Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

TUGAS AKHIR

ANALISIS HUBUNGAN KONDUKTIVITAS, TDS (TOTAL


DISSOLVED SOLID) DAN TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID)
DENGAN KADAR KESADAHAN PADA AIR FORMASI UNTUK
INDIKASI TERJADINYA SCALING DI LAPANGAN X

Diajukan Guna Melengkapi Syarat Dalam Mencapai Gelar


Sarjana Teknik Perminyakan Pada Fakultas Teknik
Universitas Islam Riau

TOMMY SETIAWAN
143210762

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2017
Hal : Kesediaan Pembimbing
KepadaYth,
Ketua Program Studi Teknik Perminyakan
Fakultas Teknik – Universitas Islam Riau
Di
Pekanbaru

Assalamu’alaikumWr. Wb
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Dr. Eng. Muslim, M.T.
2. Richa Mellysa, S.T., M.T.
Menyatakan bersedia menjadi Dosen Pembimbing I & II untuk penyusunan Tugas
Akhir dari mahasiswa berikut :
Nama : TOMMY SETIAWAN
NPM : 143210762
Judul: Analisis Hubungan Konduktivitas, TDS (Total Dissolved Solid) Dan
TSS (Total Suspended Solid) Dengan Kadar Kesadahan ppada Air Formasi
Untuk Indikasi Terjadinya Scaling di Lapangan X

Demikianlah surat ini kami buat, atas kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

Hormat kami,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Eng. Muslim, M.T. Richa Mellysa, S.T., M.T.


Hal : Pengajuan Tugas Akhir
KepadaYth,
Bapak Dr. Eng. Muslim, M.T.
Di
Pekanbaru

Assalamu’alaikumWr. Wb
Teriring salam dan do’a semoga Bapak dalam keadaan sehat wal’afiat dan selalu
sukses dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Saya bertanda tangan di bawah ini :
Nama : TOMMY SETIAWAN
NPM : 143210762
Dengan ini,mengajukan permohonan Tugas Akhir dengan judul sebagai berikut :
Analisis Hubungan Konduktivitas, TDS (Total Dissolved Solid) dan TSS
(Total Suspended Solid) dengan Kadar Kesadahn pada Air Formasi Untuk
Indikasi Terjadinya Scaling di Lapangan X
Adapun sebagai dosen pembimbing Tugas Akhir saya adalah
Pembimbing I : Dr. Eng. Muslim, M.T.
Pembimbing II: Richa Mellysa, S.T., M.T.

Demikianlah surat ini Saya buat semoga Bapk dapat menyetujui permohonan ini.
Atas perhatian Bapak, Saya ucapkan terimakasih.

Menyetujui, Hormat Saya


Ketua Program Studi

Dr. Eng.Muslim, M.T. Tommy Setiawan


ANALISA HUBUNGAN KONDUKTIVITAS, TDS (TOTAL DISSOLVED
SOLID) DAN TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) DENGAN KADAR
KESADAHAN PADA AIR FORMASI UNTUK INDIKASI TERJADINYA
SCALING DI LAPANGAN X

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bayak hal yang dapat mempengaruhi penurunan produksi pada
reservoir, salah satunya adalah adanya endapan scale yang terdapat dalam formasi
maupn peralatan produksi lainnya. Salah satu penyebab terjadinya scale yaitu
kesadahan air. Istilah kesadahan air adalah istila yang digunakan pada air yang
mengandng kation yang umumnya disebabkn oleh adanya bervalensi 2 seperti Fe,
Sr, Mn, Ca, dan Mg tetapi penyebab utama dari kesadaha yaitu kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg) (Effendi, 2003).
Pada penelitian ini saya beranggapan bahwa semakin tinggi harga
konduktivitas air formasi maka semakin tinggi pula harga kadar kesadahannya.
Karena konduktivitas (daya hantar listrik/DHL) merupakan gambaran numerik
dari kemampuan air untuk meneruskan aliran listrik, oleh karna itu semakin
banyak garam-garam terlarut dan terionisasi maka semakin tinggi pula nilai
konduktivitas.
Hal tersebut berlaku juga untuk nilai TDS dan TSS karena TDS dan
TSS merupakan total padatan terlarut dan total padatan tersuspensi yang
mengindikasikan adanya padatan yang terkandung pada air. Sehingga semakin
tinggi nilai TDS dan TSS maka akan tinggi pula nilai kesadahannya karena
kesadahan dapat menyebabkan endapan padatan pada air.
Dari opini opini tersebut tidaklah cukup untuk membuktikan hal
tersebut seingga diperlukan penelitian lebih lanjut dilaboratorium menggunakan
metode titimetri serta alat lat laboratorium lainnya.
1.2. Tujuan Penulisan
1) Menentukan hubungan antara konduktivitas dengan kadar kesadahan
pada lapangan x.
2) Menentukan hubungan antara TDS dengan kadar kesadahan pada
lapangan x.
3) Menentukan hubungan antara TSS dengan kadar kesadahan pada
lapangan x.
1.3. Batasan masalah
Untuk meningkatkan hasil penulisan yang berguna dan terfokus maka
dalam penulisan ini dibatasi dalam permasalahan sesuai judul “Analisa
Hubungan Konduktivitas, TDS (Total Dissolved Solid) dan TSS (Total
Suspended Solid) dengan Kadar Kesadahan pada Air Formasi di Lapangan
X”.
1.4. Metodologi Penulisan
Penulis melakukan penelitian dengan mengumpulkan data-data yang
berhubungan uji laboratorium air formasi. Buku pegangan pelajaran teknik
perminyakan, jurnal yang relevan dan diskusi dengan dosen pembimbing. Setelah
itu dilakukan analisa data yang membawa kepada kesimpulan yang merupakan
tujuan dari penelitian.

1.5. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan tugas akhir ini dirangkum dalam beberapa bab
dimana setiap bab menjelaskan bagian – bagian dari skripsi ini.
Bab I : Menerangkan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, batasan
masalah, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II :Bab ini menerangkan tentang tinjauan umum lapangan
dibeberapa lapangan PT.Cevron Pasifik Indonesia.
Bab III : Bab ini membahas tentang teori dasar tentang Konduktivitas,
TSS (Total Suspended Solid), TDS (Total Dissolved Solid), dan
Kesadahan air formasi.
Bab IV : Bab ini berisi tentang hubungan konduktivitas, TSS, dan TDS
dengan kadar kesadahan.
Bab V : Bab ini berisi tentang pembahasan.
Bab VI : Bab ini berisi tentang kesimpulan
II. TEORI DASAR
II.1. Konduktivitas Air
Konduktivitas listrik adalah ukuran kemampuan suatu larutan untuk
menghantarkan arus listrik. Arus listrik di dalam larutan dihantarkan oleh ion
yang terkandung di dalamnya. Ion memiliki karakteristik tersendiri dalam
menghantarkan arus listrik. Maka dari itu nilai konduktivitas listrik hanya
menunjukkan konsentrasi ion total dalam larutan. Banyaknya ion di dalam larutan
juga dipengaruhi oleh padatan terlarut di dalamnya. Semakin besar jumlah
padatan terlarut di dalam larutan maka kemungkinan jumlah ion dalam larutan
juga akan semakin besar, sehingga nilai konduktivitas listrik juga akan semakin
besar. Jadi, di sini dapat dilihat bahwa terdapat hubungan antara jumlah zat padat
terlarut yang dinyatakan dengan TDS dengan nilai konduktivitas listrik (Fadilah
Irwan dkk, 2016).
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa nilai konduktivitas listrik
larutan juga dipengaruhi oleh temperatur dan pH. Hayashi (2003) yang melakukan
penelitian pada beberapa jenis air yang memiliki komposisi dan salinitas yang
berbeda. Dari penelitian ini didapatkan hubungan konduktivitas listrik dengan
temperatur yang sedikit nonlinier pada suhu berkisar 0-30 oC, tetapi persamaan
linier masih dapat mendekati dengan cukup baik. Hasil penelitian Ezeweali, dkk
(2014) yang dilakukan di daerah Boji-Boji Agbor menunjukkan bahwa temperatur
memiliki hubungan dengan konduktivitas listrik dan TDS. Konduktivitas listrik
memiliki korelasi positif dengan TDS dan temperatur. Disamping itu, peningkatan
temperatur air akan menurunkan kepadatan dari gas seperti O2, CO2, N2, dan
CH4 di dalam larutan.
II.2. Total Dissolved Solid (TSS) dan Total Susspended Solid (TSS)
Kandungan material padatan di perairan dapat diukur berdasarkan
padatan terlarut total (Total Dissolve Solid (TDS) dan padatan tersuspensi total
(Total Suspended Solid (TSS). TDS mengandung berbagai zat terlarut (baik itu zat
organik, anorganik, atau material lainnya) dengan diameter < 10-3 µm yang
terdapat pada sebuah larutan yang terlarut dalam air (Mukhtasor, 2007). Ion yang
paling umum terdapat di perairan adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium,
magnesium, bikarbonat, karbonat dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation,
anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan molekul. Sumber utama untuk TDS
dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah tangga, dan industri.
Perubahan dalam konsentrasi TDS dapat berbahaya karena akan menyebabkan
perubahan salinitas, perubahan komposisi ion-ion, dan toksisitas masing-masing
ion. Perubahan salinitas dapat menganggu keseimbangan biota air, biodiversitas,
menimbulkan spesies yang kurang toleran, dan menyebabkan toksisitas yang
tinggi pada tahapan hidup suatu organisme (Rinawati dkk, 2016)
Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air,
tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel
yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat,
bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution,
2008) . Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang
paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu
perairan Padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid atau TSS) adalah
bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1µm) yang tertahan pada saringan milli-pore
dengan daiameter pori 0.45µm. (Effendi, 2003).
II.3. Kesadahan Air
Istilah kesadahan air adalah istilah yang digunakan pada air yang
mengandng kation yang umumnya disebabkn oleh adanya bervalensi 2 seperti Fe,
Sr, Mn, Ca, dan Mg tetapi penyebab utama dari kesadaha yaitu kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg) (effendi, 2003).
Berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation ¿ atau Mg 2+¿¿ , air
sadah digolongkan menjadi dua jenis, yaitu air sadah sementara dan air sadah
tetap.air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat ¿
khususnya senyawa kalsium bikarbonat (Ca ( HC O 3 ) 2) dan atau magnesium
bikarbonat ( Mg ( HC O3 )2 ). Disebut air sadah sementara karena kesadahannya
dapat dihilangkan dengan pemanasan air membebaskan ionC a2+¿¿ dan atau Mg 2+¿¿
. Selanjutnya, senyawa senyawa tersebut akan mengendap dengan persamaan
reaksi sebagai berikut:
Ca ( HC O3 )2 ¿ ¿(aq) → CaC O3(s) + H 2 O(l) +C 02(g )
Mg ( HC O3 )2 ¿ ¿(aq ) → MgC O3( s) + H 2 O( l) +C 02( g )
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengandung anion selain ion bikarbonat,
−¿¿
misalnya dapat berupa ion C l −¿ ¿, NO 3 , dan SO 42−¿¿. Berarti senyawa yang
terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaC l 2), kalsium nitrat (Ca ( N O 3 ) 2),
kalsium sulfat (CaS O4 ), magnesium klorida ( MgC l2 ), magnesium nitrat
( Mg ( N O3 )2 ), dan magnesium sulfat ( MgSO 4 ). Air yang mengandung senyawa
senyawa tersebut adalah air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa
dihilangkan hanya dengan pemanasan. Kesadahan tetap dapat dihilangkan dengan
mereaksikan air tersebut dengan zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan
adalah larutan karbonat: NaC O3(aq) atau K 2 C O3(aq) .Penambahan larutan tersebut
dimaksudkan untuk mengendapkan ion C a2+¿¿ atau Mg 2+¿¿ , sehingga terjadi
persamaan reaksi berikut:
CaC l 2(aq) + N a2 C O3(aq ) → CaC O3(s) +2 NaC l(aq)
Mg (N O3 )2(aq) + K 2 C O3(aq ) → MgC O3(s) +2 KN O(aq )
Kesadahan yang dimiliki oleh air sangat merugikan bagi banyak
industi baik industi migas maupun industri lainnya. Pembentukan garam-garam
kalsium dan magnesium yang sukar untuk larut dalam air seperti kasium karbonat
dan magnesium karbonat. Garam endapan ini sering mengendap pada dinding
dinding pipa yang menyebabkan penyumbatan pada pipa serta penurunan laju
produksi untuk industri migas.
II.4. Scale
Scale atau kerak adalah tumpukan keras dari bahan anorganik
terutama pada permukaan perpindahan panas yang disebabkan oleh pengendapan
partikel mineral dalam air. Seperti air menguap dalam menara pendingin, uap
yang murni hilang dan konsentrasi padatan terlarut dalam air yang tersisa. Jika
konsentrasi siklus ini dibiarkan berlanjut, berbagai kelarutan padat akhirnya akan
terlampaui. Padatan kemudian akan menetap di dalam pipa atau pada permukaan
pertukaran panas, di mana ia sering membeku menjadi kerak. Pembentukan
deposit kerak (scale) CaCO3 oleh air sadah (air dengan kandungan ion Ca yang
tinggi) pada sistem perpipaan di industri maupun rumah tangga menimbulkan
banyak permasalahan teknis dan ekonomis (Jotho dkk, 2013).
Di dalam proses industri pengerakan merupakan permasalahan yang
masih sangat memprihatinkan terutama pada sistem pendingin dan industri
minyak bumi. Ini adalah alasan mengapa banyak penelitian masih dikembangkan
untuk memahami fenomena kerak. Untuk tujuan ini beberapa metode telah
dikembangkan untuk mempercepat terbentuknya kerak

Gambar 1. Tumpukan kerak pada pipa


DAFTAR PUSTAKA
Irwan, F., Afdal, Analisis Hubungan Konduktivitas Listrik dengan Total
Dissolved Solid (TDS) dan Temperatur pada Beberapa Jenis Air, JFU,
Volume 5, No. 1, Halaman 85-93 (2016)
Hayashi, M. (2003), Environmental Monitoring and Assessment 96, halaman 119-
128
Ezeweali, D. (2014), Oyem, H.H. dan Oyem, I.M., Research Journal of
Environmental Science 8, halaman 444-450
Effendi, H. (2003), Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan, Kanisius, Yogyakarta.
Rinawati, dkk. (2016), Penentuan Kandungan Zat Padat (Total Dissolved Solid
dan Total Suspended Solid) di Perairan Teluk Lampung, Analit, Volume 1,
No 01, Halaman 36-46
Sulistyani, dkk. (2012), Uji Kedadahan Air Tanah di Daerah Sekitar Pantai
Kecamatan Rembang Propinsi Jawa Tengah, J. Sains Dasar, Volume 1,
No. 1, Halaman 33-39
Jotho, dkk., (2013), Pembentukan Kerak Kalsium Karbonat (CaC O 3) dalam Pipa
Beraliran Laminer Dengan Parameter Konsentrasi Larutan Penambahan
Aditif Asam Malat
Demikianlah Proposal Tugas akhir ini saya buat, dan diajukan untuk menjadi
bahan pertimbangan penyusunan Tugas Akhir saya. Atas perhatian yang Bapak
berikan saya ucapkan terimakasih.

Pekanbaru, Desember 2017

HormatSaya

Tommy Setiawan
FLOW CHART TUGAS AKHIR

START

Pengumpulan data:
History Lapangan
Teori Dasar
Dan artikel, jurnal dan paper

Tahap Pengerjaan:
Bab I pendahuluan
Bab II tinjauan lapangan
Bab III teori dasar
Bab IV pokok bahasan utama

Pengolahan data:
Data dan Perhitungan

Hasil

Pembahasan

Kesimpulan Selesai

Anda mungkin juga menyukai