Anda di halaman 1dari 8

Artikel Penelitian

ANALISIS POLA MAKAN DAN


ANEMIA GIZI BESI PADA JKMA
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
REMAJA PUTRI KOTA diterbitkan oleh:
Program Studi S-1 Kesehatan
BENGKULU Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
p-ISSN 1978-3833
e-ISSN 2442-6725
Diterima 13 Agustus 2015 10(1)11-18
Disetujui 10 September 2015 @2015 JKMA
Dipublikasikan 1 Oktober 2015 http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/

Desri Suryani1 , Riska Hafiani2, Rinsesti Junita2


1
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan,
Bengkulu ²Dinas Kesehatan Kota, Bengkulu

Abstrak
Anemia merupakan
nyakit infeksi, masalah
asupan giziyang
zat gizi yangkurang,
paling utama di Indonesia.
kehilangan Anemia dapat
darah (menstruasi) dandisebabkan olehyang
pengetahuan pe-
dimiliki. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pola makan dan kejadian anemia gizi besi pada remaja putri di Kota
Bengkulu. Metode penelitian kuantitatif dengan desain cross cectional. Populasi seluruh remaja putri
SMP dan SMA di Kota Bengkulu, dengan sampel sebanyak 1200 remaja putri. Pengumpulan data
dengan kuesioner dan peme- riksaan kadar Hemoglobin dengan menggunakan metode
cyanmethemoglobin. Analisis data menggunakan uji chisquare dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia pada remaja di Kota Bengkulu tahun 2013 sebesar
43% dan pola makan remaja tidak baik 79,2%, Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang
anemia dengan kejadian anemia dan tidak terdapat hubu- ngan antara pola makan dengan kejadian
anemia (p value > 0,05). Diharapkan kepada sekolah bersama puskesmas untuk memberikan
pendidikan gizi/penyuluhan tentang gizi seimbang pada remaja, kese- hatan reproduksi, suplementasi
gizi dan asam folat serta pengadaan kantin sekolah dalam pengembangan program pencegahan dan
penanggulangan anemia sehingga remaja terhindar dari anemia.
Kata Kunci: Pengetahuan Tentang Anemia, Pola Makan, Anemia remaja Putri

ANALYSIS OF DIET AND IRON DEFICIENCY ANEMIA IN ADOLESCENT GIRLS CITY


BENGKULU
Abstract
Anemia
intake ofisnutrients
the mostare
important
lacking,nutritional
blood loss problems in Indonesia.
(menstruation) Anemia can
and knowledge. be caused
Young womenby is infections,
one of the
vulnerable groups that suffer from anemia. The purpose of this study to determine the diet and the inci-
dence of iron deficiency anemia in adolescent girls in the city of Bengkulu. Quantitative research
methods to design cross sectional. Populations throughout middle and high school girls in the city of
Bengkulu, with a sample of 1200 girls. Collecting data by questionnaires and examinations
Hemoglobin levels using cyanmethemoglobin. Analysis of data using chi-square test with 95%
confidence level. Results showed the prevalence of anemia in adolescents in the city of Bengkulu in
2013 by 43%. and diets of adolescents are not good 79.2%, There was no relationship between
knowledge of anemia with anemia and there is no relationship between diet and the incidence of
anemia (p value> 0.05). Expected to school together health centers to provide nutrition education/
counseling on balanced nutrition in adolescents, reproductive health, nutrition and folic acid
supplementation and the provision of school canteens in the development of anemia prevention and
control programs so teens avoid anemia.
Keywords: Knowledge About Anemia, Diet, Anemia Adolescent Girl

Korespondensi Penulis:
Politeknik Kesehatan kementeri Kesehatan Bengkulu, Jl. Indra Giri Padang Harapan, Kota Bengkulu
Email : desri_yandrizal97@yahoo.com

1
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |Oktober 2015 - Maret 2016 | Vol. 10, No. 1, Hal. 11-

Pendahuluan ibu
tuhanhamil adalah
zat besi padadengan
remajamemastikan
terpenuhi.(23)kebu-
Gizi
Anemia remaja adalah refleksi dari awal kekurangan
yang palingmerupakan masalah
umum di seluruh gizi
dunia, gizi anak usia dini. Banyak anak di negara
terutama dise- babkan karena defisiensi besi. ber- penghasilan menengah memasuki masa
(1,2,3)
Kekurangan zat besi tidak terbatas pada remaja dengan warisan malnutrisi dari anak
remaja status sosial ekonomi pedesaan yang usia dini, yang berarti mereka kerdil atau
rendah tetapi menun- jukkan peningkatan anemia, dan (14)sering menampilkan defisiensi
prevalensi di masyarakat yang makmur dan mikronutrien. Remaja putri merupakan
berkembang(4). Prevalensi anemia remaja salah satu kelompok yang rawan menderita
27% di negara-negara berkem- bang dan 6% anemia. Karena pada masa itu mereka juga
di negara maju.(5) Prevalensi ter- tinggi di mengalami menstruasi, lebih-lebih
kalangan anak-anak dan wanita usia subur pengetahuan mereka yang kurang akan
(WUS) khususnya pada wanita hamil. (6,7) anemia. Pada saat remaja putri mengala- mi
Anemia sangat tinggi (berkisar antara 80- menstruasi yang pertama kali membutuh-
90%) pada anak-anak prasekolah, remaja, kan lebih banyak besi untuk menggantikan
ibu hamil dan menyusui.(8,9) Di India 55,8% ke- hilangan akibat menstruasi tersebut.(24)
dari remaja berusia 15-19 tahundilaporkan Jumlah kehilangan besi selama satu siklus
menja- di anemia.(10) Menurut WHO apabila menstruasi (sekitar 28 hari) kira-kira 0,56 mg
preval- ensi anemia >40 % termasuk kategori per hari. Jumlah tersebut ditambah dengan
berat.(11) Masa remaja telah dilaporkan kehilangan basal sebesar 0,8 mg per hari.
menjadi kesempatan untuk pertumbuhan Sehingga jum- lah total(24)besi yang hilang
catchup.(12-16) Kecepatan pertumbuhan yang sebesar 1,36 mg per hari.
tinggi menyeba- bakan remaja membutuhkan Anemia menyebabkan darah tidak
energi dan pro- tein yang tinggi.(17,18) Masa
remaja merupakan masa pertumbuhan dan cukup mengikat
dari paru-paru dan mengangkut
ke seluruh oksigen
tubuh. Bila oksigen
perkembangan, baik secara fisik, mental, yang diperlukan tidak cukup, maka akan
dan aktivitas sehingga, kebutuhan makanan berakibat pada sulitnya berkonsentrasi,
yang mengandung zat-zat gizi menjadi sehingga prestasi belajar menurun, daya
cukup besar.(17) Remaja putri ba- nyak tahan fisik rendah se- hingga mudah lelah,
mengalami kekurangan zat-zat gizi dalam aktivitas fisik menurun, mudah sakit karena
konsumsi makanan sehari-harinya. Kekura- daya tahan tubuh rendah, akibatnya jarang
ngan zat besi dianggap penyebab paling masuk sekolah/bekerja.(25)
umum dari anemia secara global, tetapi
beberapa lain- nya kekurangan gizi Remaja putri
ki karakteristik pada makan
kebiasaan umumnya tidakmemili-
sehat.
(termasuk folat, vitamin B12 dan vitamin Antara lain kebiasaan tidak makan pagi,
A), akut dan peradangan kro- nis, parasit malas minum air putih, diet tidak sehat
infeksi dapat menyebabkan anemia. (18-20) karena ingin langsing (mengabaikan sumber
Sekitar 43% dari kematian remaja terkait protein, karbo- hidrat, vitamin dan mineral),
dengan kehamilan. Kehamilan selama masa kebiasaan nge- mil makanan rendah gizi dan
remaja menghalangi anak-anak dari makan makanan siap saji. Sehingga remaja
mencapai pertumbuhan penuh mereka sesuai tidak mampu me- menuhi keanekaragaman
dengan ge- netik mereka potensial.(21) Salah zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya
satu cara un- tuk memutus siklus antar untuk proses sin- tesis pembentukan
generasi malnutrisi adalah untuk hemoglobin (Hb). Bila hal ini terjadi dalam
meningkatkan gizi remaja putri sebelum jangka waktu yang lama akan menyebabkan
konsepsi. Life cycle malnutrisi, jika tidak kadar Hb terus berkurang dan menimbulkan
rusak, akan berlangsung menghasilkan anemia.(16)
konsekuensi lebih banyak dan lebih parah.(23)
Anemia gizi pada remaja putri atribut Program penanggulangan anemia yang
tingkat tinggi kematian ibu, tingginya selama
insiden bayi berat lahir rendah, kematian
prenatal ting- gi dan akibatnya tingkat pada- haliniremaja
lebih putri
terfokus pada
adalah ibuibuhamil,
calon yang
kesuburan yang tinggi. Hal penting dalam harus sehat agar melahirkan bayi sehat
mengontrol anemia pada sehingga akan

2
Suryani, Hafiani, Junita | Pola Makan dan Anemia Gizi
tumbuh dan berkembang
yang tangguhmenjadi sumber Teknik pengambilan
daya manusia dan berkualitas
dengan harapan. Program yang ditargetkan nentukan kecamatan sampel dengansampling,
secara cluster cara me-
kepada wanita usia reproduktif merupakan kriteria kecamatan yang mempunyai jumlah
intervensi yang sangat strategis dalam sekolah terbanyak, menengah dan sedikit se-
menentukan kua- litas sumber daya manusia hingga terpilih 7 kecamatan, dan pemilihan
Indonesia. Dampak kekurangan zat besi pada sekolah secara random sampling dari jumlah
wanita hamil dapat diamati dari besarnya SMP/SMA. Terpilih 12 sekolah yang terdiri
angka kesakitan dan ke- matian maternal, dari 8 (delapan) SMA dan 4 (empat) SMP di
peningkatan angka kesakitan dan kematian Kota Bengkulu. Sampel dipilih secara quota
janin, serta peningkatan (16)resiko terjadinya sebanyak 100 remaja putri setiap sekolah.
berat badan lahir rendah. Secara khusus, Pe- ngambilan sampel dilakukan secara
kontrol anemia pada wanita usia su- bur random sampling dari jumlah remaja putri
sangat penting untuk mencegah bayi lahir yang ada, kriteria insklusi remaja tidak
rendah berat badan dan kematian perinatal sedang dalam menstruasi dan tidak puasa.
dan ibu, serta prevalensi penyakit di Penelitian dilak- sanakan dari tanggal 14
kemudian hari. Anemia saling terkait dengan Juni–22 Juli 2013 di Kota Bengkulu dengan
lima global lainnya target gizi (stunting, sampel sebanyak 1200 remaja.
berat badan lahir rendah, masa kanak-kanak, Instrument yang digunakan adalah kui-
kelebihan berat badan, pemberian ASI sioner, alat dan bahan pemeriksaan kadar he-
eksklusif dan wasting). Oleh karena itu moglobin dengan metode
dalam pembuat kebijakan un- tuk melakukan Cyanmethemoglobin. Analisis data secara
investasi yang diperlukan pada anemia univariat dan bivariat un- tuk mengetahui
sekarang sebagai sarana untuk mem- hubungan masing-masing vari- abel bebas
promosikan modal manusia pembangunan dan terikat, dengan menggunakan uji chi
dan pertumbuhan ekonomi negara mereka square dan tingkat kepercayaan 95%.
dan jangka panjang kesehatan, kekayaan dan
kesejahteraan.
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Hasil
telah
melaksanakan sosialisasi
survey cepat anemia tablet
gizi besi padabesi
siswidan
di Tabel umur
kelompok 1 menunjukkan
11-15 tahun remaja
50,5% putri
dan
Sekolah Menengah Umum dan Sekolah kelompok umur 15–18 tahun 49,%. pengeta-
Tabel 2
Menengah Per- tama di 9 (Sembilan) menunjukkan remaja putri memiliki
Kecamatan yang ada di Kota Bengkulu. huan baik tentang anemia 55,3 %, pola
program tersebut mendukung upaya makan baik 20,8% dan tidak baik 79,2%,
memaksimalkan program perbaikan gizi 43,0% remaja menderita anemia (Kadar Hb
secara berkesinambungan dan < 12gr/
mengantisipasi terjadinya peningkatan
prevalensi anemia gizi besi pada remaja. dl) danTabel
gr/dl). 57,0% tidak anemia (Kadar
3 menunjukkan dari 537Hbrema-
≥12
makan Tujuan penelitian
dan kejadian anemiadiketahui pola
gizi besi pada ja putri pengetahuan tentang anemia kurang
44,5% menderita anemia dan 55,5% tidak
remaja putri di Kota Bengkulu tahun 2013. anemia. Dari 663 remaja putri dengan tingkat
Tujuan Khusus diketahui gambaran pengetahuan tentang anemia baik 41,8%
prevalensi anemia gizi besi pada remaja, men- derita anemia dan 58,2% tidak anemia.
gambaran penge- tahuan tentang anemia, Uji statistik menggunakan uji chi square
gambaran pola makan pada remaja di Kota diperoleh p value 0,349. Tabel 3
Bengkulu tahun 2013. menunjukkan dari 951 remaja putri dengan
pola makan tidak baik 44,2% menderita
Metode anemia dan 55,8% tidak anemia. Sedangkan
dari 249 remaja putri de- ngan pola makan
baik 38,6% menderita ane- mia dan 61,4%
titatif Penelitian
dengan mengunakan
desain Crossmetode kuan-
sectional. tidak anemia. Uji statistik de- ngan
menggunakan uji chi square diperoleh p
Popu- lasi adalah remaja putri SMP/SMA Se value 0,11.
Kota Bengkulu yang terdiri dari 9
Kecamatan.

1
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |Oktober 2015 - Maret 2016 | Vol. 10, No. 1, Hal. 11-
Tabel 1 Distribusi Frekuensi umur Remaja Putri Kota bukan hanya faktoranemia,
pengetahuan
Bengkulu
pengaruhi kejadian faktor yang mem-
lain seperti
No Sekolah Umur Jumlah
pola makan,
aktivitas asupan
fisik makanan yang
sehari-hari kurang.
dapat
mempengaruhi kejadian anemia.(27)
(tahun) n % Pada saat penelitian dilakukan,
terdapat sebahagian remaja yang belum
mengetahui tentang penyakit anemia dan
1 SMP 11 – 15 606 50,5 umumnya rema-
Pembahasan
2 SMA 16 – 18 594 49,5
Berdasarkan kriteria Word Health ja yang sudah mengetahui beberapa gejala
Or anemia
ganization (WHO) prevalensi anemia gizi yangserta dampaknya.
dimiliki Pengetahuan
remaja tersebut belum
besi remaja putri di Kota Bengkulu termasuk diterapkan da- lam kehidupan sehari-hari.
kate- gori berat > 40%. Tidak ada hubungan Contohnya, rema- ja sudah mengetahui
antara pengetahuan tentang anemia dengan tentang sarapan sebagai salah satu penyebab
kejadian anemia (p >0,05). Penelitian anemia namun tetap ma- sih banyak yang
menyatakan bah- wa remaja dengan tingkat tidak sarapan sebelum berang- kat sekolah.
pengetahuan ten- tang anemia kurang Hal ini menggambarkan bahwa
memiliki risiko 1,1 kali untuk menderita pengetahuan belum dapat merubah perilaku.
anemia dibanding remaja putri dengan Hasil penelitian menunjukkan tidak ter-
tingkat pengetahuan tentang anemia yang dapat hubungan antara pola makan dengan
baik. Sebagian remaja memiliki pengetahuan kejadian anemia pada remaja putri
yang baik terhadap hal-hal yang (p>0,05). Remaja dengan pola makan tidak
berhubungan dengan anemia. Pengetahuan baik memi- liki risiko 1,2 kali untuk
yang baik tersebut belum tentu dapat mem- menderita anemia dibanding remaja yang
pengaruhi perilaku mereka dalam pemilihan memiliki pola makan baik. Penyebab
makanan mereka sehari-hari. rendahnya kadar hemoglo- bin dalam darah
Pengetahuan seseorang akan berpen- salah satunya adalah asupan yang tidak
mencukupi kebutuhan gizi remaja. Asupan
garuh terhadap sikapdan danselanjutnya
perilaku dalam zat gizi sehari-hari sangat dipengaruhi oleh
pemilihan makanan akan kebiasaan makan. Anemia terdeteksi pada
ber- pengaruh terhadap keadaan gizi individu anak perempuan pedesaan mungkin karena
yang bersangkutan termasuk status anemia. pola makan yang buruk dan menorrhagia.(30)
Seba- gian besar remaja putri berusia 11-18
tahun dengan pendidikan SMP dan SMA, mengenai Pola frekuensi,
makan memberikan
macam dan modelgambaran
ba-
sehingga kemungkinan untuk mengetahui han makanan yang dikonsumsi tiap hari. Pola
tentang ane- mia cukup banyak terutama dari makan yang dianjurkan
materi pela- jaran dan media massa serta seimbang bagi remajaadalah makanan gizi
yang terdiri atas
akses informasi yang lebih tinggi. sumber zat tenaga misalnya roti, tepung-
Pengetahuan dapat diperoleh melalui tepungan, sum- ber zat pembangun misalnya
pendidikan formal, (26) nonformal, media massa ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang-
dan orang lain. Orang yang memiliki
pengetahuan yang baik akan memiliki kecen- kacangan, tahu, tempe, dan sumber zat
derungan untuk bersikap baik yang pengatur seperti sayur-sayuran, buah-buahan.
Masa remaja terdapat pening- katan asupan
selanjutn- ya akan mempengaruhi perilaku.
Rendahnya pengetahuan remaja tentang lemak, energi,sajinatrium
makan siap yang cenderung tinggi
dan rendah asam
anemia mengakibatkan kurangnya konsum- folat, serat dan vitamin A.(16,30) Jenis bahan
si makanan sumber protein hewani. Rendah- makanan yang seimbang apabila dikonsumsi
nya kadar hemoglobin pada remaja putri setiap hari akan memenuhi kebutuhan gizi
dise- babkan beberapa faktor antara lain tu- buh remaja. Diet yang seimbang
adanya zat penghambat absorbsi, kebutuhan menghasilkan kecukupan asupan nutrien
zat besi meningkat karena pertumbuhan sehingga kejadian defisiensi nutrien spesifik
fisik, dan kehilangan darah disebabkan berkurang.(16)
perdarahan kro- nis, penyakit parasit dan
infeksi.(16) Selain itu Makanan berfungsi untuk memelihara

1
Suryani, Hafiani, Junita | Pola Makan dan Anemia Gizi
Tabel 2 Putri
Distribusi
Kota Frekuensi
Bengkulu Pengetahuan Tentang Anemia, Pola Makan dan Kejadian Anemia Gizi Besi Remaja
Variabel Frekuensi Persentase
(%) Pengetahuan Tentang Anemia
Kurang 537 44,7
Baik 663 55,3
Pola Makan
Tidak Baik 951 79,2
Baik 249 20,8
Status Anemia gizi besi
Anemia 516 43,00
Tidak Anemia 684 57,00
Tabel 3Bengkulu
Hubungan Pengetahuan Tentang Anemia dan Pola Makan dengan Kejadian Anemia Remaja Putri Kota

Variabel Kejadian Anemia


Anemia Tidak Total p value

Anemia
n % n % n %
Pengetahuan Tentang Anemia
Kurang 239 44,5 298 55,5 537 100
Baik 277 41,8 386 58,2 663 100 0,349
Pola Makan
Tidak Baik 420 44,2 531 55,8 951 100 0,11
Baik 96 38,6 153 61,4 249 100

kesehatan tubuh melalui


yang terkandung manfaat
di dalamnya. zat-zatsusu-
Kualitas gizi perti sekolahkegiatan
dari pagiekstra
hingga siang, diterus-
nan makanan yang baik dan jumlah makanan kan dengan kurikuler sampai
yang seharusnya dimakan akan sore, belum lagi kalau ada les atau kegiatan
mempengaruhi kesehatan tubuh yang tambahan. Semua kegiatan ini membuat me-
optimal. (16)
Energi meru- pakan sumber reka tidak sempat makan, apalagi
pembentukkan eritrosit, se- dangkan memikirkan komposisi dan kandungan gizi
hemoglobin adalah bagian dari eri- trosit dari makanan yang masuk ke tubuh,
sehingga apabila asupan energi kurang akan akibatnya remaja sering merasa kecapaian,
menyebabkan penurunan pembentu- kkan lemas dan tidak bertenaga. Namun kondisi
eritrosit (32)
dan mengakibatkan kadar Hb cepat lelah bisa juga disebab- kan anemia
menurun. Sumber protein hewani merupa- atau kekurangan darah.
kan sumber zat besi heme. Heme lebih Remaja
si berat dengan
berisiko perdarahan
yang besar menstrua-
untuk anemia. (26)
mudah penyerapannya dibandingkan dengan Menstruasi berat pada remaja tidak hanya
non heme.(29,33) Rendahnya asupan energi memiliki efek negatif pada kualitas hidup
dapat memperburuk kejadian anemia. ter- kait kesehatan dan kehadiran sekolah
Sebaliknya banyak asupan serat tetapi juga implikasi (24-26)kesehatan seperti
berkontribusi terhadap anemia pada remaja. anemia de- fisiensi besi.
Serat terdapat dalam sayuran dan sereal Banyak faktor seperti
yang asupan
mempengaruhi
memiliki kandungan asam fitat tinggi ane- mia pada remaja zat gizi,
sebagai inhibitor besi dalam diet, kemudian ak- tifitas, pola menstruasi, pengetahuan,
mempengaruhi kadar hemoglobin. sikap tentang anemia. Anemia defisiensi besi
(29)
me- nimbulkan dampak pada remaja putri
antara
Remaja memiliki banyak kegiatan,

se-

1
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |Oktober 2015 - Maret 2016 | Vol. 10, No. 1, Hal. 11-
lain cepat lelah,
buh terhadap menurunnya
penyakit infeksi daya tahan tu-
dan menurun- Ucapan Terima Kasih
nya kebugaran tubuh.(16) Remaja putri rentan
mengalami anemia karena selain terjadinya Peneliti mengucapkan
pada Pemerintah terima
Kota Bengkulu kasih
dan ke-
Kepala
menarche dan ketidakteraturan menstruasi. Dinas Kesehatan Kota Bengkulu yang telah
(16,24,35)
Pola makan yang salah dan pengaruh memfasilitasi dana untuk melakukan peneli-
pergaulan karena ingin langsing dan diet tian ini. Terima kasih juga kepada Kepala se-
yang ketat menyebabkan berat badan turun. kolah yang memberikan izin penelitian dan
Meng- konsumsi makanan dengan gizi rekan-rekan Tenaga Pelaksana Gizi
seimbang akan memberikan energi yang Puskesmas se Kota Bengkulu atas
cukup, seba- liknya akan berakibat bantuannya sehingga penelitian ini dapat
menurunnya kemam- puan otak, dan selesai tepat waktu.
menurunnya semangat rema- ja dalam
belajar. Takut berat badan naik dan
kebiasaan makan yang tidak teratur
penyebab anemia remaja.(35) Daftar Pustaka
1. World Health
Strategies Organization.
for Overcoming National
Micronutrient
Kesimpulan Malnutrition.Geneva. 1991
2. Sandra LH, Zehner MP, KN,
Harvey P, Luann
remajaPrevalensi
putri di anemia gizi besi43pada
Kota Bengkulu %. MA, Piwoz E, Samba Combest
Mwadime R, V Quinn. Essential Health
C,
Pengetahuan remaja tentang anemia kurang Sector Actions to Improve Maternal
44,75 % dan pola makan tidak baik Nutri- tion in Africa: regional centre for
sebanyak79,25 %). Ti- dak terdapat quality of health care at Makerere
hubungan antara pengetahuan tentang University in Uganda and linkages,
anemia dengan kejadian anemia p value Washington DC: Academy for
0,349 . Tidak terdapat hubungan antara pola Educational Development. 2001
makan dengan kejadian anemia p value 0,11.
Mengingat 3. World Health Organization. Iron
anemia gizi besi masih tingginya
pada remaja prevalensi
putri di Kota deficien- cy, anaemia assessment,
prevention, and control. A guide for
Bengkulu diharapkan kepada Pengambil ke- programme managers. Geneva;.
bijakan di Kota Bengkulu untuk mengem- Available. 2001
bangkan program pencegahan dan penanggu-
langan anemia dengan pemberian suplemen 4. L,Ramzi
CohanM, N,Haghpanah
Baseri A,S, Alamdari
Malekmakan A.
gizi bersama dengan profilaksis besi, tablet Anemia and iron defi ciency in
asam folat untuk pencegahan anemia kepada adolescent school girls in Kavar urban
remaja khususnya disaat sedang mengalami area, southern Iran. Iran Red Crescent
menstruasi. Kepada pihak sekolah kerja Med. J. 2001;13:128-33.
sama dengan pihak terkait di sekolah seperti
UKS, Guru BP dan OSIS serta lintas sektor 5. Dugdale M. 2001. Anemia.
col Clin Utara.Am; Obstet Gyne-
28: 363-81
seper- ti Puskesamas dan PKK (Darma
Wanita) un- tuk melakukan intervensi berupa 6. Shah BK and
iron and folicGupta
acid P. Weekly vs. daily
supplementation in
konseling gizi, pelayanan kesehatan adolescent Nepalese girls. Archives of
reproduksi dalam pencegahan anemia. Pedi- atrics and Adolescent Medicine.
Promosikan program gizi seimbang bagi 2002 156 131-5.
remaja di sekolah sehingga ter- capai pola
makan yang sehat dan pengadaan kantin 7. Arisman. Buku Ajar
hidupan. Jakarta Ilmu Gizi
: Penerbit dalam
Buku Ke-
Kedok-
sekolah sehat serta pendidikan untuk teran EGC. 2009
meningkatkan asupan vitamin C yang mem-
bantu dalam penyerapan zat besi. 8. National
(NNMB). Nutrition Monitoring Reports.
1975-2006.NNMB Bureau
Na- tional Institute of Nutrition,
Hyderabad
9. Park K, Park’s.
and social Textbook
medicine;. 19th of
ed.preventive
Jabalpur.
2007
10. UNICEF. Progress for Children: A report

1
Suryani, Hafiani, Junita | Pola Makan dan Anemia Gizi
card on adolescents, UNICEF. 2012 sub/urban area. Gynecol. Obstet. Invest.
2002. 54:137-144.
11. WHO. 21. Pathak P, Singh P,iron,
Kapilvitamin
U, Raghuvanshi
popula- Assessing
tions: reporttheof iron status
a joint World of RS. Prevalence of A and io-
Health Orga- nization/Centers for dine deficiencies amongst adolescent
Disease Control and Prevention technical preg- nant mothers. Indian J Paediatr.
consultation on the assessment of iron 2003; 70: 299-301.
status at the population level. 2nd ed.. 22. Brabin L, Brabin BJ.Theandcostdevelopment
of success-
Geneva. 2007 ful adolescent growth
12. Golden in girls in relation to in relation to iron
possible MH. for Isstunted
complete catch-up
malnourished and vitamin A status Am J Clin Nutr.
children?’ Euro- pean Journal of Clinical 1992; 55:955-958
Nutrition 4., Sup- pl 1. 1994 pp S58–70; 23. Kaur S, Deshmukh
discussion S71. Epidemio- logical PR, Garg BS.
correlates of
13. Dewey nutritional anaemia in adolescent girls of
quencesKG, ofBegum K. Long-term
stunting in earlyconse-life. rural Wardha. Indian Journal of
Maternal & Child Nutrition 7. Suppl 3. Community Medicine. 2006. 31 255-8.
2011. pp 5–18. 24. Hallberg L, Rossander-Hulthen L. Iron
14. Thurnham DI.and
Nutrition of Adolescent Requirements in Menstruating Women.
Girls in Low Middle Income Coun- Am J Clin Nutr. 1991. vol. 54. p:1047-
tries in Sight and Life. Sight and life. 1058
2013. Vol. 27 (3) 25. Depkes
15. Prentice Anemia RI. Gizi Pedoman Penanggulangan
untuk Remaja Putri dan
Jar- jou AM,LM, Ward
MooreKA, SE,Goldberg
Fulford GR,AJ, Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta:
Pren- tice A. Critical windows for Ditjen Pembinaan Kesehatan
nutritional interventions against stunting. Masyarakat. 2008
American Journal of Clinical Nutrition. 26. Warrilow
2013. 97. 5. pp 911–18. Wyatt K,G,Dimmock
Kirkham C, P, Ismail
O’BrienKMK,S.
16. Brown Quanti- fication of Menstrual Blood Loss
MurtaughJF, MA,Isaacs
Stang J,JS,Wooldridge
Krinke NH. UB, [Review]. Obstet and Gynecol. 2004:
Nutriton Through the life cycle. second vol.6.p.88-92
edition. Thomson Wadsworth. USA. 27. Engel JF. Perilaku Konsumen
2004 han). Binarupa Aksara. Jakarta. (Terjema-
1994
17. Woodruff 28. Soetijiningsih. Tumbuh Kembang
Sagung remaja
assessmentBA, Duffield A.
of nutritional Adolescents:
status in emer- dan permasalahannya. Seto.
gencyaffected populations. ACC/SCN. Jakar- ta. 2004
Zong, XN and Li, H 2014,Physical 29. Husaini MA. Study Nutritional Anemia
growth of children and adolescents in an Assesment of Information
China over the past 35 years’. Bulletin of Complication for Supporting and
the World Health Organization. 2000. 92. Formulating National Policy and
8. pp 555– 64. Program Final Report for Nu- trition
18. Stang J, Nutrition
Story M. Guidelines for Research and Development Center and
Adolescent Services, Center for Directorate of Community Nutrition.
Leadership, Education, and Training in Jakarta: Ministry of Health. 1989
Maternal and Child Nutrition, Division of 30. Panat AV, Sambhaji A, Pathare, Asrar S,
Epidemiology and Community Health. Gangadhar Y. Rohokale. Iron deficien-
School of Public Health. University of cy among rural college girls :a result of
Minnesota. 2005 poor nutrition dan prolonged menstrua-
19. Majid E. Selected Major Disease.
Risk Factors tion. Journal of Community Nutrition &
and Global and Regional The Health. 2013. Vol.2. Issue 2.
Lancet. 2002; 360: 1347-1360 31. World Health Organization. Iron Defi-
20. Massawe SN, Ronquist G, Nystrom L ciency Anemia: Assessment, Prevention,
and G Lindmark. Iron status and Iron and Control, A Guide For Programme
deficien- cy anaemia in adolescents in a
Tanzanian

1
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |Oktober 2015 - Maret 2016 | Vol. 10, No. 1, Hal. 11-
Managers.Geneva. 2001
32. McLean E, Egli
Bd, Wojdyla D. I,Worldwide
Cogswell M, Benoist
prevalence
of ane- mia in preschool agedchildren,
pregnant women and non-pregnant
womenof repro- ductive age. In: Kraemer
K, Zimmermann- MB, eds. Nutritional
anemia. Basel: Sight and LifePress.
2007. pp. 1–12.
33. Linder
bolismeMC, Biokimia
dengan nutrisiklinis
pemakaian dan meta-
(Alih
ba- hasa; Prakkasi, A). Universitas
Indonesia Press.1992
34. Soekarjo DD, de Pee S,
Socioeconomicstatus andBloem MW
puberty areet the
al.
main factorsdetermining anemia in
adoles- cent girls and boysin East Java,
Indonesia. Eur J Clin Nutr 2001;
55(11):932-9
35. Balcı YS, Gürses
MD;Dolunay MD; MD, Aysun Karabulut,
ibrahim Ethem
Çövüt, MD. 2012. Prevalence and Risk
Factors of Anemia among Adolescents in
Denizli, Turkey. Iran J Pediatr Mar 2012;
Vol 22. No 1. Pp: 77-81

Anda mungkin juga menyukai