Anda di halaman 1dari 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan hayati yang cukup

besar yang dapat dikembangkan terutama untuk obat tradisional yang merupakan

bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,

sediaan sarian atau galenik, atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun

temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Wasito,

2011). Pemanfaatan tanaman obat tersebut semakin meningkat. Hal ini

dikarenakan tanaman obat lebih mudah untuk didapat, ekonomis dan mempunyai

efek samping yang kecil dibandingkan dengan obat kimia. Tubuh manusia relatif

lebih mudah menerima obat dari bahan tanaman dibandingkan dengan obat kimia

(Muhlisah, 2002).

Salah satu tanaman yang berkhasiat obat, dikenal dan digunakan oleh

masyarakat adalah tanaman jambu biji. Beberapa resep tanaman jambu biji telah

terbukti mengobati diare, disentri, demam berdarah, gusi bengkak, sariawan,

jantung, dan diabetes. Menurut Soedibyo (1998) bagian tanaman jambu biji yang

dapat berkhasiat sebagai obat tradisional adalah daun dan buahnya. Daun jambu

biji menurut resep obat-obatan tradisional dapat dimanfaatkan sebagai

antiinflamasi, hemostatik dan astringensia. Buahnya dapat digunakan sebagai obat

disentri dan kencing manis.

commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

Salah satu senyawa aktif yang terkandung pada jambu biji adalah tanin.

Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai pemeriksaan kandungan kimia dari

daun muda dan daun tua jambu biji buah berwarna merah (Psidium guajava L.)

yang berasal dari tiga tempat yang berbeda, diperoleh hasil penapisan fitokimia

daun muda dan daun tua mengandung senyawa golongan flavonoid, saponin,

kumarin, steroid-triterpenoid, minyak atsiri dan tanin (Erida dkk. 2006).

Departemen Kesehatan pada tahun 1989 menyatakan bahwa bagian tanaman yang

sering digunakan sebagai obat adalah daunnya, karena daunnya diketahui

mengandung senyawa tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat

(Yuliani dkk. 2003). Penelitian Claus dan Tyler pada tahun 1965 menyebutkan

bahwa tannin mempunyai daya antiseptik yaitu mencegah kerusakan yang

disebabkan bakteri atau jamur (Rohmawati, 2008). Dari kemampuan tanin untuk

mencegah kerusakan yang disebabkan bakteri atau jamur sehingga mempermudah

pengobatan luka bakar. Senyawa tanin yang terkandung dalam daun jambu biji

berfungsi sebagai antiseptik dan juga untuk pengobatan luka bakar dengan cara

mempresipitasikan protein dan karena ada daya antibakterinya (Masduki,1996).

Luka bakar merupakan salah satu trauma yang sering terjadi dalam

kehidupan sehari-hari, bahkan sering kali merupakan kecelakaan massal (mass

disaster). Luka bakar tergolong kasus epidemik yang serius dalam tahun-tahun

belakangan ini. Kebanyakan luka bakar terjadi di rumah ketika memasak atau di

kamar mandi karena air panas atau penggunaan alat elektronik yang tidak sesuai.

Luka bakar juga dapat terjadi di lingkungan industri. Anak-anak dan lansia

memiliki risiko tinggi terhadap cedera luka bakar. Kedua kelompok ini memiliki

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

kulit yang tipis dan rapuh, sehingga kontak dalam waktu yang sebentar dengan

sumber panas dapat mengakibatkan luka bakar ketebalan penuh. Peluang untuk

bertahan hidup lebih besar pada anak yang lebih tua dari 5 tahun dan pada orang

dewasa yang kurang dari 40 tahun (Smeltzer dan Bare, 2000).

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Dwita Oktiarni, dkk (2007)

diketahui bahwa ekstrak daun jambu biji setelah dioleskan pada punggung mencit

betina telah berhasil mengobati luka bakar yang diakibatkan penginduksi panas

logam 2 x 2 cm. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 1%, 3%, 5% dan 7%.

Dari penelitian yang dilakukan Revi Yenti, dkk (2011) sediaan krim yang dibuat

dengan variasi konsentrasi penambahan ekstrak tidak mempengaruhi stabilitas

fisik dan kimia krim selama penyimpanan. Dari uraian diatas, maka perlu

dilakukan penelitian dengan membuat ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava

folium) dalam bentuk sediaan krim M/A dengan konsentrasi ekstrak yang

berbeda. Konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang dibuat sediaan krim bervariasi

yaitu mulai dari konsentrasi 0%, 3%, 5%, 7%. Kemudian dilakukan pengujian

dalam hal stabilitas sediaan krim dan juga efektifitas krim ekstrak daun jambu biji

(Psidium guajava folium) dalam mengobati luka bakar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

B. PERUMUSAN MASALAH

Menurut latar belakang yang telah diuraikan di atas maka didapat

perumusan masalah, yaitu :

1. Bagaimana pengaruh variasi penambahan konsentrasi ekstrak daun

jambu biji (Psidium guajava folium) terhadap stabilitas fisik dan kimia

sediaan krim?

2. Bagaimana pengaruh penambahan ekstrak daun jambu biji terhadap daya

anti luka bakar pada mencit?

C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan

konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava folium) terhadap stabilitas

fisik dan kimia sediaan krim M/A serta efektifitas sediaan untuk mengobati luka

bakar pada mencit.

D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pengaruh variasi

penambahan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava folium) dalam

krim M/A terhadap stabilitas sediaan krim M/A dan terhadap efektifitas

mengobati luka bakar pada mencit.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

commit to user

Anda mungkin juga menyukai