Anda di halaman 1dari 4

● SYIRKAH ‘INAN

- Contoh: melakukan kerjasama yang satu pihak memberikan modal dan satu
pihak menjalankan modal seperti perhotelan dan retail supermarket
- Dalil: Syeikh Abdurrahman Al-Jaziry dalam kitab al-Fiqhu ‘alal Madzahib
al-Arba’ah mendefinisikan syirkah ‘inan ini sebagai berikut: ‫شركة العنان‬
‫فهي أن يشترك اثنان فأكثر بمالين على أن بعمال معا في تنميتها والربح بينهما على ماشترطا‬
‫أو يشترك اثنان فأكثر بماليهما على أن يعمل أحدهما فقط بشرط أن يكون للعامل جزء من‬
‫الربح أكثر من ربح ماله ليكون ماله الجزء نظير عمله فإن شرط له ربحا قدر ماله فقط إيضاع ال‬
‫يصح ألنه عمل في مال الغير بدون أجر‬ Artinya: “Syirkah ‘inan (terjadi) bila ada
dua pihak atau lebih berserikat mengumpulkan harta untuk ‘dijalankan dan
dikembangkan secara bersama-sama’, dan (dengan catatan) pembagian
keuntungan sesuai dengan yang disepakati di awal, atau bila ada dua pihak
atau lebih melakukan serikat harta agar dijalankan oleh ‘salah satu orang
saja’ di antara kedua pihak yang berserikat dengan satu ketentuan bahwa
‘pihak yang menjalankan’ (‘amil) mendapatkan bagian keuntungan—lebih
banyak dari sekadar modal (yang ia keluarkan), dengan memperhatikan
pada kerjanya, sehingga bila di awal disyaratkan ia hanya menerima
keuntungan menurut nisbah modalnya saja, maka hal semacam ini
pengabaian.Tidak sah akad syirkah semacam ini, karena (sama saja dengan)
ia menjalankan harta orang lain dengan tanpa upah.” (Abdurrahman Al-
Jaziry, al-Fiqhu ‘alal Madzahib al-Arba’ah, Dar al-Fikr: 3/39)
● SYIRKAH ABDAN
- Contoh: kerja sama antara dua orang yang berprofesi sama-sama penjahit,
atau kerja sama antara dua pihak dengan profesi yang berbeda, seperti:
antara penjahit dengan tukang pintal.
- Dalil : Syeikh Zakaria Al-Anshory mendefinisikan syirkah abdan sebagai
berikut: ‫شركة أبدان بأن يشتركا أي اثنان ليكون بينهما كسبهما ببدنهما متساويا كان أو متفاوتا‬
‫ مع اتفاق الحرفة كخياطين أو اختالفهما كخياط ورفاء‬Artinya: “Syirkah abdan adalah
bilamana terdapat dua pihak yang saling bersekutu untuk menjalankan roda
usaha, baik dengan jalan pembagian yang sama atau berbeda dari segi
profesi fisiknya, beserta kesesuaian hirfah (job deskripsi).” (Syeikh Zakaria
Al-Anshory, Fathul Wahab, Penerbit: Daru al-Fikr: 1/255).
● SYIRKAH WUJUH
- Contoh: dua orang pedagang dealer mengambil kendaraan secara kredit
kepada seorang distributor sebesar Rp 250 juta. Mereka menjual kembali
dengan harga Rp 280 juta dan kemudian mereka membagi keuntungan 50%.
Keuntungan yang mereka dapat sebesar Rp 30 juta dan mereka masing-
masing mendapat Rp 15 juta per-orang. Sedangkan harga pokoknya sebesar
Rp 250 juta dikembalikan kepada distributor.
- Dalili: ‫َان ِف ْي ِربْ ِح ِه ِم ْن َغيْ ِر‬ ِ ‫اهيْ ِه َما َشيًْئا يَ ْشتَ ِرك‬ َ ‫ِج‬ َ ‫َش ِرك َ ُة ال ُْو ُج ْو ِه َو ِه َي َأ ْن يَ ْشتَ ِريَا ِف ْي ِذ َّمتَيْ ِه َما ب‬
ْ َ ‫اه ف َُه َو بَيْن َ ُه َما ِن ْصفَيْ ِن َأ ْو ثَالَث ًا َأ ْو ن‬
ِ َ‫ح َو َذلِ َك ) ِم َّما يَتَّ ِفق‬
‫ان‬ ْ ‫عل َى َأ َّن َما‬
ُ َ‫اشتَ َري‬ َ ‫ال‬ ٍ ‫َأ ْن يَك ُْو َن ل َُه َما َرْأ ُس َم‬
‫عل َيْ ِه‬
َ Artinya: “Syirkah wujuh terlaksana apabila ada dua orang yang
membeli sesuatu—yang menjadi tanggungan mereka berdua—dengan bekal
ketokohannya (tanpa membayar), lalu mereka berserikat di dalam
keuntungannya tanpa adanya ra’sul maal atas apa yang mereka beli–dengan
nisbah pembagian 50%-50% atau 1/3 keuntungan dan lain-lain berdasarkan
kesepakatan yang dibangun keduanya.” (Lihat Syeikh Manshur bin Yunus
al-Bahuti, Kasyafu al-Qina’ ‘an Matni al-Iqna’, Daru al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
Juz 3, hal 527!)
4. SYIRKAH MUFAWADAH
- contoh: Ali dan Bagas adalah orang yang dipercaya pedagang. Pada awalnya
Ali dan Bagas hanya bekerja sebagai pengelola akan tetapi mereka
bersepakat untuk memberikan modal di samping kontribusi kerja untuk
mengembangkan usaha mereka. Lalu Ali dan Bagas membeli barang dari
seorang pedagang secara kredit. Ali dan Bagas bersepakat bahwa masing-
masing memiliki 50% dari barang yang dibeli. Lalu, keduanya menjual
barang tersebut dan keuntungannya dibagi dua. Sementara harga pokoknya
dikembalikan kepada pedagang.
- Dalil: ‫أن يتعاقد اثنان فأكثر على أن يشتركا في عمل بشرط أن يكونا متساويين في رأس‬
‫ ويكون كل واحد منهما كفيال ً عن اآلخر فيما يجب عليه‬،)‫مالهما وتصرفهما ودينهما أي (ملتهما‬
‫ وما‬،‫ أي أن كل شريك ملزم بما ألزم شريكه اآلخر من حقوق ما يتجران فيه‬،‫من شراء وبيع‬
‫ أي أنهما متضامنان في الحقوق والواجبات المتعلقة بما‬،‫يجب لكل واحد منهما يجب لآلخر‬
‫ وفيما يجب عليه‬،‫ ويكون كل واحد منهما فيما يجب لصاحبه بمنزلة الوكيل له‬،‫يتاجران فيه‬
‫بمنزلة الكفيل عنه‬. Artinya: “Apabila ada dua pihak atau lebih saling menjalin
ikatan untuk bersama-sama melakukan suatu pekerjaan dengan syarat
keduanya menyetorkan modal yang sama, melakukan pengelolaan yang
sama di jalur yang sama dengan peran salah satu pihak dari keduanya
bertindak selaku kafil (penanggung jawab atas nama) bagi yang lain dalam
urusan membeli atau menjual barang. Maksud dari kafil di sini adalah
bahwasanya setiap anggota syirkah berlaku sebagai turut bertanggung jawab
atas apa yang dilakukan oleh anggota syirkah yang lain termasuk di
dalamnya hak-hak ketika menjalankan usaha. Apa yang menjadi kewajiban
(beban) salah seorang anggota syirkah, anggota yang lain turut
menanggungnya. Mereka saling menanggung dalam hak dan kewajiban yang
berhubungan dengan apa yang mereka jalankan sehingga (seolah) perjalanan
seorang anggota adalah layaknya wakil bagi yang lain, dan terhadap beban,
anggota yang lain bertindak selaku kafil.” (Lihat Syeikh Wahbah al-Zuhaily,
al-Fiqhu al-Islamy wa Adillatuhu, Daru al-Fikr: 5/527!)

Anda mungkin juga menyukai