≡ MENU
HOME / PEMULA / MENGENAL KOMPOSISI DAN PEDOMAN TEKNIK KOMPOSISI DALAM FOTOGRAFI
Dalam artikel ini, saya akan lebih cenderung membahas teknik-teknik komposisi yang kuat untuk
meningkatkan fotografi Anda. Ada 18 pedoman teknik komposisi yang akan saya bahas pada topik kali
ini. Saya pribadi biasanya memiliki satu atau lebih dari pedoman dalam pikiran saya ketika sedang
menyiapkan kamera. Baik, kita akan mulai dengan membahas teknik komposisi yang paling umum dan
terkenal di semua kalangan fotografer yaitu "Aturan Pertiga" atau "Rule of Thirds".
1. Rule of Thirds (Aturan Pertiga)
Aturan pertiga atau Rule of Thirds ini sangat sederhana. Anda hanya perlu membagi frame menjadi 3
bagian vertikal dan 3 bagian horizontal, sehingga keseluruhan menghasilkan 9 bagian (kotak) seperti
yang ditunjukan pada gambar di bawah. Hari ini, hampir semua produsen kamera bahkan termasuk
smartphone menyediakan bantuan garis "grid" yang tidak lain adalah untuk aturan pertiga atau Rule of
Thirds. Nah, garis itu akan membantu Anda mengatur komposisi yang baik. Coba periksa kamera Anda
sekarang. Untuk kamera DSLR, Anda bisa melihat garis ini pada mode Life View, bukan lewat jendela
bidik (Viewfinder).
Dengan garis Rule of Thirds Anda bisa menempatkan elemen penting dari adegan sepanjang satu atau
lebih garis vertikal. Kebanyakan orang cenderung ingin menempatkan subjek utama (POI) di tengah
frame. Tapi jika Anda berani menempatkan subjek keluar dari pusat dengan aturan pertiga ini, maka
Anda akan lebih sering menemukan komposisi yang lebih menarik. Itulah kegunaan dari Rule of Thirds,
yang tidak hanya untuk membuat susunan elemen dalam gambar menjadi rapi, tetapi dapat juga Anda
gunakan untuk mencapai perspektif yang unik.
Image Credit © Barry O Carroll
Pada foto di atas, horizontal bumi ditempatkan pada bagian bawah frame, sedangkan pohon-pohon
terbesar diletakkan pada bagian kanan frame. Sekarang Anda lihat sendiri, garis dari Rule of Thirds telah
membantu meluruskan garis horizontal dari bumi dan juga pohon agar terlihat tegak lurus dalam frame.
Kesimpulannya bahwa Rule of Thirds ini akan membantu gambar Anda menjadi lebih rapi dan tidak
miring sana-sini. Tapi bukan hanya sebatas kerapian saja, membuat komposisi dengan aturan pertiga
bisa menghasilkan visual yang berbeda atau perspektif yang unik. Contohnya kembali lagi pada foto di
atas, jika seandainya pohon-pohon besar ditempatkan di tengah frame maka gambar tersebut tidak lagi
menampilkan visual yang sama. Ini lah menariknya bermain dengan komposisi. Untuk melihat
perbedaannya, cobalah sering-sering latihan.
Image Credit © Barry O Carroll
Untuk foto "Old Town Square" di atas, horizontal bumi ditempatkan pada bagian atas frame. Sedangkan
menara gereja ditempatkan di bagian kanan frame. Adapun bangunan depan gereja ada yang serong ke
kiri dan ke kanan. Tampak depan bangunan gereja juga tidak lurus. Tapi dengan pengaturan demikian,
gambar menunjukan komposisi yang tidak hanya rapi tapi juga teliti, sehingga gambar di atas termasuk
gambar yang kuat dengan komposisi yang menarik.
2. Komposisi Tengah dan Simetri
Saya tidak berani mengatakan bahwa posisi subjek di tengah frame adalah pilihan yang terbaik. Tidak,
semua tergantung posisi subjek yang Anda hadapi. Bisa jadi menarik di pusat atau justru sebaliknya.
Apalagi seni itu menyangkut selera kita masing-masing. Biasanya untuk beberapa adegan, komposisi
subjek di tengah akan bekerja lebih baik. Tapi untuk memberi Anda sedikit gambaran, saya akan
menunjukan salah satu alasan mengapa beberapa orang kadang menempatkan subjeknya di tengah
frame, salah satunya dan paling sering adalah untuk adegan "simetri".
Image Credit © Barry O Carroll
Foto di atas adalah contoh adegan simetri yang baik. Artinya, penempatan subjek lampu jembatan di
sepanjang tengah frame benar-benar bekerja dengan baik. Lihat saja sendiri, pembagian sisi kiri dan
kanan jembatan benar-benar seimbang. Tapi apakah hal tersebut akan selalu berlaku sama pada subjek
/ objek lainnya? Tidak juga. Keberuntunagn foto di atas karena arsitekturnya yang memang rapi
sehingga simetri bekerja dengan baik. Kesimpulannya bahwa dengan teknik simetri Anda harus
memperhatikan proporsional objek yang Anda bidik.
Image Credit © Barry O Carroll
Adegan yang mengandung refleksi juga merupakan kesempatan besar untuk menggunakan simetri
dalam komposisi gambar Anda. Pada gambar di atas menggunakan campuran aturan pertiga dan
simetri untuk menyusun adegan. Pohon diposisikan keluar dari pusat yaitu di bagian kanan frame tapi
memiliki refleksi. Dari contoh gambar di atas, artinya Anda dapat juga menggabungkan beberapa
pedoman komposisi dalam satu adegan.
3. Foreground Interest dan Kedalaman
Menangkap beberapa subjek menarik untuk dijadikan poin di latar depan (Foreground Interest) adalah
cara yang bagus untuk menambahkan rasa kedalaman pada sebuah adegan. Hal tersebut merupakan
juga salah satu dari teknik komposisi yang untuk menampilkan gambar seolah 3D.
Image Credit © Barry O Carroll
Objek foto di atas adalah air terjun di Belanda. Elemen batu di sungai menjadi subjek yang sempurna
sebagai "Foreground Interest". Menambahkan elemen penting di latar depan sering kali bekerja dengan
baik, apalagi jika adegan diambil menggunakan lensa sudut lebar (wide-angle).
Image Credit © Barry O Carroll
Contoh lainnya adalah foto di atas. Sebuah rantai di sepanjang tepi dermaga menjadi peluang besar
untuk mengambil poin sebagai Foreground Interest. Ini salah satu contoh membuat sebuah kedalaman
dengan komposisi. Dan itu diperkuat dengan tambahan elemen lain di sepanjang sisi kiri rantai yaitu
tepi dermaga dan lampu jalan. Kemudian yang menjadi menarik dari pengaturan foto di atas bahwa di
belakang rantai ada objek bangunan megah, dan terlihat juga sebuah jembatan yang menghubungkan
antara objek tersebut dengan tepi dermaga. Nah, yang menjadi pusat perhatian utama dari seluruh
elemen dalam gambar adalah rantai kapal. Menarik bukan? Itu lah contoh komposisi Foreground
Interest.
4. Frame within a Frame (Bingkai Dalam Frame)
Mungkin perlu saya perjelas bahwa arti "frame" yang saya sebut-sebut di sepanjang pembahasan di
atas adalah luas area adegan yang mampu ditangkap oleh kamera Anda (lebar x tinggi). Jadi jangan
Anda keliru dengan penggunaan kata frame tersebut dan kata frame lainnya (bingkai).
Untuk teknik komposisi ini, cobalah Anda mencari elemen-elemen seperti jendela, gerbang masuk
bangunan atau cabang pohon yang melengkung untuk membingkai adegan. Bingkai tidak perlu harus
mengelilingi seluruh adegan agar ia menjadi efektif.
Image Credit © Barry O Carroll
Pada foto St Mark’s Square di atas, sebuah gerbang dimanfaatkan untuk membingkai objek yaitu
bangunan Marks Basilica. Menampilkan pemandangan dari sebuah elemen lengkung adalah ciri khas
umum dari lukisan "Renaissance" sebagai cara untuk menggambarkan sebuah kedalaman. Hal itu
kemudian diterapkan juga pada seni fotografi dalam teknik komposisi "Frame within a Frame", dan foto
di atas adalah contohnya.
Image Credit © Barry O Carroll
Bingkai tidak harus benda buatan manusia seperti gerbang atau jendela. Contoh lain adalah foto di atas
yang diambil di County Kildare, Irlandia. Batang pohon diposisikan di kanan, kemudian memanfaatkan
cabangnya yang memanjang ke kiri untuk membingkai adegan yaitu jembatan dan rumah perahu. Coba
Anda perhatikan, meskipun bingkai tidak benar-benar mengelilingi seluruh adegan tapi masih bisa
menambah rasa kedalaman pada gambar tersebut.
Dengan Anda menggunakan teknik komposisi "Frame Within a Frame" atau bingkai dalam frame dapat
memberikan kesempatan besar untuk memanfaatkan banyak elemen di sekitar Anda, untuk menjadi
kreatif dalam komposisi Anda.
5. Leading Lines (Garis Pembimbing)
Leading Lines dapat membantu mereka yang melihat foto Anda untuk melihat sepanjang gambar dan
memusatkan perhatian pada elemen-elemen penting. Apa pun yang menjadi jalur, dinding atau pola
dapat digunakan sebagai garis pemimbing atau Leading Lines. Lihatlah contoh di bawah ini.
Image Credit © Barry O Carroll
Dalam foto menara Eiffel di atas, pola yang terbentuk di lantai dimanfaatkan sebagi Leading Lines.
Semua garis di lantai menuju pada satu titik yaitu ke menara Eiffel yang berada di kejauhan. Kalau Anda
jeli melihat gambar di atas, bahwa foto di atas juga menggunakan "komposisi tengah" sehingga terlihat
adegan simetri. Ya, seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa kita bisa menggunakan dua atau lebih
teknik komposisi sekaligus.
Image Credit © Barry O Carroll
Tapi ingat, garis pembimbing tidak harus lurus, contoh lainnya seperti gambar di atas. Sekalipun itu
garis lengkung namun karena itu jelas menonjolkan satu subjek, sehingga cara tersebut menjadi
komposisi khas yang sangat menarik. Dalam kasus foto pemandangan di atas, lengkungan jalan di mulai
dari arah kiri kemudian melengkung di sebelah kanan pohon. Dan pada pengambilan adegan di atas
diterapkan bersama aturan pertiga (Rule of Thirds).
6. Diagonal dan Segitiga
Sering dikatakan bahwa komposisi diagonal dan segitiga dapat menambahkan "ketegangan dinamis"
pada sebuah gambar. Apa Anda tahu yang saya maksud dengan ketegangan dinamis di sini? Untuk
memahaminya saya beri Anda contoh menggunakan horizontal. Jika Anda melihat seseorang berdiri di
atas permukaan yang horizontal, maka ia akan terlihat stabil. Tapi jika seseorang berdiri di permukaan
yang miring seperti arah jarum jam 02.00, maka ia terlihat kurang stabil. Nah, hal tersebut menciptakan
sebuah visual ketegangan tertentu. Kita bisa membuat visual seperti itu dengan mengambil adegan dari
sudut tertentu yang bisa membuat seolah subjek berdiri di atas kemiringan.
Semua orang dalam kehidupan sehari-harinya tentu tidak ingin melihat sesuatu dengan posisi kepala
sengaja dimiringkan. Sehingga ketegangan dinamis oleh komposisi segitiga dalam fotografi jarang
terfikirkan oleh kebanyakan fotografer. Selain itu, memasukkan teknik komposisi segitiga ke dalam
adegan adalah cara yang efektif untuk memahami seperti apa itu ketegangan dinamis yang ditimbulkan
oleh komposisi tersebut.
Image Credit © Barry O Carroll
Contohnya gambar di atas yang menggabungkan banyak segitiga dan diagonal ke dalam adegan.
Jembatan itu sendiri adalah segitiga yang sebenarnya dan ada juga beberapa segitiga "tersirat" dalam
adegan. Perhatikan, ada Leading Lines di sebelah kanan frame, semua diagonal dan bentuk segitiga
yang bertemu pada titik yang sama. Itu adalah "segitiga tersirat". Objek yang memiliki garis diagonal ke
arah yang berbeda dapat menambahkan banyak "ketegangan dinamis" ke dalam adegan. Sekali lagi,
Anda dapat melihat bagaimana cara menggabungkan dua teknik untuk menyusun komposisi gambar
yaitu Leading Lines dan diagonal.
Image Credit © Barry O Carroll
Dalam foto Hotel de Ville di atas, segitiga dan diagonal tersirat menciptakan rasa ketegangan dinamis.
Bangunan yang seolah berdiri di atas tanah yang miring ditimbulkan oleh perspektif dari sudut
pengambilan gambar di arah kanan. Inilah yang menciptakan ketegangan visual.
7. Pola dan Tekstur
Manusia secara alamiah tertarik pada pola. Karena secara visual pola menarik dan mensugesti sebuah
harmoni. Pola bisa dibuat oleh manusia seperti serangkaian bangunan lengkung atau alami seperti
kelopak bunga. Menggabungkan pola dalam foto-foto Anda adalah cara alternatif lainnya untuk
membuat komposisi yang menyenangkan. Kemudian, memiliki banyak tekstur dalam gambar juga bisa
sangat menyenangkan di mata pemirsa (orang-orang yang melihat foto Anda).
Image Credit © Barry O Carroll
Foto di atas diambil di Tunisia dengan memanfaatkan pola yang terbentuk di lantai untuk membimbing
mata pemirsa ke bangunan berkubah. Ini mirip dengan cara kerja komposisi Leading Lines. Bangunan
itu sendiri menggabungkan pola dalam bentuk serangkaian lengkungan.
Image Credit © Barry O Carroll
Dalam foto kedua di atas juga ditembak di Tunisia, dan saya benar-benar menyukai tekstur batu di
lantai. Tekstur tersebut kurang teratur ketimbang pola pada foto pertama di atas, tapi permainan cahaya
dan bayangan di permukaan sangat menyenangkan. Ada juga tekstur menarik pada dinding dan atap.
Anda mungkin juga telah memperhatikan bahwa lengkungan pada pintu menciptakan "Frame within a
Frame".
8. Rule of Odds
Dalam dunia fotografi, tentu ada banyak peluang tapi "Rule of Odds" adalah sesuatu yang sama sekali
berbeda. Aturan ini menunjukkan bahwa gambar akan lebih menarik secara visual jika ada yang "ganjil"
pada subjek. Aneh bukan? Teori ini mensugesti pemirsa bahwa jumlah elemen ganjil dalam sebuah
adegan akan mengganggu mata pemirsa sehingga tidak yakin untuk memfokuskan perhatiannya pada
subjek yang mana. Teknik ini memanfaatkan kekurangan dari adegan. Karena seperti yang kita ketahui
bahwa sesuatu yang ganjil itu akan lebih mudah mencuri perhatian banyak orang. Sebenarnya, saya
pikir ada banyak kasus di mana hal ini bisa saja dihindari, tetapi akan ada tempat dan situasi di mana hal
ini akan tetap berlaku.
Image Credit © Barry O Carroll
Foto di atas adalah contoh dari teknik komposisi Rule of Odds. Fotografernya sengaja membingkai
adegan dengan memasukkan tiga lengkungan. Itu pilihan yang lebih baik, karena dua lengkungan
biasanya tidak bekerja dengan baik dan bisa berpotensi membuat perhatian pemirsa terbagi ke kiri atau
kanan. Coba Anda perhatikan, yang ganjil pada foto di atas adalah tiga buah lampu dengan posisi kabel
yang berbeda, kemudian dua manusia di lengkungan tengah dan satu manusia di lengkungan kiri.
Gambar tersebut juga menggabungkan komposisi pola dan "Frame within a Frame".
9. Fill the Frame
Sesuai namanya, bahwa teknik komposisi ini akan mengisi penuh frame dengan subjek Anda, dan hanya
meninggalkan sedikit atau tidak sama sekali ada ruang di sekitar subjek. Ini membantu subjek untuk
tampil fokus sepenuhnya sebagai subjek utama dan tanpa gangguan. Hal ini juga memungkinkan
pemirsa untuk mengeksplorasi detail dari subjek yang tidak akan memungkinkan jika subjek difoto dari
kejauhan. Komposisi "Fill the Frame" sering memberi Anda peluang untuk begitu dekat dan dapat
memotong elemen-elemen penggangu dari subjek Anda. Dalam banyak kasus, teknik ini dapat
menunjukan tampilan subjek yang sangat alami dengan komposisi yang menarik.
Image Credit © Barry O Carroll
Pada foto singa sebelah kiri di atas, subjek mengisi frame sepenuhnya dengan wajahnya. Hal ini
memungkinkan pemirsa untuk benar-benar fokus pada rincian seperti mata, tekstur dan bulu singa.
Anda juga mungkin memperhatikan bahwa foto singa tersebut menggunakan Rule of Thirds untuk
mengatur keseimbangan mata, hidung dan mulut singa. Sedangkan pada foto kedua sebelah kanan, ada
sedikit sisa ruang di sekitar subjek bangunan. Poin pada foto tersebut adalah untuk menampilkan detail
arsitektur pada sisi depan dan samping gedung.
10. Negative Space (Ruang Negatif)
Sederhanya pedoman komposisi ini adalah kebalikan dari teknik komposisi Fill the Frame di atas.
Mengambil banyak ruang yang kosong atau ruang "negatif" di sekitar subjek juga bisa menjadi sangat
menarik. Ini menciptakan rasa kesederhanaan dan minimalis. Teknik komposisi ini mempunyai tujuan
yang sama seperti Fill the Frame yaitu membantu untuk fokus pada tampilan subjek utama tanpa
gangguan.
Image Credit © Barry O Carroll
Foto patung Dewa Siwa di atas sebenarnya contoh yang baik untuk komposisi ruang negatif. Patung
sebagai subjek utama tetapi foto di atas telah meninggalkan banyak ruang dan hanya diisi oleh langit di
sekitarnya. Ini memfokuskan perhatian kita pada patung itu sendiri dan juga menciptakan rasa
kesederhanaan. Tidak ada yang rumit tentang adegan, hanya patung yang dikelilingi oleh langit, itu saja.
Kemudian foto menggunakan Rule of Thirds untuk menempatkan patung di sebelah kanan frame.
Saya sering menggunakan komposisi ini untuk memotret lomba panjat pinang, sehingga subjek terlihat
seperti berinteraksi di langit. Selain itu, komposisi ini juga bisa digunakan untuk membuat foto
minimalis, meskipun konsep foto minimalis memiliki pedoman khusus tersendiri.
Saya rasa artikel ini sudah sangat panjang, sementara saya baru menulis 10 pedoman komposisi
fotografi. Untuk 8 teknik komposisi lainnya akan saya tulis pada artikel yang berbeda. Silahkan Anda
baca di sini artikelnya.
Perhatian! Artikel ini saya susun berdasarkan referensi dari fotografer "Barry O Carroll" asal Dublin,
Irlandia. Semua foto yang menjadi contoh penerapan komposisi dalam artikel ini tidak lepas dari hak
cipta Barry O Carroll sebagai pemiliknya.
SHARE SHARE SHARE
PENULIS: M. HAJAR A.K
Pengunjung yang terhormat mohon untuk tidak menduplikat artikel ini. Hargai usaha saya
menyusun semua artikel yang ada di blog KELASFOTOGRAFI.COM. Silahkan ambil referensi
tapi jangan menduplikatnya.
← Back Next →
Mengenal Macam-Macam Distorsi Lensa Penjelasan Crop Factor: Mengetahui
Perbedaan APS-C dan Full-Frame
TRANSLATE BLOG
Kelas F…
12 rb suka
Sukai Halaman
Sukai Halaman
REKOMENDASI PEMULA
Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya
Cara Yang Benar Menekan Tombol Shutter
Memahami Mode Eksposur Auto, P, S, A, M Pada Kamera
Mengenal Eksposur dan Cara Kerjanya Pada Kamera
Mengenal Jenis-Jenis Lensa Pada Kamera
Penjelasan Kode dan Keterangan Pada Lensa
Panduan Cara Menggunakan Fokus Pada Lensa
Cara Menggunakan dan Mengatur Letak AF-Point (Titik Area Fokus)
Mengenal Fungsi Light Meter Pada Kamera
Mengenal White Balance (WB) dan Cara Penggunannya
Mengenal Macam-Macam Shooting Pada Drive Mode Beserta Fungsinya
Memahami Fungsi & Cara Kerja Masing-Masing Metering Pada Kamera
Penjelasan Tentang Picture Style dan Cara Menggunakannya
Mengenal Macam-Macam Teknik Pengambilan Gambar (Type of Shot)
Mengenal Macam-Macam Sudut Pengambilan Gambar (Angle) Dalam Fotografi
Mengenal Format RAW dan Perbandingannya Dengan Format JPEG
ARTIKEL LAINNYA
TAG POST
Action Blognews Canon DIY DSLR Exposure Filter Fine-Art Inspirasi Journalism
Mengetahui Perbedaan APS-C dan Full-Frame
Mengenal Jenis-Jenis Filter Lensa Kamera
Memahami Peran Fungsi Dari Exposure Compensation
Memahami Fungsi Auto Exposure Lock (AE Lock) Pada Kamera Canon
Arti Minimum Focusing Distance (MFD) dan Magnification Ratio Pada Lensa
Mengenal Depth of Field (DOF) Dalam Fotografi
Mengenal Macam-Macam Distorsi Lensa
Mengenal Fungsi AF Mode Pada Kamera Canon dan Nikon
Belajar Membaca dan Memahami Histogram Dalam Fotografi
Penjelasan Tentang Data EXIF dan Kegunaannya
Memahami Keseimbangan (Balance) Dalam Fotografi
Mengenal Komposisi Dalam Fotografi
Mengenal Point of Interest (POI) Dalam Fotografi
Penjelasan Lengkap Tentang Bulb Serta Fungsi Gunanya
Pengertian Field of View, Equivalent Focal Length, dan Angle of View
Tentang Magic Latern dan Kelebihannya
ARTIKEL LAINNYA
LAYANAN KONTAK
Nama
Email *
Pesan *
Kirim
Home
Tentang Kami
Privacy Policy
Terms of Service (TOS)
Beriklan
COPYRIGHT © 2016 WWW.KELASFOTOGRAFI.COM