.
Alangkah baiknya apabila setiap kendaraan mengaplikasi system ini karena sangat
bermanfaat sekali guna mengurangi resiko kecelakaan dalam berkendara.
ABS lebih efektif dibandingkan sistem rem konvensional, karena pada
sistem ABS, semua sudah di kontrol oleh komputer sehingga kinerja rem menjadi
lebi efektif dan mencegah terjadinya roda terkunci pada saat pengereman. Dengan
ABS, pengemudi memungkinkan untuk mempertahankan kontrol pengendalian
pada saat pengereman mendadak dan digunakan untuk memperpendek jarak
pengereman dengan memperbolehkan pengemudi menginjak pedal rem secara
penuh tanpa perlu khawatir kendaraan akan selip dan lepas kendali seperti
pengereman pada kendaraan non ABS.
Saran
ESP juga dikritik karena sejumlah pengemudi merasa fitur membatasi
eksplorasi pengemudi terhadap perilaku dinamis mobil mereka. ESP 'merampok'
kesenangan mereka berkendara, katanya. Karena itu, beberapa perusahaan otomotif
menawarkan sistem dimana pengemudi bisa memilih untuk menghilangkan fungsi
ESP. Yang lain menambah batas toleransi oversteer atau understeer sebelum ESP
menginterverensi. Ada juga pengemudi yang memodifikasi ESP mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Daryanto, 1999. Teknik Servis Mobil. Jakarta : PT. RINEKA CIPTA.

Tasmedi, 1996. Dasar-Dasar Sistem Kemudi Konvensional. Bandung : P3GT.

Wikipedia - Electronic stability control


http://en.wikipedia.org/wiki/Electronic_stability_control

Teknologi Mobil terbaru

http://forum.otomotifnet.com/otoforum/showthread.php?t=3313
AA1 Electronic stability control
http://www.aa1car.com/library/stability_control.htm

Anda mungkin juga menyukai