Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di zaman
moderen ini, maka manusia berusaha untuk menciptakan atau membuat suatu
peralatan yang lebih efisien dan praktis yang dapat membantu bahkan
menggantikan tenaga manusia dengan alat bantu yaitu berupa mesin. Dinamo atau
yang lebih kita kenal dengan motor listrik merupakan sebuah perangkat elektro
magnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik
ini digunakan untuk ,misalnya memuter impeler pompa, fan atau blower,
menggerakkan kompresor, mengangkat bahan dll. Kebutuhan dinamo kian
meningkat, dinamo digunakan juga pada alat rumah tangga sepertimixer,
borlistrik, fan angin dll serta di industri. Dinamo kadang kala disebut kuda kerja
nya industri sebab diperkirakan bahwamotor motor menggunakan sekitar 70%
beban listri total diindustri.
Dinamo banyak digunakan di dalam dunia industri karena penggunaannya
sangat mudah. Dinamo sendiri terdiri dari beberapa komponen dan salah satu
komponen utamanya adalah kumparan berupa lilitan tembaga. Pada era teknologi
yang berkembang sangat pesat, home-industry yang menawarkan jasa
penggulungan dinamo di Indramayu dan sekitarnya masih banyak menggunakan
tenaga manual, yaitu tenaga manusia. Hal tersebut tidak praktis karena memiliki
banyak kekurangan.
Oleh karena itu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pada perancangan
serta pembuatan alat ini digunakan mikrokontroler sebagai pengendali utama.
Mikrokontroler ini nantinya akan mengolah data masukan berupa jumlah
gulungan yang diinginkan.
Home Industry perbaikan dinamo di Desa Sindang Kecamatan Sindang
Kabupaten Indramayu, dalam menjalankan usahanya dengan memperbaiki motor-
motor listrik, dinamo, maupun trafo-trafo distribusi. Kerusakan yang sering terjadi
pada perlatan-peralatan tersebut sering kali terjadi pada kumparannya,
biasanya dikarenakan terbakar yang disebabkan kelebihan muatan. Proses
menggulung kumparan/lilitan pada dinamo bisa dilakukan secara manual
maupun dengan menggunakan mesin penggulung. Jenis mesin penggulung
yang biasa digunakan Home Industry Dinamo di Desa Sindang Kecamatan
Sindang Kabupaten Indramayu masih menggunakan Mechanical Counter.

Gambar 2. 1 Mechanical Counter

Ketelitian dan ketepatan lilitan bisa mempengaruhi kualitas hasil dari


dinamo, untuk itu penelitian ini diperuntukkan untuk memperbaiki kualitas
tersebut dengan menambahkan otomatisasi pada mesin penggulung yang biasa
digunakan Home Industry Dinamo di Desa Sindang Kabupaten
Indramayu .Perlunya otomatisasi mesin penggulung agar hasil gulungan untuk
dinamo bisa lebih cepat proses penggulungannya. Selain itu hasil gulungan bisa
didapatkan jumlah gulungan yang lebih presisi. Serta bisa ditampilkan hasil
dari jumlahnya kedalam LCD, untuk memudahkan pembacaan hasil lilitan.
Pengotomatisasian yang akan dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan
mikrokontroller ATMEGA328. Mikrokontroller ini bisa didapatkan dipasaran
dengan nama Arduino.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan rumusan masalah di atas hanya beberapa


point yang akan menjadi batasan pembahasan dalam laporan ini :

1. Bagaimana merancang rangka mesin penggulung dinamo.


2. Bagaimana membuat program coding untuk kontoller.
3. Bagaimana merancang sistem kelistrikan mesin penggulung dinamo.
4. Bagaimana merancang Shaft Joint.
5. Bagaimana merancang roller shaft.
6. Bagaimana merancang cover box
7. Bagaimana merancang sitem penggerak mesin dynamo semi otomatis
8. Bagaimana Merancang Stand Roll kawat email .

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan rumusan masalah di atas hanya


beberapa point yang akan menjadi batasan pembahasan dalam laporan ini :
1. Merancang dan menganalisa rangka mesin penggulung dinamo semi
otomatis
2. Merencanakan sistem kontrol otomatis menggunakan arduino
3. Menentukan sistem kelistrikan mesin penggulung dynamo semi otomatis
4. Merancang Shaft Joint
5. Merencanakan roller shaft
6. Menentukan dimensi cover box
7. Menentukan Sistem Penggerak mesin penggulung dynamo
8. Merencanakan Stand Roll kawat email

1.4 Tujuan

1. Mengetahui perancangan rangka pada mesin penggulung dynamo


2. Mengetahui sistem kontrol otomatis menggunakan arduino
3. Mengetahui sistem kelistrikan
4. Mengetahui perancangan Shaft Joint
5. Mengetahui perancangan roller shaft
6. Mengetahui perancangan cover box
7. Mengetahui perancangan sistem penggerak
8. Mengetahui Perancangan Stand Roll

1.5 Manfaat

1. Terciptanya sebuah inovasi baru mesin penggulung dynamo semi otomatis


2. Dapatkan memaksimalkan dalam penggulungan dynamo
3. Memberikan kemudahan untuk masyarakat dalam menjalankan usaha
elmot rewinding.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penyelesaian penulisan ini, maka penulis


melanjutkan sistematika penulisan dengan maksud mempermudah dan
memperjelaskan tujuan dari bab yang akan dibahas, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan


masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, penelitian dan sistematika
penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan menguraikan mengenai teori dasar yang berkaitan
langsung dengan masalah yang akan diteliti.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang objek penelitian, metode pengumpulan


data, dan metode analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan hasil-hasil dari tahapan penelitian, dari tahap
analisis, desain, implementasi desain, hasil pengujian dan implementasinya,
berupa penjelasan teoritik, baik secara kualitatif, kuantitatif, atau secara
statistic.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini menjelaskan tentang simpulan dan saran hasil penelitian
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kawat Email

Polyurethane enamel wire dengan kode UEW merupakan kawat tembaga


yang menggunakan material pelapis berupa bahan polyurethane. Material
polyurethane memiliki ketahanan suhu antara 90⁰C hingga 155⁰C. Lebih
tepatnya, jenis ini produksi dalam 3 jenis dengan varian 90⁰C,130⁰ dan 155⁰.
Kawat ini mempunyai ukuran yang lebih kecil dari segi diameter, yakni mulai
0.05 hingga 1mm. Lapisan dengan bahan tersebut dapat disolder dengan
menggunakan peralatan solder tanpa harus dikupas terlebih dahulu. Ada
beberapa jenis kawat enameled antara lain :

a. Kawat Polyester Enamelled Wire (PEW)

Kawat jenis polyester enameled wire atau PEW merupakan tipe kawat
yang pelapisannya menggunakan bahan polyester dengan ketahanan suhu
hingga 155⁰C. Pada umumnya kawat tipe ini diproduksi dengan ukuran antara
0,08mm hingga 2mm. Kawat PEW ini sering digunakan untuk belitan pada
motor listrik seperti kompresor, pompa air, motor blender, motor mixer hingga
kipas angin.

b. Kawat Polyester Enamelled Imide Wire ( EIW)

Kawat jenis ini merupakan kawat yang mampu menahan suhu hingga
180⁰C. Dipasarkan pada umumnya diproduksi dengan ukuran 0,3mm hinga
3,00mm. Kawat EIW ini banyak digunakan pada motor industry yakni, motor
blower, motor penggerak mesin, serta berbagai motor dengan beban besar.

c. Kawat Polymide Imide Enamelled Wire (AIW)

Kawat jenis polymide imide sering disebut AIW atau EAIW merupakan
kawat yang memiliki ketahanan suhu hingga 220⁰C. Diameter kawat yang
beredar di pasaran adalah ukuran 0,40mm hingga 5,00mm. Jenis kawat ini
banyak diaplikasikan pada trafo dan motor listrik. Motor seperti dynamo dan
pompa air juga banyak menggunakan kawat jenis AIW ini.

Gambar 2.2 Kawat Email


2.2 DINAMO

Dinamo atau istilah lainnya disebut sebagai generator adalah sebuah mesin
listrik yang dapat mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Konsep
kerja dinamo sama dengan generator yaitu memutar kumparan di dalam
medan magnet atau memutar magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang
berputar disebut rotor, sedangkan bagian dinamo yang tidak bergerak disebut
stator. Pada posisi ini dinamo akan menerima energi dalam bentuk gerak dan
mengeluarkannya menjadi sebuah aliran listrik statis. Pada konsep yang
sederhana, dinamo terdiri dari sebuah lilitan kawat yang diletakan di dalam
kumaparan atau medan magnet, hal ini dapat ditemui pada pembangkit listrik
tenaga air, di mana aliran air akan diarahkan pada turbin untuk menghasilkan
gerak rotasi yang berulang-ulang.

Gambar 2. 3 Motor Listrik


Dinamo atau istilah lainnya di sebut juga sebagai generator dibedakan menjadi
dua, yaitu dinamo arus dua arah atau bolak-balik AC (Alternating Current) dan
dinamo arus satu arah DC (Direct Current).

 Dinamo AC memiliki dua buah cincin putar sehingga arus listrik yang
dihasilkan berupa arus listrik bolak-balik. Dinamo AC juga disebut sebagai
generator alternator. GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi pada generator AC
bisa diperbesar dengan cara menambah dan memperbanyak lilitan kawat pada
kumparan, mempercepat putaran rotor, menambahkan inti besi lunak ke dalam
kumparan, hingga menggunakan magnet permanen yang lebih kuat dan tahan
panas. Secara keseluruhan, generator AC terdiri dari rotor, stator, dan celah
udara (ruang antara stator dan rotor).
 Dinamo DC hanya memiliki satu cincin yang terbelah di tengah, cincin ini
biasa disebut dengan komutator atau cincin belah. Dengan adanya komutator,
arus listrik yang dihasilkan berupa arus listrik searah. Sedangkan prinsip kerja
generator DC sama halnya dengan dinamo AC, namun yang membedakan
dinamo AC dan DC adalah ada pada arah arus induksinya yang tidak berubah
atau tetap, komutator ini dapat menghasilkan komutasi, di mana peristiwa
komutasi ini dapat mengubah arus yang dihasilkan dinamo menjadi searah.
Dinamo DC terdiri dari 2 bagian yaitu stator atau kumparan kawat yang diam,
dan rotor berputar mengikuti arus magnet yang berputar.
Prinsip kerja dinamo ini berlandaskan pada hukum Faraday yang
membuktikan apabila lilitan kawat yang dapat menghantarkan listrik berada
pada medan magnet yang dapat berubah-ubah, maka pada lilitan kawat tersebut
akan terbentuk GGL induksi. Begitu pula sebaliknya, apabila lilitan kawat yang
dapat menghantarkan listrik tersebut diubah sedemikian rupa dalam medan
magnet, maka lilitan kawat tersebut akan terbentuk GGL induksi. Tegangan
GGL induksi ini dapat dibentuk dan diperbesar dayanya, namun hal ini
tergantung pada jumlah lilitan kawat dalam kumparan, kekuatan medan magnet
yang dihasilkan, dan kecepatan perputaran dinamo. Hukum Faraday sangat
berkaitan erat dengan sudut pandang Relativitas Einstein tentang induksi
elektromagnetik.
Berikut cara menghitung daya motor yang dibutuhkan dalam motor listrik :
fx 120
N=
P

N : jumlah putaran permenit (Rpm)

F : frekuensi (Hz)

P: Jumlah kutub gulungan (Pole)

2.2.1 REWINDING
Rewinding merupakan salah satu proses perbaikan kumparan pada stator
motor induksi. Hal ini bertujuan guna terciptanya sebuah motor induksi 3-fasa
yang mulanya terbengkalai menjadi suatu unit yang baru. Rewinding dilakukan
umumnya mengacu pada data-data nameplate, dimana metode perencanaan lilitan
yang dilakukan harus mempertimbangkan beberapa hal berupa : diameter kawat,
jumlah belitan, jumlah alur perkutub perfasa, langkah alur, langkah fasa, serta
connection winding sebagai penentu akhir kinerja motor induksi. Berdasarkan
hasil perhitungan, diperoleh bahwa diameter kawat berukuran 0,45mm dengan 86
belitan pada tiap alur dimana resistansi rata-rata perfasa sebesar 16 Ω. Ketika
frekuensi masukan 40Hz, daya yang dihasilkan 504,59 Watt dengan arus 2,0A.
Ketika frekuensi 45Hz, daya yang dihasilkan 539,39 Watt dengan arus 2,1A. dan
pada frekuensi 50Hz, daya yang dihasilkan 480,0 Watt dengan arus 1,8A. Pada
saat resistansi kumparan ditingkatkan melalui perubahan diameter kawat menjadi
0,40mm dengan 108 belitan, resistansi menjadi 26,0 Ω. Ketika frekuensi masukan
sebesar 40Hz, daya yang dihasilkan 243,0 Watt dengan arus 0,9A. Ketika
frekuensi 45Hz, daya yang dihasilkan 251,16 Watt dengan arus 0,9A. dan pada
frekuensi 50Hz, daya yang dihasilkan 284,12 Watt dengan arus 1,0A.

2.2.2 Mesin Penggulung Dinamo


Mesin penggulung lilitan kawat Stator merupakan sebuah alat yang
berfungsi untuk membantu proses rewinding sehingga cukup efektif dan efisien
dalam proses rewinding lilitan kawat stator. Mesin penggulung lilitan kawat
transformator juga membuat lilitan kawat menjadi lebih akurat/presisi di
bandingkan dengan penggulungan secara manual.

2.3 Rangka

Rangka dirancang untuk mendukung beban dalam bentuk tertentu dan


yang terpenting dalam hampir semua kasus hanya mengalami deformasi Jika
mengalami pembebanan. semua struktur teknik atau unsur struktural mengalami
gaya eksternal atau pembebanan. hal ini akan mengakibatkan gaya eksternal
lain atau reaksi pada titik pendukung strukturnya. (Rahayu Sri, 2016)

Semua gaya yang bekerja pada benda dianggap bekerja pada titik benda
tersebut, dan jika gaya-gaya ini tidak seimbang. Oleh karena itu agar sebuah
sistem gaya dalam keseimbangan resultan semua gaya dan resultan semua momen
terhadap suatu titik =0, Persyaratan yang harus dipenuhi adalah : ∑fy = 0,∑Fx =
0, dan ∑M = 0. (Rahayu Sri, 2016).

Sebelum melakukan pembelian bahan, terlebih dahulu dilakukan


pemilihan bahan. Dimana bahan tersebut harus mempunyai beberapa kriteria
antara lain :

a. Sesuai dengan fungsinya

Bahan yang dipakai dalam pembuatan suatu produk harus sesuai dengan
fungsi dan kegunaanya.

b. Mudah didapat

Komponen atau bahan harus memenuhi syarat sebagai suatu bahan yang
akan dibuat dan terdapat dipasaran.

c. Efisiensi

Ditinjau dari pengerjaan, penggunaan, tenaga untuk pengelolaan, biaya


pengoperasian, serta perawatan.

d. Material relative murah


Bahan tersebut harganya murah, tetapi dengan kekuatan bahan yang
diinginkan tercapai dan memadai bisa menjadi pilihan sebagai alternative bahan
material yang akan digunakan. (Agung Dwi Kurniawan, 2017).

2.3.1 Perancangan Kontruksi Rangka

Gambar 2. 4 Analisis gaya beban terpusat (Rahayu Sri, 2016)


Syarat keseimbangan
Σ Fy = 0 (gaya lintang arah sumbu y)
Σ Fx = 0 (gaya lintang arah sumbu x)
Σ My = 0 (momen lentur arah sumbu y)
Σ Mx = 0 (momen lentur arah sumbu x)
(Rahayu Sri, 2016)
1. Gaya reaksi pada tumpuan R
Apabila gaya (F) terjadi pada batang konstruksi A dan B dengan tumpuan
sederhana (beban terpusat), maka gaya reaksi pada tumpuan RA dan RB sama
dengan F.
Selanjutnya melakukan perancangan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Menentukan beban (F) yang dialami rangka.
b. Menentukan gaya aksi-reaksi pada tumpuan A dan B.
ΣMA = 0
-RB . (a+b+c) + F2 . (a+b) + F1 . (a) = 0
ΣMB = 0
RA . (a+b+c) – F1 . (b+c) – F2 . (c) = 0
(Rahayu Sri, 2016)
2. Menentukan SFD dan BMD
Shear forces diagram (SFD) adalah susunan gaya yang tegak lurus dengan
sumbu batang, Sedangkan Bending momen diagram (BMD) adalah hasil kali
antara gaya dengan jarak (jarak garis lurus terhadap garis kerjanya). (Ma’arif
Faqih, 2012)

Gambar 2. 5 Diagram SFD dan BMD (Rahayu Sri, 2016)

3. Tegangan pada rangka

Gambar 2. 6 Profil besi siku


(https://www.cad-steel.co.uk/dimensions/equal-angle)

a. Momen inersia (I)


1 3 3
I= ×(BH −bh )
12
Keterangan :
I = Momen inersia (mm)
B = Lebar bidang luar (mm)
b = Lebar bidang dalam (mm)
H = Tinggi bidang luar (mm)
h = Tinggi bidang dalam (mm)
I = momen inersia (mm)
(Firmansyah Farid, 2016)

b. Safety Factor (Sf)


Faktor Keamanan (Safety Factor) adalah faktor yang digunakan
Untuk mengevaluasi agar perencanaan elemen mesin terjamin
keamanannya dengan dimensi yang minimum.

Tabel 2. 1 Safety Factor berdasarkan jenis pembebanan

Jenis Beban Nilai


Beban Statis 1,25 - 2
Beban dinamis 2–3
Beban kejut 3-5
(sumber : Libratama group, 2012)
c. Tegang Yield (σ yield) didapat dari tegangan luluh bahan.

d. Tegangan ijin (σ ijin)

σ yield
σ ijin=
sf

e. Jarak titik benda

B
y=
2

Keterangan :

y = Jarak titik benda (mm)


B = Lebar bidang ( mm )

f. Momen maksimum (Mmax) Dari hasil diagram momen maksimum

Bending momen diagram

g. Tegangan bending pada rangka (σ bending)

σ M max .y
b=
I

Keterangan :

σ b = Tegangan bending rangka (N/mm2

Mmax = Momen maksimal (N/mm)

y = Jarak titik benda (mm)

I = momen inersia (mm)

(Firmansyah Farid, 2016)

2.4 Cover Box

Cover Box adalah salah satu komponen yang terdapat pada mesin
Penggulung Lilitan Kawat Dinamo yang berfungsi untuk menempatkan
mikrokontroller dan melindungi photoelectric sensor dari faktor yang dapat
menggangu kinerja sensor sekaligus menambahkan nilai estetika pada alat.

2.5 Transmisi

Transmisi Prinsip dasar transmisi adalah mengubah putaran poros yang


ada menjadi putaran poros yang diinginkan. Adapun macam sistem transmisi
diantaranya adalah sistem transmisi roda gigi, sistem transmisi sabuk, dan
sistem transmisi rantai dan sprocket.

Pada mesin ini transmisi yang digunakan adalah pulley dan belt serta
rantai dan sprocket.
Pulley dan Belt Pulley berfungsi untuk mereduksi kecepatan dari motor.

Perbandingan kecepatan antara poros penggerak dan poros yang digerakkan


tergantung pada perbandingan diameter pulley yang digunakan. Agar dapat
mentransmisikan daya, pulley dihubungkan dengan sabuk dan memanfaatkan
kontak gesek antara pulley dengan sabuk. Pada mesin ini, pulley yang
digunakan untuk mereduksi kecepatan motor adalah sepasang atau dua pulley.
Diameter pulley yang digerakkan :
D 1 x n1
D 2=
n1
Keterangan :
D1 = Diameter puli 1 (penggerak) (mm)
D2 = Diameter puli 2 (digerakkan) (mm)
n1 = Putaran puli 1 (penggerak) (rpm)
n2 = Putaran puli 2 (digerakkan) (rpm) Sabuk dapat menghubungkan dua poros yang
saling berjauhan yang tidak dapat dihubungkan menggunakan rantai, biasanya untuk
memindahkan daya. Sabuk V terbuat dari karet dan penampang berbentuk trapezium.
Kelebihan sabuk v antara lain : perawatan mudah, harga relative murah, dalam
pengoperasian lebih tenang, kemungkinan terjadi slip lebih kecil jika dibandingkan
dengan sabuk datar, dan mampu meredam kejutan saat mesin mulai bekerja. Adapun
kekurangan dari sabuk v adalah umur lebih pendek dibandingkan 12 dengan sabuk
datar, tidak dapat digunakan pada jarak poros yang panjang, konstruksi puli lebih rumit
dibandingkan dengan sabuk datar.

Menentukan Panjang sabuk :

Keterangan :
L = Panjang sabuk (mm)
rl = Jari – jari puli kecil (mm)
r2 = Jari – jari puli besar (mm)
x = Jarak antar puli (mm)
Untuk menentukan jenis sabuk V berdasarkan diagram adalah
sebagai
berikut :
1. Tentukan daya (kW)
2. Tentukan putaran (Rpm)

Gambar 2. 7 Pulley dan VBelt Gambar 2. 8 VBelt

2.5.1 Shaft Joint

Gambar 2. 9 Shaft Joint


Shaft Joint atau bisa di sebut sebagai poros penggabung antara dua
poros dengan putaran 1:1, Shaft Joint menggabungkan antara poros output
motor listrik ke poros input gearbox. Perencanaan pembuatan Shaft Joint
menggunakan material besi poros st37 dengan diameter 30mm dan
panjang 140mm.
2.5.2 Reducer

Gambar 2. 10 Reducer

Reducer adalah alat yang berfungsi untuk mereduksi putaran


motor dengan berbagai perbandingan ratio sehingga mendapat putaran
motor yang diinginkan. Rumus untuk menghitung rasio gearbox adalah :

n
i=
n1
Dimana :
I = Rasio gearbox
n = Rpm motor bensin
nl = Rpm tujuan

2.6 Roller Shaft ( Poros Penggulung )

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap


mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama–sama dengan
putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
(Sularso, Kiyokatsu Suga. 2004)

Macam-macam poros:

a. Poros Transmisi
Poros ini mendapatkan beban puntir murni dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli, sabuk dan
sproket.

b. Spindel

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin


perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran yang disebut spindel.

c. Gandar

Poros yang seperti dipsang diantara roda-roda kereta barang,


dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh
berputar disebut gandar. (Sularso, Kiyokatsu Suga. 2004).

2.6.1 Perencanaan Poros

1. Daya (P)

Menentukan daya yang ditranmisikan, dapat menggunakan


persamaan rumus berikut :

W= F × s

Sehingga :

W
P=
t

Keterangan :

P = Daya (watt)

W = Usaha (Joule)

t = waktu (second)

F = Gaya (Newton)

s = Jarak perpindahan (meter)


( Edutafsi, 2014)

2. Putaran Poros (rpm)

3. Faktor koreksi ( fc )
Karena pada poros terjadi kejutan pada waktu meneruskan daya,
maka dibutuhkan faktor korelasi ( fc )

Tabel 2. 2 faktor korelasi

Daya yang ditransmisikan fc


Daya rata-rata yang diperlukan 1,2-2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8-1,2
Daya normal 1,0-1,5

(Sumber : Sularso, Kiyokatsu Suga, 2004)

4. Daya Rencana ( Pd)


Menentukan daya rencana dengan rumus berikut :
Pd = F c × P
Keterangan :
Pd = daya rencana (kW)
f c= Faktor korelasi
P = daya (kW)

5. Momen puntir rencana (T)


Pd
T = 9.74 × 103 ×
n1
Keterangan :
T = Torsi (kg.mm)
Pd = Daya rencana (kW)
n1 = Putaran Poros (rpm)

6. Kekuatan Tarik bahan (σ B)


Didapat dari data tegangan luluh bahan
7. Tegangan geser yang diijinkan (σ ijin)

σB
σ ijin=
( s f 1 × Sf )
2

dimana :

Sf1 = Faktor keamanan bahan


Sf2 = Faktor keamanan konsentrasi tegangan alur dan kekerasan

8. Diameter poros (ds)


5,1
ds = [ σ × K t ×C b × T ]
1/3
ijin

dimana :
σijin = Tegangan geser yang diijinkan
Kt = Faktor korelasi karena puntiran dan tumbukan ringan
Cb = Faktor korelasi karena beban dan tumbukan ringan
(Sularso, Kiyokatsu Suga 2004).

2.6.2 Bearing

Bearing adalah sebuah elemen mesin yang membatasi gerak relatif,


menumpu poros atau bidang permukaan, dan memberikan kemungkinan
poros berputar serta sebuah bidang permukaan meluncur. Hal ini
merupakan ijin sebuah gerakan relatif antara hubungan permukaan –
permukaan bagian saat membawa beban. Berdasarkan geraknya terhadap
poros, bearing dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Sliding contact bearing (bantalan luncur)
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantara lapisan pelumas.
2. Rolling contact/anti friction bearing (bantalan glinding)

Pada bantalan ini terjadi geselan glinding antara bagian yang


berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol,
dan rol bulat. Berdasarkan arah pembebanannya terhadap poros, Bearing
juga dibagi menjadi :
1. Radial bearing
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus dengan
sumbu.
2. Axial Bearing
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
3. Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
lurus dengan poros.

2.7 Mal Penggulung Lilitan Kawat

Gambar 2. 11 Besi Rel Dudukan Mal Gambar 2. 12 Mal Rewinding

Mal penggulung lilitan kawat dinamo berfungsi sebagai alat bantu untuk
mempermudah proses rewinding agar sesuai dengan lingkaran spool, sehingga
hasil rewinding bisa lebih rapih. Dalam proses rewinding ukuran mal dapat di
sesuaikan dengan ukuran spool yang akan di gulung, dalam pemasangan mal
rewinding pada mesin penggulung dinamo di butuhkan dudukan besi panjang
yang memiliki rel di tengah yang berfungsi sebagai pengatur jarak antara mal 1
dan mal 2.
2.7 Microcontroller

mikrokontroller yang terdiri dari 3 bagian:

1. Input. Bagian input adalah bagian yang berfungsi sebagai antarmuka antara
manusia dengan sistem, bagian input ini direalisasikan dengan sebuah keypad,
dimana pengguna dapat memasukkan perintah berupa nilai settingan jumlah
gulungan, menentukan mode program yang aktif, serta perintah untuk memulai
operasi, menambah dan mengurangi kecepatan motor stepper.

2. Proses. Bagian proses adalah bagian yang berfungsi sebagai pengolah data
sekaligus mengendalikan jalannya kerja sistem. Pada bagian ini data dari bagian
input diolah sedemikian rupa dan disimpan dalam memori sebagai program dari
nilai kondisi output yang diinginkan, yang nantinya akan dijadikan sebagai nilai
acuan/pembanding dari nilai yang telah dicapai aktuator. Adapun otak dari proses
ini adalah sebuah Mikrokontroler Arduino. Arduino adalah kit elektronik atau
papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen
utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan
Atmel. Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (integrated circuit) yang
bisa diprogram menggunakan komputer (Syahwil, Muhammad, 2014). Tujuan
menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik
dapat membaca input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan
output sesuai yang diinginkan

3. Output. Pada bagian output teridiri 2 komponen yaitu motor stepper dan LCD
displai. Motor stepper sebagai aktuator, dimana poros motor ini akan dihubungkan
dengan sistem mekanik alat penggulung manual dan displai berfungsi untuk
menampilkan data numerik baik nilai setting jumlah gulungan maupun nilai
setting kecepatan putaran.
Gambar 2. 13 Microcontroller
2.7.1 Arduino

Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang

Bersifat open source. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat pengembangan,
tetapi juga sebagai kombinasi dari hardware, bahasa pemograman dan Integrated

Development Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah software yang
sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan
meng-upload ke dalam memory microcontroller. (Djuandi Feri. 2011)

Yang membuat arduino dengan cepat diterima oleh orang-orang adalah :

a. Murah, dibandingkan platform yang lain harga sebuah papan Arduino cukup
terbilang murah.
b. Lintas platform, software Arduino dapat dijalankan pada system operasi
Windows, Macintosh OSX dan Linux.
c. Sangat mudah dipelajari dan digunakan. Processing adalah bahasa
pemrograman tingkat tinggi yang dialeknya sangat mirip dengan C++ dan
Java.
d. Sistem yang terbuka, baik dari baik dari sisi hardware maupun software.
(Djuandi Feri. 2011)
Arduino terdiri dari beberapa bagian yaitu :

Gambar 2. 14 (Papan Arduino (Djuandi Feri. 2011)


1. USB Soket/Power USB
USB Soket/Power USB digunakan untuk memberikan catu daya ke
Papan Arduino menggunakan kabel USB dari komputer. Selain menjadi
port catu daya, USB juga memiliki berfungsi untuk:
a. Memuat program dari komputer ke dalam board Arduino.
b. Komunikasi serial antara papan Arduino dan komputer.
2. Power (Barrel Jack)
Papan Arduino dapat juga diberikan catu daya langsung. Tegangan yang
dapat diberikan kepada Arduino maksimal 12volt dengan range arus
maksimal 2A (Agar regulator tidak panas).
3. Voltage Regulator
Fungsi dari voltage regulator adalah untuk mengendalikan atau
menurunkan tegangan yang diberikan ke papan Arduino dan menstabilkan
tegangan DC yang digunakan oleh prosesor dan elemen-elemen lain.
4. Crystal Oscillator
Crystal oscillator membantu Arduino dalam hal yang berhubungan
dengan waktu.
5. Arduino Reset
Terdapat dua cara untuk mereset Arduino Uno. Pertama, dengan
menggunakan reset button pada papan arduino. Kedua, dengan menambah
reset eksternal ke pin Arduino yang berlabel.
6. Supply 3.3 output volt
7. Supply 5 output volt
Sebagaian besar komponen yang digunakan papan Arduino bekerja
dengan baik pada tegangan 3.3 volt dan 5 volt.
8. GND (Ground)
Ada beberapa pin GND pada Arduino, salah satunya dapat digunakan
untuk menghubungkan ground rangkaian.
9. Vin
Pin ini juga dapat digunakan untuk memberi daya ke papan Arduino dari
sumber daya eksternal, seperti sumber daya AC.
10. Analog pins
Papan Arduino Uno memiliki enam pin input analog A0 sampai A5. Pin-
pin ini dapat membaca tegangan dan sinyal yang dihasilkan oleh sensor.
Program dapat membaca nilai sebuah pin input antara 0 – 1023, dimana hal
itu mewakili nilai tegangan 0 – 5V.
11. Main microcontroller
Setiap papan Arduino memiliki Mikrokontroler. IC (integrated circuit)
utama pada Arduino sedikit berbeda antara papan arduino yang satu dengan
yang lainnya
12. ICSP pin
In-Circuit Serial Programming (ICSP), Port ICSP memungkinkan
pengguna untuk memprogram microcontroller secara langsung,
tanpa melalui boot Loader.
13. Power LED indicator
LED ini harus menyala jika menghubungkan Arduino ke sumber daya.
Jika LED tidak menyala, maka terdapat sesuatu yang salah dengan
sambungannya.
14. TX dan RX LED
TX (transmit) dan RX (receive). TX sebagai pengirim sinyal dan RX
sebagai penerima, di pin digital 0 dan 1, Untuk menunjukkan pin yang
bertanggung jawab untuk komunikasi serial kedua TX dan RX
15. Digital I/O
Papan Arduino Uno memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin output
menyediakan PWM (Pulse Width Modulation). Pin-pin ini dapat
dikonfigurasikan sebagai pin digital input untuk membaca nilai logika (0
atau 1) atau sebagai pin digital output untuk mengendalikan modul-modul
seperti LED, relay, dan lain-lain. Pin yang berlabel “~” dapat digunakan
untuk membangkitkan PWM.
16. AREF
AREF merupakan singkatan dari Analog Reference. AREF kadanag-
kadang digunakan untuk mengatur tegangan referensi eksternal (antar 0 dan
5 Volts) sebagai batas atas untuk pin input analog input.
(Djuandi Feri. 2011)
2.7.2 photoelectric sensor
Sensor Photoelectric Sensor photoelectric adalah alat yang digunakan
untuk mendeteksi keberadaan suatu objek yang biasanya berbentuk padat. Alat ini
menggunakan energi cahaya yang berasal dari energi listrik sebagai
penginderanya. Berdasarkan prinsip kerjanya, secara umum alat ini dibagi ke
dalam dua jenis. Jenis yang pertama ialah jenis refleksi, pada jenis ini alat
pengirim cahaya (transmitter) dan penerima cahaya (receiver) berada pada satu
tempat. Apabila ada benda pada posisi yang dideteksi maka cahaya yang di
kirimkan oleh sensor ini akan dipantulkan kembali ke arah sensor itu dengan
sudut yang berbeda tetapi masih dalam sumbu yang sama.

Gambar 2. 15 Photoelectric Sensor Type U


2.7.3 Keypad

Gambar 2. 16 Keypad
Keypad adalah rangkaian tombol yang berfungsi untuk memberi
sinyal pada suatu rangkaian dengan menghubungkan jalur-jalur tertentu juga
terdiri dari sejumlah saklar/tombol, yang terhubung sebagai baris dan kolom.
Keypad ini murapakan suatu alat input/masukan dalam bebrapa alat yang
berbasis mikroprosesor atau mikrokontroler.

2.7.4 LCD (Liquid Crystal Display)

Gambar 2. 17 LCD (Liquid Crystal Display)


LCD (Liquid Cristal Disply) adalahsalah satu komponen elektronika yang
berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD
(Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang
dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan
cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit
atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display)
berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka
ataupun grafik.

2.8 Panel Listrik

Gambar 2. 18 Desain Box Panel


Panel Listrik atau Electrical Switchboard adalah sebuah peralatan atau
perangkat yang terdiri dari beberapa komponen listrik yang diatur dan disusun
sedemikian rupa guna mendistribusikan dan menyalurkan tenaga listrik dari
sumber tenaga listrik kepada konsumen atau penggunanya.

Pada umumnya panel listrik berbentuk persegi atau kubus yang terbuat
dari plat besi dengan ketebalan 0,5 – 1 mm sebagai wadah atau tempat
terpasangnya berbagai komponen listrik dan tersedia dalam berbagai ukuran,
bahan, model dan spesifikasi lainnya.
Panel listrik juga dilengkapi dengan pintu pada bagian depan yang dapat
dibuka tutup bahkan dikunci, sehingga wadahnya tertutup dari segala sisi agar
terlindungi dari masuknya benda-benda lain atau yang membahayakan dari luar.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Flowchart Pengerjaan Tugas Akhir


Diagram alur (flowchart) untuk pembuatan Tugas Akhir Mesin Penggulung
dinamo Semi Otomatis dapat dilihat pada gambar
3.1.1 Keterangan flow chart
Mulai

Pemilihan awal penelitian / latar


belakang merencanakan mesin
penggulung dinamo semi otomatis

Studi pustaka

Rancangan Kerangka meliputi


Konsep dan rancangan Rangka mesin
Gambaran umum: Pemilihan material dan dimensi
- Unit kerangka mesin Cover Box
- Unit kontrol mesin Pemilihan material, dimensi
- Unit Transmisi Stand Roll

Evaluasi dan
perbaikan Konsep dan Rancangan unit kontrol mesin
rancangan Kontrol Arduino
Desain 3D dan assembly
Pemilihan komponen Arduino
Program Arduino
Pemasangan Box Panel

Rancangan unit Transmisi


 Reducer
 Pulley & VBelt
Pengujian hasil  Shaft
rancangan dan
desain

Desain 2D

Selesai

Gambar 3. 1 FlowChart perencanaan mesin penggulung dinamo


1. Mulai.
Mulai merencanakan tugas akhir dengan mempersiapkan segala
sesuatunya.
2. Pemilihan awal penelitian / latar belakang merencanakan mesin
penggulung dinamo semi otomatis berbasis arduino.
Langkah awal dalam melakukan pemilihan dan menentukan judul
tugas akhir
3. Studi pustaka
Dengan mencari referensi ataupun data – data yang dibutuhkan dari
sumber sumber terkait dengan menggunakan beberapa metode, antara
lain :
a. Studi literatur
Mengumpulkan data – data atau referensi yang berguna dan
sesuai dengan pokok permasalahannya. Sebagian besar metode di
ambil dari situs – situs internet, dan sisanya dari buku – buku cetak.
b. Diskusi ilmiah
Mengumpulkan data – data yang dibutuhkan dengan melakukan
serangkaian diskusi dengan dosen pembimbing dan teman-teman
yang lebih menguasai, sehingga dapat pemecahan masalah yang di
hadapi.
c. Studi lapangan
Mengumupulkan data dengan mengamati, mencatat dan terjun
langsung ke lapangan, dengan ini didapati data yang benar – benar
aktual dan akurat.
4. Perencanaan kerangka mesin dan kontrol mesin
a. Kerangka mesin
Perencanaan kerangka mesin terdapat beberapa komponen meliputi :
1. Rangka
Melakukan perhitungan dan pemilihan material rangka yang
akan digunakan dan menentukan dimensi rangka, lalu kemudian
menganalisa kekuatan rangka.
2. Cover Box
Menentukan material, dimensi cover box.
3. Poros
Melakukan perhitungan dan pemilihan material poros yang akan
digunakan dan menentukan dimensi poros.
4. Stand Roll
Merancang ,menentukan dimensi dan material .
b. Kontrol Mesin
- Kontrol otomatis pada mesin mengguanakan platform Arduino
dan pemilihan komponen – komponen Arduino dan melakukan
pembuatan program Arduino pada mesin.
- Rangkaian Kelistrikan pada mesin menggunakan box panel dan
pemilihan rangkaian komponen pada box panel.
5. Desain 3D dan assembly
Membuat desain 3D dan assembly yang sesuai dengan perancangan
menggunakan software Solidworks.
6. Pengujian hasil rancangan dan desain
Menguji hasil perancangan dan desain menggunakan software
Solidwroks.
7. Evaluasi dan perbaikan Konsep dan rancangan
Pada saat pengujian diketahui perancangan tidak aman atau tidak sesuai
maka dievaluasi dan memperbaiki perancangan.
8. Desain 2D di software AutoCAD
Jika hasil perancangan aman atau sesuai dengan yang diinginkan maka
membuat desain 2D di software AutoCAD dengan standar ISO.
9. Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan Mesin Penggulung Dinamo Semi Otomatis


4.1.1 Desain Gambar
Desain mesin penggulung dinamo semi otomatis yang dirancang dengan
Cover Box berfungsi untuk menempatkan mikrokontroller dan melindungi
photoelectric sensor dari faktor yang dapat menggangu kinerja sensor sekaligus
menambahkan nilai estetika pada alat. Sistem penggerak pada mesin
menggunakan Motor Listrik yang di transmisikan pada reducer dan Arduino
sebagai microcontroller dinilai lebih praktis karena waktu dan tenaga yang
diperlukan lebih sedikit. Mesin yang lebih modern dengan kontrol otomatis
menggunakan Arduino yang setiap saat bisa di ubah ke manual jika terjadi
problem. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini :
4.2 Perencanaan Komponen Utama Mesin

4.2.1 Rangka

Dalam pembuatan mesin penggulung dinamo, rangka merupakan bagian


yang terpenting untuk menopang semua komponen. Oleh karena itu rangka harus
didesain sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil yang kuat dan aman.

B
A

C
D

Gambar 4. 1 Rangka Mesin Penggulung Dinamo


1. Analisa beban pada batang C – D

Batang yang menerima beban yang terberat dan terpusat adalah batang C –
D yang berasal dari beberapa komponen mesin (Pulley + Cover Box + Box Panel
+ Shaft Roller).
Sehingga batang C – D dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Pulley = 1 kg
b) Cover box = 4 Kg
c) Box Panel = 2 kg
d) Besi rel = 5 kg
e) Mal = 1 kg
f) Poros = 3 kg
g) Produk = 10 kg

Beban total yang di terima batang C – D adalah 1 kg + 4 kg + 2 kg + 5kg +


1kg + 3 kg + 10 kg = 26 kg
F = 26 kg

C D
360 400
RV RVD
C

Gambar 4. 2 Pembebanan Terpusat


ΣMC = 0
26 ×360+ RV D × 760=0
9.360+760 RV D =0
−9.360
RV D = =−12,32 kg
760
ΣMD = 0
−400× 26−RV C × 760=0
−10.400−760 RV C =0
10.400
RV C = =−13,68 kg
−760
F = 26 kg

C D

360 400

1
3 +
S
F
- D
-
1
2
4
,
.
3
2 +
0 k B
g M
Gambar 4. 3 Diagram SFD dan BMD
D
Pada hasil diagram pada gambar 4.3 diperoleh nilai momen maksimum
yang diterima rangka sebesar 4.924,8 kg.mm.
2. Perhitungan Momen Inersia Pada Besi Siku
Material yang dipilih adalah besi siku dengan ukuran 50x50x4 untuk
membuat rangka mesin pengupas dan pemotong kentang semi otomatis, memiliki
perhitungan momen inersia seperti berikut :

Gambar 4. 4 Profile besi siku


Table 4. 1 Klasifikasi Momen Inersia

A X Y AX AY D
200 2 25 400 5000 16,50
200 29 2 5800 400 19,30

Σ Ax 6200 Σ Ay 5400
X= = =15,5 Y= = =13,5
ΣA 400 ΣA 400
C=(15,5, 13,5)

d 1=¿ X =2−15,5 =−13,5 ¿Y 1=25−15,5=9,5


1
d 2=¿ X =29−13,5 =13,5 ¿Y 2=2−13,5=−11,5
2

d 1=√ X 1 + Y 1 ¿ √ 13,5 + 9,5 d 2=√ X 2 +Y 2


2 2 2 2 2 2

¿ √ 15,5 +(−11,5¿¿ 2) ¿
2
¿ √ 182,25+90,25¿ √ 272,5¿ 16,50
¿ √ 240,25+132,25¿ √ 372,5¿ 19,30

Maka momen inersia pada besi siku L adalah :

( )( )
3 3
b 1. h 1 b 2. h 2
I= + A 1. d 1 + + A 2. d 2
12 12

¿( +200 . 16,50) + ( +200 .19,30)


3 3
4 . 50 50. 4
12 12
¿ ( 500.000
12
+200 .16,50 ) +(
3200
12
+200 .19,30 )

( )( )
3 3
4 . 50 50. 4
¿ +200 . 16,50 + +200 .19,30
12 12
¿ ( 41.666+ 330 ) + ( 266,6+3860 ) ¿ 44.966+ 3860¿ 49.092,6 mm 2

3. Jarak Titik Berat

Y 1. A 1+Y 2. A 2 25. 200+2 . 200 5000+ 400 5400


Y= ¿ ¿ ¿ =13,50 mm
A 1+ A 2 400 400 400

4. Tarik Rangka

Mmax . y 4.924,8 .13,50 ¿ 1,354 kg ≈ 13,54 N /mm2


σ tarik rangka= ¿ 2
i 49.092,6 mm

5. Safety Factor

σ yeild bahan 250


¿ ¿ =18,463
σ tarik rangka 13,54

4.2.2 Simulasi pembebanan rangka

Berikut ini simulasi pembebanan rangka yang dilakukan mengguanakan


software solidworks.
Gambar 4. 5 Hasil simulasi rangka
Setelah dilakukan simulasi nilai maximum Von Mises pada rangka sebesar
6.618e+007, Sedangkan yield strength dari material ASTM A36 Steel adalah
2.500e+008. Karena nilai Von mises < yield strength maka bisa dipastikan rangka
aman dan bisa diaplikasikan

4.3 Cover Box

Cover Box yang digunakan di mesin penggulung dinamo ini berfungsi


untuk menutup bagian atas rangka dan menempatkan mikrokontroller serta
melindungi photoelectric sensor dari faktor yang dapat menggangu kinerja sensor
sekaligus menambahkan nilai estetika pada alat. Pembuatan cover box
menggunakan besi plat dengan ketebalan 1,2 mm dengan dimensi yang
disesuaikan dengan kebutuhan rangka yaitu : P61 cm x L36 cm x T19 cm.

Gambar 4. 6 Cover Box


4.4 Perhitungan Daya Motor Listrik

Motor listrik merupakan satu satunya penggerak pada mesin penggulung


dinamo semi otomatis. Motor listrik menggerakan transmisi yang terhubung ke
gearbox yang terhubung pada roller shaft, berikut adalah perhitungan daya motor
listrik pada mesin penggulung dinamo semi otomatis.
Beban yang akan di gerakan oleh motor listrik
1. Berat gulungan : 10 kg
2. Roller Shaft : 3 kg
3. Besi Rel : 5 kg
4. Pulley : 1 kg
5. Shaft Joint : 1 kg
6. Mal : 1 kg
Total beban = 21 kg = 210 N

4.4.1 Perhitungan rencana daya motor


Berdasarkan data beban yang sudah direncanakan di atas, maka dapat
dihitung perencanaan torsi seperti berikut :
Diketahui :
F = 210 N (Gaya beban)
r = 0,7 m
T =Fxr
T = 210N x 0,7m
= 147 N.m
Jadi dari torsi yang di butuhkan 3 N.m
Setelah torsi di dapatkan maka daya motor (P) dihitung dengan persamaan
di bawah ini :
P =ω. T
Dimana :
P = Daya mesin
T = Torsi (N.m)
ω = Kecepatan sudut (rad/sec)

2. π . n
ω =
60

2.3,14 .14
ω =
60

¿ 1,465 rad/sec

P = 1,465 x 147 N.m


= 215,355 watt
= 0,215 kw
fc = 1,2 x 0,215
= 0,258 kw.
Dimana: P = Daya motor (watt). T = Torsi (Nm), ω = Kecepatan sudut
(rad/s). Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka daya motor yang dibutuhkan
1 HP = 0,75 kw

Maka motor terpilih adalah dengan spesifikasi berikut

Dinamo Listrik 1 HP Merk Bologna

Tipe : BLA 80M2-A

Power : 0,75 kw

Putaran : 4P (1400 rpm)

Voltage : 1 phase (220 Volt)

4.5 Diameter Poros

Diameter poros dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2.6

5,1
Ds=[ Kt . Cb. T ]1/3
σijin

Dimana :

Ds = diameter poros (mm)


Kt = faktor koreksi momen puntir (1,0 – 1,5)

Cb = faktor koreksi beban lentur (1,2 – 2,3)

Momen rencana (T)

Momen rencana dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.4

Yaitu :

Pd
T = 9,74 x 105 . (kg.mm)
n1

Dimana :

T = momen puntir / Torsi (kg/mm)

n1 = putaran mesin (rpm)

Pd = daya yang direncanakan (kw)

0,258 kw
T = 9,74 x 105 = 1795
1400

5,1
Ds = [ × 1,5× 2,4 ×1795 ¿ 1/3
4,75

= 18 mm

Dari perhitungan diatas dapat diketahui poros yang akan digunakan pada mesin
penggulung dinamo ini berdiameter 18 mm akan tetapi ukuran poros tersebut
mempunyai bantalan bearing yang tidak mudah didapatkan di pasaran, sehingga
ukuran poros di tetapkan menjadi diameter 20 mm.

4.6 Bantalan

Bantalan yang digunakan pada mesin ini adalah jenis bantalan glinding
karena gesekan yang terjadi kecil dan relatif konstan sehingga gesekan yang
terjadi pada poros kecil.
Dengan menggunakan bantalan glinding khusus dengan type bantalan
yang di gunakan adalah pillow block ball bearing, karena adanya beban putar
dari samping (axial load), dan lebih praktis karena bearing sudah di lapisi
dengan rumah bearing. Dengan dimensi bearing dimeter Shaft 20 mm.

4.7 Perhitungan perencanaan gearbox dan pulley

A. Gearbox
Input rpm pada gearbox adalah 1400 rpm, sedangkan output rpm yang
dibutuhkan pada gearbox adalah 35 rpm. Untuk mencari rasio gearbox
yang dibutuhkan aadalah dengan persamaan berikut :

n1 = 1400

n2 = 35

n1 1400
= =40
n2 35

Jadi gearbox yang dibutuhkan pada mesin penggulung dinamo adalah


rasio 1:40

B. Pulley

Untuk mencari pulley 2 dengan rpm akhir yang direncanakan adalah 14


maka didapatkan diameter pulley ke2 dengan persamaan berikut :

D 2 n1
=
D 1 n2

n1
D 2 = D 1x
n2

35
= 7,62 x
14

= 19,5

= 7,6 inch = 8 inch


Dari perhitungan diatas dapat diketahui puley yang akan digunakan pada mesin
penggulung dinamo ini berukuran 7,6 inch akan tetapi ukuran pulley tersebut
tidak mudah didapatkan di pasaran, sehingga ukuran pulley di tetapkan menjadi 8
inch.

4.8 V-Belt

Panjang belt yang dibutuhkan :

L=π ( r 1+ r 2 )+2 X + ¿¿

L=3,14 (38,1+114,3)+ 2.410+¿ ¿

1451,61+ 13064,46
L=(1634,99)+ 820+( )
820

¿ 1634+ 820+17,60

97,28
¿ =48,6 inch
2

4.9 Mal Penggulung

Mal penggulung lilitan kawat dinamo yang digunakan adalah jenis mal
oval 6 slot dapat digunakan untuk belitan stators dari fase tunggal atau tiga fase
motor dan transformator. Pemasangan mal dikombinasikan menggunakan besi rel
pada dudukan mal membuat kisaran belitan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
sehingga penggunaannya lebih fleksibel. Material yang digunakan pada mal
adalah plastic ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) karna sifat dari plastic
ABS tidak akan meninggalkan goresan apabila tidak sengaja tergesek oleh
benda tajam dan ABS juga memiliki tingkat resistensi yang tinggi, tahan terhadap
suhu panas, sedangkan material yang digunakan pada besi rel adalah besi ST37
dengan ketebalan 8 mm, panjang 700 mm , diameter lubang poros 20 mm dan
lebar lubang rel 10 mm.

4.10 Microconroller
Pada sistem otomatisasi mesin penggulung dinamo menggunakan
microcontroller Arduino UNO Atmega328p.

4.10.1 Arduino

Pemilihan Arduino sebagai mikrokontroler pada mesin penggulung


dinamo semi otomatis karena sistemnya yang terbuka baik dari sisi software
maupun hardware, bahasa pemrograman Arduino juga mudah untuk dimengerti
dan harganya juga sangat terjangkau dibandingkan mikrokontroler yang lain,
Sehingga memungkinkan untuk diaplikasikan pada mesin ini.

4.10.2 Sensor

Sistem sensor yang digunakan pada mesin penggulung dinamo semi


otomatis adalah Optocoupler Photoelectric . Optocoupler mempunyai kelebihan
isolasi listrik yang tinggi diantara terminal input dan output, hal tersebut
memungkinkan sinyal digital yang relative kecil sehingga dapat mengontrol arus
tegangan dan daya AC tinggi.

Gambar 4. 7 Sensor Optocoupler Photoelectric

4.10.3 LCD (Liquid Crystal Display)

Fungsi display dalam mikrokontroler sangat penting sekali diantaranya


yaitu : mematikan data yang kita input valid, mengetahui hasil suatu proses,
memonitoring suatu proses, menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan
teks pada mikrokontroller. LCD yang digunakan pada mikrokontroller mesin
penggulung dinamo adalah LCD 1602 Char Blue Backlight dengan spesifikasi
sebagai berikut :

1. Jenis LCM : Karakter


2. Menampilkan 2 baris X 16 karakter
3. Tegangan 5V
4. Fitur IIC / I2C 4 kabel

Gambar 4. 8 LCD 1602


4.10.4 Keypad 3 x 4

Keypad yang digunakan pada microkontroller mesin penggulung dinamo


adalah modul keypad 3x4 (3 kolom x 4 baris) seperti ditunjukkan pada Gambar
4.9. Modul ini dapat difungsikan sebagai input data dan proses pada
microkontroller.

Gambar 4. 9 Keypad 3 x 4

4.10.5 Skema Program Arduino

Skema program arduino yang digunakan pada mesin penggulung dinamo


adalah sebagai berikut :
Gambar 4. 10 Skema program arduino

4.11 Rangkaian Box Panel

Rangkaian box panel yang digunakan pada mesin penggulung dinamo


adalah sebagai berikut :
Gambar 4. 11 Rangkaian Box Panel

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Pada perancangan mesin penggulung dinamo semi otomatis sistem
mikrokontroller berbasis Arduino yang telah dibuat dapat diambil beberapa
kesimpulan antara lain :
1. Rangka yang digunakan pada mesin penggulung dinamo semi otomatis
menggunakan material ASTM A36 Steel dengan besi profil siku 50 x 50 x
4 mm.
2. Loader yang digunakan pada mesin press baglog jamur menggunakan
plate dengan ketebalan 5 mm dengan dimensi diameter 500 mm dan jarak
antara plate atas dan plate bawah 350 mm. Terdapat 6 lubang untuk
tempat plastik, pengisian serbuk kayu, dan press baglog.
3. Poros yang digunakan jenis spindel karena beban utama adalah beban
puntir. Tipe poros bertingkat untuk dimensi poros berdiameter 23 mm,
untuk diameter tempat bearing 20 mm, dan tinggi total poros 500 mm.
4. Reverse locking loader mechanism
Mekanisme yang digunakan menggunakan mekanisme ratchet and pawl.
Ratchet yang digunakan berdiameter 162 mm dan tebal 22,5 mm dengan
jumlah gigi 18.
5. Hopper yang digunakan pada mesin press baglog jamur berbentuk balok
dan setengah tabung dengan dimensi panjang 250 mm, lebar 500 mm, dan
tinggi 500 mm dengan ketebalan plate 2 mm.
6. Arduino
Mikrokontroler yang digunakan adalah jenis arduino UNO.
5.2 SARAN
1. Menggunakan sensor untuk mencegah kerusakan komponen pada saat
terjadi problem.
2. Pengisian bahan baku jamur ke dalam hopper menggunakan sistem yang
otomatis.
/*********************************

Bee Zilla

*********************************

Program Name : Coil Winder Counter

Author : Rizky Maulana Akbar

Prorcessor : ATmega328p

CPU Clock : Internal @ 8 MHz

Description : Program Coil Winder Counter

Fuse Bit:

#include <avr/eeprom.h>

#include <stdlib.h>

#include "../../../CCompiler/mylib/keypad.h"

#include "../../../CCompiler/mylib/hd44780.h"

#include "../../../CCompiler/mylib/adc.h"

#include "../../../CCompiler/mylib/timer.h"

#define BUZZR PC_0

#define L_LCD PD_4

#define RLY_M PD_5

#define SENSR 2

#define cnt_flg 0

#define mtr_flg 1

/** used variables */

uint8_t flag = 0;
int tmr0, tmr1, _break = 3;

char buff[10];

/** Global Prototypes */

void IO_Init(void);

void ISR_Timer0(void);

void ISR_Timer1(void);

void LCD_BackLightOn(void);

void BUZZER_On(void);

void DISPLAY_WellcomeScreen(void);

void DISPLAY_CounterLimit(unsigned long);

void DISPLAY_SettingCounterLimit(void);

void Setting_CounterLimit(void);

/*********************************

Main Program

*********************************/

int main(void) {

unsigned long _limits = eeprom_read_dword((uint32_t*)0x00);

unsigned long _count = 0;

KEYPAD_SetUp (PD_0, PD_1, PD_2, PD_3, PC_5, PC_4, PC_3, P_NC);

LCD_SetUp (PB_0, P_NC, PB_1, P_NC, P_NC, P_NC, P_NC, PB_2, PB_3,
PB_4, PB_5);

LCD_Init (2, 16, LCD_FONT_5X8);

IO_Init();

ADC_Init();

TIMER_SetTime(0, 10000);
TIMER_SetTime(1, 1000000);

TIMER_AttachInterrupt(0, ISR_Timer0);

TIMER_AttachInterrupt(1, ISR_Timer1);

sei();

flag = 0;

DISPLAY_WellcomeScreen();

DISPLAY_CounterLimit(_limits);

while(1) {

char c = KEYPAD_GetKey();

if(c != ' ') {

if(c == '*') {

if(util_IsBitCleared(flag, mtr_flg)) {

Setting_CounterLimit();

_limits = eeprom_read_dword((uint32_t*)0x00);

_count = 0;

flag = 0;

DISPLAY_CounterLimit(_limits);

else if(c == '#') {

if(_count >= _limits) {

LCD_SetCursor(1, 7);

LCD_DisplayString(" ");

_count = 0;

}
else {

if(util_IsBitCleared(flag, cnt_flg)) {

util_BitSet(flag, cnt_flg);

BUZZER_On();

util_BitToggle(flag, mtr_flg);

if(util_IsBitSet(flag, mtr_flg)) GPIO_PinWrite(RLY_M, 1);

else GPIO_PinWrite(RLY_M, 0);

LCD_BackLightOn();

KEYPAD_WaitRelease();

if(ADC_GetValue(SENSR) > 300) {

if(++_count >= _limits) {

flag = 0;

BUZZER_On();

if(_count >= _limits-_break) GPIO_PinWrite(RLY_M, 0);

while(ADC_GetValue(SENSR) > 300);

ultoa(_count, buff, 10);

LCD_SetCursor(1, 7);

LCD_DisplayString(buff);
};

return 0;

/*********************************

Functions and Routines

*********************************/

void IO_Init(void) {

GPIO_PinDirection(BUZZR, OUTPUT);

GPIO_PinDirection(L_LCD, OUTPUT);

GPIO_PinDirection(RLY_M, OUTPUT);

GPIO_PinDirection(SENSR, INPUT);

GPIO_PinWrite(BUZZR, LOW);

GPIO_PinWrite(L_LCD, LOW);

GPIO_PinWrite(RLY_M, LOW);

void ISR_Timer0(void) {

if(++tmr0 > 200) {

TIMER_Stop(0);

GPIO_PinWrite(BUZZR, LOW);

void ISR_Timer1(void) {

if(++tmr1 > 60) {


TIMER_Stop(1);

GPIO_PinWrite(L_LCD, LOW);

void LCD_BackLightOn(void) {

GPIO_PinWrite(L_LCD, HIGH);

tmr1 = 0;

TIMER_Start(1);

void BUZZER_On(void) {

GPIO_PinWrite(BUZZR, HIGH);

if(util_IsBitSet(flag, cnt_flg)) tmr0 = 170;

else tmr0 = 0;

TIMER_Start(0);

void DISPLAY_WellcomeScreen(void) {

LCD_BackLightOn();

LCD_SetCursor(0, 2);

LCD_DisplayString("Coill Winder");

LCD_SetCursor(1, 4);

LCD_DisplayString("DepotecH");

for(int i=0; i<3; i++) {

LCD_CmdWrite(CMD_LCD_VISIBLE);

GPIO_PinWrite(BUZZR, HIGH);

delay_ms(500);
LCD_CmdWrite(CMD_LCD_BLANK);

GPIO_PinWrite(BUZZR, LOW);

delay_ms(50);

GPIO_PinWrite(BUZZR, LOW);

void DISPLAY_CounterLimit(unsigned long limit) {

LCD_CmdWrite(CMD_DISPLAY_ON_CURSOR_OFF);

ultOa(limit, buff, 10);

LCD_Clear();

LCD_DisplayString("Limit: ");

LCD_DisplayString(buff);

LCD_SetCursor(1, 0);

LCD_DisplayString("Count:");

void DISPLAY_SettingCounterLimit(void) {

LCD_CmdWrite(CMD_LCD_CLEAR);

LCD_SetCursor(0, 1);

LCD_DisplayString("Value is 10 to");

LCD_SetCursor(1, 3);

LCD_DisplayString("9.999.999");

delay_sec(1);

LCD_CmdWrite(CMD_LCD_CLEAR);

LCD_CmdWrite(CMD_DISPLAY_ON_CURSOR_BLINK);

LCD_SetCursor(0, 2);
LCD_DisplayString("Insert Limit:");

LCD_SetCursor(1, 4);

void Setting_CounterLimit(void) {

unsigned long max;

displayMax:

max = 0;

char max_chr[] = " ";

int i = 0;

DISPLAY_SettingCounterLimit();

KEYPAD_WaitRelease();

char c = KEYPAD_GetKey();

KEYPAD_WaitRelease();

while(c!='#') {

if(c!='*') {

if(c!=' ') {

LCD_SetCursor(1, (4+i));

LCD_DisplayChar(c);

max_chr[i] = c;

if(++i>7) goto displayMax;

else if(c=='*') {

if(--i<0) goto displayMax;

LCD_SetCursor(1, (4+i));
LCD_DisplayChar(' ');

max_chr[i] = ' ';

LCD_SetCursor(1, (4+i));

c = KEYPAD_GetKey();

KEYPAD_WaitRelease();

LCD_Clear();

max = atol(max_chr);

if(max < 10) goto displayMax;

eeprom_write_dword((uint32_t*)0x00, max);

/*********************************

Anda mungkin juga menyukai