Tafsiran
Yesus dibawa oleh Roh Kudus
Ayat 1-2 Yesus dibawa oleh Roh Kudus
Yesus kembali dari sungai Yordan hampir tidak dimaksudkan untuk
menggarisbawahi pemisahannya dari peristiwa pembaptisan; itu hanya
memberikan transisi dari peristiwa pembaptisan ke pencobaan.Berlawanan dengan
markus 1:12 (Matius 4:1) Yesus adalah subjek dalam ayat 1 dan Roh yang disebut
Kudus. Yesus menentukan jalannya sendiri; Dia hidup di dalam Roh, yang mana
diturunkan kepada-Nya, yang memenuhi Dia. Roh juga yang menuntun Yesus
kedalam padang gurun. meskipun "pengurapan" dengan Roh dapat membawa
penyembuhan "semua yang ditindas oleh iblis", kepemilikan Roh dan godaan
sangat erat hubungannya.1Penuh dengan Roh kudus: juga berarti “penuh dengan
kuasa Roh kudus” atau dikuasai oleh Roh Allah. Dalam matius 4:1 dikatakan
bahwa “Yesus dibawa ke gurun pasir oleh Roh kudus”. Tetapi di dalam Lukas
4:1, sesuai dengan bahasa Yunaninya h;geto evn tw/| pneu,mati evn th/| evrh,mw|
yang ditekankan ialah bahwa Yesus dipimpin oleh Roh kudus di(bukan sebatas
ke) gurun pasir atau selama di gurun itu ketika Ia dicobai oleh iblis. Padang
gurun: tidak diketahui padang gurun yang mana.2 Padang gurun adalah daerah
yang hampir tidak didiami orang.3
Yesus dicobai oleh Iblis empat puluh hari lamanya, sedangkan dalam TB
hal itu tidak dinyatakan dengan pasti kalau diperhatikan Lukas 4:2b dan Lukas 4:3
kita mendapat kesan bahwa pencobaan mulai sesudah Yesus merasa lapar.
Melihat itu maka sebagian penafsir berpendapat bahwa Yesus memang dicobai
terus menerus selama empat puluh hari, tetapi tiga pencobaan terakhir merupakan
puncak atau boleh juga dikatakan merupakan kesimpulan dari pencobaan lainnya.
Empat puluh hari: maksudnya adalah empat puluh hari empat puluh malam
(diperjelas dalam Matius 4:2).Dicobai(peirazo,meno= : Mencoba, menguji,
menggoda). Kata “mencobai” yang dipakai mengandung arti “mencobai dengan
maksud tidak baik, yaitu berusaha menggoda agar seseorang berbuat salah”. Iblis,
berarti “pendakwa”, “penuduh” atau “lawan”, kepala dari semua kuasa-kuasa
jahat. Iblis merupakan salah satu sebutan untuk kepala setan-setan, dapat juga
diterjemahkan “Raja/kepala setan-setan”. Tidak makan apa-apa: Ini adalah
1
Eduard Schweizer, The Good News According to Luke, (Atlanta, John Knox Press, 1984), 82.
2
Lembaga Alkitab Indonesia & Yayasan Karti Daya, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas,
(Jakarta, Lembaga Alkitab Indonesia, 2005), 111-112
3
B.J Boland dan P.S. Naipospos, Tafsiran alkitab Injil Lukas,(Jakarta: Gunung Mulia, 2012), 95
semacam “puasa” yang dilakukan dalam rangka memulai suatu pekerjaan yang
besar dan penting. Berpuasa berarti tidak makan dan minum atas keinginan
sendiri. Sesudah waktu ia lapar: Waktu yang dimaksud adalah 40 hari, jadi
dapat juga diulangi menjadi, “sesudah genap 40 hari berpuasa, ia pun lapar”.
Kesempatan ini pulalah yang dipergunakan Iblis untuk meningkatkan
serangannya.
Ayat 3-4 Mengubah batu menjadi roti
Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya:seperti dalam Lukas 4:2, Iblis terus mencobai
Yesus, dan karena gagal, Iblis mempergunakan cara yang dianggapnya paling
ampuh untuk mencobai Yesus. Jika Engkau Anak Allah: Iblis mengakui bhawa
Yesus adalah Anak Allah, tetapi Iblis ingin menjerat Yesus, agar dia dengan cara
yang mudah menunjukkan siapa diri-Nya, sekaligus bertindak untuk kepentingan
dirinya sendiri. Suruhlah batu ini menjadi roti: Batu (li,qw: kata benda datif
maskulin tunggal) adalah batu tertentu, yang ditunjukan oleh Iblis. Ada tertulis:
Maksudnya, “Ada tertulis dalam Kitab Suci”. Manusia hidup bukan dari roti
saja: Kata-kata ini dikutip dari Ulangan 8:3. Rotidapat diterjemakan dengan
istilah umum misalnya, “makanan” sehingga terjemahannya menjadi: “manusia
hidup bukan dari hanya dari makanan saja”. Dalam injil matius, Yesus
menambahkan tanda-tanda ini: “tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut
Allah”. pengertian itu juga berlaku dalam ayat ini.
Analisis Teologis
Melihat konteks pada saat penulisan, bahwa jemaat pada saat itu imannya
semakin lesu menghadapi persoalan parousia, karena itu penulis
menekankan bahwa Roh Allah tetap menyertai jemaat dalam masa
penantian akan kedatangan Tuhan, seperti Roh Allah yang menyertai
Yesus ketika menghadapi pencobaan di padang gurun. Dan segala sesuatu
yang terjadi adalah sesuai dengan kehendak Allah.
Mengajarkan untuk tetap berpegang pada Firman Tuhan dalam segala
perkara.
Yesus mengatasi Pencobaan dengan merendahkan diri menjadi manusia
dan bergantung sepenuhnya kepada Allah. Karena pada saat itu, ditemukan
pengelompokan orang-orang yang miskin dan kaya. Sehingga yang kaya
sering bersikap tamak.