id
BAB I
PENDAHULUAN
besar yang dapat dikembangkan terutama untuk obat tradisional yang merupakan
bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian atau galenik, atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun
dikarenakan tanaman obat lebih mudah untuk didapat, ekonomis dan mempunyai
efek samping yang kecil dibandingkan dengan obat kimia. Tubuh manusia relatif
lebih mudah menerima obat dari bahan tanaman dibandingkan dengan obat kimia
(Muhlisah, 2002).
Salah satu tanaman yang berkhasiat obat, dikenal dan digunakan oleh
masyarakat adalah tanaman jambu biji. Beberapa resep tanaman jambu biji telah
jantung, dan diabetes. Menurut Soedibyo (1998) bagian tanaman jambu biji yang
dapat berkhasiat sebagai obat tradisional adalah daun dan buahnya. Daun jambu
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
Salah satu senyawa aktif yang terkandung pada jambu biji adalah tanin.
Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai pemeriksaan kandungan kimia dari
daun muda dan daun tua jambu biji buah berwarna merah (Psidium guajava L.)
yang berasal dari tiga tempat yang berbeda, diperoleh hasil penapisan fitokimia
daun muda dan daun tua mengandung senyawa golongan flavonoid, saponin,
Departemen Kesehatan pada tahun 1989 menyatakan bahwa bagian tanaman yang
mengandung senyawa tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat
(Yuliani dkk. 2003). Penelitian Claus dan Tyler pada tahun 1965 menyebutkan
disebabkan bakteri atau jamur (Rohmawati, 2008). Dari kemampuan tanin untuk
pengobatan luka bakar. Senyawa tanin yang terkandung dalam daun jambu biji
berfungsi sebagai antiseptik dan juga untuk pengobatan luka bakar dengan cara
Luka bakar merupakan salah satu trauma yang sering terjadi dalam
disaster). Luka bakar tergolong kasus epidemik yang serius dalam tahun-tahun
belakangan ini. Kebanyakan luka bakar terjadi di rumah ketika memasak atau di
kamar mandi karena air panas atau penggunaan alat elektronik yang tidak sesuai.
Luka bakar juga dapat terjadi di lingkungan industri. Anak-anak dan lansia
memiliki risiko tinggi terhadap cedera luka bakar. Kedua kelompok ini memiliki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
kulit yang tipis dan rapuh, sehingga kontak dalam waktu yang sebentar dengan
sumber panas dapat mengakibatkan luka bakar ketebalan penuh. Peluang untuk
bertahan hidup lebih besar pada anak yang lebih tua dari 5 tahun dan pada orang
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Dwita Oktiarni, dkk (2007)
diketahui bahwa ekstrak daun jambu biji setelah dioleskan pada punggung mencit
betina telah berhasil mengobati luka bakar yang diakibatkan penginduksi panas
logam 2 x 2 cm. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 1%, 3%, 5% dan 7%.
Dari penelitian yang dilakukan Revi Yenti, dkk (2011) sediaan krim yang dibuat
fisik dan kimia krim selama penyimpanan. Dari uraian diatas, maka perlu
dilakukan penelitian dengan membuat ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava
folium) dalam bentuk sediaan krim M/A dengan konsentrasi ekstrak yang
berbeda. Konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang dibuat sediaan krim bervariasi
yaitu mulai dari konsentrasi 0%, 3%, 5%, 7%. Kemudian dilakukan pengujian
dalam hal stabilitas sediaan krim dan juga efektifitas krim ekstrak daun jambu biji
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
B. PERUMUSAN MASALAH
jambu biji (Psidium guajava folium) terhadap stabilitas fisik dan kimia
sediaan krim?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan
konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava folium) terhadap stabilitas
fisik dan kimia sediaan krim M/A serta efektifitas sediaan untuk mengobati luka
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pengaruh variasi
penambahan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava folium) dalam
krim M/A terhadap stabilitas sediaan krim M/A dan terhadap efektifitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
commit to user