Anda di halaman 1dari 4

11.

Alat Musik Tulila/Talatoit

Tulila atau talaloit merupakan instrumen aerofon, masuk dalam keluarga instrument end
blown flute (jenis seruling yang dimainkan dengan posisi lurus), dan merupakan ordo
ocarina. Alat musik ini terbuat dari bambu, memiliki sebuah lubang tiup dan 4 lubang nada
yang terletak di bagian tengah instrumen.
Talaloit merupakan alat musik solo dalam kesenian Batak Toba. Bagi masyarakat Batak
Toba, alat musik ini dipercaya sebagai media penyampai doa kepada Debata Mula Jadi Na
Bolon (Tuhan dalam konsep kepercayaan Monolatry). Dalam perkembangannya, fungsinya
melebar menjadi alat pengusir hama pertanian masyarakat Batak Toba.
Bunyi unik yang dihasilkan talaloit ini diambil dari alam yang menyerupai suara burung
elang. Namun sayangnya, kini alat musik ini sudah jarang digunakan sehingga pengetahuan
dan bentuk fisiknya sudah diambang kepunahan.

12. Alat Musik Sordam

Sordam merupakan alat musik tradisional Batak Toba yang hampir punah, namun masih ada
yang melestarikannya. Ciri khas utama dari alat musik adalah suara yang dihasilkannya
memiliki nuansa yang memilukan dan identik dengan duka.
Dahulu, sordam biasa digunakan untuk memanggil roh yang berkaitan dengan ritual
kepercayaan setempat, sehingga alat ini tidak boleh asal karea diyakini dapat membawa
petaka jika dimainkan secara sembarangan.
Alat musik sordam menggunakan skala nada pentatonis sehingga hanay dapat dimainkan
secara tunggal dan tidak dapat dilibatkan dalan ensambel. Namun semakin berkembangnya
zaman, sordam juga mulai merambah ke panggung hiburan.

13. Alat Musik Balobat

Balobat, atau juga dapat disebut ‘beluat’, merupakan alat musik tradisional Suku Karo, salah
satu sub-etnik Batak yang bermukim di utara Danau Toba. Alat musik ini terbuat dari seruas
pucuk bambu berukuran sejengkal jari tangan.
Balobat memiliki lubang nada berjumlah 6 lubang, menggunakan skala nada minor dan
mayor serta menciptakan susunan nada pentatonis yang melankolis khas budaya Karo. Alat
ini dapat dimainkan secara tunggal atau ensambel.

14. Alat Musik Keteng-Keteng

Keteng-keteng merupakan alat musik pukul tradisional Suku Karo, Sumatera Utara, yang
terbuat dari bambu. Alat musik ini berbentuk seperti kentongan, memiliki panjang sekitar
setengah meter, dan memiliki senar yang merupakan kupasan dari kulit bambu itu sendiri.
Alat ini dibunyikan menggunakan sepasang tongkat pemukul yang terbuat dari potongan
bambu. Cara memainkannya adalah dengan menabuhnya seperti menabuh drum. Suara yang
dihasilkan begitu unik dan khas, berupa suara pukulan bambu yang tercampur dengan suara
senar.
15. Tali Sasayat/Sitalasayak

Tali Sasayat atau Sitalasayak terbuat dari kuningan, dimainkan dengan cara memasukkan jari
telunjuk kiri dan kanan yang dikaitkan pada simpulan tali kemudian ditepuk-tepukkan. Alat
ini biasa dimainkan pada saat upacara adat masyarakat Batak Simalungun.
Sitalasayak biasa dimainkan bersama beberapa jenis alat musik lain, seperti gondrang sipitu-
pitu (terdiri dari 7 buah gendang), gondrang sidua-dua (terdiri dari 2 gendang), ogung (gong),
mongmongan (canang/gong kecil), dan sarune bolon (alat musik tiup).

16. Gong Panganak

Alat musik ini dibuat dari bahan kayu dan kuningan. Pada zaman dulu, Gong Panganak
ditabuh untuk mengumumkan perintah raja kepada rakyatnya, juga digunakan pada upacara
adat kematian, perkawinan, dan memasuki kediaman baru. Dewasa ini, alat ini juga
dimainkan pada saat upacara gereja, hari besar nasional, dan menyambut tamu.
17. Alat Musik Fatricia
Fatricia adalah alat musik tradisional khas Nias yang biasa dimainkan bersama alat musik
aromba (gong berukuran besar) dan fondrah/tutu (sejenis gendang panjang) pada saat upacara
besar (owasa) dan pesta adat (perkawinan dan kematian).
Permainan alat musik ini akan berlangsung selama berhari-hari sebelum upacara
dilaksanakan agar masyarakat setempat dan desa tetangga dapat mendengarnya.
18. Alat Musik Ogung

Ogung adalah alat musik idiofon sejenis gong. Dalam kesenian tradisional Batak Toba, ogung
memegang peranan penting pada ensambel Gondang Sabangunan. Ogung terdiri dari 4 buah
gong yang masing-masing memiliki namanya sendiri, yaitu: Oloan, Ihutan, Panggora, dan
Doal.
Keempat jenis ogung tersebut biasa digunakan bersama dengan taganing dan sarune bolon
sebagai penjaga tempo. Instrumen ini dimainkan oleh 4 orang, dipukul menggunakan alat
pemukul. Ogung terbuat dari kuningan dan memiliki pencu.

19. Alat Musik Gordang

Berbeda dengan panggora yang bentuknya seperti gong, alat musik gordang bentuknya
seperti gendang Jawa. Alat ini biasa dimainkan pada acara-acara musik gamelan. Gordang
terbuat dari kayu dan dimainkan dengan cara dipukul.

Anda mungkin juga menyukai