Asal Mula Upacara Kematian Gaja Lumpat
Asal Mula Upacara Kematian Gaja Lumpat
Upacara Kematian
Atap yang pertama yaitu keturunan dari anak yang pertama, Ompu Sayur
Matua, yang menguasai daerah Parau Sorat. Atap yang kedua adalah keturunan
dari Ompu Parlindungan yang menguasai wilayah Baringin. Atap yang ketiga,
keturunan Ompu Hatunggal yang menguasai wilayah Sipirok Godang.
Kehidupan masyarakat di lembah Sibual-buali sangat makmur, karena
masyarakat rajin bekerja dan taat beragama. Pada zaman itu, agar tanaman dan
segala ternak yang diusahaka masyarakat menjadi subur dan baik, maka harus
ada persembahan kepada dewa Mula Jadi Nabolon, yaitu seorang pemuda yang
kuat dan tangkas. Persembahan tersebut dipersembahkan di bukit persembahan
—Kantor Camat Sipirok saat ini.
Setelah itu, gajah diarak mengelilingi lembah Sibual-buali. Mulai dari Sipirok
Godang, Baringin, Parau Sorat, Saba Tolang, Hasang, Bungabondar, menyeberang
I sungai Aek Sagala menuju Lobu Hasona di Paran Julu, dan kembali lagi ke Sipirok
Godang.
Demikianlah legenda yang diceritakan pada kami, yalni asal mula upacara
kematian gaja lumpat.