Anda di halaman 1dari 4

RSUD Jend. A.

Yani PROSEDUR PEMAKAIAN ALAT IMPLANT

Halaman
No Dokumen No revisi
1/3

Ditetapkan

STANDAR Direktur

PROSEDUR Tanggal terbit


OPRASIONAL
dr. FitriAgustina
NIP. 19810817 200902 2007

Implant adalah bahan atau material yang secara buatan di pasang


pada tubuh. Banyak tindakan bedah di rumah sakit yang
menggunakan implat.
Pengertian
Tindakan operasi yang seperti ini mengaruskan tindakan yang
dimodifikasi dengan mempertimbanghkan beberapa factor untuk
menjamin keamanan implant dan keselamatan pasien
1. Untuk memeberikan asuhan yang a,man bagi pasien operasi
dengan memasang implant
2. Terciptanya pengendalian infeksi yang khusus bagi pasien
operasi yang terpasang implant
Tujuan
3. Memudahkan dalam hal penelusuran pasien jika terjadi
penarikan kebali alat implat
4. Terciptanya alur pelaporan terkait penggunaan implant pada
pasien operasi
a) UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
b) UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah Sakit
Kebijakan
c) SK Men Kes no. 1333 Th 1999 tentang Penerapan Standar
Pelayanan RS
Prosedur 1. Pemilihan Dan penyelenggaraan implant
Rumah sakit menyelenggarakan pengadaan dan pemilihan
implant sesuai dengan regulasi yang ditetapkan dalam hal
pengadaan alat kesehatan rumah sakit
2. Modifikasi surgical safety checklistuntuk prosedur bedah
dengan menggunakan implant
 Setiap tindakan opersai yang memerlukan pemasangan
implat harus dilakukan pencatatan
 Untuk mamastikan ketersediaan implant yang akan
dipasang pada tubuh pasien, petugas kesehatan harus
melakukan pengecekan alat/ implant dan menulisnya
dalam form checklist keselamatan pasien ( surgical safety
checklist) dan memastikan implant dalam kondisi steril
siap dipakai.
 Penandaan letak operasi penting dalam pemilihan implant
yang akan di pasang, apabila implant tersebut memiliki
bentuk /model yang berbeda untuk sisi yang berbeda.
3. Kualifikasi dan pelatihan staff
 Pelayanan pembedahan dilakukan oleh dokter spesialis
dibantu dengan asisten bedah dan perawat instrument
 Semua petugas yang memberikan pelayanan bedah harus
memiliki ketrampilan khusus sesuai dengan bidangnya
 Terkait produk implant khusus jika diperlikan pelatihan
atau pendampingan pemasangan implant bagi setiap staff
yang terkait disediakan oleh pihak produsen atau
distributor implant
4. Proses pelaporan jika terjadi hal yang tidak diharapkan terkait
implant
 Jika terdapat kejadian tidak diharapkan terkait implant
yang terpasang, harus ada bukti pelaporan terkait itu
 La[poran yang diterima dicatat dalam formulir laporan
yang nantinya akan dilakukan infestigasioleh pihak RS
5. Proses pelaporan malfungsi implat
 Jika terdapat malfungsi terkait implantyang dipasang
dalam tubuh pasien maka pelaporan tersebut akan
dijadikan pertimbangan bagi pengadaan implant deng
produsen terkait
 Jika ditemukan kesepakatan untuk melakukan penarikan
kembali (recall) implant maka RS harus melakukan
penelusuran kembali (traceability) terhadap pasien yang
telah terpasang implant tersebut
6. Pengendalian dan pencegahan infeksi
 Semua pasien yang menjalani operasi dengan pemasangan
implant dilakukan surveilens sebelum tindakan operasi
meliputi : perawatan pra opersi, intra operasi, post operasi
dan perawatan luka oprasi
 Implant yang akan digunakan dalam keadaan steril dan
siap di gunakan
 Antibiotic profilaksis diberaikan secara sistemik dan
harus memenuhi syaratdan diberikan 1 Jam sebelum insisi
 Surveilens pada pasien oprasi dengan implant dilakukan
sampai batas waktu satu tahun paska oprasi
7. Instruksi khusus pada pasien setelah oprasi:
 Setiap pasien operasi dengan pemasangan implat
diberikan informasi/ penyuluhan mengenai management
pasca oprasi
 Evaluasi perlu dilakukan pada pasien paska operasiyang
terpasang implant dalam hal ini pasien disarankan untuk
memeriksa kesehatanya secara rutin dan berkala
 Menyarankan pasien untuk sesegera memeriksakan diri ke
RS jika didapati tanda-tanda demam, muncul kemerahan
bengkak dan nanas keluar dari luka operasi sertar rejadi
peningkatan rasa nyri pada area oprasi. Kondisi ini
menjadi tanda-tanda terjadinya infeksi atau penolakan
tubuh trhadap implant.
8. Kemampuan penelusuran (traceability) terhadap recall alat
atau implant
 Pasien operasi dengan pemasangan implat dicatat
identitas pribadinya dalam rekam medis secara lengkap
 Identitas dan No. di catat atau jika ada barcode, implat
di tempelkan pada recam medic pasien dan juga pada data
IBS
Unit terkait
Instalasi Farmasi

Anda mungkin juga menyukai