POLITEKNIK SAHID
TAHUN 2021
1
Program Riset Keilmuan Terapan Salam Negeri – Dosen PT Vokasi
Direktorat Jenderal Pendidikan Voksi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber Pendanaan
Lembaga Pengelolah Dana Pendidikan
2
i
ii
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Penelitian ini bertujuan untuk menggali berbagai potensi dan permasalahan terkait UMKM
berbasis ekonomi kreatif di Desa Wisata Keranggan, Kota Tangerang Selatan berbasis
penerapan CHSE (Clean, Healty, Safety, Environment). UMKM kreatif dinilai mampu
mengembangkan sumber daya manusia di bidangnya dengan pengetahuan, kreativitas,
inovasi dan mampu mengembangkan lapangan pekerjaan. Namun, UMKM kreatif di Desa
Wisata Keranggan masih perlu dikembangkan dalam pengelolaan, pemasaran dan sebagai
atraksi wisata gastronomi yang akan menjadi ciri khas untuk Desa Wisata Keranggan.
Selain itu penelitian ini akan dapat menjadi “Laboratorium Hidup” yang potensial untuk
Politeknik Sahid dalam program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka bagi para
mahasiswa dan dosen guna mengaplikasikan antara teori dan praktek serta implementasi
Tri Darma Perguruan Tinggi dalam pengelolaan kampung Wisata Keranggan. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena metode kualitatif dianggap mampu
memahami fenomena dan kedalamannya. Penelitian ini adalah deskriptif kausal dengan
melihat fenomena hubungan searah positif antara keterlibatan dan faktor pembentuknya,
karenanya diperlukan baik data Primer maupun Sekunder. Data primer dikumpulkan
dengan melakukan: Wawancara kepada para Informan dari 15 UMKM Penghasil makanan
ringan, Pengelolah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pemerintah, akademisi dan
pemerhati UMKM; FGD dengan para pelaku UMKM yang menjadi lokus penelitian serta
Workshop & Pelatihan. Data sekunder yang diperoleh dari berbagai publikasi data seperti
Dinas Koperasi dan UMKM, Perindustrian dan Perdagangan, dan Badan Pusat Statistik
(BPS). Penelitian terapan ini akan dilakukan selama 10 bulan. Berdasarkan Identifikasi
awal beberapa permasalahan yang dihadapi oleh UMKM di Desa Wisata Keranggan, Kota
Tangerang Selatan, antara lain modal, bahan baku dan faktor produksi yang belum berbasis
CHSE, tenaga kerja, biaya transaksi, pemasaran, dan IPR (Hak Kekayaan Intelektual).
Ekonomi berbasis UMKM membutuhkan kerjasama kreatif dari berbagai pihak untuk
mencapai kemajuan dalam dunia usaha. Tidak hanya pemerintah dan UMKM itu sendiri,
tetapi juga masyarakat perlu berpartisipasi dan berkembang.
iv
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN DAN IDENTITAS i
RINGKASAN EKSEKUTIF iv
DAFTAR ISI v
BAB 1 Pendahuluan 1
BAB 2 Tinjauan Pustaka 4
BAB 3 Metodologi Riset 9
BAB 4 Luaran Riset 15
BAB 5 Pendanaan 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Pertumbuhan perekonomian di banyak negara termasuk Indonesia mengalami kontraksi
dan negative selama pandemic Covid-19. Di triwulan ke II tahun 2020 terjadi kontraksi
5,3% pereknomian nasional (www.djkn.kemenkeu.go.id). Menurunnya daya beli
masyarakat serta konsumsi rumah tangga selama diterapkannya PSBB maupun PPKM
dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19, menjadi faktor utama kontraksi tersebut.
Disisi lain, re-focusing hamper semua mata anggaran pemerintah juga dialokasikan untuk
penanganan penderita covid-19, akibatnya terjadi penurunan realisasi belanja pemerintah
termasuk belanja barang, belanja investasi termasuk guna perolehan asset tetap, apalagi
penurunan kegiatan export-import yang terjun bebas.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang sangat
terpukul oleh pandemi Covid-19. Selama ini UMKM terbukti memiliki kontribusi yang
cukup signifikan terhadap perekonomian nasional, melalui Pendapatan Domestik Bruto di
tahun 2021, senilai Rp 8.573,89 Triliun atau sebesar 61,07%. Bahkan mampu menghimpun
60,4% dari total Investasi di Indonesia. UMKM juga diakui mempunyai kemampuan
menyerap tenaga kerja yang cukup besar yakni sebesar 97% (Bisnis.com)
Selain permasalahan klasik yakni kemampuan keuangan, UMKM juga masih banyak
kendala yang dihadapi oleh UMKM selama pandemik ini, seperti kualitas dan kontinuitas
produksi, akses pemasaran, packaging product, kualitas SDM/pelaku UMKM di bidang
manajerial, keuangan dan produksi. Kendala-kendala tersebut, tentu tidak bisa diatasi
sendiri oleh pelaku usaha UMKM, akan lebih ringan dan mudah jika solusinya dicari
bersama-sama oleh semua stakeholder. Pentahelix yang terdiri dari Pemerintah (baik Pusat
melalui Kementerian/Lembaga terkait maupun pemerintah daerah), Busines/Pengusaha
termasuk didalamnya Bank dan lembaga keuangan lainnya, Masyarakat dan Media massa
juga sangat berperan penting dalam menciptakan fundamental perekonomian nasional yang
kuat untuk Indonesia Maju. Peran perguruan tinggi melalui para akademisi dengan riset-
risetnya akan menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut diatas.
Desa Keranggan yang telah dikenal sebagai salah satu desa wisata di Kota Tangerang,
selain memiliki potensi alam yakni sungai Cisadane dan budaya khas Tangerang, juga
telah lama dikenal sebagai sentra penghasil Makanan Ringan (Kacang Sangrai; Keripik
pisang; Keripik singkong; Opak; Enye-Enye; Jajalon; Kembang Goyang; Keripik Sentul;
Keripik Bawang - Aneka olahan kue : Sorabi; Kue Talam; Kue Apem; Gengsot; Ancemon;
Ongol-ongol; Dodol Keranggan) yang dikenal oleh banyak Masyarakat Tangerang Raya.
Sejak merebaknya kasus pandemic covid-19, sangat berpengaruh terhadap kunjungan
wisatawan yang datang ke Kampung Wisata Keranggan, jumlahnya berkurang hingga 90
% seperti nampak pada table berikut ini:
2
Tentu saja hal ini akan berdampak pada pendapatan para UMKM yang salah satu
konsumennya adalah wisatawan yang berkunjung ke kampong Wisata Kerangan. Namun
usaha makan ringan yang dikelolah UMKM masih bertahan, walaupun jumlah omset
berkurang hingga mencapai……
Data penurunan omset UMKM Keranggan sebelum & selama pandemi
3
1. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi yang terjamin hygienitas makanan ringan
yang menjadi produk-produk UMKM di Desa Keranggan, sehingga akan
meningkatkan skala operasi dan/atau skala usaha disamping meningkatkan
kepercayaan konsumen terutama dari sisi kesehatan dan keamanan
2. Dengan pola dan penggunaan teknologi dalam pemasaran diharapkan akan dapat
menentukan segment pasar yang akurat sehingga akan lebih efisiensi dan efektivitas
dalam meningkatkan pendapatan UMKM di desa Keranggan.
3. Sebagai salah satu desa wisata, diversifikasi produk sangat dibutuhkan, oleh karena itu
penambahan paket wisata gastronomi dengan menampilkan proses pembuatan
makanan ringan yang dihasilkan oleh para UMKM akan sangat menarik
4. Melalui penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi dalam meningkatkan
nilai ekonomis dari produk yang dihasilkan dengan menciptakan produk yang adaptif
terhadap perubahan di masa pandemic covid-19 yang pada akhirnya mampu
mengentaskan permasalahan-permasalahan yang terkait masalah ekonomi dan sosial-
budaya di desa keranggan;
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Ekonomi Kreatif
Era ekonomi kreatif merupakan pergeseran dari era ekonomi pertanian, era industrialisasi,
dan era informasi. Departemen perdagangan (2008) mendefinisikan ekonomi kreatif
sebagai wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas,
yang mana pembangunan berkelanjutan adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya
saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Pariwisata menjadi salah satu
bisnis yang meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui ekonomi kreatif, yang juga dapat
meningkatkan perekonomian dan penyerapan tenaga kerja (Nusraningrum, 2019). Selama
wisatawan berkunjung ke sebuah objek wisata, ada banyak kegiatan industri kreatif yang
dapat dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan mulai dari kerajinan souvenir,
atraksi, hingga makan dan minum, yang pada akhirnya menimbulkan rasa puas para
wisatawan saat berkunjung tempat-tempat wisata tersebut. Permintaan wisatawan akan
menyebabkan dan mendorong produksi barang dan jasa dan juga mendorong masyarakat
lokal untuk memenuhi permintaan tersebut. Penelitian tersebut cukup memberikan
gambaran mengenai pengembangan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif dapat dikatakan
sebagai suatu sistem transaksi penawaran dan permintaan yang bersumber pada kegiatan
ekonomi yang digerakkan oleh sektor industri yang disebut Industri Kreatif. Oleh karena
itu, Industri kreatif merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ekonomi kreatif. Industri
kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat
individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan
pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta industri tersebut.
Desa Wisata
Desa wisata merupakan definisi dari Kawasan pedasaan yang dipergunakan untuk tujuan
wisata dengan menyajikan alam dan budaya masyarakat sebagai daya (Fitriana et al.,
2020). Pemerintah kota Tangerang Selatan menjadikan Keranggan sebagai Kampung
Wisata Indutsri karena di daerah tersebut menjadi sentra industri rumah tangga dan
lingkungannya masih asri serta masih banyak lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung program itu sehingga nanti dapat dimanfaatkan untuk pengembangan industri
dan peningkatan ekonomi masyarakatmya. Usaha kuliner menjadi salah satu ikon industri
di kampung Keranggan dan berkembang.
5
Usaha kuliner yang ada di Kampung Keranggan biasa dikelola secara home industry atau
biasa disebut industri rumahan. Usaha kuliner sebaiknya dijaga kebersihannya, tertata
dengan rapi sehingga menjamin keamanan, kenyamanan, dan kesehatannya agar menjadi
daya tarik wisatawan saat melihat proses pengolahan yang dilakukaan.
SAPTA PESONA
…..
CHSE
Mengacu pada peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020
mengenai protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka
pencegahan dan pengendalian Covid-19. Peraturan ini ditujukan juga untuk para pelaku
usaha kuliner serta karyawan dalam memenuhi kebutuhan para tamu dan pelayanan yang
bersih, sehat, aman dan ramah lingkungan pada masa pandemic Covid-19. CHSE dibuat
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Protokol Kesehatan di Tempat dan
Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Penerapan CHSE
ini tidak hanya di terapkan di hotel-hotel melainkan homestay yang ada pada desa wisata
harus menerapkan juga (Krisnawati, et al., 2020).
Berdasarkan peraturan tersebut, maka Kementrian Pariwisata membuat program pariwisata
aman yang dapat dilakukan di masa adaptasi kebiasaan baru dengan panduan protokol
kesehatan yang ketat. Program yang dimaksud adalah CHSE (Clean, Healthy, Safety,
Environment) yaitu kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan hidup dalam tempat
– tempat wisata termasuk usaha kuliner agar pembeli merasa aman dan nyaman
Dibuatnya Penerapan CHSE ini akan mendorong kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif
ditengah – tengah pandemic Covid-19. Dengan menerapkan kebijakan CHSE ini,
diharapkan dapat sedikit membantu pergerakan perekonomian kembali khususnya dalam
bidang pariwisata. Menurut Bascha et al (2020) dan Elsayeh (2020) sebagian besar
masyarakat mulai memiliki keinginan untuk melakukan perjalanan wisata pada normal
baru, dengan mempertimbangkan beberapa destinasi wisata yang sudah menerapkan
protokol kebersihan dan kesehatan
Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Undang-Undang tentang Desa Nomor 6 Tahun 2014 butir 12 dikatakan bahwa
Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan
kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan
prioritas kebutuhan masyarakat desa. Inti dari pemberdayaan adalah upaya membangkitkan
segala kemampuan desa yang ada untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan dilakukan
melalui penumbuhan motivasi, inisiatif, dan kreativitas untuk memajukan perekonomian
dan membawa kesejahteraan bagi desa. Pelatihan partisipatif telah banyak diujicobakan
pada berbagai jenis pelatihan khususnya pada pendidikan non formal di berbagai instansi
(Darwangsa, Widodo, & Redjeki, 2011). Model ini merupakan model pembelajaran
6
partisipatif yang menekankan pada proses pembelajaran, di mana kegiatan belajar dalam
pelatihan dibangun atas dasar partisipasi aktif (keikutsertaan) peserta pelatihan dalam
semua aspek kegiatan pelatihan, mulai dari kegiatan merencanakan, melaksanakan, sampai
pada tahap menilai kegiatan
Wisata Gastronomi
Menurut Turgarini (2018) wisata gastronomi secara diferensial memiliki bidang kajian
tentang aspek – aspek gastronomi yaitu gastronomi praktis (mengubah bahan baku
makanan menjadi hidangan), gastronomi teoritis (ilmu pengetahuan), gastronomi teknis
(performa, kinerja, evaluasi sistem), gastronomi makanan (pengembangan produk), dan
gastronomi molekuler (transformasi fisio-kimiawi pangan). Kelima aspek tersebut
mempunyai karakteristik yang berbeda dan diaplikasikan sesuai dengan bidang gastronomi
yang akan dilakukan. Turgarini (2018) juga menyebutkan bahwa ada 9 (sembilan)
komponen dalam gastronomi dihimpun menjadi satu kesatuan yakni: (1) masak
memasak/kuliner, (2) bahan baku, (3) mencicipi, (4) menghidangkan, (5) belajar, meneliti
dan menulis makanan, (6) mencari pengalaman unik, (7) pengetahuan gizi, (8) filosofi,
sejarah, tradisi dan sosial, (9) etika dan etiket.
Ketaren (2017) menekankan pada 4 (empat) elemen pada koridor kajian gastronomi
umumnya yaitu: (i) Sejarah: yakni mengenai asal usul bahan baku, bagaimana dan dimana
dibudidayakan (ii) Budaya: yakni mengenai factor yang mempengaruhi masyarakat
setempat mengkonsumsi makanan tersebut. (iii) Lansekap Geografis: mengenai factor
lingkungan (alam & etnis yang mempengaruhi masyarakat memasak makanan tersebut)
dan (iv) Metode memasak: yakni mengenai proses memasak secara umum. Bukan
mengenai teknis memasak karena seorang gastronom tidak harus bisa memasak
Pariwisata gastronomi saat ini melintasi banyak produk pariwisata. Ini telah memperluas
kemungkinan untuk menambah pengetahuan yang ditawarkan oleh produk gastronomi
lokal yang berbeda dan kegiatan yang mungkin dilakukan di lingkungan produksi dan
pengolahannya. Wisata gastronomi adalah sarana wisatawan untuk mempelajari dan
menghargai budaya yang berbeda; ruang lingkupnya lebih besar dari mempelajari keahlian
memasak (Turgarini, 2018)
Kajian Terdahulu
Nusraningrum et al (2019) meyakini bahwa pariwisata adalah bisnis yang berkontribusi
terhadap
peningkatan kesejahteraan rakyat melalui ekonomi kreatif yang akan mendorong
pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Dalam pertemuan banyak
kebutuhan pariwisata, industri kreatif yang berbeda dibutuhkan di masing-masing tujuan
wisata, sehingga wisatawan merasa puas saat berkunjung tempat-tempat wisata tersebut.
Permintaan wisatawan akan menyebabkan dan mendorong produksi barang dan jasa dan
juga mendorong masyarakat lokal untuk memenuhi permintaan tersebut seperti;
penginapan, transportasi, makan dan minum serta souvenir. Jaka Sriyana (2010) mencatat
bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) mempunyai peranan penting dalam
7
perekonomian lokal daerah. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan UKM dalam
menggerakkan aktivitas ekonomi regional dan penyediaan lapangan kerja. Namun, UKM
masih menghadapi berbagai masalah mendasar, yaitu masalah kualitas produk, pemasaran
dan sustainability usaha. Diperlukan berbagai kebijakan terobosan untuk memotong mata
rantai masalah yang dihadapi UKM, khususnya untuk mengatasi beberapa hal yang
menjadi hambatan dalam bidang pengembangan produk dan pemasaran. Adapun regulasi
dari pemerintah yang diperlukan untuk memberikan peluang berkembangnya UKM
meliputi perbaikan sarana dan prasarana, akses perbankan dan perbaikan iklim ekonomi
yang lebih baik untuk mendukung dan meningkatkan daya saing mereka serta untuk
meningkatkan pangsa pasar. Hamid, E.D dan Y. Sri Susilo (2011) Menambahkan bahwa
permasalahan yang paling sering dihadapi oleh UMKM adalah kesulitan dalam
memperluas pangsa pasar, terbatasnya ketersediaan sumber dana untuk pengembangan
usaha, kurangnya kemampuan SDM dalam melakukan inovasi serta keterbatasan
teknologi, kelemahan dalam membeli bahan baku serta peralatan produksi, kondisi
ekonomi dan infrastruktur yang buruk. Jannes Situmorang (2008) mengemukakan bahwa
iklim usaha yang tidak kondusif dapat mempengaruhi produktifitas UMKM. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai aspek kegiatan usaha UMKM seperti rendahnya kualitas SDM
UMKM dari aspek pendidikan dan pengetahuan tentang inovasi di bidang produksi,
kesulitan UMKM untuk mengembangkan sektor permodalan mereka sehingga kecil sekali
peluang untuk meningkatkan investasi mereka, rendahnya kualitas teknologi UMKM
dalam memperbaiki kualitas produk mereka, serta kelemahan akses terhadap pasar sebagai
akibat dari kurangnya kemampuan dalam menangkap informasi pasar. Kathrin Muller, et al
(2008) mengemukakan tiga peran industri kreatif terhadap inovasi ekonomi. Yang pertama,
industri kreatif adalah sumber utama dari ideide inovatif potensial yang berkontribusi
terhadap pembangunan/inovasi produk barang dan jasa. Kedua, industri kreatif
menawarkan jasa yang dapat digunakan sebagai input dari aktivitas inovatif perusahaan
dan organisasi baik yang berada di dalam lingkungan industri kreatif maupun yang berada
diluar industri kreatif. Terakhir, industri kreatif menggunakan teknologi secara intensif
sehingga dapat mendorong inovasi dalam bidang teknologi tersebut. Dias Satria dan Ayu
Prameswari (2011) mengemukakan pengembangan industri kreatif sampai saat ini belum
dapat dimaksimalkan untuk peningkatan perekonomian lokal. Permasalahan yang
diperoleh diantaranya yaitu proses produksi yang kurang efisien karena bahan baku, tidak
adanya dukungan dari pemerintah dan lembaga lain, kurangnya promosi ke luar daerah
yang menyebabkan perkembangan produk menjadi terhambat, rendahnya daya beli
masyarakat yang menyebabkan penjualan produk tidak maksimal, serta belum adanya
standar harga.
8
Road Map Penelitian
Untuk memudahkan pemahaman terhadap proses penelitian ini, maka dijabarkan dalam
roadmap sederhana seperti dibawah ini
Mendapatkan
sertifikat CHSE;
PIRT;
Tahap Awal Tahap Penerapan & penggunaan
Tahap Pengembangan
Perencanaan Evaluasi digital payment;
Model
Merk dagang;
Paket wisata
Gastronomi
9
BAB 3
METODOLOGI RISET
Kerangka Berpikir
Untuk memudahkan menjelaskan proses berpikir dan pelaksanaan riset ini maka dibuatlah
kerangka berpikir sehingga dapat menunjukkan target capaian dan solusi riset;
Risiko Penularan
Penyakit dari aktivitas
wisata
(Outcome) (Proses)
Hasil Penelitian Analisis data secara
Pengembangan
Kualitatif
Pelatihan Dan publikasi
10
informasi dan literatur yang terkait dengan penelitian yang didapat secara online ataupun
dari buku-buku di perpustakaan.
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan model analisis data kualitatif. Model analisis data ini memiliki
4 tahapan, yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan
serta verifikasi data (Miles, et al, 2014).
Pengumpulan
Data
Reduksi Kesimpulan/
Data Verifikasi
Data Display
Miles, et al 2014
Tahap pertama yaitu dengan pengumpulan data dari awal penelitian sampai akhir
penelitian dengan menggunakan Survey lapangan, FGD, dan metode wawancara
mendalam. hasil wawancara dan observasi mengenai penerapan CHSE dalam pembuatan
makanan ringan sebagai atraksi wisata akan digabungkan dengan hasil FGD dengan para
pelaku UMKM Desa Wisata Keranggan dan stakeholder lainnya untuk memudahkan
menemukan jawaban dari masalah yang diteliti.
Tahap selanjutnya reduksi data yaitu mengubah semua hasil ke dalam bentuk tulisan atau
verbatim wawancara. Tahap selanjutnya display data yaitu proses pengolahan semua data
berbentuk tulisan menjadi beberapa kategori sesuai dengan tema atau kelompok masing-
masing. Terdapat tiga tahapan dalam display data, yaitu kategori tema, subkategori tema,
dan proses pengkodean. Tahap kategori tema merupakan proses pengelompokkan tema-
tema yang telah disusun dalam tabel wawancara ke dalam suatu matriks kategorisasi.
Tema dalam penelitian ini antara lain 1) pengumpulan data 2) pengolahan data 3)
perencanaan program 4) persiapan pelaksanaan 5) sosialisasi program 6) pelatihan 7)
workshop 8) monitoring dan evaluasi program 9) membuat laporan dan publikasi, tahapan
selanjutnya adalah subkategori tema. Inti dari tahap ini adalah membagi tema-tema
11
tersebut ke dalam subtema yang merupakan bagian dari tema yang lebih kecil dan
sederhana. Tahapan terakhir yaitu proses pengodean. Inti dari tahap ini adalah
memasukkan atau mencantumkan pernyataan-pernyataan informan sesuai dengan kategori
tema dan subkategori temanya ke dalam matriks kategori serta memberikan kode tertentu
pada setiap pernyataan-pernyataan informan tersebut. Tahap terakhir yaitu penarikan
kesimpulan dari semua data disertai quote wawancara
12
Tabel 1 Indikator Kinerja Riset
1. Mengidentifikasi Pengumpulan data:, Mendapatkan Wawancara, Observasi, Mendapatkan informasi dan Bulan ke 2
kebutuhan, sumber, dan Pengumpulan primer gambaran situasi Focus Group Discussion tambahan data untuk analisis
hambatan; Menentukan data sekunder, Dampak PSBB , studi pustaka untuk kebijakan-kebijan
tujuan umum dan tujuan ataupun PPKM startegis yang diambil
khusus terhadap dan pemilik UMKM dan
menginventarisirnya Perencanaan Program Pengelola desa wisata
pola penerapan CHSE pelatihan
Menemukan model , serta
pengolahan makanan
merencanakan program,
ringan oleh desa
pengukuran dari pelatihan
wisata keranggan
Menginventarisir
Demografi, Sosiografi
pengunjung desa
wisata Keranggan
2. Menguatkan, Peningkatan Melakukan sejumlah Melakukan 1 kali Terselengara sosialisasi, Terjadi peningkatan Bulan ke 7
Kapasitas dan tata kelola pelatihan di desa Sosisalisasi program , pelatihan dan workshop pemahaman , Penerapan
Kelembagaan dan wisata kranggan Pelatihan Tata Kelola sesuai jadwal CHSE pada UMKM dan
UMKM dan UMKM dan CHSE 2 Kawasan Desa kranggan
UMKM dan Pengelola
POKDARWIS kali, Workshop
13
No. Kegiatan Indikator Utama Auxilary Target –
Indicator*) Jadwal
pencapaian
3. Evaluasi program Melakukan Melakukan monitoring Membuat laporan Ada perbaikan ,peningkatan, Bulan ke10
pelatihan monitoring secara dan pertemuan Pemilik capaian hasil dan dalam kegitan serta aktivitas
berkala dan evaluasi UMKM dan Pengelola temuan evaluasi pengelolaan di desa
di desa wisata desa wisata secara program kranggan
kranggan berkala setiap bulan
Publikasi hasil Penelitian
14
Tahapan Pelaksanaan
Untuk mencapai target yang diharapkan maka, disusunlah tahapan pelaksanaan kegiatan
termasuk hasil antara dan bila diperlukan penjelasan bila membutuhkan kegiatan di lab
atau kerja lapangan riset Penerapan Cleanliness, Health, Safety dan Environment
Sustainability (CHSE) Dalam Pengembangan UMKM Makanan Ringan sebagai Atraksi
Wisata Gastronomi di Desa Ecowisata Keranggan
15
BAB 4 LUARAN
16
BAB 5
PENDANAAN
Pendanaan yang diperlukan di dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:
Jumlah Rp 19.538.750 5%
17
DAFTAR PUSTAKA
Darwangsa, H., Widodo, A., & Redjeki, S. (2011). Desain program diklat partisipatif untuk
meningkatkan profesionalisme guru Biologi SMA. Prosiding Seminar Nasional
FMIPA Undiksha (hlm. 73-80). Denpasar: Universitas Pendidikan Ganesha.
Fitriana, R., Simanjuntak, D., & Dewanti, R. (2020). Pembekalan Materi CHSE
(Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability). 3, 138-145
Hamid, Edy Suandi dan Sri Susilo, Y. (2011). “Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Vol. 12 No. 1, Juni 2011, hal 45-55.
Krisnawati S.N , Aletta D. M, Ray O. ( 2020 ) Penerapan Cleanliness, Health, Safety And
Environment (CHSE) Homestay Untuk Keselamatan Wisatawan , 1, 18-22
Muller, K., Rammer, Christian, and Truby, J. 2008. The Role of Creative Industries in
Industrial Innovation. Centre of European Economic Research, Discussion Paper No
08-109.
Satria, Dias dan Prameswari, Ayu (2011). Strategi Pengembangan Industri Kreatif untuk
Meningkatkan Daya Saing Pelaku Ekonomi Lokal. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol.
9 No. 1 Januari 2011.
Situmorang, Jannes. (2008). “Strategi UMKM dalam Menghadapi Iklim Usaha yang Tidak
Kondusif”. Infokop, Vol. 16 - September 2008 : 87-101
Sriyana, Jaka (2010) “Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi
Kasus di Kabupaten Bantul”, Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis
dan Kreatif.
A. Identitas Diri
No Nama Lengkap (dengan gelar) Dr . Asep Parantika, SE, MM
1. Jenis Kelamin Laki-laki
2. Jabatan Funsional Lektor
3. Jabatan Struktural Dosen Tetap
4. NIP/NIK/Identitas lainnya 2005200
5. NIDN 033 009 76 02
6. Tempat dan Tanggal Lahir Palembang, 30 September 1976
7. E-Mail Parantika02@gmail.com
8. Nomor Telepon/HP 0857 1910 1137
Politeknik Sahid, Jl. Kemiri No. 22 Pondok Cabe,
9. Alamat Kantor Pamulang Tangerang Selatan
10. Alamat e-mail asepparantika@polteksahid.ac.id
11. No Telepon/Faks (021) 7402329/(021) 7428152
URL Profil Public Google https://scholar.google.co.id/citations?user=J-
12.
Scholar MhnDoAAAAJ&hl=id
13. ID Sinta 6051937
14. h-index 2
15. Lulusan yang Telah dihasilkan S-1 = 250 Orang, S-2 = 5 orang S-3= - orang
1. Manajemen tata Hidang
2. Manajemen Strategik
3. Pengantar Pariwisata
16. Mata Kuliah yang diampu
4.Geografi Pariwisata
5.Pariwisata Berkelanjutan
6. Metodologi Riset
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama perguruan Tinggi Universitas Sahid Universitas Sahid Université D’Angers
Bidang Ilmu Manajemen Manajemen Geography
Perhotelan Pemasaran
Tahun Masuk - Lulus 1998-2002 2002-2006 2011-2015
Judul Analisis Pengaruh Analisa Terhadap Domestic Tourism in
Skripsi/Thesis/Desertasi Biaya Promosi Guna Prilaku Calon Indonesia: Between
Meningkatkan Mahasiswa dalam Transfert and
Penerimaan memilih STP Sahid Innovation, toward a
Mahasiswa Baru di Jakarta new model?
STP Sahid Antara
Tahun 1999-2001
Nama Pembimbing Pembimbing I: Dr. Pembimbing I: Pembimbing I: Prof
Ir. Syafirin Prof. Dr. Ir. Philippe Violier
Abdullah, MM Budiarto Pembimbing II: Dr.
Soebroto, DEA Sylvine Pickel
Pembimbing II:
Ismayanti, A.Par,
M.Sc
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian riset terapan “Penerapan Cleanliness, Health, Safety dan
Environment Sustainability (CHSE) dalam Pengembangan UMKM Makanan Ringan
sebagai Atraksi Wisata Gastronomi di Desa Ecowisata Keranggan”
ANGGOTA PENELITI 1
A. Identitas Diri Tim Pelaksana
B. Riwayat Pendidikan
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jml (Juta Rp)
Daya Tarik Masyarakat Desa
Adat Using Kemiren Dalam
1 2017 Internal 1
Mempromosikan Wisata Budaya
di Banyuwangi
Volume/
No JudulArtikelIlmiah NamaJurnal
Nomor/Tahun
Culinary Tourism Development Model In Metro
Journal of Business
1 Lampung City Volume 2 No.1
on Hospitality and
https://jbhost.org/jbhost/index.php/jbhost/ (2016)
Tourism
article/view/54
Daya Tarik Masyarakat Desa Adat Using
Kemiren Dalam Mempromosikan Wisata
2 Volume 2 No.3 Jurnal Sains
Budaya di Banyuwangi
(2017) Terapan Pariwisata
https://www.jstp.polteksahid.ac.id/index.php/
jstp/article/view/114
Penerapan Manajemen Komplain Pada
Pelayanan Penumpang Maskapai Garuda
3 Volume 12 No.1 Jurnal Manajemen
Indonesia
(2019) Dirgantara
https://www.jurnal.sttkd.ac.id/index.php/jmd/
article/view/81
4 Implementasi E-Learning Berbasis Aerofood Volume 13 No.2 Jurnal Manajemen
Learning Center Terhadap Kinerja Karyawan (2020) Dirgantara
(Studi Kasus Pada Karyawan Di Divisi Hot
Kitchen) di PT Aerofood ACS Cengkareng
https://www.jurnal.sttkd.ac.id/index.php/jmd/
article/view/204
Pengaruh Standard Operasional Prosedur
Terhadap Kinerja Karyawan Di Front Office
5 Department Hotel The Gunawarman Luxury Volume 1 No.1 Jurnal Pendidikan
Residence (2021) Dan Perhotelan
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpp/
article/view/19935
Jumlah
No Judul Buku Tahun Halaman Penerbit
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian riset terapan “Penerapan Cleanliness, Health, Safety dan
Environment Sustainability (CHSE) dalam Pengembangan UMKM Makanan Ringan
sebagai Atraksi Wisata Gastronomi di Desa Ecowisata Keranggan”
Jakarta, Oktober 2021
Pengusul
ANGGOTA PENELITI 2
B. Riwayat Pendidikan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan penelitian riset terapan “Penerapan Cleanliness, Health,
Safety dan Environment Sustainability (CHSE) dalam Pengembangan UMKM
Makanan Ringan sebagai Atraksi Wisata Gastronomi di Desa Ecowisata
Keranggan”
Jakarta, Oktober 2021
Pengusul
ANGGOTA PENELITI 3
B. Riwayat Pendidikan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian riset terapan “Penerapan Cleanliness, Health, Safety dan
Environment Sustainability (CHSE) dalam Pengembangan UMKM Makanan Ringan
sebagai Atraksi Wisata Gastronomi di Desa Ecowisata Keranggan”
Jakarta, Oktober 2021
Pengusul
ANGGOTA PENELITI
B. Riwayat Pendidikan
B. Riwayat Pendidikan
Judul Skripsi/
Thesis/ Disertasi
Nama Pembimbing/
Promotor
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian riset terapan “Penerapan Cleanliness, Health, Safety dan
Environment Sustainability (CHSE) dalam Pengembangan UMKM Makanan Ringan
sebagai Atraksi Wisata Gastronomi di Desa Ecowisata Keranggan”
Jakarta, 01 Oktober 2021
Pengusul
ANGGOTA PENELITI
(Mahasiswa)
B. Riwayat Pendidikan
Judul Skripsi/
Thesis/ Disertasi
Nama Pembimbing/
Promotor
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian riset terapan “Penerapan Cleanliness, Health, Safety dan
Environment Sustainability (CHSE) dalam Pengembangan UMKM Makanan Ringan
sebagai Atraksi Wisata Gastronomi di Desa Ecowisata Keranggan”
Jakarta, Oktober 2021
Pengusul