Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Listrik merupakan sumber energi utama yang banyak digunakan dan


dimanfaatkan oleh manusia, terutama guna keperluan penerangan dan supply daya
peralatan elektronik. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat listrik
menjadi kebutuhan primer di era digital ini. Kebutuhan energi listrik yang terus
meningkat menjadikan faktor keandalan dan keamanan menjadi hal yang harus
diperhatikan.
Dalam distribusi tenaga listrik ke pelanggan, banyak gangguan dalam
jaringan yang mungkin terjadi. Gangguan tersebut antara lain disebabkan oleh
sentuhan pohon, binatang, maupun petir. Gangguan pada jaringan distribusi
tersebut mengakibatkan kerusakan jaringan, pemadaman listrik, serta hilangnya
daya listrik sehingga energi listrik tidak sampai ke pelanggan. Untuk
mengantisipasi gangguan, dan mengoptimalkan pendistribusian tenaga listrik
dipasang peralatan proteksi pada jaringan distribusi. Sistem proteksi ini juga
berfungsi untuk melindungi peralatan listrik, meminimalisir daerah padam,
meningkatkan keandalan jaringan dan mengamankan manusia terhadap bahaya
yang ditimbulkan oleh listrik.
PT. PLN sebagai pihak yang berwenang dalam sistem kelistrikan di
Indonesia, salah satunya dalam menjaga kontinuitas penyaluran dan proteksi
energi listrik menggunakan peralatan proteksi pada jaringan distribusi diantaranya
relay proteksi, Fuse Cut Out (FCO), Pemutus Balik Otomatis (PBO) atau recloser
dan Saklar Seksi Otomatis (SSO) atau sectionalizer.
Dalam menyalurkan energi listrik ke pelanggan diperlukan koordinasi antar
alat proteksi, salah satunya yang akan menjadi topik pada Tugas Akhir ini adalah
koordinasi recloser dan SSO sebagai sistem proteksinya. Peran recloser dan SSO
sangat penting dalam sistem proteksi tenaga listrik agar apabila terdapat suatu
gangguan, wilayah yang terkena gangguan tidak terjadi mal trip atau blackout.
Sehingga wilayah padam dapat diminimalisir. Pada koordinasi kerja, recloser
bekerja jika merasakan arus gangguan dan menutup kembali sesuai waktu setting
SSO dan recloser. Sedangkan SSO akan bekerja ketika SSO merasakan arus
gangguan dan hilang tegangan.
Untuk memahami kerja koordinasi recloser dan SSO dapat digunakan
suatu prototype yang menyimulasikan sistem proteksi ketika terjadi gangguan
pada suatu daerah kerja. Penyulang Mangkunegaran-3 (MKN-03) dan
Mangkunegaran-8 (MKN-08) yang berada pada wilayah kerja ULP Surakarta
Kota menjadi objek dari penelitian ini. Prototype simulator koordinasi recloser
dan SSO akan dikontrol dengan Arduino Mega 2560. Selain itu, untuk fungsi
controlling maupun monitoring kondisi jaringan seperti beban (lampu), switching
serta pembacaan arus dan tegangan akan ditampilkan melalui Human Machine
Interface (HMI) melalui software VT SCADA 11.2. Dengan adanya sistem
monitoring melalui VT SCADA tersebut sangat memudahkan apabila terjadi
gangguan dan dapat secara langsung mengontrol beban agar kembali handal.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat alat
dengan judul, “Simulasi Koordinasi Recloser dan SSO Jaringan Distribusi 20
kV Berbasis Arduino Mega 2560 pada Penyulang MKN-3 dan MKN-8 PT
PLN ULP Surakarta Kota”

Anda mungkin juga menyukai