Anda di halaman 1dari 10

?

magazine

covid - 19
explained
Daftar isi

sejarah covid - 19

dampak sosial dan ekonomi

gejala virus covid -19

cara mencegah
1

sejarah covid - 19
COVID-19 adalah penyakit akibat
infeksi virus severe acute respirato-
ry syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV-2). COVID-19 dapat
menyebabkan gangguan sistem
pernapasan, mulai dari gejala yang
ringan seperti flu, hingga infeksi
paru-paru, seperti pneumonia.
Sejarah Coronavirus bermula pada
laporan pertama wabah COVID-19
yang berasal dari sekelompok kasus
pneumonia manusia di Kota Wuhan,
China, sejak akhir Desember 2019.
Tanggal paling awal timbulnya kasus
adalah 1 Desember 2019. Gejala dari
pasien meliputi demam, malaise,
batuk kering, dan dispnea yang didi-
agnosis sebagai gejala infeksi virus
pneumonia. Awalnya, penyakit itu
disebut pneumonia Wuhan oleh pers
karena gejala yang serupa pneumo-
nia. Hasil sekuensing genom menun-
jukkan bahwa agen penyebabnya
adalah coronavirus baru. Organisasi
2

Penyakit COVID-19 yang disebabkan


oleh virus SARS-CoV-2 atau yang dike-
nal juga dengan coronavirus masih
satu keluarga dengan coronavirus
penyebab wabah Severe Acute Respi-
ratory Syndrome (SARS) dan Middle
East Respiratory Syndrome (MERS).
Ketiga wabah ini memiliki kecepatan
infeksi yang berbeda dalam menjangk-
iti para korban. Di antara ketiganya,
COVID-19 adalah yang tercepat dalam
mengakibatkan infeksi antar manusia.
MERS muncul pada 2012 dan merenggut
858 korban jiwa. Penyakit yang pertama
kali terlacak di Arab Saudi itu butuh
waktu 903 hari atau sekitar 2,5 tahun
untuk menginfeksi 1.000 orang perta-
ma. SARS yang ditemukan di Tiongkok
pada 2002 menewaskan 774 korban
jiwa, serta menghabiskan 130 hari untuk
menginfeksi 1.000 orang pertama. Se-
mentara COVID-19 menjadi wabah
dengan durasi penularan tercepat. Virus
yang berkembang dari Wuhan, Tiong-
kok, ini hanya membutuhkan 48 hari
untuk menginfeksi 1.000 orang pertam
3
dampak sosial &
ekonomi
Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak
pada kesehatan masyarakat, tetapi juga
memengaruhi kondisi perekonomian, pen-
didikan, dan kehidupan sosial masyarakat
Indonesia. Berdasarkan data Badan Nasion-
al Penanggulangan Bencana (BNPB),
jumlah pasien positif terinfeksi COVID-19
di Indonesia mencapai 6.575 orang per 19
April 2020. Pandemi ini menyebabkan be-
berapa pemerintah daerah menerapkan ke-
bijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang berimplikasi terhadap pem-
batasan aktivitas masyarakat, termasuk
aktivitas ekonomi, aktivitas pendidikan,
dan aktivitas sosial lainnya.
Menurunnya berbagai aktivitas ini ber-
dampak pada kondisi sosial-ekonomi
masyarakat, khususnya masyarakat
rentan dan miskin. Oleh sebab itu, pemer-
intah, baik di tingkat pusat maupun
daerah, mengeluarkan berbagai kebijakan
untuk menanggulangi penyebaran
4
Tak terkecuali bidang pendidikan ikut
juga terdampak kebijakan ini. Keputu-
san pemerintah yang mendadak
dengan meliburkan atau memindahkan
proses pembelajaran dari sekolah/ma-
drasah menjadi di rumah, membuat ke-
limpungan banyak pihak. Ketidaksiapan
stakeholder sekolah/madrasah melak-
sanakan pembelajaran daring menjadi
faktor utama kekacauan ini, walaupun
sebenarnya pemerintah memberikan
alternatif solusi dalam memberikan pe-
nilaian terhadap siswa sebagai syarat
kenaikan atau kelulusan dari lembaga
pendidikan disaat situasi darurat seper-
ti saat ini.
5

gejala covid - 19
Gejala awal infeksi COVID-19 bisa
menyerupai gejala flu, yaitu demam,
pilek, batuk kering, sakit tenggorokan,
dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat
hilang dan sembuh atau malah member-
at.Penderita dengan gejala yang berat
bisa mengalami demam tinggi, batuk ber-
dahak atau berdarah, sesak napas, dan
nyeri dada. Gejala-gejala tersebut di atas
muncul ketika tubuh bereaksi melawan
virus COVID-19.
Secara umum, ada tiga gejala umum yang
bisa menandakan seseorang terinfeksi
COVID-19, yaitu:

- Demam (suhu tubuh di atas 38°C)


- Batuk kering
- Sesak napas
6

Gejala COVID-19 bisa muncul dalam 2


hari sampai 2 minggu setelah seseo-
rang terinfeksi virus penyebabnya. Se-
bagian pasien COVID-19 juga ada
yang mengalami penurunan oksigen
tanpa adanya gejala apa pun. Kondisi
ini disebut happy hypoxia. Selain itu,
beberapa laporan kasus juga
menyebutkan bahwa sebagian pasien
COVID-19 dapat mengalami ruam

Pada beberapa penderita, COVID-19


dapat tidak menimbulkan gejala sama
sekali. Orang yang sudah terkonfirmasi
positif COVID-19 melalui pemeriksaan
RT-PCR namun tidak mengalami gejala
disebut sebagai kasus konfirmasi
asimptomatik. Penderita ini tetap bisa
menularkan COVID-19 ke orang lain.

Pada bulan Juli 2020, Kementerian Kes-


ehatan Republik Indonesia mengganti
istilah operasional lama pada
COVID-19, seperti ODP, PDP, OTG menja-
di istilah baru, yakni suspek, probable,
dan konfirmasi.
7

cara mencegah

Mencuci tangan dengan


benar
Menggunakan masker

menjaga jarak

menjaga daya tahan


tubuh
?
magazine

Sambil terus berupaya yang tanpa


lelah, kita juga harus bersabar
dalam menangani wabah. Semua
yang Tuhan turunkan punya
tujuan. Ketika itu sudah terpenuhi,
semua akan kembali seperti sedia
kala

layout by : Rahmatullah Sajidan

Anda mungkin juga menyukai