Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Fitri anida Handayani.

KELAS :D

NIM : 191421164 B

MATA KULIAH : KEPERAWATAN KRITIS

JAWABAN:

1. Latar Belakang, Metode, Hasil ,Pembahasan, Penutup, Kata Kunci


2. a. Bronkiektasis
b. Tanda dan Gejala Kelainan Respirasi
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas
yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada
penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar,
gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma),
kecemasan (Price dan Wilson, 2006).
Parenkim paru tidak sensitif terhadap nyeri, dan sebagian besar penyakit paru
tidak menyebabkan nyeri. Pleura parietalis bersifat sensitif, dan penyakit peradangan
pada pleura parietalis menimbulkan nyeri dada.
Batuk adalah gejala umum penyakit pernapasan. Hal ini disebabkan oleh (1)
stimulasi refleks batuk oleh benda asing yang masuk ke dalam larink, (2) akumulasi
sekret pada saluran pernapasan bawah. Bronkitis kronik, asma, tuberkulosis, dan
pneumonia merupakan penyakit dengan gejala batuk yang mencolok (Chandrasoma,
2006).
Pemeriksaan sputum/ dahak sangat berguna untuk mengevaluasi penyakit paru.
Sediaan apusan gram dan biakan sputum berguna untuk menilai adanya infeksi.
Pemeriksaan sitologi untuk sel-sel ganas. Selain itu, dari warna, volum, konsistensi,
dan sumber sputum dapat diidentifikasi jenis penyakitnya.
Hemoptisis adalah batuk darah atau sputum dengan sedikit darah. Hemoptisis
berulang biasanya terdapat pada bronkitis akut atau kronik, pneumonia, karsinoma
bronkogenik, tuberkulosis, bronkiektasis, dan emboli paru.
Jari tabuh adalah perubahan bentuk normal falanx distal dan kuku tangan dan kaki,
ditandai dengan kehilangan sudut kuku, rasa halus berongga pada dasar kuku, dan
ujung jari menjadi besar. Tanda ini ditemukan pada tuberkulosis, abses paru, kanker
paru, penyakit kardiovaskuler, penyakit hati kronik, atau saluran pencernaan. Sianosis
adalah berubahnya warna kulit menjadi kebiruan akibat meningkatnya jumlah Hb
terreduksi dalam kapiler (Price dan Wilson, 2006).
Ronki basah berupa suara napas diskontinu/ intermiten, nonmusikal, dan pendek,
yang merupakan petunjuk adanya peningkatan sekresi di saluran napas besar.
Terdapat pada pneumonia, fibrosis, gagal jantung, bronkitis, bronkiektasis.
Wheezing/ mengik berupa suara kontinu, musikal, nada tinggi, durasi panjang.
Wheezing dapat terjadi bila aliran udara secara cepat melewati saluran napas yang
mendatar/ menyempit. Ditemukan pada asma, bronkitis kronik, CPOD, penyakit
jantung. Stridor adalah wheezing yang terdengar saat inspirasi dan
menyeluruh. Terdengar lebih keras di leher dibanding di dinding dada. Ini
menandakan obstruksi parsial pada larink atau trakea. Pleural rub adalah s

3. Mekanisme dan penatalaksanaan batuk

–          Mekanisme

Batuk dapat dipicu secara refleks ataupun disengaja. Sebagai refleks pertahanan diri,
batuk dipengaruhi oleh jalur sarad aferen dan eferen. Batuk diawali dengan inspirasi
dalam diikuti dengan penutupan glotis, relaksasi diafragma, dan kontraksi otot melawan
glotis yang menutup. Hasilnya akan terjadi tekanan positif pada intratoraks yang
menyebabkan penyempitan trakea. Sekali glotis terbuka, perbedaan tekanan yang besar
antara saluran napas dan udara luar bersama dengan penyempitan trakea akan
menghasilkan aliran udara yang melalui trakea. Kekuatan eksplosif ini akan ”menyapu”
sekret dan benda asing yang ada di saluran napas. (Ikawati, 2008)

–          Etiologi

1.      Iritan : Iritan yang masuk melalui inhalasi akan merangsang reseptor batuk. Reseptor
batuk ada di laring sampai bronkus. Sedangkan pada bronkiolus dan bagian distal darinya
sudah tidak ditemukan lagi.
2.      Inflamasi : Pada inflamasi reseptor batuk akan lebih mudah tersensitisasi oleh iritan,
sehingga lebih mudah terjadi batuk.

3.      Konstriksi.

4.      Kompresi.

–          Penatalaksanaan

Untuk batuk akut dan subakut yang umum biasanya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa
terapi farmakologi. Selain itu untuk pencegahan bisa dengan menghindari pemicu batuk.
Untuk terapi farmakologi kita bisa menggunakan

1. Antitusif : Bekerja dengan menekan reseptor batuk.

2. Ekspektoran : Ditujukan untuk merangsang batuk sehingga memudahkan pengeluaran


dahak.

3. Mukolitik : Bekerja menurunkan viskositas mukus, sehingga memudahkan


ekspektorasi.

4. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret

5. - memberikan tindakan nebulizer

- memberikan posisi yang nyaman (semi fowler)

- membersihkan jalan nafar denganmemberikan suction untuk membantu


mengeluarkan dahak

Anda mungkin juga menyukai