Anda di halaman 1dari 25

PENGERTIAN KEBUDAYAAN MENURUT

PARA AHLI

Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli Dalam Negeri

1.Prof.Dr.Koentjoroningrat

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.

2. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

3. Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa
buah pikiran dan dalam penghidupan.

4.Effat al-Syarqawi
yang mengartikan  kebudayaan sebagai khazanah sejarah suatu bangsa/masyarakat yang
tercermin dalam pengakuan/kesaksiannya dan nilai-nilainya, yaitu kesaksian dan nilai-nilai
yang menggariskan bagi kehidupan suatu tujuan ideal dan makna rohaniah yang dalam, bebas
dari kontradiksi ruang dan waktu

5.Parsudi Suparlan

Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial


yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan
pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya

6.Sutan Takdir Alisyahbana 

Mengatakan Kebudayaan merupakan manifestasi dari cara berfikir.


7.Dr.Moh.Hatta
Berpendapat Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa

8.Mangunsarkoro
Kebudayaan adalah segala yang merupakan hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas-
luasnya

9.Drs.Sidi Gazalba
Kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi
kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dengan suatu ruang dan
suatu waktu.

Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli Barat

1.  E. B. Tylor
Dalam buku “Primitif Culture”, bahwa kebudayaaan adalah keseluruhan yang kompleks,
yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang lain serta kebiasaan yang didapat
manusia sebagai anggota masyarakat.

2. R. Linton
Dalam buku “The Cultural Background of Personality’, bahwa kebudayaan adalah
konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku, yang unsur – unsur pembentukan didukung serta
diteruskan oleh anggota masyarakat  tertentu.

3. C. Klukhohn dan W.H. Kelly


 Menyatakan kebudayaan adalah sebagai hasil tanya jawab dari para ahli antropologi, sejarah,
hukum, psychologi, yang implisit dan eksplisit, rasional, irasional terdapat pada setiap waktu
sebagai pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.

4 .Melville J. Herskovits
Mendenifisikan kebudayaan sebagai “man made part of the environtment”
5.  Dawson
Dalam buku “Age of the Gods”, mengatakan bahwa kebudayaan adalah cara hidup bersama
(culture is common way of life)

6.  J.P.H. Dryvendak
Mengatakan bahwa kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang
beraneka ragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.

7.  Ralph Linton
 Seorang antropolog Amerika menyatakan kebudayaan adalah “Man’s social heredity” (sifat
sosial manusia yang temurun).

8.  M. Jacobs dan B.J. Stern


Menyatakan kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial,
ideologi, religi, dan kesenian serta benda yang semuanya merupakan warisan sosial.

9. Dr. K. Kupper
 Mengemukakan kebudayaan adalah sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengaruh
bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
SEJARAH PERKEMBANGAN MUSIK DI INDONESIA

A. Jaman Prasejarah (sebelum abab 1 Masehi)

Ternyata prasejarah Indonesia belum banyak diteliti dengan kata lain diselidiki oleh para
arkeolog , sejarawan atau yang lain. Padahal justru waktu antara tahun kira-kira 2500
Sebelum Masehi dan abad ke-1 Masehi menemukan perkembangan kebudayaan termasuk
musik sampai saat ini.
Menurut Alec Robertson dan Denis Stevens (penulis buku Geschichte der Musik 1 dari
Munchen, Germany), pada jaman Mesolitikum kira-kira tahun 5000 Sebelum Masehi di
Asia Tenggara terdapat 3 ras besar: orang Australide (penduduk asli), orang Melanesia
(berasal dari Asia Tengah) dan orang Negrito (mungkin dari India).
Lapisan bawah ini di tumpangi lapisan baru dengan dua arus imigrasi besar, yaitu:

1. Imigrasi Pra-Melayu
Antara tahun 2500 dan 1500 Sebelum Masehi kiranya terjadi suatu perpindahan
bangsa dari Asia Tengah ke Asia Tenggara.
Dalam perjalanannya mereka mengutip juga unsur dari Kaukasus dan Mongolia.
Mereka membawa serta kebudayaan bambu serta teknik pengolahan lading. Terutama
di Annam (Cina Selatan) mereka memperkenalkan semacam lagu pantun dimana
putra dan putri bernyanyi dengan cara sahut menyahut.
Mereka memakai sebuah alat tiup bernama Khen terdiri dari 6 batang bambu yang
ditiup bersama dalam kelompok d atau 3 nada. Alat ini dikenal pula di CinaSheng dan
di Kalimantan dengan nama Kledi.
Alat ini hanya merupakan salah satu alat dari sejumlah besar alat musik bambu yang
sampai sekarang terdapat di Asia Tenggara. Sejumlah batang bambu dengan ukuran
yang berbeda-beda di tanam di tanah. Tiupan angin menimbulkan bunyi bagaikan
Kledi raksasa yang cukup indah (terdapat di Bali sampai sekarang).
Alat musik bambu lain seperti suling, angklung dan lain sebagainya. Telah
mengalami suatu proses perkembangan pada waktu kemudian. Seperti xylofonAsia
Tenggara dalam bentuk berbeda-beda: sebagai’tatung’ di Annam, ‘rangnat’ di
Kamboja, ‘ranat’ di Thailand, ‘pattalar’ di Birma, ‘gambang’ di Jawa, ‘kolintang’ di
Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon malah diekspor dari Asia Tenggara ke Afrika pada
abad 5 Masehi. yang tersebar diseluruh

2. Imigrasi Proto-Melayu pada jaman perunggu (abad 4 Sebelum Masehi)


Menurut para ahli sejarah terjadi lagi suatu gelombang imigrasi ke Indonesia di
sekitar abad 4 Sebelum Masehi berpangkal dari suatu daerah Cina Selatan. Menurut
R. von Heine-Geldern perpindahan suku-suku dari daerah tersebut lewat Kamboja,
Laos, Thailand, Malaysia ke Indonesia dan berjalan terus ke Filipina, Melanesia dan
Polynesia. Hal ini dibuktikan pula oleh P. Wilhelm Schmidt (1868-1954) yang
menemukan bahwa para penduduk Indonesia, Melanesia dan Polynesia berdasarkan
satu bahasa yang sama (yang memang kemudian berkembang sendiri-sendiri). Teori
ini pada jaman sekarang didukung oleh hampir semua ahli sejarah. Karena ini terjadi
pada zaman perunggu maka kedatangan mereka mempengaruhi juga kebudayaan
musik.

B. Jaman Sejarah (Hindu-abad 4-12)

Suatu ‘revolusi’ terjadi pada abad 1 Sebelum Masehi di waktu dibuat kapal besar-besar
di teluk Persia Laut Cina. Maka lalu lintas ke Indonesia pun menjadi intensif (sebelumnya
diperkirakan lalu lintas terjadi terutama lewat daratan). Terutama pedagang India
mendatangi daerah-daerah Indonesia sejak abad 2 dan 3 Masehi untuk perdagangan.
Maka pengaruh India di Indonesia dan tambah besar, baik dari segi perdagangan dan
politik maupun agama dan kebudayaan.
Dari dokumen-dokumen dan penemuan nampak bahwa agama Budha masuk kepulauan
IndonesiaSumatera pada awal abad 7 Masehi dalam kerajaan Sriwijaya dan kemudian di
Jawa dengan kerajaan Syailendra (750-850 Masehi). Pengaruh kebudayaan India
mencapai puncaknya dari pertengahan abad 8 Masehi sampai abad 11 Masehi dimana
fase kreativitas yang sangat tinggi. Pada masa itu berkembanglah kebudayaan Jawa
berupa musik dan tari, arsitektur dan seni rupa, pada waktu itu dibangunlah Candi
Borobudur dan Candi PrambananIndonesia dari masa lalu sampai sekarang. pada abad 4
Masehi. Mereka mendirikan pusatnya di pulau yang menjadi kebanggaan bangsa
Selain tangga nada Pelog dipakai juga tangga nada Slendro yang bentuk dan rupanya
diperkenalkan oleh Dinasti Syailendra pada abad 8 Masehi. Menurut cerita tangga nada
ini ditemukan oleh dewa Barata Endra atas petunjuk dewa Shiva. Merurut teori, satu oktaf
dibagi dalam 5 interval yang sama (6/5 dari sekon besar). Namun ternyata tidak selalu
demikian. Malah dalam penggalian di JawaCina dan musik India. ditemukan alat-alat
kuno dengan tangga nada yang mirip dengan tangga nada pentatonic (dengan interval
sekon-sekon dan terts kecil), sama halnya dengan tangga nada.
Perkembangan musik sangat dipengaruhi oleh drama Hindu dalam bahasa Sansekerta
Ramayana. Drama ini diterjemakan dan diolah bebas dalam banyak bahasa di Asia
Tenggara. Pementasan dari fragmen-fragmen drama ini sangat disukai. Sesudah abad 9
Masehi terdapat terjemahan dalam bahasa Jawa dan paling sedikit sejak abad 11 Masehi
dipentaskan di Jawa. Selain Pementasan tari berkembanglah pula versi wayang, suatu
tradisi yang nampaknya berasal dari jaman pra-Hindu.
Waktu orang Hindu datang ke Jawa, maka mereka telah menemukan bermacam-macam
alat musik. Dalam relief pada Borobudur terdapat alat musik local maupun alat musik
yang diimpor dari India seperti gendamg, termasuk gendang dari tanah dengan kulit
hanya di satu sisi, kledi, suling, angklung, alat tiup (semacam hobo), xylofon (bentuknya
setengah gambang, setengah calung), sapeq, sitar dan harpa dengan 10 dawai, lonceng
dari perunggu dalam macam-macam ukuran, gong, saron, bonang. Tidak dapat disangkal
bahwa alat musik mula-mula dimainkan menurut kebiasaan India.
Selain itu dari penggalian-penggalian di Jawa Tengah telah ditemukan sejumlah besar
kumpulan bonang, nada-nada gender dan saron, lonceng, gendang, gong-gong, namun
tidak jelas dari abad berapa. Tidak semua alat musik tersebut di atas bertahan di Jawa
dalam perkembangan waktu selanjutnya. Namun nampak bahwa alat musik ini telah
dipakai sebelum jaman Hindu. Perlu diketahui bahwa musik gamelan sebagai musik
herefon dengan pola ritme yang kaya, keindahannya terletak justru dalam bunyi bersama
dari lagu dan irama yang saling melengkapi menjadi satu ‘simfoni nada dan irama’.
Sedangkan musik India termasuk musik solotis (vocal maupun instrumental) meskipun
dimainkan juga dalam ansambel sebagai iringan. Namun aneka ragam alat musik di India
tidak digabungkan dalam satu orkes, untuk memberi kebebasan pada penyanyi dan
pemain.
Bahwa seni musik sejak dulu di Jawa mendapat suatu penghargaan tinggi, dapat
disimpulkan dari banyaknya gambar alat musik dalam relief-relief dari jaman itu serta
dari naskah-naskah kuno yang rajin menyebut nama alat musik dan sebagainya. Jadi
Gamelan sebagai orkes mengalami suatu perkembangan alat musik yang berasal dari
India diintergrasikan ke dalam musik tradisional Jawa: gong-gong dalam macam-macam
bentuk dan ukuran, gambang ditambah sejumlah alat lain yang sebagian ditinggalkan
dalam perkembangan jaman. Bahwa terjadilah suatu perkembangan musik gamelan
(sampai sekarang) membuktikan betapa tinggi musik ini hingga tidak ada bandingnya di
Negara lain di Asia Tenggara.
Pada masa abad 11 pusat politik pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur dengan
Kerajaan Airlangga yang berhasil menaklukkan seluruh Jawa (1037), Setelah itu
dilanjutkan oleh kerajaan Singasari pada abad 13. Wilayah kekuasaan sampai Kerajaan
Majapahit (didirikan oleh Raden Wijaya dengan patihnya yang tersohor Gajah Mada).
Dengan patihnya Gajah Mada pada tahun 1350-1389 merupakan puncak kejayaan
Majapahit dengan Pemerintahan Hayam Wuruk. Seluruh kepulauan (termasuk kerajaan
Sriwijaya) masuk dalam wilayah Nusantara (itu nama wilayah kerajaan Majapahit di luar
pulau Jawa).
Maka tidak mengherankan bahwa pada waktu itu pun gong yang di Jawa di bawa ke
seluruh Nusantara. Namun itu tidak berarti bahwa semua pulau memakai juga musik
gamelan. Meskipun tangga nada Pelog dikenal juga di daerah lain, namun umumnya
musik di luar Jawa dan Bali mengikuti pola lain: ritmik yang kaya serta melodic yang
agak sederhana berdasarkan tangga nada pentatonic tanpa setengah nada (pentatonic
anhemitonis) adalah ciri khasnya.
Pada akhir jaman Hindu gamelan sudah lengkap seperti jaman sekarang. Hanya satu alat
belum ada: rebab. Meskipun demikian, menurut Jaap Kunst belum tentu semua alat
dimainkan selalu bersama-sama. Mungkin sekali terdapat suatu ansambel dengan alat
musik lembut yang terutama dipakai di dalam ruang dengan gender, gambang dan suling.
Selain itu terdapat ansambel dengan alat musik keras dengan gendang, cymbal (di Jawa
sudah tidak ada), macam-macam gong yang dipakai terutama diluar gedung untuk pesta
dan pawai.

A. Jaman Modern / Masa Kini

Banyak tema lagu dalam bermusik. Sehingga karya para musisi terdahulu masih enak
dan layak di perkembangan dunia musik modern yang semakin meningkat telah
merambah berbagai aspek kehidupan masyarakat serta berkesinambungan dari generasi
ke generasi sehingga telah menghasilkan begitu banyak karya yang patut di banggakan.
Pesatnya kemajuan industri musik di tanah air pada saat ini di imbangi dengan banyak
bermunculannya insan-insan musik yang mendatangkan angin segar bagi industri
tersebut. Seperti halnya dunia film, dunia musik juga mempunyai pasar serta penggemar
yang banyak dengan aliran musik yang di anutnya, maka berlombalah grup grup musik,
duo, maupun solo untuk meniru. Dengan banyak bermunculannya pendatang baru di
dunia musik, maka banyak pula karya-karya serta penghargaan-penghargaan tentang
musik yang sudah di hasilkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ditingkatkan dan
dikembangkan bakat generasi muda Indonesia di bidang musik, khususnya mengenai
sejarah, perkembangan serta pengetahuan tentang dunia musik yang sifatnya universal
tersebut. Selain itu mereka juga diharapkan mampu untuk memperkenalkan karya-karya
ke kancah nasional maupun internasional, sebagai hal yang patut dibanggakan,
dikembangkan, dipertahankan serta di lestarikan keberadaannya. Mengingat untuk
perkembangan dunia musik modern itu sendiri di Indonesia belum ada wadah yang dapat
memberi informasi yang akurat tentang segala hal tentang dunia musik modern di
Indonesia. Sedangkan fasilitas untuk mleakukan pelestarian terhadap karya- karya serta
penghargaan musik tersebut belum benar-benar ada. Oleh karena itu diharapkan adanya
suatu wadah yang dapat menampung karya, penghargaan, minat serta aspirasi yang dapat
meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang musik modern yang merupakan salah
satu warisan khasanah budaya Indonesia.
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masuk pula berbagai jenis
musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan musik- musik negeri India yang
banyak diperkenalakan melalui film-filmnya. Dari perkembangan ini, terjadilah
perpaduan musik asing dengan musik Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik
melayu yang kemudian menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah berbagai
musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis
musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama
alat- alat musiknya. Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik
keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.

1. Musik Daerah/Tradisional
Ciri khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi
memiliki karakteristik khas, yaitu syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah
setempat.

2. Musik Keroncong
Ciri musik jenis ini adalah pada harmoni musik dan improvisasi yang sangat terbatas.
Umumnya lagu-lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama. Syair- syairnya terdiri atas
beberapa kalimat (umumnya 7 kalimat) yang diselingi dengan permainan alat musik.

3. Musik Dangdut
Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang
menghasilkan bunyi ndut) dan iramanya yang ringan, sehingga mendorong penyanyi dan
pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya.

4. Musik Perjuangan
Ciri khas dari musik ini terletak pada syair- syairnya yang umumnya berisi ajakan untuk
berjuang, ajakan untuk berkorban demi tanah air, dan sejenisnya. Irama musiknya cepat dan
semangat, serta diakhiri dengan semarak.

5. Musik Populer (Pop)


Musik ini memiliki ciri, dalam penggunaan ritme yang terasa bebas dengan mengutamakan
permainan drum dan gitar bas. Biasanya, para musisinya juga menambahkan variasi gaya
yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan pendengar atau
penikmatnya. Musik pop dibedakan menjadi musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.
KARAKTERISTIK MUSIK TRADISIONAL
NUSANTARA

1. Dipelajari secara lisan


Mengingat musik tradisional merupakan bagian dari kebudayaan, maka musik ini sifatnya
diwarsikan secara turun-temurun, dimana proses pewarisan musik tradisi tersebut biasanya
dilakukan secara lisan.

2. Tidak memiliki notasi


Proses pembelajaran musik tradisional yang berlangsung secara lisan membuat partitur atau
naskah musik menjadi suatu hal yang dianggap tidak terlalu penting. Dengan demikian,
sangat lazim ketika musik tradisional disetiap daerah tidak memiliki partitur notasi tertentu.

3. Bersifat informal
Musik tradisional secara umum digunakan sebagai suatu bentuk ekspresi masyarakat. Dengan
demikian, keberadaan musik ini kebanyakan digunakan dalam kegiatan rakyat biasa,
sehingga bersifat lebih sederhana dan informal. Ketika musik ini dimainkan di lingkungan
istana, maka keberadaanya akan menjadi lebih kompleks dan formal.

4. Pemainnya tidak terspesialisasi


Sistem yang berkembang pada proses belajar instrumen musik daerah biasanya bersifat
generalisasi. Pemain musik tradisional belajar untuk dapat memainkan setiap instrumen yang
ada dalam suatu jenis musik daerah. Secara umum mereka akan belajar memainkan
instrumental mulai dari yang termudah hingga yang terumit. Dengan demikian, pemain musik
daerah yang sudah mahir akan mempunyai kemampuan untuk memainkan semua instrumen
musik tersebut.

5. Syair lagu berbahasa daerah


Selain syair dengan menggunakan bahasa daerah, musik tradisional juga akan menggunakan
alunan melodi dan irama yang menunjukkan ciri khas kedaerahan.

6. Lebih melibatkan alat musik daerah


Umumnya, permainan musik dalam lagu-lagu daerah di Indonesia dibawakan dengan alat-
alat musik khas dari daerah itu sendiri. Contoh, lagu-lagu Suku Karo dari Sumatera Utara
umumnya diiringi oleh alat musik khas Karo, yaitu gendang lima sendalinen.

7. Merupakan bagian dari budaya masyarakat


Musik tradisional merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang berkembang di dalam
kehidupan masyarakat. Dengan demikian, setiap ciri kebudayaan masyarakat penciptanya
pasti sudah melekat erat didalamnya. Musik daerah juga adalah salah satu bentuk gambaran
kebudayaan daerah, selain tarian, pakian, dan adat kebiasaan lainnya.
PENGERTIAN, FUNGSI, DAN JENIS JENIS MUSIK
TRADISIONAL NUSANTARA DI INDONESIA

Pengertian Musik Tradisional


Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenis Contoh
Musik Tradisional Nusantara di Indonesia
Rampak Gendang. Sebelum masuk pada
pengertian musik tradisional, mari kita ulas
dulu asal usul kata musik tradisional. Musik
bisa didefinisikan sebagai sebuah cetusan
pikiran atau ekspresi yang dikeluarkan
secara teratur dalam bentuk bunyi.

Asal kata musik berasal dari bahasa Yunani


yaitu mousike yang diambil dari nama dewa
dalam mitologi Yunani kuno yaitu Mousa yakni yang memimpin seni dan ilmu. Sedangkan
tradisional berasa dari kata Traditio (Latin) yang bermakna kebiasaan masyarakat yang
sifatnya turun temurun.

Musik tradisional, baik itu kumpulan komposisi, idiom, struktur dan instrumentasinya serta
gaya maupun elemen-elemen dasar komposisinya, seperti ritme, modus, melodi atau tangga
nada, tidak diambil dari sistem musikal yang berasal dari luar kebudayaan suatu masyarakat
pemilik musik yang dimaksud tersebut.

Pengertian Musik tradisional adalah musik yang berakar pada tradisi masyarakat tertentu,
maka keberlangsungannya dalam konteks saat ini yaitu upaya pewarisan secara turun
temurun masyarakat sebelumnya untuk masyarakat selanjutnya.

Fungsi Musik Tradisional Nusantara

Secara umum, fungsi musik bagi masyarakat Indonesia antara lain untuk sarana atau media
upacara adat budaya (ritual), pengiring tari, media hiburan, media komunikasi, media
ekspresi diri dan sarana ekonomi.

1. Sarana upacara adat budaya (ritual)


Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara-upacara kelahiran, kematian,
perkawinan serta keagamaan dan kenegaraan. Pada beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan
oleh instrumen atau alat tertentu dipercaya mempunyai kekuatan magis. Oleh sebab itu,
instrumen seperti itu digunakan sebagai sarana kegiatan adat istiadat masyarakat.
2. Pengiring Tarian
Di berbagai wilayah di Indonesia, bunyi-bunyian atau musik dibuat oleh masyarakat untuk
mengiringi tarian- tarian khas daerah. Oleh karena itu, kebanyakan tarian khas daerah di
Indonesia hanya dapat diiringi oleh musik daerahnya sendiri-sendiri. Selain musik daerah,
musik pop dan dangdut juga digunakan untuk mengiringi berbagai tarian modern, seperti
poco-poco, dansa dan lain sebagainya.

3. Sarana Hiburan
Dalam hal ini, musik adalah salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas
kegiatan harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya.
Biasanya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton pagelaran musik. Jika
terdapat pertunjukan musik di daerah mereka, mereka akan langsung berbondong-bondong
mendatangi tempat pertunjukan tersebut untuk menonton.

4. Sarana Komunikasi
Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi-bunyi tertentu yang mempunyai makna tertentu
untuk anggota kelompok masyarakatnya. Biasanya bunyi-bunyian itu mempunyai pola ritme
tertentu dan menjadi tanda untuk anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan
tertentu. Alat yang biasa dipakai dalam masyarakat Indonesia yaitu kentongan, lonceng di
gereja dan bedug di masjid.

5. Sarana Ekspresi Diri


Bagi para seniman (baik pencipta lagu ataupun pemain musik) musik merupakan media
untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi
dirinya. Melalui musik juga, mereka mengungkapkan perasaan ataupun emosi, pikiran,
gagasan, dan cita-cita tentang diri, masyarakat, dunia dan Tuhan.

6. Sarana Ekonomi
Bagi para musisi dan artis professional, musik tidak saja sekadar berguna sebagai sarana
ekspresi dan aktualisasi diri. Musik juga merupakan sumber penghasilan. Mereka merekam
hasil karya seni mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat (Compact Disk/CD) serta
menjualnya ke pasaran. Dari hasil penjualannya tersebut mereka mendapatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan dalam hidup. Selain dalam bentuk kaset dan CD, para musisi
juga melaksanakan pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukannya tidak hanya
diselenggarakan di suatu tempat, namun juga dapat diselenggarakan di daerah-daerah lain di
Indonesia ataupun luar Indonesia.

Jenis Musik Tradisional Nusantara


Jenis-jenis musik tradisional di Indonesia bisa dibedakan menjadi musik tradisi, musik
keroncong, musik perjuangan, musik dangdut dan musik pop.
1. Musik Tradisi
Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun,
dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling memengaruhi
diantaranya Seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. Sedangkan
maksudnya untuk memper-satukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat
tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik
tradisional. Menjadikan musik tradisional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat
sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum.

2. Musik Keroncong
Keroncong adalah jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik
dawai,cello,ukulele(cak/cuk),flute,dan vokal.

3. Musik perjuangan
Musik perjuangan ialah musik yang lahir karena kondisi masyarakat Indonesia yang
sedang dijajah oleh bangsa lain dengan musik para pejuang berusaha membangkitkan
semangat persatuan untuk melawan penjajah.

4. Musik Dangdut
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik populer
tradisional Indonesia yang khususnya memiliki unsur-
unsur Hindustani(India), Melayu, dan Arab. Dangdut bercirikan dentuman tabla (alat
musik perkusi India) dan gendang. Dangdut juga sangat dipengaruhi dari lagu-lagu
musik India klasik dan Bollywood.

5. Musik populer
Musik Populer atau yang lebih sering dikenal dengan Musik Pop merujuk kepada
salah satu dari sejumlah genre musik yang "memiliki daya tarik yang luas" dan
biasanya didistribusikan ke khalayak yang besar melalui industri musik. Ini
berlawanan dengan baik seni musik dan musik tradisional, yang biasanya
disebarluaskan secara akademis atau secara oral lebih kecil, penonton lokal. Meskipun
musik populer kadang-kadang dikenal sebagai "musik pop", dua istilah yang tidak
dapat dipertukarkan. Musik populer adalah istilah umum untuk musik dari segala usia
yang menarik bagi selera populer, sedangkan musik pop biasanya mengacu
pada genre musik yang lebih spesifik.
MUSIK DAERAH NUSANTARA

Pengertian Musik Daerah

Musik daerah adalah jenis dimana inspirasi penciptaannya berdasarkan atas budaya dan adat
istiadat dari suatu daerah tertentu. Selain sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan dan
kebiasaan yang terjadi didaerah tersebut, musik daerah juga digunakan untuk kegiatan
upacara-upacara daerah oleh masyarakat setempat.

Ciri-ciri Musik Daerah

Cirri-ciri musik daerah antara lain :

a. Mengandung suatu makna

b. Memuat pesan untuk masyarakat suatu daerah

c. Menggambarkan suasana suatu daerah

d. Menggunakan bahasa daerah

e. Irama dan melodinya bersifat sederhana.


UNSUR-UNSUR MUSIK NUSANTARA

1. Melodi
Yaitu rangkaian sejumlah nada yang ditanggapi berdasarkan perbedaan tinggi rendah
atau naik turunnya.

2. Ritme
Yaitu gerak nada yang teratur mengalir karena munculnya aksen-aksen secara tetap.

3. Birama
Yaitu suatu tanda untuk menunjukkan jumlah ketukan dalam satu birama. Garis
biramaadalah garis vertikal yang memisahkan antar birama yang satu dengan yang
lainnya. Ada jenis-jenis birama, yaitu :
a. Birama perduaan tunggal
Yang termasuk birama ini adalah birama 2/4 dan 2/8
b. Birama perduaan bertingkat
Yang termasuk jenis birama inia adalah 4/4, 8/4, 4/8, dan 8/8
c. Birama pertigaan tunggal
Yaitu birama ¾ dan 3/8
d. Birama pertigaan bertingkat
Yaitu birama 6/4, 6/8, 9/4, dan 9/8

4. Tangga Nada
Adalah susunan nada-nada yang beraturan dan mempunyai pola jarak tertentu. Tangga nada
terbagi menjadi 3 yaitu :

a. Tangga Diatonis

Adalah susunan nada-nada yang beraturan dan mempunyai pola jarak 1 dan ½. Tangga nada
diatonis ada 2 macam, yaitu :

1) Tangga diatonic mayor, yaitu tangga nada yang mempunyai pola jarak 1-1-1/2-1-1-1-
1/2. Contoh c-d-e-f-g-a-b-c’

2) Tangga nada diatonic minor, ada empat macam tangga nada minor :

a) Tangga nada minor asli

Mempunyai pola jarak 1-1/2-1-1-1-1-1/2.

Contoh a-b-c’-d’-e’-f’-g’-a’

b) Tangga nada minor melodis


Mempunyai pola jarak 1-1/2-1-1-1/2-1-1 pada waktu naik sedangkan pada waktu turun pola
jaraknya berubah yaitu 1-1-1/2-1-1-1/2-1. Contoh a-b-c’-d’-e’-fis’-gis’-a’-g’-f’-e’-d’-c’-b-a

c) Tangga nada minor harmonis

Mempunyai pola jarak 1-1/2-1-1-1/2-11/2-1/2

Contoh a-b-c’-d’-e’-f’-gis’-a’

d) Tangga nada minor zigana

Mempunyai pola jarak 1-1/2-1 1/2-1/2-1-1-1/2

Contoh : a-b-c’-dis’-e’-fis’-gis’-a’

b. Tangga nada Kromatis

Adalah susunan nada-nada yang beraturan dan mempunyai pola jarak 1/2. Contoh : c-cis-d-
dis-e-f-fis-g-gis-a-ais-b-c’

c. Tangga nada Debusian

Adalah tangga nada yang beraturan dan mempunyai pola jarak 1

Contoh : c-d-eis-fis-gis-ais-c

5. Tempo, Dinamika dan Ekspresi

A. Tempo adalah tanda yang menunjukan cepat lambatnya suatu lagu dinyanyikan. Istilah
tempo ada tiga yaitu

1) Tempo lambat : Largo, Lento, Adagio

2) Tempo Sedang : Andante, Moderato

3) Tempo Cepat : Allegro, Vivace, presto

Selai istilah utama, kadang seorang pencipta lagu melakukan pengubahan atau penambahan
dengan istilah lain dengan akhiran tertentu. Cara yang biasa digunakan seperti berikut :

a) Penggabungan dua istilah, misalnya Allegro Vivace yang berarti lebih cepat dari
Allegro, tetapi kurang dari vivace

b) Menambah istilah lain. Kata-kata yang digunakan seperti berikut :

Con amore : dengan penuh cinta


Conbrio : dengan hidup

Con fiesta : dengan meriah

Con espressione : dengan penuh perasaan

Con dolore : dengan sedih

Con mastoso : dengan agung

Misalnya dari istilah adagio menjadi adagio con maestoso

c) Menambah akhiran “etto” yang berarti agak, dan akhiran “issimo” yang berarti sangat.
Misalnya jika allegretto yang berarti agak cepat dan allegrissimo yang berarti sangat cepat.

Alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan lagu disebut metronome manzel yang
sering disingkat dengan “MM”. Angka metronome manzel menunjukkan banyaknya ketukan
dalam satu menit.

B. Dinamika adalah perubahan keras lembutnya lagu dalam sebuah lagu. Dalam penulisan
dinamik pada sebuah lagu dinyatakan dengan beberapa tanda dan istilah, diantaranya sebagai
berikut :

1) Dinamika lembut

a) Piano (p) : lembut

b) Pianissimo (pp) : sangat lembut

c) Pianissimo assai (ppp) : amat sangat lembut

d) Mezzo piano (mp) : agak lembut

e) Piano forte (pf) : dimulai dengan lembut, kemudian mengeras

2) Dinamika keras

a) Forte (f) : keras

b) Fortissimo (ff) : sangat keras

c) Fortissimo assai (fff) : amat sangat keras

d) Mezzo forte (mf) : agak keras

e) Forte piano : dimulai dengan keras, kemudian melembut.

3) Tanda perubahan dinamika


a) Crescendo (cresc) : makin keras

b) Decrescendo (decresc) : makin lembut

c) Mezza di voce : mengeras kemudian melembut

d) Diminuendo (dim) : makin lembut

C. Ekspresi
Dalam musik ekspresi menyatakan suatu sifat atau jiwa lagu secara spesifik. Sifat atau
jiwa tersebut dinyatakan dalam suatu istilah yang menggambarkan perasaan yang menjiwai
lagu secara keseluruhan. Istilah-istilah tersebut ditulis dalam bahasa Italia, antara lain :

1) Marciale atau Marcia

2) Maestozo

3) Con expressionne

4) Dolce

5) Religioso
PENGGOLONGAN/KLASIFIKASI ALAT MUSIK
TRADISIONAL NUSANTARA
Alat musik daerah yang terdapat di Indonesia bermacam-macam bentuk, bahan, dan
fungsinya. Charles Victor Mahillon, curt Sachs, dan C.M Van Hornbostel menggolongkan
alat musik berdasarkan sumber bunyinya, antara lain :

1. Berdasarkan Sumber Bunyi.

a. Membranofon

Membranofon adalah golongan alat musik yang sumber bunyinya berupa membran atau
selaput kulit yang dipasang pada sebuah kotak atau tabung. Bunyi pada alat ini ditimbulkan
oleh getaran kulit yang dipukul. Contoh alat musiknya adalah genderang, tambur, kendang,
rebana, dan tifa.

b. Aerofon

Alat musik ini, sumber bunyinya berupa udara. Udara yang menyebabkan getaran diatur oleh
lubang-lubang atau lidah yang ada pada alat musik tersebut. Ada dua cara memainkan alat
musik ini, yaitu ditiup dan dipompa. Contohnya seruling bambu.

c. Kordofon (Chordophone)

Kordofon memiliki sumber bunyi berupa corda/tali/senar/dawai yang bergetar. Ada tiga cara
memainkan alat musik kordofon yaitu digesek, dipetik, ataupun dipukul. Contohnya rebab
(digesek), kecapi dan siter (dipetik).

2. Berdasarkan Cara Memainkan

Instrumen ini merupakan segala alat musik dawai/senar yang cara memainkanya harus
dipetik dengan jari. Contohnya kecapi dan siter.

b. Instrument gesek

Instrument ini dimainkan dengan tongkat gesek. Pada tongkat gesek direntangkan dawai atau
senar, yang nantinya digesekkan pada dawai alat musik, sehingga bergetar dan berbunyi.
Contohnya rebab, biola.

c. Instrument pukul atau perkusi

Instrument perkusi adalah instrument yang cara memainkanya dengan dipukul. Contohnya
kendang, saron, kolintang dan tifa.
d. Instrument tiup

Instrument tiup adalah alat musik yang cara memainkannya dengan ditiup. Alat ini biasanya
mempunyai lubang-lubang kecil untuk ditiup dengan jari-jari. Contohnya suling bambu.

3. Berdasarkan Bahan Pembuatanya.

a. Kayu dan bambu

Bahan kayu dan bambu paling mudah diperoleh dilingkungan kita. Masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Bahan kayu mempunyai kelebihan, dapat dibentuk
besar atau kecil sesuai dengan nada yang akan dihasilkan. Namun, untuk bisa bersuara, kayu
harus dipukul dan juga harus dibantu dengan rongga atau ruang dibawahnya. Contoh alat
musik dari kayu adalah kolintang dan gambang. Sedangkan, bambu memiliki kelebihan
dalam hal bentuk. Bambu telah menyerupai tabung, sehingga mempunyai rongga sendiri
untuk bersuara. Contohnya adalah angklung dan calung.

b. Logam

Secara umum bahan logam sering digunakan untuk membuat alat musik adalah perunggu.
Perunggu merupakan bahan campuran antara logam tembaga dengan timah putih. Logam ini
menghasilkan warna yang mengkilap dan suara yang bening. Pada gamelan perbandingan
campuran yang digunakan adalah 3 : 10. Ini membuat gamelan sering disebut gasa. Ga dari
tiga dan sa dari dasa (sepuluh). Selain itu da beberapa logam lain yang digunakan sebagai
bahan pembuat alat musik. Yaitu, besi dan kuningan. Contoh alat musik dari besi adalah
triangle.

4. Berdasarkan Fungsinya.

a. Alat musik ritmis

Alat musik ritmis adalah alat musik yang tidak mempunyai nada. Biasanya berfungsi sebagai
pembentuk ritme. Contohnya kendang.

b. Alat musik melodis

Alat musik melodis adalah alat musik yang memiliki nada, sehingga berfungsi untuk
memainkan nada-nada atau melodi. Contohnya kolintang, rebab, saron, demung dan gender.

c. Alat musik harmonis

Alat musik harmonis adalah alat musik yang dimainkan untuk memperindah permainan
musik atau digunakan sebagai pengiring lagu atau musik. Dalam musik tradisional, contoh
alat musik harmonis adalah gambus, bonang, dan siter.
TEKNIK VOCAL
Selain ditentukan oleh organ-organ tubuh, mutu, dan pembentukannya, suara manusia juga
didukung oleh beberapa teknik vokal, di antaranya intonasi, resonansi, artikulasi, pernapasan,
dan pembawaan.

A. Intonasi

Intonasi merupakan salah satu latihan dasar yang penting bagi seorang penyanyi karena
tanpa pembenahan intonasi (ketepatan bunyi tiap nada), suara yang dihasilkan menjadi
sumbang dan tidak merdu. Istilah intonasi mempunyai pengertian yang berbeda apabila
diterapkan dalam bahasa atau seni vokal. Namun, sebenarnya saling mendukung dan
memperkaya khazanah penguasaan teknik bagi seorang penyanyi, musisi, dan komponis.
Banyak suku kata yang memiliki teknik pengucapan tersendiri.

Perbedaan pengucapan terletak pada tekanan atau jumlah suku kata. Intonasi
mengandung arti ketepatan suatu nada (pitch). Bunyi nada yang tepat akan menghasilkan
suara jernih, nyaring, dan enak didengar. Untuk mendapatkan intonasi yang baik, coba
nyanyikan nada-nada berikut secara berulang. Berlatih kelenturan suara dapat dilakukan
dengan cara menyanyikan nada-nada dengan teknik staccato dan legato. Staccato adalah
menyanyikan lagu dengan cara patah-patah. Legato adalah menyanyikan lagu dengan cara
disambung. Adapun langkah-langkah berlatih kelenturan adalah sebagai berikut.

a) Tahap pertama, nada dinyanyikan dengan tempo lambat, lalu lebih cepat.

b) Tahap kedua, nada dinyanyikan dengan tempo bervariasi.

c) Tahap ketiga, menyanyikan interval yang bervariasi dimulai nada bawah ke nada tinggi
dengan artikulasi na, ka, la, dan ra.

Contohnya:
d) Tahap keempat, menyanyikan nada-nada kromatis.

Contohnya:

e) Tahap kelima, menyanyikan lagu yang sesuai tahap-tahap latihan.

B. Artikulasi

Artikulasi adalah cara mengucapkan kata-kata dalam menyanyi agar pesan lagu dapat
dimengerti dan dipahami pendengar.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan artikulasi yang baik, antara lain
sikap badan yang tegap, posisi mulut yang benar, latihan vokalisis, pembentukan bunyi vokal,
dan pembentukan bunyi konsonan.

1) Sikap

Sikap badan yang benar akan membantu memperlancar sirkulasi udara sebagai
pendorong utama produksi suara. Sikap yang baik, antara lain

a) kepala harus tegak, pandangan ke depan;

b) tulang punggung lurus;

c) dada sedikit membusung;

d) kedua kaki terpancang kukuh di lantai dan sedikit renggang.

2) Posisi Mulut

Bentuk mulut yang salah akan mengganggu proses pembentukan suara. Bentuk dan
posisi organ mulut saat memproduksi suara adalah sebagai berikut.
a) Buka mulut selebar tiga jari secara vertikal (bentuk mulut elips) sehingga suara yang ke
luar tidak lemah dan bulat.

b) Bentuk gigi seri sebelah atas tertutup setengah bagian oleh bibir sebelah atas.

c) Posisi bibir bawah ditekan pada gigi seri sebelah bawah supaya kekuatan suara tidak
berkurang.

d) Aliran udara diarahkan ke langit-langit keras supaya suara yang ke luar menjadi jelas dan
lantang.

e) Langit-langit lunak dan anak lidah ditarik ke atas untuk menutup lubang yang menuju ke
rongga hidung.

f) Lengkung langit-langit dibuka lebar dan dijaga agar lidah tetap mendatar, sedangkan ujung
lidah menyinggung gigi seri sebelah bawah.

Bentuk dan posisi yang salah pada waktu menyanyi akan berakibat suara yang dihasilkan
menjadi pekak, lemah, dan tidak nyaring.

3) Latihan Vokalisis

Di dalam buku Prattica di Musika, komponis Lodovico Zacconi menjelaskan bahwa


latihan dasar vokal yang baik adalah berusaha menjadikan semua bunyi menjadi huruf-huruf
hidup. Tujuan latihan vokalisis adalah memelihara dan menyempurnakan huruf vokal
ataupun konsonan dengan teknik agar produksi suara yang dihasilkan menjadi bulat, merdu,
dan indah.
4) Teknik Pembentukan Bunyi Vokal

Bunyi vokal adalah bunyi yang ke luar karena udara dari paru-paru tidak mendapat
rintangan. Jenis dan macam vokal tergantung dari posisi bibir, tinggi rendah lidah, dan maju
mundurnya lidah. Teknik pembentukan vokal meliputi Vokal o, u, dan a; Vokal e, i; dan
Vokal e (pepet).

5) Teknik Pembentukan Bunyi Konsonan

Bunyi konsonan adalah bunyi yang keluar dari paru-paru mendapat rintangan atau
hambatan. Terbentuknya bunyi konsonan tergantung peranan lidah sebagai artikulator dan
sasaran titik artikulasi. Macam-macam bunyi konsonan adalah sebagai berikut.

C. Resonansi

Resonansi adalah suatu gejala bunyi yang dikembalikan dari suatu ruangan, semacam
gema yang timbul karena adanya ruangan berdinding keras sehingga sanggup memantulkan
suara. Tanpa ruangan resonansi, pita suara hanya menimbulkan bunyi yang lemah karena
panjangnya hanya 1,5–2 cm. Dengan adanya resonansi, suara manusia menjadi keras, indah,
dan gemilang.

D. Pernapasan

Pernapasan adalah keluar masuknya udara melalui paru-paru. Udara yang digunakan saat
menyanyi lebih banyak dibandingkan persediaan untuk bernapas sehari-hari. Oleh karena itu,
usahakan mengisi paru-paru sebanyak mungkin waktu menyanyi. Teknik pernapasan dalam
menyanyi dibagi menjadi tiga macam, yaitu teknik pernapasan dada, perut, dan diafragma.

a) Waktu menghirup udara diusahakan pelan-pelan, perut mengembung sehingga rongga


dada terbuka lebar dan udara yang masuk maksimal.

b) Setelah udara masuk, tahan selama 5 detik, 10 detik, atau 15 detik secara bertahap.

c) Keluarkan udara sedikit demi sedikit (stabil) dengan suara mendesis (sis ... sis ...).

E. Pembawaan

Salah satu keberhasilan seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu adalah
ketepatan dalam menginterpretasikan sebuah karya musik atau lagu. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam menginterpretasikan karya musik, antara lain tema lagu, unsur-unsur
musik (tanda tempo, tanda dinamik, tanda ekspresi, irama, dan birama), pesan dan kesan yang
disampaikan, kesulitan-kesulitan lagu, gaya, dan klimaks lagu.
NAMA NAMA ALAT MUSIK TRADISIONAL
INDONESIA

1. Serune Kale : Aceh


2. Saluang : Jambi
3. Cengceng : Bali
4. Gendang : Jawa
5. Bonang : Jawa Timur
6. Sasando : Nusa Tenggara Timur
7. Sampe : Kalimantan Timur
8. Tifa : Papua
9. Kulanter : Jawa Barat
10.Talempong : Sumatera Barat
11.Rebab : Jawa Barat
12.Serunai : Sumatera Barat
13.Kompang : Lampung
14.Gambangan : Bangka Belitung
15.Japen : Kalimantan Tengah
16.Guoto : Papua Barat
17.Tuma : Kalimantan Barat
18.Kolintang : Sulawesi Utara
19.Calung : Jawa Barat
20.Gamelan : Jawa Tengah
TEMBANG JAWA
Tembang adalah lirik/sajak yang mempunyai irama nada sehingga dalam bahasa
Indonesia biasa disebut sebagai lagu. Kata tembang berasal dari bahasa
Jawa yaitu nembang. Salah satu tembang yang paling populer di masyarakat adalah
tembang macapat. Tembang dikenal sebagai lagu tradisional di Bali dan Jawa yang
irama dan ritmenya menggunakan laras pelog dan slendro.[1] Secara umum di dalam
sastra Jawa, Tembang merupakan jenis karya sastra yang bersifat puitis, tembang pada
intinya merupakan bagian dari seni suara.

Jenis Tembang

Menurut Widayat (1991), tembang dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu tembang


para dan tembang yasan/miji.

Tembang para adalah puisi yang memiliki aturan sederhana, tidak sampai pada
peraturan yang ketat, baik dari segi aturan tentang lampah maupun tentang guru gatra,
guru wilangan dan guru lagu, contohnya adalah geguritan.

Sedangkan tembang yasan/miji adalah tembang yang mempunyai aturan-aturan ketat


dan kompleks. Aturan-aturan yang dimaksud ialah aturan mengenai lampah (pada
tembang gedhe) dan aturan mengenai guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu (pada
tembang tengahan dan tembang macapat), contohnya sinom, wirangrong dan
asmarandana. Jenis tembang yasan/miji dibagi menjadi tiga yang masing-masing
memiliki karakteristiknya sendiri, yaitu:

1. Tembang Gedhe atau Sekar Ageng

Tembang gedhe atau sekar ageng adalah salah satu jenis tembang yasan yang memiliki
aturan terkait dengan lampah, seperti kesamaan jumlah suku kata didalam tiap baris.
Contohnya seperti citramengeng, kusumastuti, mintajiwa, dan pamularsih.

2. Tembang Tengahan atau Sekar Tengahan

Tembang tengahan atau sekar tengahan itu contohnya seperti balabak, girisa,
jurudemung, dan wirangrong.

3. Tembang Macapat atau Sekar Alit

Tembang Macapat atau sekar alit adalah salah satu jenis tembang yasan yang
penyusunannya terikat oleh patokan dasar, yaitu guru gatra, guru wilangan dan guru
lagu.

Anda mungkin juga menyukai