Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

ANALISIS ISU KONTEMPORER

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2022


Angkatan : XVII Kelompok 2
Nama Mata Pelatihan : Analisis Isu Kontemporer
Anggota Kelompok : Tanti Rahayu NIP 199207082022032013
Riza Pahlevi S.Si., M.Pd NIP 198705282022031004
drh. Jayusman A. Joesoef, M.Si NIP 199207192022032014

Tutor : Dr. Bambang Priandoko M.T.


Lembaga Penyelenggaraan
Pelatihan : PPSDM KEBTKE KEMENTERIAN ESDM
PRAKTIK JASA JOKI MEMUPUK JIWA KORUPSI DI LINGKUNGAN
PERGURUAN TINGGI

A. RINGKASAN ISU
Seleksi masuk Perguruan Tinggi merupakan kegiatan untuk menjaring peserta didik
sesuai dengan kriteria input yang diharapkan oleh suatu Perguruan Tinggi. Kegiatan
seleksi masuk tersebut juga disebabkan kuota mahasiswa yang dapat ditampung
program studi terbatas, sementara pendaftar terlalu banyak sehingga calon mahasiswa
harus bersaing dengan peserta lain untuk mengisi kursi sesuai kuota tersebut.
Persaingan ini pada sebagian siswa ditanggapi dengan cara mempersiapkan diri
dengan belajar giat agar dapat lolos dalam ujian seleksi. Sedangkan sebagian yang
lain ada yang menghalalkan berbagai cara termasuk menggunakan jasa joki untuk
mengerjakan tes seleksi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah
“Joki” diartikan sebagai orang yang mengerjakan ujian untuk orang lain dengan
menyamar sebagai peserta ujian yang sebenarnya dan menerima imbalan uang.

Praktik joki di dunia pendidikan semakin meluas mulai dari jasa mengerjakan
ujian masuk Perguruan Tinggi, jasa mengerjakan skripsi, jasa pembuatan jurnal dan
lain sebagainya. Sivitas akademika yakni mahasiswa, dosen ataupun pegawai di suatu
Perguruan Tinggi dapat terlibat dalam praktik joki baik sebagai pelaku joki ataupun
orang yang memanfaatkan jasa joki. Sering kali kita mendengar atau membaca berita
tentang sindikat joki merupakan orang dalam dari suatu Perguruan Tinggi atau bahkan
anak-anak muda yang memiliki kemampuan teknologi informasi tinggi sehingga
mampu mencuri soal dari sistem yang digunakan untuk ujian. Hal ini menunjukkan
bahwa praktik joki ini sebenarnya sudah merajalela di lingkungan kita terutama
lingkungan Perguruan Tinggi.

B. KETERKAITAN DENGAN ISU KONTEMPORER

Era Perkembangan teknologi saat ini, justru semakin memupuk praktik


joki di lingkungan masyarakat. Seleksi ujian masuk dengan sistem online
(berbasis internet) dengan mudahnya dapat dibobol oleh sindikat joki. Bagi
orang tua atau siswa yang diterima masuk Perguruan Tinggi melalui jasa joki ini
mungkin akan merasa bahagia karena mendapatkan apa yang menjadi tujuan.
Akan tetapi jika hal ini dibiarkan saja maka hal ini akan memupuk jiwa-jiwa
curang yang sangat bertentangan dengan karakter bangsa Indonesia. Jasa joki
dapat bersifat sebagai tindak penipuan apabila dilakukan secara terorganisir atau
terstruktur dan dapat pula dianggap sebagai gratifikasi apabila pengguna jasa
memberikan uang atau barang kepada seseorang untuk menjadi joki. Jika praktik
ini tidak dianggap serius dan dibiarkan saja, maka akan semakin banyak jiwa-
jiwa koruptor yang muncul di bangsa ini yang kedepan dapat menyebabkan
kerugian besar bagi negara dan kemunduran martabat bangsa.

Hal ini menunjukkan bahwa perilaku kecurangan diawal memicu


terjadinya kecurangan-kecurangan berikutnya di masa depan. Praktik joki di
Perguruan tinggi ini sangat bertentangan dengan tugas Perguruan Tinggi dalam
menumbuhkan jiwa dan sikap anti korupsi. Penyebab terjadinya praktik joki ini
juga bermacam-macam diantaranya; kesulitan ekonomi yang menyebabkan
seseorang menawarkan jasa untuk bertindak curang, industrialisasi pendidikan,
kurangnya kesadaran masyarakat mengenai tindak pidana korupsi dan tindakan
yang mengarah pada korupsi, kualitas SDM yang lemah, dan masih lemahnya
peraturan di Lingkungan Perguruan Tinggi terutama dalam sistem penerimaan
mahasiswa baru dan sistem pelaksanaan pendidikan.

C. HIKMAH PEMBELAJARAN

Hikmah dari pemahaman mengenai praktik joki di lingkungan Perguruan


Tinggi yakni bahwa tindakan joki merupakan tindakan kecurangan yang
sebenarnya terjadi akibat kurangnya prinsip diri dalam membedakan tindakan
yang baik dan tindakan tercela. Keinginan untuk mencapai tujuan secara instan
menyebabkan praktik joki semakin menyebar luas. Setiap orang di Perguruan
Tinggi bisa berpeluang menjadi pelaku joki ataupun orang yang memanfaatkan
jasa joki. Lingkungan perguruan tinggi dapat menjadi mangsa yang empuk dalam
praktik joki apabila tidak membentuk sistem yang tegas dari mulai input/seleksi
sampai syarat mencapai kelulusan. Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
bertugas di lingkungan Perguruan Tinggi, hendaknya dapat membentengi diri
untuk selalu berpegang teguh pada nilai-nilai luhur, serta mencegah dari
perbuatan tercela. Pentingnya untuk selalu bertindak jujur dan menghindari
segala macam bentuk kecurangan dan tegas dalam melaksanakan peraturan yang
berlaku.

D. SARAN

Solusi dan agenda aksi untuk mencegah praktik kecurangan joki perlu
dilakukan secara sistematis, terintegrasi, komprehensif dan
berkesinambungan serta memerlukan komitmen bersama dari semua pihak.
Beberapa aktifitas yang bisa dilakukan untuk mencegah praktik joki di
Perguruan Tinggi sebagai berikut:

1. Mewajibkan penyuluhan dan pelatihan mengenai pendidikan anti


korupsi kepada mahasiswa.

2. Memberikan penyuluhan tentang korupsi, termasuk tindakan yang


mengarah pada terjadinya korupsi kepada seluruh sivitas akademika.

3. Memperkuat sistem seleksi SDM di lingkungan Perguruan Tinggi.

4. Memperkuat sistem seleksi mahasiswa baru dengan menambah tes


yang menguji tentang kepribadian dan serta sikap dalam menghadapi
situasi yang akan dihadapi di lingkungan kampus (Situational
Judgment test).

Anda mungkin juga menyukai