PROPOSAL PENELITIAN
Disususn dan Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pada Program S1 Farmasis Universitas Megarezky
EVI DESRIANTI
B1A118028
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manfaat, faktor tersebut karena di Indonesia memiliki iklim yang cocok dan tanah
menyebutnya dengan sebutan Obat Tradisional. Untuk saat ini penggunaan obat
dalam jamu pegel linu atau jamu rematik dimana akan meningkatkan kemanjuran
jamu tersebut. Pemakaian yang hanya dipakai sekali dua kali memang tidak
berbahaya bagi kesehatan. Dengan adanya obat tradisional ini masyarakat dapat
atau membatasi proses kerusakan jaringan yang terjadi pada daerah inflamasi.
Obat modern yang biasa digunakan ialah obat antiinflamasi non steroid (AINS)
yang memiliki efek samping merugikan tubuh seperti tukak lambung (Tjay dan
Rahardja, 2007). Oleh karena itu pemanfaatan tumbuhan obat dengan khasiat
2
elemen-elemen darah, sel darah putih (leukosit), dan mediator kimia berkumpul
pada tempat cedera jaringan atau infeksi. Proses inflamasi merupakan suatu
golongan antiinflamasi non steroid (AINS) yang dapat memberikan efek samping
terhadap saluran cerna. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif lain dalam
mengatasi inflamasi dengan efek samping yang relatif lebih kecil dari obat
Sedangkan hasil penelitian Kurniawan pada pada uji efek antidiare ekstrak etanol
daun mindi (Melia azedarach linn) pada mencit swiss webster jantan (Linda,
2013) melaporkan bahwa hasil uji fitokimia daun mindi mengandung alkaloid,
kuinon, flavonoid, saponin, tanin, polifenol, steroid, terpenoid serta pada pada
telah dilakukan bahwa daun mindi mengandung alkaloid, flavonoid, zat pahit,
penapisan fitokimia dan persentase inhibisi radang dari tanaman tersebut dengan
peradangan dan alergi. Sedangkan pada penelitian lain menjelaskan pula bahwa
senyawa bagian dari flavanoid yang memiliki efek sebagai antiinflamasi adalah
dari tanaman daun mindi (Melia azedarach linn) diharapkan mampu memiliki
terapeutik.
4
tentang uji efektifitas ekstrak metanol daun Mindi (Melia azedarach L.) sebagai
B. Rumusan Masalah
(Melia azedarach L.) dapat memberikan efek antiinflamasi terhadap mencit (Mus
musculus)
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu: untuk mengetahui efek daun Mindi
(Melia azedarach L.) apakah dapat memberikan efek antiinflamasi pada mencit
(Mus musculus)
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari penelitian ini untuk memperoleh data informasi data ilmiah
dan menambah informassi tentang daun Mindi (Melia azedarach L.) sebagai
2. Manfaat Praktis
5
3. Manfaat Metodologis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Family : Meliaceae
2. Nama Daerah
3. Morfologi
80 cm. Anak daun bentuknya bulat telur sampai lanset, tepi bergerigi, ujung
runcing, pangkal membulat atau tumpul, permukaan atas daun berwarna hijau tua,
bagian bawah hijau muda, panjang 3-7 cm, lebar 1,5-3 cm. Bunga majemuk dalam
malai yang panjangnya 10-20 cm, keluar dari ketiak daun. Daun mahkota
berjumlah 5, panjangnya sekitar 1 cm, warnanya ungu pucat, dan berbau harum.
Buahnya buah batu, bulat, diameter sekitar 1,5 cm. Jika masak warnanya
cokelat kekuningan, dan berbiji satu. Pebanyakan dengan biji.Biji sangat beracun
dan biasa digunakan untuk meracuni ikan atau serangga (Kartasapoetra, 2000).
tengah batang dapat berukuran 60 (-120) cm. Kulit batang coklat keabuan,
bertekstur halus, berlentisel, semakin tua kulit akan pecah atau bersisik. Daun
majemuk menyirip ganda dua namun terkadang melingkar atau sebagian daun
menyirip ganda tiga, berhadapan, berlentisel, berbentuk bulat telur hingga jorong,
pangkal daun berbentuk runcing hingga membulat, tepi daun rata sampai
panjang 3.5 mm dan lebar 1.6 mm, berwarna coklat (Ripatul, 2017)
4. Kandungan Kimia
8
daun mindi mengandung alkaloid, flavonoid, zat pahit, saponin, tannin, steroid
5. Kegunaan
obat sakit kepala, demam, antiseptik, peptisida dan obat kanker. Kulit mindi
dipakai sebagai penghasil obat untuk mengeluarkan cacing usus. Kulit, daun dan
akar mindi telah digunakan sebagai obat rematik, demam, bengkak dan radang
(Khan, et al., 2008). Pernyataan diatas dipertegas oleh Sudharmono, (2014) bahwa
lambung, nyari perut, jamur di kulit kepala, obat pencahar, perangsang muntah,
dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel
zat aktif dari simplisia nabati atau hewani dengan menggunakan pelarut yang
9
sesuai, kemudian semua atau hampiSr semua pelarut diuapkan dan serbuk yang
(Dini, 2016)
1. Macam-Macam Ekstraksi
Menurut Ahmad najib 2018 metode ekstraksi ada dua yaitu metode
ekstraksi berdasarkan cara panas dan metode ekstraksi berdasarkan cara dingin.
Metode ekstraksi berdasarkan cara panas dapat dibagi berdasarkan pada cairan
penyari yang digunkan yaitu menggunkan air dengan pelarut organik seperti
metanol atau etanol. Metode ekstraksi secara panas menggunkana air sebagai
berikut : (Dini,2016)
a. Infusa
merendam sampel dalam bejana, perlakuan ini dapat dilakukan pada sampel
b. Dekokta
c. Destilasi
Pada metode ini, bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air
tergantung dari bobot jenis dan jumlah bahan yang disuling (Ahmad, 2018)
10
a. Digesti
yaitu pada suhu 40-50°C, hanya untuk simplisia yang zat aktifnya tahan
b. Refluks
diekstraksi direndam dalam cairan penyari dalam labu alas bulat yang
cairan penyari akan menguap, uap tersebut diembunkan oleh pendingin tegak
dan turun kembali menyari zat aktif dalam simplisia. Simplisia yang biasa
kimai yang tahan terhadap pemanasan dan tekstur yang keras seperti akar,
c. Soxhletasi
dengan cara melakukan bahan yang akan diekstraksi dalam sebuah kantong
ekstraksi (kertas sari) didalam sebuah ekstraksi dari gelas yang bekerja
kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin baik dan
dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon (Ahmad, 2018)
a. Maserasi
b. Perkolasi
(Ahmad, 2018).
dengan melihat tekstur dari sampel yang akan disari. Bagi sampel yang memiliki
ekstraksi dengan tekstur lunak dapat digunakan dengan metode dingin. Selain itu
pemilihan metode ekstraksi dapat didasarkan pada sifat polaritas daru senyawa
dengan sifat kepolaran yang tinggi akan menarik komponen polar, sedangkan
dengan pelarut dengan tingkat kepolaran yang rendah akan menarik komponen
C. Anti Inflamasi
1. Definisi
12
akibat cedera jaringan, baik yang disebabkan oleh bakteri, trauma, zat kimia,
panas dan nyeri. Tanda-tanda inflamasi adalah kemerahan, panas, bengkak dan
gangguan dan kerusakan di jaringan seperti peradangan, infeksi dan sakit pada
2016)
2. Klasifikasi
memiliki onset dan durasi lebih cepat. Inflamasi akut dapat terjadi beberapa menit
hingga beberapa hari, ditandai dengan adanya cairan eksudasi protein plasma
durasi yang lebih lama (hari hingga tahun). Inflamasi kronis dapat bersifat
berbahaya. Tipe dari inflamasi kronik ditentukan oleh peningkatan limfosit dan
makrofag yang berhubungan dengan proliferasi vaskular dan fibrosis (Evy, 2011)
a. Rubor (Kemerahan)
13
Kapiler yang tadinya kosong atau mungkin hanya sebagian meregang secara cepat
terisi penuh dengan darah. Keadaan ini disebut hyperemia atau kongesti,
b. Kalor (Panas)
Kalor atau panas terjadi bersamaan dengan reaksi kemerahan pada reaksi
peradangan akut. Sebenarnya panas secara khas hanya terjadi pada permukaan
tubuh yang secara normal lebih dingin dari 37˚C yang merupakan suhu inti tubuh,
daerah peradangan menjadi lebih hangat dari sekelilingnya karena lebih banyak
darah (pada suhu 37˚C) dialirkan dari dalam tubuh ke permukaan daerah yang
c. Dolor (Nyeri)
Dolor atau nyeri pada suatu reaksi terjadi akibat perubahan pH lokal atau
dapat timbul jika rangsang mekanik, termal, kimia (pelepasan zat-zat kimia
tertentu seperti histamin atau zat-zat kimia bioaktif lain dapat merangsang saraf)
atau listrik melampaui nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri). Selain itu
d. Tumor (Pembengkakan)
14
aliran darah ke jaringan interstisial. Campuran cairan dan sel-sel ini yang
terdiri dari cairan kemudian leukosit meninggalkan aliran darah dan ikut
bagian yang bengak, nyeri disertai sirkulasi abnormal dan lingkungan kimiawi
lokal yang abnormal otomatis akan memicu fungsi jaringan menjadi abnormal
(Price, 2006: 57-58). Tanda-tanda di atas merupakan akibat dari gangguan aliran
darah yang terjadi akibat kerusakan jaringan dalam pembuluh pengalir terminal,
demikian, seringkali pada gangguan darah regional dan eksudasi terjadi emigrasi
sel-sel darah ke dalam ruang ekstrasel serta proliferasi histiosit fibroblast. Proses-
proses ini juga berfungsi primer pada perlawanan terhadap kerusakan serta
pemulihan kondisi asalnya, walaupun demikian juga dapat bekerja negatif. Reaksi
perubahan volume darah dalam kapiler sehingga sel-sel pembuluh darah tersebut
meregang satu sama lain dan mengakibatkan protein plasma keluar. Hal ini
berupa zat kimia dan termik yang menyebabkan kerusakan membran sel sehingga
dilepaskan keperedaran darah dan dihantarkan ke otak sebagai rasa nyeri (Rahayu,
2016)
5. Obat Antiinflamasi
ketika enzim ini dihambat maka asam arakhidonat tidak dapat dikonversi menjadi
Penggunaan : Antiinflamasi
2. Natrium Diklofenak
paling sering digunakan, dimana NSAID ini sendiri merupakan salah satu
golongan obat yang paling umum digunakan di seluruh dunia. Natrium diklofenak
memiliki efek analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi dengan potensi tinggi dan
toleransi yang baik. Namun, dibalik keunggulan tersebut, obat ini juga memiliki
3. Mekanisme Kerja
fisik atau mekanis, maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida
17
menjadi Asam arakidonat. Adam lemak polo tak jenuh ini kemudian untuk
dan saluran cerna. COX-2 dalam keadaan normal Tidak terdapat di jaringan tetapi
4. Farmakokinetik
bertumpuk pada cairan sinovial, kadar plasma tertinggi dicapai dalam 2 jam. Urin
merupakan Jalan utama seksresi obat ini dan metabolitnya (Dini, 2016)
5. Efek Samping
baik pada pasien lanjut usia dimana organ-organnya telah mengalami penurunan
fungsi maupun pada pasien sehat 6-8 Salah satu efek sampingnya yaitu gangguan
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
18
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Jumlah diploid : 40
Protein : 9,0%
Laktose : 3,2 %,
Hematokrit : 39,49 %
Lymphosit : 10-40 %
Eusinofil : 55-95 %
Monosil : 0-4 %
Basofil : 0,1-3,5 %
Platelet : 0-0,3 %
Hewan coba yang biasa digunakan dalam penelitian yaitu mencit putih
jantan, adapun alasan pemakain mencit sebagai hewan uji percobaan didasarkan
pada kemiripan fisiologi dengan manusi dan mencit muda ditangani, relatif
murah, mudah didapatkan, kecil, kandang tidak terlalu besar, omnivor, sistem
hewan animalia. Hewan ini ditandai dengan ciri sebagai berikut: jinak, takut
cahaya, aktif pada malam hari, mudah berkembang biak, siklus hidup yang
pendek, dan tergolong poliestrus. Mencit (Mus musculus) merupakan hewan yang
yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
bertujuan untuk melihat efektivitas antiinflamasi dari ekstrak metanol daun Mindi
(Melia azedarach L.) terhadap mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi
karagenan
22
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2020. Ekstraksi akan
Populasi dalam penelitian ini adalah hewan mencit yang sehat yang
dalam penelitian ini adalah hewan uji mencit jantan berumur 2-3 tahun yang
memiliki berat badan 20-30 gram. Dan uji sampel pada penelitian ini adalah daun
Pada penelitian ini alat-alat yang digunakan yaitu : aluminum foil (klin
palk), batang pengaduk (pyrex), corong (pyrex), erlemeyer 100 ml dan 250 ml
(pyrex), gelas ukur 100 ml (pyrex), gelas kimia (pyrex, labu ukur (pyrex, pipet
tetes (pyrex), sendok tanduk (plastik), spoit injeksi (one med), spoit oral (one
L.) Metanol, karegenan, kapas, label, Na.CMC, Natrium Diklofenat, spoit injeksi
suplantar, tissue
E. Prosedur Kerja
DaunMindi (Melia azedarach L.) yang diambil adalah daun yang segar,
Sampel dicuci dan dikeringkan anginkan selama 5 hari, setelah kering sampel
diblender hingga sampel menjadi halus lalu diayak dengam ayakan 65 mesh
3. Pembuatan Ekstra
Sebanyak kurang lebih 100 gram serbuk daun Mindi diekstraksi secara
dan diaduk lalu ditutup dan disimpan selama tiga hari (remaserasi). Selanjutnya
sedikit demi sedikit dan diaduk-aduk hingga terbentuk mucilago, dan dicukupkan
natrium klorida 0,9% sampai 100 ml dalam labu ukur 100 ml (Amalia, 2016)
dipuasakan selama 18 jam kemudian ditimbang berat badan mencit dan kaki
25
kanan diberi tanda di atas mata kaki. semua hewan uji diukur volume kakinya
menit dilakukan pengukuran volume kaki hewan uji (volume radang). Hewan uji
azedarach L.)
azedarach L.)
Data dikumpulkan dari hasil pengukuran volume udem kaki awal mencit
U−D
% efek anti inflamasi= x 100 %
U
H. Analisis Data
(ANOVA).
26
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Dini, 2016. Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Pare
Universitas Lampung
Anggaraini, Ongky Dyah, dkk, 2018 Efek Ekstrak Kulit Mangga Arumanis
Farmasi MIPA
Audina, Mia, dkk 2018. Efektivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Sumambu
Eriadi, A., dan Arifin, H. 2016.Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh
Gloria, Yelin, dkk, 2019. Uji Efektivitas Antibakteri Daun Senggani (Melastoma
Hasanah, et al. 2015. Analisis Pertumbuhan Mencit (Mus musculus) ICR Dari
Laurano, Lewis Luther, 2011. Uji Efek Antiinflamasi Fraksi Etil Asetat Ekstrak
Etanol Daun Mindi (Melia Azedarach L.) Pada Tikus Putih. Fakultas
Lestari, Rahayu, dkk, 2016. Uji Efek Anti-Inflamasi dan Analgesik Infusa Daun
Diponegoro. 4(4)
Narande, Julia Megawati, Dkk, 2013. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun
Ningsih, Dian Riana, Dkk, 2017. Ekstrak Daun Mangga (Mangifera Indica L.)
Soedirman. 2(1)
Semarang. 13(1)
Padjadjaran. 14(2)
Sentat, Triswanto, 2016. Uji Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak Etanol Daun
Kalimantan Timur
UNAI
Suherman, Linda.P, dkk., 2013. Efek Antidiare Ekstrak Etanol Daun Mindi
Utami, Evy Tri, dkk 2018. Efek Antiinflamasi Ekstrak Daun Sembukan
LAMPIRAN
A. Ekstraksi
Serbuk
Daun Mindi (Melia azedarach L.)
31
Filtrat Residu
- Dipekatkandengan rotary
evaporator
Ekstrak
Daun Mindi (Melia azedarach L.)
Daun Mindi
(Melia azedarach L.)
MencitJantan
(Mus musculus)
- Ditimbang Dicucibersih, dipotong-
-Dipuasakan3-4 jam potongkecil,
-Dikelompokkan dikeringkandengancaradia
ngin-anginkan,
Diukur Volume Udem selanjutnyadibuatekstrak
Awal Kaki Mencit Ekstrak Serbuk Daun Mindi
(Melia azedarach L.)
Diinduksi dengan
Karagenin 1%
Diukur Volume
Udem Pasca Induksi
PerlakuanTerhadapHewan Uji
Pengukuran Volume Udem Kaki Mencit Putih Tiap Interval Waktu 30 Menit
Pembahasan
Kesimpulan