Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tumor ganas kandung kemih sekitar 90% adalah karsinoma sel transisional dan 10% adalah ca
skuamosa dan jarang sekali adenokarsinoma yang berasal dari jaringan urakus. Didaerah sistoma
dapat menyebabkan kanker skuamosa. Kanker kandung kemih dapat kapiler, noduler, ulseratif
atau infiltratif. Derajat keganasan ditentukan oleh tingkat deferensiasi dan penetrasi ke dalam
dinding atau jaringan sekitar kandung kemih. Epitel transisional terdiri dari 4-7 lapisan sel epitel
ketebalan lapisan tergantung dari tingkat distensi kandung kemih. Adapun yang berperan dalam
maslah ini adalah sel basal, sel intermediate, sel superficial, inilah yang akan menutupi sel
intermediate, bergantung pada apakah kandung kemih dalam keadaan distensi atau tidak.

Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah kandung kemih. Kanker
kandung kemih terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan dengan pada wanita, dan
tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% pasien mempunyai lebih dari satu lesi
pada satu kali dibuat diagnosa.

Pada tiga dasawarsa terakhir, kasus kandung kemih pada pria meningkat lebih dari 20 %
sedangkan kasus pada wanita berkurang 25%. Faktor predisposisi yang diketahui dari kanker
kandung kemih adalah karena bahan kimia betanaphytilamine dan xenylamine, infeksi
schistosoma haematobium dan merokok.

Tumor dari kandung kemih berurutan dari papiloma benigna sampai ke carcinoma maligna yang
invasif. Kebanyakan neoplasma adalah jenis sel-sel transisi, karena saluran kemih dilapisi
epithelium transisi. Neoplasma bermula seperti papiloma, karena itu setiap papiloma dari
kandung kemih dianggap pramalignansi dan diangkat bila diketahui. Karsinoma sel-sel
squamosa jarang timbul dan prognosanya lebih buruk. Neoplasma yang lain adalah
adenocarcinoma

1. Tujuan

Untuk mengetahui tentang konseppenyakit dan asuhan keperawatan Kanker Kandung Kemih
secara teoritis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI

Kanker kandung kemih adalah papiloma yang tumbuh di dalam lumen kandung kemih,
meskipun pada pertumbuhannya mungkin menginfiltrasi sampai dinding kandung kemih
(Luckman and Sorensen. 1993).
Kanker kandung kemih lebih sering ditemukan pada pasien-pasien yang berusia di atas 50 tahun
dan lebih banyak mengenai laki-laki daripada wanita (3:1). (Brunner & SUddarth, 2001).

Kanker ini biasanya menyerang orang dewasa, meskipun semua tingkatan umur memiliki
peluang yang sama. Umumnya, kanker ini terdiagnosa pada tahap awal perkembangan, di mana
kanker ini masih dapat diobati.

Jadi, kanker kandung kemih adalah jenis kanker yang berkembang di daerah kandung kemih,
organ berbetuk balon terletak di bagian panggul yang menyimpang urin.Kebanyakan kanker ini
diawali pada sel-sel yang melapisi bagian dalam kandung kemih.

1. ETIOLOGI

Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker kandung kemih. Kanker kandung kemih memiliki
keterkaitan dengan merokok, infeksi parasit, radiasi dan terkena zat kimia. Kanker kandung
kemih terjadi karena mutasi sel. Mutasi ini menyebabkan sel tumbuh dengan tidak terkendalikan
dan kemudian hidup ketika sel lainnya mati.

Penyebab lainnya adalah :

1. Karsinogen dalam air minum : minum dapat menghilangkan racun yang ada dalam tubuh
tetapi air yang mengandung klorin dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya kanker
kandung kemih
2. Penyakit saluran kemih : saat epitel uretra mengalami iritasi kronis atau metabolisme
karsinogen dalam urin man/usia meningkat, menyebabkan proliferasi urothelial dan
kemudian menjadi kanker
3. Obat – obatan : meminum obat obatan non-phenacetin yang mengandung analgesik
dengan dosis besar membuat resiko kanker kandung kemih semakin meningkat

1. MANIFESTASI.

1. Hematuria : hematuria dapat dibagi menjadi hematuria intermiten atau penuh, dan dapat
dinyatakan sebagai hematuria awal atau terminal hematuria, sebagian dari pasien kanker
kandung kemih akan ada pembuangan gumpalan gumpalan darah dan bangkai bangkai
busuk .
2. Iritasi kandung kemih : tumor terbentuk di trigonum kandung kemih, lingkup patologi
meluas atau saat terjadi infeksi dapat menstimulasi sampai ke kandung kemih sehingga
menyebabkan fenomena sering buang air kecil dan urgen.
3. Gejala obstruktif saluran kemih : tumor yang lebih besar, tumor pada leher kandung
kemih dan penyumbatan gumpalan darah akan menyebabkan buang air bahkan sampai
retensi urin. Infiltrasi tumor ke dalam lubang saluran kemih dapat menyebabkan obstruksi
saluran kemih, sehingga menimbulkan nyeri pinggang, hidronefrosis dan fungsi ginjal
terganggu.
4. Gejala metastase : invasi tumor stadium lanjut sampai ke jaringan kandung kemih
sekitarnya, organ lain atau metastasis kelenjar getah panggul simpul, akan menyebabkan
nyeri di daerah kandung kemih, uretra fistula vagina, dan edema ekstremitas bawah,
metastasis sampai organ yang lebih jauh, nyeri tulang dan cachexia.

1. PATOFISIOLOGI

Perokok baik aktif maupun pasif dapat menghasilkan metabolisme karsinogen yang dihasilkan
oleh metabolisme tryptophan yang abnormal. Kebanyakan CA buli berasal dari papiloma yang
berubah menjadi ganas. Tumor noduler jarang terjadi tetapi dapat juga menginvasi dinding buli.
Proliperasi sel terdiri atas sel epitelium transisional (90 %), squmuosa (6 %), dan
adenocarsinoma ( 2%).

Derajat tumor berdasarkan kedalaman penetrasi kedalam dinding buli dan derajat metastase,
penentuan derajat kanker harus ditegakan terlebih dahulu sebelum dilakukan penatalaksanaan.

Kanker biasa bermetastase ke liver, tulang dan paru-paru,lebih lanjut tumor menyebar ke rectum,
vagina, jaringan lunak dan struktur retroperitoneal. Tumor derajat C atau D memiliki prognosis
yang buruk. Tumor superficial memiliki peluang untuk distabilkan atau dibuang, tetapi angka
kekambuhannya cukup tinggi. Kurang dari 25 % klien dengan invasi tumor yang dalam memiliki
rata-rata bertahan hidup sekitar 5 tahun, sedangkan Adenokarsinoma sekitar 21 bulan.

WOC

1. STADIUM CA KANDUNG KEMIH

1. Stadium 0 : Juga dikenal sebagai karsinoma in situ, di dalam kandung kemih organisme
bagian tepi timbul tumor.
2. Stadium I : sel kanker telah menyebar ke lapisan dalam dan luar kandung kemih
3. Stadium II : sel kanker telah menyebar ke lapisanan otot dinding kandung kemih
4. Stadium III : sel kanker telah menyebar sampai jaringan adipose pada sekitar kandung
kemih, kemungkinan menyebar sampai ke alat kelamin
5. Stadium IV : Sel kanker telah menyebar dari kandung kemih sampai ke peritoneum atau
ke panggul. Sel kanker mungkin telah mempengaruhi sampai ke kelanjar getah bening
atau sampai ke organ lain dalam tubuh.
6. Kekambuhan : setelah dilakukan pengobatan kanker kandung kemih, kandung kemih atau
bagian lain dalam tubuh bisa mengalami kekambuhan.

1. KOMPLIKASI

Komplikasi pembedahan meliputi peredaran dan infeksi, efek samping dari radiasi dapat
menimbulkan struktur pada ureter, uretra, atau kolon. Komplikasi lain dikaitkan dengan daerah
metastase penyakit.

1. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan bimanual sangat berguna untuk menentukan infiltrasi. Pada sistografi dan
Karsinoma kandung kemih perlu dibedakan dari tumor ureter yang menonjol dalam kandung
kemih, karsinoma prostat, dan hipertrofi prostat lobus median prostat. Untuk membedakan
kelainan ini dibutuhkan Endoscopy dan Biopsy, urografi atau IVP, Ct Scan, USG dan sitoscopy.

Tingkat keganasan dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : Deferensiasi baik (G I), sedang (G
II), dan kurang berdiferensiasi (G III).

Karsinoma sel transisional dan karsinoma in-situ akan melepaskan sel-sel kanker yang dapat
dikenali,pemeriksaan sitologi urine yang baru dan larutan salin yang digunakan sebagai pembilas
kandung kemih akan memberikan informasi tentang prognosis paien, khususnya pasien yang
beresiko tinggi untuk terjadinya tumor primer kandung kemih.

pielografi intravena nampak lesi defek isian dalam kandung kemih. Endoskopy dilakukan untuk
melihat bentuk dan besar tumor. Perubahan dalam kandung kemih, dan melakukan biopsy.
Pemeriksaan sitologi membantu diagnosis

1. PENATALAKSANAAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi rencana pengobatan meliputi jenis tumor, kedalam invasi
tumor dalam kandung kemih, penyebaran penyakit, dan keadan umum klien. Faktor-faktor
tersebut penting dalam rencana perawatan klien.

1. Penatalaksanaan pada stadium 1 :

Sistem sederhana (pengangkatan kandung kemih) sistem sistektomi radikal dilakukan pada
kangker kandung kemih yang invasif atau multivokal. Sistektomi radikal pada pria meliputi
pengangkatan kandung kemih, prostat serta vesikulus seminalis dan jaringan vesikal di
sekitarnya. Pada wanita, sistektomi radikal meliputi pengangkatan kandung kemih, ureter bagian
bawah, uterus, tuba palopii, ovarium vagina anterior dan uretra. Oprasi ini dapat mencakup pula
limfadenaktomi (pengangkatan nodus lifatikus). Pengangkatan kandung kemih memerlukan
prosedur diversi urin.

1. Penatalaksanaan pada stadium 2, 3, 4

Kemoterapi dengan menggunakan kombinasi metotreksat, vinblastin, dexorubisin (adriamisin)


dan cisplatin (M-VAC) terbukti untuk menghasilkan remisi parsial karsinoma sel transisional
kandung kemih pada sebagian pasien. Kemoterpi intravena dapat dilakukan bersama dengan
terapi radiasi.

Kemoterapi topikal (kemoterapi intravesikal atau terapi dengan memasukkan larutan obat
antineoplastik ke dalam kandung kemih yang membuat obat tersebut mengenai dinding kandung
kemih) dapat di pertimbangkan jika terdapat resiko kekambuhan yang tinggi,jika terdapat kanker
in situ atau jika reseksi tumor tidak tunas. Kemoterapi topikal adalah pemberian medikasi dengan
konsentrasi yang tinggi (thiotepa, doxorubisin, mitomisin, ethouglusid dan bacillus calmette-
guerin atau BCG) untuk meningkatkan jaringan tumor. BCG kini dianggap sebagai priparat
intravesikal yang paling efektif untuk kangker kandung kemih yang kambuhan karena priparat
ini akan mengalahkan respon imun tubuh terhadap kangker. Pasien dibolehkan makan dan
minum sebelum prosedur pemasukan (instilasi) obat dilaksanakan, terapi setelah kandung kemih
terisi penuh,pasien harus menahan larutan priparat intravesikal tersebut selama 2 jam sebelum
mengalirkannya keluar dengan berkemih. Pada terakhir prosedur,pasien dianjurkan untuk
dianjurkan untuk buang air kecil dan meminum cairan sekehendak hati (adlibitum) untuk
membilas priparat tersebut dari dalam kandung kemih.

1. PERAWATAN UNTUK CA KANDUNG KEMIH

 Perawatan makanan :

 Pasien kanker kandung kemih dianjurkan untuk memakan buah dan sayuran segar
 Harus diberikan diet tinggi protein seperti telur, susu dan ikan
 Berikan makanan kesukaan pasien kanker kandung kemih yang telah dimodifikasi, tetapi
hindari makanan pedas, keras dan yang sulit dicerna oleh tubuh.

 Perawatan setelah Operasi

 Kondisi ruangan harus tetap bersih, dengan udara yang bersih juga
 Pasien kanker kandung kemih harus hindari infeksi, harus meningkatkan daya tahan
tubuh
 Keluarga harus terus memberikan semangat dan membantu pasien menghilangkan sikap
dan pikiran negative.

 Metode pengobatan paling baik bagi pasien kanker kandung kemih

Berdasarkan kondisi pasien dan gejala kanker kandung kemih melalui konsultasi dari para ahli,
Tim multi-disiplin dari ahli bedah kanker, ahli patologi, ahli radiasi onkologi, ahli kanker
minimal invasif dan suster onkologi, akan menyesuaikan program pengobatan yang cocok
sehingga meningkatkan dan memaksimalkan hasil dari pengobatan.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

1. Anamnesa

 Keluhan Utama : Hematuria, Frekuensi berkemih, Disuria


 Riwayat penyakit sebelumnya : Klien ada riwayat kencing batu 3 bulan yang lalu dan 2
bulan yang lalu ada kencing darah. ± 6 bulan yang lalu selama 1 minggu klien merasa ada
benjolan diperut bagian bawahnya
 Riwayat penyakit sekarang : BAK tidak lancar, terasa nyeri dan panas, sifatnya terus
menerus sejak 2 minggu yang lalu. Klien juga merasa kesulitan dalam BAB, konsistensi
keras dan lama baru keluar.
 Riwayat penyakit keluarga : Dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang diderita oleh klien sekarang ini.

1. Pemeriksaan Fisik

Nyeri /ktidak nyamanan : nyeri tekan abdomen,nyeri tekan pada area ginjal pada saat
palpasi,nyeri dapat digambarkan sebagai acut, hebat, tidak hilang dengan posisi atau tindakan
lain.

 Keadaan Umum : Klien tampak pucat, melakukan aktivitas seperlunya. Tidur kurang,
sering terbangun tengah malam.
 Tanda-tanda Vital : Suhu 36oC/axilla, nadi kuat dan teratur, 80x/menit, tensi diukur
dengan klien berbaring pada lengan kiri, hasilnya = 130/80 mmHg, pernafasan normal,
18x/menit.

1. Sistem Tubuh (Body Systems):

 Pernafasan (B1 Breathing ) : Hidung tidak ada kelainan, trachea letaknya normal, bentuk
dada simetris.
 Cardiovaskuler (B2 Bleeding ) : Nyeri dada tidak ada, suara jantung normal, edema pada
ekstremitas bawah.
 Persyarafan (B3 Brain ) : Kepala dan wajah tidak ada kelainan, pucat, mata: sklera
icterus, conjunctiva pucat, pupil isokor, leher tekanan vena jugularis normal, klien
mengalami cegukan. Persepsi sensori tidak ada kelainan
 Perkemihan ( B4 Bladder ) : Produksi urine dalam 24 jam 600 – 700 ml, keluar sedikit-
sedikit, menetes, sering dan terasa nyeri. Kadang ada retensi urine. Warna merah, bau
agak amis. Lainnya teraba massa supra sympisis, diameter 10 x 10 cm, keras, fixed
 Pencernaan ( B5 Bowel ) : Mulut dan tenggorok kering, agak merah (iritasi). Abdomen
distensi. rectum tidak ada kelainan. BAB 1x/hari, kadang-kadang 2 – 3 hari baru BAB.
Konsistensi keras.
 Tulang – Otot – Integumen (B6 Bone ) : Kemampuan pergerakan sendi: bebas. Tidak ada
parese, paralise maupun hemiparese. Extremitas atas tidak ada, extremitas bawah terdapat
edema pada tungkai kiri, tulang belakang tidak ada kelainan. Warna kulit pucat, akral
dingin kering, turgor cukup

1. Sistem Endokrin : Terapi hormon tidak ada


2. Sistem Hematopeutik : Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu: Anemia, Transfusi
darah. Tipe darah: PRC 2 kolf dan FFP 2 kolf.
3. Reproduksi : Laki-laki : Penis klien telah disirkumsisi, crotum terdapat edema minimal.
4. Spiritual : Konsep tentang penguasa kehidupan Allah.

Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini: sholat.

Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat
ini: lewat ibadah.
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama: tidak ada.

Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: klien mempercayainya.

Persepsi terhadap penyebab penyakit: sebagai cobaan/peringatan.

1. Pemeriksaan Diagnostik

 Sitologi urine - sel kanker


 Cuci kandung kemih - sel kanker
 Aliran sitometri urine - ploidi DNA
 Pielogram intravena (IVP) - evaluasi traktus urinarius atas dan pengisian kandung kemih
 Sitoskopi - melihat bagiandalam organ
 Biopsy o Ultrasound transurethral - luasnya penyakit
 CT-Scan - identifikasi nodus limfe regional dan metastase pulmonal
 MRI - luas tumor dan terkenanya nodus limfe.

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pre Operasi

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi saluran kemih.


2. Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan obstruksi saluran kemih, retensi
urin.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrisi
yang tidak adekuat.
4. Ansietas berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kemoterapi dan imunoterapi

1. Post Operasi

1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,


infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan diversi urinarius.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan untuk eliminasi urine.
4. Resiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan defisit
pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi kesehatan,
penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.

Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi,
defisit imunologik.

1. INTERVENSI

1. Pre Operasi
1.

1.

1.

Nyeri berhubungan dengan iritasi saluran kemih.

Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan obstruksi saluran kemih, retensi urin.

Perubahannutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrisi yang tidak
adekuat, anoreksia.

Tujuan : Nyeri dapat teratasi

Kriteria hasil

 Pasien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas


 Melaporkan nyeri yang dialaminya

Tujuan : Tidak terjadi gangguan pola eliminasi buang air kecil.

KH :

 Pasien tidak merasa nyeri pada saat buang air kecil.


 Pengeluaran urine 1000-1500 cc/ hari.
 Frekuensi miksi 4-5 kali/ hari.
 Ekspresi wajah tenang

Tujuan

Pasien mendapat nutrisi yang adekuat

Kriteria Hasil

 Pasien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda
malnutrisi.
 Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat
 Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya

1. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas


2. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan
musik atau nonton TV
3. Menganjurkan teknik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan),
gembira, dan berikan sentuhan therapeutik
4. Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narcotik dll
1. Catat intake dan out put cairan.
2. Berikan rangsangan pada daerah atas symphisis dengan air dingin

1. Monitor intake makanan setiap hari, apakah pasien makan sesuai dengan kebutuhannya
2. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan
3. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis
4. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang
adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk pasien.
5. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu
manis, berlemak dan pedas.
6. Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami pasien
7. Kolaboratif

Berikan pengobatan sesuai indikasi Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids, vitamins


khususnya A, D, E dan B6, antacida

1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan


2. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.
3. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas.
4. Untuk mengatasi nyeri.

1. Untuk mengetahui fungsi ginjal.


2. Rangsangan pada simphisis dengan air dingin dapat meningkatkan tonus otot spincter dan
buli-buli.

1. Memberikan informasi tentang status gizi klien.


2. Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.
3. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk
4. Kalori merupakan sumber energi.
5. Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan
nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.
6. Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).
7. Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status
kesehatan klien.

1. Post Operasi

Tujuan,Kriteria Hasil

Rencana Tindakan


1.

1.

1.

Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi


sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan diversi urinarius

Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan untuk eliminasi urine

Nyeri dapat teratasi

Kriteria Hasil

 Pasien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas


 Melaporkan nyeri yang dialaminya
 Mengikuti program pengobatan
 Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang
mungkin

Tujuan

citra diri meningkat, terpelihara dan terjaga

Tujuan:

tidak ada infeksi pada saluran kemih

Kriteria Hasil

Tidak ada tanda tanda infeksi seperti rubor,color, dopor dan malaise

1. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas


2. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan
musik atau nonton TV
3. Menganjurkan teknik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan),
gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.
4. Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narcotik dll

1. Anjurkan klien utnuk mengungkapkan perasaan mengenai ostomi dan kanker kandung
kemih dan dampak yang diharapkan pada gaya hidup
2. Evaluasi perasaan klien mengenai diversi urinarius dan efeknya, identitas seksual,
hubungan dan citra diri

1. Bantu untuk memisahkan penampilan fisik dan perasaan kesehatan

1. Izinkan klien untuk ventilasi emosi seperti marah dan rasa bersalah
2. Pantau apakah klien dapat melihat ostominya

1. Gunakan sabun antimicrobial untuk cuci tangan


2. Pertahankan intake cairan adekuat
3. Ajarkan klien cuci tangan
4. Ajarkan klien tentang gejala dan tanda infeksi serta anjurkan untuk melaporkannya
5. Ajarkan klien dan keluarga untuk sering mengalirkan kantong untuk mencegah refluks

1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan

Evaluasi therapi : pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, .

1. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.
2. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas.
3. Untuk mengatasi nyeri.

1. Meningkatkan integrasi dari perubahan ke dalam gaya tubuh


2. Sebagai data untuk merumuskan rencana askep
3. Meningkatkan citra diri
4. Meningkatkan koping
5. Ketidakmampuan memandang ostominya mengindikasikan kesulitan koping.

1. Mencegah transmisi organisme


2. Meningkatkan aliran urine
3. Memberikan informai tentang personal hygiene
4. Memberikan info untuk meningkatkan kepatuhan
5. Dapat mencegah infeksi
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Jadi, kanker kandung kemih adalah jenis kanker yang berkembang di daerah kandung kemih,
organ berbetuk balon terletak di bagian panggul yang menyimpang urin.Kebanyakan kanker ini
diawali pada sel-sel yang melapisi bagian dalam kandung kemih.

Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker kandung kemih. Kanker kandung kemih memiliki
keterkaitan dengan merokok, infeksi parasit, radiasi dan terkena zat kimia. Kanker kandung
kemih terjadi karena mutasi sel. Mutasi ini menyebabkan sel tumbuh dengan tidak terkendalikan
dan kemudian hidup ketika sel lainnya mati.

1. Saran

Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti bagaimana asuhan
keperawatan kanker kandung kemih, dan paham bagaimana patofiologi yang terjadi klien kanker
kandung kemih. sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan tindakan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta

Corwin, Elizabeth J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Purnawan Junadi, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke 2. Media Aeskulapius, FKUI

1982. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990.

Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta.

http://id.scribd.com/doc/81798526/Askep-CA-Kandung-Kemih

http://www.slideshare.net

Anda mungkin juga menyukai