Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

       Al-Qur`an merupakan kitab suci umat Islam sebagai petunjuk umat manuia, petunjuk jalan

kebenaran dan keadilan, petunjuk untuk mendalami berbagai ilmu pengetahuan di dunia ini,

petunjuk ke jalan yang lurus, maka belajar al-Qur`an merupakan kebutuhan umat manusia di

dunia ini.

       Dalam kaitannya dengan berbagai bidang ilmu, semua hal akan ditemukan dan terkait

dengan ayat yang ada pada kitab suci al-Qur`an, tidak terkecuali dengan supervisi, ada beberapa

ayat yang terkait dengan supervisi bila ditelusuri dari arti dan tafsirnya, maka dari itu kita ingin

membuat makalah tentang contoh ayat-ayat yang berhubungan dengan supervisi dan akan kita

kaji lebih dalam melalui makalah ini


 
B.     PEMBAHASAN

1.      Pengertian Supervisi

       Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision”

yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan(1).  Jadi supervisi

pendidikan dapat diartikan sebagai penglihatan dari atas. Melihat dalam hubungannya

dengan masalah supervisi dapat diartikan dengan menilik, mengontrol, atau

mengawasi.

       Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar

mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar-

mengajar yang lebih baik . Orang yang melakukan supervisi disebut dengan

supervisor(2).

2.      Ayat – ayat Al-Qur`an Yang Berhubungan Dengan Supervisi

a.      Q.S Al-Hasyr Ayat 18

       Dalam surat Al-Hasr ditemukan ayat yang berhubungan dengan supervisi,

yaitu pada ayat ke 18, dan berikut ini lafald dan artinya

ٌ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو ْلتَ ْنظُ ْر نَ ْف‬
‫س َما قَ َّد َمتْ لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هَّللا َ ِإنَّ هَّللا َ َخبِي ٌ'ر‬

َ‫بِ َما تَ ْع َملُون‬

       Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari

esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Arti Perkata
Kata Arti

‫آ َمنُوا‬  َ‫ يَا َأيُّ َها الَّ ِذين‬Hai orang-orang yang beriman

َ ‫ اتَّقُوا هَّللا‬Bertakwalah kepada Allah

ٌ ‫ َو ْلتَ ْنظُ ْر نَ ْف‬Dan hendaklah setiap diri memperhatikan


‫س‬

‫ َما قَ َّد َمتْ لِ َغ ٍد‬Apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)

َ ‫ َواتَّقُوا هَّللا‬Dan bertakwalah kepada Allah

َ ‫ ِإنَّ هَّللا‬Sesungguhnya Allah

َ‫ َخبِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

      Dalam tafsir ibnu katsir[3] dijelaskan bahwa Imam Ahmad mengatakan, telah

menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada

kami Syu'bah, dari Aun ibnu Abu Juhaifah, dari Al-Munzir ibnu Jarir, dari

ayahnya yang mengatakan bahwa ketika kami bersama Rasulullah Saw. di suatu

pagi hari, tiba-tiba datanglah kepada Rasulullah Saw. suatu kaum yang tidak

beralas kaki dan tidak berbaju. Mereka hanya mengenakan jubah atau kain 'abaya,

masing-masing dari mereka menyandang pedang. Sebagian besar dari mereka

berasal dari Mudar, bahkan seluruhnya dari Mudar. Maka berubahlah wajah
Rasulullah Saw. melihat keadaan mereka yang mengenaskan karena kefakiran

mereka.  Kemudian Rasulullah Saw. masuk dan keluar, lalu memerintahkan

kepada Bilal agar diserukan azan dan didirikan salat. Lalu Rasulullah Saw. salat.

Seusai salat, beliau berkhotbah dan membacakan firman-Nya: Hai manusia,

bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu.

(An-Nisa: 1), hingga akhir ayat. Beliau membaca pula firman Allah Swt. dalam

surat Al-Hasyr, yaitu: dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah

diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (Al-Hasyr: 18) Hendaklah seseorang

bersedekah dengan uang dinarnya, dengan uang dirhamnya, dengan sa'

jewawutnya, dengan sa' buah kurmanya. Hingga Nabi Saw. bersabda, bahwa

sekalipun dengan separo biji kurma. Maka datanglah seorang lelaki dari kalangan

Ansar dengan membawa kantong yang telapak tangannya hampir tidak mampu

menggenggamnya, bahkan memang tidak dapat menggenggamnya. Kemudian

orang-orang lain mengikuti jejaknya hingga aku (perawi) melihat dua tumpukan

makanan dan baju. Dan kulihat wajah     Rasulullah Saw. berseri, seakan-akan

berkilauan cemerlang, lalu beliau Saw. bersabda:

"‫ ِمنْ َغ ْي ِر َأنْ يَنقُص ِمنْ ُأ ُجو ِر ِه ْم‬،‫ فَلَهُ َأ ْج ُرهَا َوَأ ْج ُر َمنْ َع ِم َل بِ َها بَ ْع ِد ِه‬،ً‫سنَة‬
َ ‫سنَّةً َح‬
ُ ‫ساَل ِم‬
ْ ‫سنَّ فِي اِإْل‬
َ ‫َمن‬

َ ُ‫ ِمنْ َغ ْي ِر َأنْ يَ ْنق‬،‫ َكانَ َعلَ ْي ِه ِو ْز ُرها َو ِو ْز ُر َمنْ َع ِم َل بِ َها‬،ً‫سيَِّئة‬


ْ‫ص ِمن‬ َ ً‫سنَّة‬
ُ ‫ساَل ِم‬
ْ ‫سنَّ فِي اِإْل‬
َ ْ‫ َو َمن‬،‫ش َْي ٌء‬

‫"َأ ْوزَ ا ِر ِه ْم ش َْي ٌء‬.

        Artinya: Barang siapa yang memprakarsai perbuatan yang baik dalam

Islam, maka baginya pahala perbuatannya dan pahala orang-orang yang

mengikuti jejaknya sesudahnya tanpa mengurangi sesuatu pun dari pahala

mereka. Dan barang siapa yang memprakarsai perbuatan yang buruk dalam
Islam, maka dia mendapat dosanya dan dosa orang-orang yang mengikuti

jejaknya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka barang sedikitpun.

       Dalam Perintah memerhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok

dipahami oleh Thabathaba`i sebagai perintah untuk melakukan evaluasi terhadap

amal-amal yang telah dilakukan. Ini seperti seorang tukang yang telah

menyelesaikan pekerjaannya. Ia dituntut untuk memerhatikannya kembali agar

menyempurnakannya bila telah baik, atau memperbaikinya bila masih ada

kekurangannya, sehingga jika tiba saatnya diperiksa, tidak ada lagi kekurangan

dan barang tersebut tampil sempurna.

       Setiap mukmin dituntut melakukan hal itu. Kalau baik, dia dapat mengharap

ganjaran, dan kalau amalnya buruk, dia hendaknya segera bertaubat. Atas dasar

ini pula ulama beraliran Syi`ah ini berpendapat bahwa perintah takwa yang kedua

dimaksudkan untuk perbaikan dan penyempurnaan amal-amal yang telah

dilakukan atas dasar perintah takwa yang pertama.

       Penggunaan kata nafs/diri yang berbentuk tunggal-dari satu sisi untuk

mengisyaratkanbahwa tidaklah cukup penilaian sebagian atas sebagian yang lain,

tetapi masing-masing harus melakukannya sendiri-sendiri atas dirinya, dan di sisi

lain ia mengisyaratkan bahwa dalam kenyataan otokritik ini sangatlah jarang

dilakukan[4].

       Berdasarkan tafsir tersebut hubungan antara surat al-Hasr ayat 6 dengan

supervisi adalah dalam hal mengontrol, evaluasi dan perencanaan, pada supervisi

mengandung arti pembinaan, artinya pembinaan tersebut harus ada pengontrolan,


perencanaan dan evaluasi yang matang untuk mencapai hasil supervisi yang

diinginkan

b.      Q.S An-Nisa, ayat 58

       Ayat al-Qur`an yang berkaitan dengan supervisi yang lainnya ada dalam surat

An-Nisa` ayat ke 58, berikut lafald dan penjelasannya menurut tafsir Ibnu

Katsir[5] :

‫س َأنْ ت َْح ُك ُموا‬ ِ ‫ِإنَّ هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأنْ تَُؤ دُّوا اَأْلمانا‬
ِ ‫ت ِإلى َأ ْهلِها وَِإذا َح َك ْمتُ ْم بَيْنَ النَّا‬

ً‫صيرا‬ َ َ‫بِا ْل َعد ِْل ِإنَّ هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ِإنَّ هَّللا َ كان‬
ِ َ‫س ِميعا ً ب‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kalian) apabila menetapkan hukum di

antara manusia supaya kalian menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah

memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kalian. Sesungguhnya Allah

adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

      

       Allah Swt. memberitahukan bahwa Dia memerintahkan agar amanat-amanat

itu disampaikan kepada yang berhak menerimanya.

       Di dalam hadis Al-Hasan, dari Samurah, disebutkan bahwa Rasulullah Saw.

telah bersabda:

"‫ َواَل ت َُخنْ َمنْ َخانَ َك‬،َ‫"َأ ِّد اَأْل َمانَ ِة ِإلَى َم ِن اْئتَ َمنَك‬

Artinya: Sampaikanlah amanat itu kepada orang yang mempercayaimu, dan

janganlah kamu berkhianat terhadap orang yang berkhianat kepadamu.

 
Arti Perkata

       Hadis riwayat Imam Ahmad dan semua pemilik kitab sunan. Makna hadis ini

umum mencakup semua jenis amanat yang diharuskan bagi manusia

menyampaikannya.

       Amanat tersebut antara lain yang menyangkut hak-hak Allah Swt. atas

hamba-hamba-Nya, seperti salat, zakat, puasa, kifarat, semua jenis nazar, dan lain

sebagainya yang semisal yang dipercayakan kepada seseorang dan tiada seorang

hamba pun yang melihatnya. Juga termasuk pula hak-hak yang menyangkut

hamba-hamba Allah sebagian dari mereka atas sebagian yang lain, seperti semua

titipan dan lain-lainnya yang merupakan subjek titipan tanpa ada bukti yang

menunjukkan ke arah itu. Maka Allah Swt. memerintahkan agar hal tersebut

ditunaikan kepada yang berhak menerimanya. Barang siapa yang tidak melakukan

hal tersebut di dunia, maka ia akan dituntut nanti di hari kiamat dan dihukum

karenanya. Sebagaimana yang disebutkan di dalam sebuah hadis sahih, bahwa

Rasulullah Saw. pernah bersabda:

"‫اء‬ َّ ‫ َحتَّى يُ ْقت‬،‫ق ِإلَى َأ ْهلِ َها‬


ِ َ‫َص لِلشَّا ِة ا ْل َج َّما ِء ِمنَ ا ْلقَ ْرن‬ ُ ‫"لَتَُؤ دَّنَّ ا ْل ُحقُو‬

Artinya: Sesungguhnya semua hak itu benar-benar akan disampaikan kepada

pemiliknya. hingga kambing yang tidak bertanduk diperintahkan membalas

terhadap kambing yang bertanduk (yang dahulu di dunia pernah

menyeruduknya).

       Kaitan dengan supervisi adalah penyampaian amanat atau pesan dari lembaga

( dinas terkait ) kepada para guru maupun staf binaannya tanpa ditambah dan
dikurangi, sehingga supervisor disini berperan sebagai jembatan penyampai pesan

antara lembaga terkait ( Kemenag maupun Disdik ) kepada para guru binaannya

C.    KESIMPULAN

       Dari ulasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa supervisi adalah pembinaan yang

dilakukan oleh supervisor untuk membina, mengarahkan, mengontrol yang diberikan kepada staf

sekolah untuk meningkatkan kinerja dalam suatu lembaga, ada beberapa ayat yang berkaitan

dengan supervisi antara lain:

a.       Surat Al-Hasyr Ayat 18

       Dalam surat Al-Hasys ayat ke 18 bila dikaitkan dengan supervisi adalah dalam pengertian

supervisi sebagai pengontrol dan evaluasi oleh supervisor kepada para staf sekolah agar

pekerjaan bisa selesai dengan tepat waktu tanpa kendala

b.      Surat An-Nisa Ayat 58

       Pada Surat An-Nisa ayat ke 58 ditegaskan untuk menyampaikan amanat, dan kaitannya

dengan supervisor adalah hakikat supervisor adalah sebagai jembatan antara Dinas Pendidikan /

Kemenag dengan staf sekolah

D.    DAFTAR PUSTAKA
Subari, ( 1994 ), Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar,

Jakarta: Bumi Aksara

Suryo Subroto, ( 1988 ),  Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta:

Bina Aksara

Ibnu Katsir, ( 2013 ), Tafsir Ibnu Katsir Ebook, Dipublikasikan oleh Kampungsunnah.org

Quraish Shihab. (2002). Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Alqur‟an,

Jakarta: Lentera Hati

       [1] Subari, ( 1994 ), Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Jakarta: Bumi

Aksara, hlm.1

       [2] Suryo Subroto, ( 1988 ),  Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bina

Aksara, hlm.134

       [3] Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Ebook, Dipublikasikan oleh Kampungsunnah.org 201

       [4] M. Quraish Shihab. (2002). Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Alqur‟an, Jakarta:

Lentera Hati. hal. 552-553

       [5] Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Ebook, Dipublikasikan oleh Kampungsunnah.org 2013

Anda mungkin juga menyukai