Anda di halaman 1dari 2

Warga Muslim Singapura Bantu 2.

800 Ekor
Hewan Kurban

KULONPROGO, KRJogja.com – Warga muslim Singapura melalui Attawasol Insaniy


Indonesia pada Hari Raya Idul Adha 1442 H/ 2021 M, menyalurkan bantuan 2.800 ekor
hewan kurban di DIY dan Jawa Tengah. Khusus di Kulonprogo terpusat di Lapangan
Ngargosari Kapanewon Samigaluh.
Perwakilan Attawasol Insaniy Indonesia, Triatmoko mengatakan dalam pembagian
hewan kurban di DIY dan daerah-daerah lain dihadiri langsung oleh Pimpinan Attawasol
Singapura, Ustad Leyaket Ali.
“Alhamdulillah pembagian hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1442 H berjalan
lancar meski di tengah masa pandemi Covid-19. Untuk mengurangi kerumunan maka
Attawasul Insaniy Singapura bekerja sama dengan panitia lokal dalam pembagian
hewan kurban dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” kata Triatmoko, Minggu
(25/7/2021).
Semua panitia dan warga yang mau mengambil hewan kurban ungkapnya harus
memakai masker dan pihaknya membatasi warga yang mau mengambil hewan kurban.
“Perwakilan dari pedukuhan hanya satu orang yang boleh masuk lapangan Ngargosari,”
ujarnya menambahkan pembagian 2.800 ekor hewan kurban dilakukan panitia secara
singkat.
Ketua Panitia Pembagian Hewan Kurban dari Attawasol Insaniy Singapura, Suharto
menyampaikan terima kasih pada warga muslim Singapura yang telah peduli sekaligus
membantu hewan kurban bagi masyarakat Kulonprogo,” kata Suharto yang juga
anggota DPRD Kulonprogo asal Samigaluh.
Sementara itu kendati petugas kesehatan masih menemukan adanya hewan kurban
yang terserang cacing hati, tapi secara umum pemotongan hewan kurban di
Kulonprogo berjalan lancar. Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo menemukan dua
titik penyembelihan yang hewan kurbannya terserang cacing hati.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan setempat, Drajat Purbadi
mengatakan, sampai hari kedua penyembelihan hewan kurban di Kulonprogo, pihaknya
menemukan dua titik yang terdapat sapi dengan penyakit cacing hati, masing-masing di
Kalurahan Tawangsari dan Karangsari Kapanewon Pengasih.
“Hasil pantauan kami masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Ada sejumlah
hewan kurban yang terserang cacing hati,” jelas Drajat.
Pantauannya, di beberapa titik penyembelihan sudah sesuai prosedur dan peraturan.
Bahkan mengalami kemajuan, seperti menggunakan alat peroboh hewan, tidak
membuang limbah jeroan ke sungai dan menggunakan alat pemotongan yang bersih.
Sesuai instruksi Bupati Kulonprogo pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Darurat. (Rul)

Anda mungkin juga menyukai