Universitas Mataram
OLEH:
HilwaBafadal
A1A 016 056
ABSTRAK
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time
series dengan teknik pengumpulan. Metode analisis yang digunakan didalam
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan pengujian hipotesis
menggunakan Uji parsial (uji t ), uji simultan (uji F) dengan tingkat alfa 5%, uji
koefisien determinasi (R2). Kemudian dilanjutkan dengan pengujian asumsi
Klasik yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji Multikolienieritas, Uji Linieritas, Uji
Heterossekadastisitas dan Uji Autokorelasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel Wajib Pajak dan
PDRB perkapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap relisasi penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan, sedangkan variabel luas lahan dan jumlah bangunan
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap realisasi penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan , kemudian variabel investasi menunjukkan pengaruh yang
negatif terhadap realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Kata kunci : Penerimaan PBB, wajib pajak, luas lahan.
1
PENDAHULUAN
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu pajak pusat yang
unik karena sebagian besar dana yang diperoleh diserahkan kembali ke daerah
Menurut Ahmad Yani (2008:76) Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak
yang dikenakan atas bumi dan bangunan. Subjek pajak dalam PBB adalah orang
atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi atau memperoleh
manfaat atas bumi atau memiliki, menguasai atau memperoleh manfaat atas
bangunan. Objek pajaknya adalah bumi dan bangunan. Pengertian bumi adalah
permukaan dan tubuh bumi yang ada di bawahnya, sedangkan bangunan adalah
kontruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan
perairan. PBB juga merupakan salah satu jenis pajak yang memiliki sumbangsih
cukup besar dalam mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD), terlebih untuk
daerah yang memiliki luas wilayah dan jumlah wajib pajak yang besar akan
menjadi potensi utama dalam mencapai realisasi pajak yang telah ditetapkan.
Salah satu kabupaten di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk dan luas lahan
Nusa Tenggara Barat. Kabupaten lombok timur memiliki luas lahan dengan
urutan ke empat terbesar setelah Bima, Dompu, dan Kabupaten Sumbawa Barat
yaitu sebesar 1.605,55 Km2(BPS, 2017). Selain dari sisi luas lahan, Kabupaten
Lombok Timur memiliki jumlah penduduk paling besar diantara Kabupaten lain
yang terdapat di Nusa Tengara Barat yaitu sebesar 1.153.773 dengan jumlah
wajib pajak, luas lahan, jumlah bangunan, PDRB perkapita dan investasi. Di duga
Dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan didukung dengan luas lahan
yang besar, Kabupaten Lombok Timur memiliki potensi yang sangat bagus dalam
peningkatan penerimaan pajak bumi dan bangunan. Adapun target dan realisasi
PBB Kabupaten Lombok Timur dari tahun 2009-2018 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1.2 Target dan Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di
Kabupaten Lombok Timur periode 2009-2018
NO Tahun Target Realisasi Persen (%)
1 2009 7,590,921,575 5,112,698,935 67,35
2 2010 7,860,504,632 5,802,785,264 73,82
3 2011 8,010,469,919 6,562,190,634 81,92
4 2012 8,705,529,628 5,571,538,961 64,00
5 2013 8,843,407,631 4,863,874,192 54,99
6 2014 9.597.877.550 6.685.708. 812 75,21
7 2015 12,085,708,825 7,562,984,196 62,58
8 2016 12,085,708,825 7,932,115,424 65,63
9 2017 12,085,708,825 9,223,354,944 76,32
10 2018 12,085,708,825 9,977,664,081 82,56
Sumber : BAPENDA Kabupaten Lombok Timur (Diolah)
Lombok Timur masih ada dibawah target penerimaan setiap tahunnya. Hal ini
berarti masih ada potensi pajak yang tidak tertagih, secara keseluruhan rata-rata
realisasi sebesar 70,43%, sehingga masih sekitar 29,57% yang tidak tertagih
3
dalam sepuluh tahun terakhir. Berdasarkan tabel 1.1 persentase target penerimaan
PBB antara tahun 2009-2018 tidak pernah stabil, hal ini berarti ada beberapa
ketidasesuaian antara teori dan kondisi rill dari Kabupaten Lombok Timur yang
didukung dengan jumlah penduduk yang besar, luas lahan dan jumlah wajib pajak
jumlah penduduk atau wajib pajak akan berpengaruh positif terhadap realisasi
Timur akan bisa mencapai target realisasi yang telah ditetapkan. Berangkat dari
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
2. Untuk menganalisis pengaruh luas lahan terhadap realisasi Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
Bangunan (PBB).
5
A. Pengertian Pajak
Tata Cara Perpajakan : “Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada Negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, adalahPajak atas
bumi dan/atau bangunan yang memiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh orang
pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
perkebunan, perhutanan dan pertambangan. pajak bumi dan bangunan adalah pajak
yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh
Bangunan.
akan dibahas dalam penelitian ini adalah jumlah wajib pajak, luas lahan, jumlah
bangunan, PDRB per kapita dan investasi. Hal tersebut akan dijelaskan dibawah ini.
dan tata cara perpajakan disebutkan bahwa wajib pajak adalah orang atau badan
6
mengatur dimana orang pribadi atau badan dianggap sebagai wajib pajak, dan
tentunya setelah menjadi wajib pajak maka akan mempunyai kewajiban untuk
2. Luas Lahan
yang dimaksud dengan bumi adalah permukaan bumi, (perairan) dan tubuh bumi
yang berada di bawahnya. Permukaan bumi itu sebetulnya tidak lain daripada
tanah. Jadi yang menjadi objek PBB itu adalah tanah (perairan) dan tubuh
lahan/bumi, e) kesuburan atau hasil tanah, f) adanya irigasi atau tidak dan lain
sebagainya.
3. Jumlah Bangunan
tetap pada tanah dan/perairan untuk tempat tinggal, tempat usaha, dan tempat yang
2012:230):
b. Jalan tol
7
c. Kolam renang
d. Tempat olahraga
e. Galangan kapal,dermaga
f. Taman mewah
Besarnya nilai jual objek pajak sebagai dasar pengenaan PBB ditetapkan
setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan
membayar pajak dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu tingkat pendapatan, jumlah
kemampuan orang tersebut untuk membayar pajak dan berpengaruh positif dalam
5. Investasi
secara signifikan. Hal ini juga secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
D. Kerangka Konseptual
Gambar 1
Kerangka Konseptual
Luas Lahan
Realisasi Penerimaan
Jumlah Bangunan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB)
Investasi
E. HIPOTESIS
2. Diduga bahwa luas lahan berpengaruh positif terhadap penerimaan Pajak Bumi
6. Diduga bahwa jumlah wajib pajak, luas lahan, jumlah bangunan, PDRB per
METODE PENELITIAN
kuantitatif karena dalam pelaksanaannya meliputi data yang berupa angka, atau
data berupa kata- kata atau kalimat yang dikonversi menjadi data yang berbentuk
angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk
2014).
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
2014).
10
Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik
penelitian ini adalah Wajib pajak (X1), Luas Lahan (X2), Jumlah bangunan (X3),
PDRB per Kapita (X4), data Investasi (X5) sebagai variabel bebas sedangkan
Metode ini diyakini mempunyai sifat-sifat yang ideal dan dapat diunggulkan,
yaitu secara teknis sangat kuat, mudah dalam perhitungan dan penarikan
Y =a+b1 x 1+ b2 x 2 +b3 x 3+ b4 x 4 +b 5 x 5 +e
Dimana :
X2 = Luas lahan
X3 = Jumlah bangunan
X5 = Jumlah investasi
a = Intersep/konstanta
kapita
e = Residual term
klasik. Menurut Gujarati (1988) terdapat 7 (tujuh) asumsi klasik yang harus
diamati dalam penggunaan model regresi ini, namun menurut ekonometrik hanya
5 (lima) yang dianggap penting. Kelima asumsi tersebut adalah: uji terhadap
normalitas.
model regresi dengan metode kuadrat terkecil biasa (OLS). Untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan
pengujian terhadap hipotesis yang diajukan pada penelitian ini. Pengujian tersebut
yaitu uji Pasial (uji t), uji Simultan (uji f), dan Koefisien Determinasi (R2).
12
1. Uji Parsial
-2,01505 2,01505
2. Uji Simultan
dependent.
13
determinan R2 sebesar 0.984880. hal ini berarti 99 % persamaan regresi atau model
ini dapat dijelaskan oleh variasi variabel wajib pajak, luas lahan, jumlah
diterangkan oleh variabel – variable lain yang tidak diteliti didalam penelitian ini
a. Uji Linearitas
sebesar 0.0944 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi telah memenuhi asumsi linieritas. Uji linearitas dapat dilihat pada lampiran
1.3
b. Uji Autokorelasi
autokorelasi. Sebaliknya, apabila nilai Prob. F hitung lebih kecil dari 0,05 maka
1.4
14
c. Uji Multikolenieritas
Pada hasil analisis data tahun 2009-2018di Kabupaten Lombok Timur dengan
untuk hasil R2X1 sebesar 0.895763, R2X2 sebesar 0.978174, R2X3 sebesar
0.982064, R2X4 sebesar 0.969119, dan R2X5 sebesar 0.943791. Hasil pengujian
sampai X5 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat gejala atau masalah
d. Uji Normalitas
0,607966. Dengan demikian nilai probabilitas tersebut lebih besar dari taraf nyata
e. Uji Heteroskedastisitas
Pada hasil analisis data tahun 2009-2018di Kabupaten Lombok Timur dengan
menggunakan program Eviews, nilai Prob. F hitung pada penelitiaan ini adalah
sebesar 0,1315 lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%) sehingga, berdasarkan uji
INTERPRETASI HASIL
1. Pengaruh Wajib Pajak terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Hasil penelitian ini secara parsial membuktikan bahwa Jumlah wajib pajak
sebesar 0.0380 lebih kecil dari taraf nyata 5%. Hasil koefisien regresi sebesar
23312.49. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya jumlah wajib pajak maka
orang wajib pajak maka akan meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
sebesar 23.312.494 rupiah/orang. Hal tersebut sejalan dengan jumlah wajib pajak
2. Pengaruh Luas Lahan terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Hasil penelitian ini secara parsial membuktikan bahwa variabel luas lahan
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB). Hal ini ditunjukan berdasarkan nilai t hitung sebesar 0.617357 dengan
nilai probabilita t hitung sebesar 0.5704 lebih besar dari taraf nyata 5%. Hasil
koefisien regresi sebesar 8.956050. Hal ini menunjukkan bahwa variabel luas
pengaruh yang sedikit atau tidak memberikan pengaruh yang kuat terhadap
penerimaan PBB adalah karena tidak semua lahan di Kabupaten Lombok Timur
dikenakan pajak, hal ini disebabkan oleh letak lokasi lahan yang sulit untuk di
Objek Pajak) adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan
data objek pajak menurut ketentuan Undang-Undang PBB kepada aparatur pajak.
(PBB)
bangunan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Pajak Bumi dan
Bangunan. hal ini ditunjukkan berdasarkan nilai t hitung sebesar 0.001863 dengan
nilai probabilita t hitung sebesar 0.9986 lebih besar dari taraf nyata 5%. Hasil
koefisien regresi sebesar 0.713630. Hal ini menunjukkan bahwa variabel jumlah
jumlah bangunan hanya tidak memberikan pengaruh yang kuat terhadap PBB,
selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain di dalam model ataupun variabel lain
diluar model.
Kabupaten Lombok Timur yang tidak terdaftar menjadi objek pajak sehingga
tidak dipungut pajak dari bangunan tersebut, hal lain yang menyebabkan tidak
17
signifikan yaitu ada beberapa bangunan yang tidak terpakai atau tidak dihuni
sehingga tidak dibayarkan pajaknya oleh pemiliknya atau oleh wajib pajak.
4. Pengaruh PDRB per Kapita terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB)
Hasil penelitian ini secara parsial membuktikan bahwa variabel PDRB per
kapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB). hal ini ditunjukkan berdasarkan nilai t hitung sebesar 5.608010 dengan
nilai probabilita t hitung sebesar 0.0050 lebih besar dari taraf nyata 5%. Hasil
berpengaruh positif atau berpengaruh negatif terhadap Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB). hal ini ditunjukkan berdasarkan nilai t hitung sebesar -4.086944 dengan
nilai probabilita t hitung sebesar 0.0150 lebih kecil dari taraf nyata 5%. Hasil
nilai investasi maka akan menurunkan Pajak Bumi dan Bangunan. Artinya setiap
Timur, hal ini disebabkan karena selama ini juga investasi banyak digunakan
18
untuk pendidikan yaitu membangun sekolah dan untuk membayar beasiswa selain
itu investasi yang masuk di Kabupaten Lombok Timur jarang ada yang berlanjut
artinya tidak ada pengawasan lebih lanjut lagi, banyak investor yang datang sekali
saja lalu untuk selanjutnya tidak kembali lagi begitu pula dengan dananya tidak
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Faktor lain penyebabnya juga adalah karena
maanfaatnya pada saat itu juga tetapi akan terasa manfaatnya setelah lima sampai
10 tahun ke depan.
Secara simultan variabel Jumlah wajib pajak, luas lahan, jumlah bangunan,
PDRB per kapita, dan investasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel Penerimaan pajak bumi dan bangunan dengan melihat nilai probabilitas F
statistik sebesar 0.000114 dan nilai F statistik sebesar 155.4379, hal ini
Besarnya pengaruh kontribusi dari semua variabel bebas bisa dilihat pada nilai
variabel terikat yaitu variabel penerimaan pajak bumi dan bangunan sebesar 99%
dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu wajib pajak, luas lahan, jumlah bangunan,
PDRB dan investasi, Sedangkan sebesar 1% dipengaruhi oleh variabel lain diluar
model yang tidak diteliti didalam penelitian ini seperti kepatuhan peserta, inflasi
Keaimpulan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2009-
Tahun 2009-2018.
2. Luas Lahan
dan Bangunan (PBB) tetapi tidak signifikan.Artinya luas lahan tidak terlalu
3. Jumlah Bangunan
Bumi dan Bangunan (PBB) tetapi tidak signifikan.Artinya luas lahan tidak
Tahun 2009-2018.
20
5. Investasi
Saran
berikut:
lagi jumlah wajib pajak dan PDRB perkapita masyarakat karena kedua faktor
REFERENSI
Badan Pusat Statistik. Kabupaten Lombok Timur Dalam Angka 2014. Mataram.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur.
Value Df Probability
t-statistic 2.416831 3 0.0944
F-statistic 5.841072 (1, 3) 0.0944
Likelihood ratio 10.80796 1 0.0010
F-test summary:
Mean
Sum of Sq. Df Squares
Test SSR 9.08E+16 1 9.08E+16
Restricted SSR 1.37E+17 4 3.44E+16
Unrestricted SSR 4.66E+16 3 1.55E+16
LR test summary:
Value Df
Restricted LogL -199.9851 4
Unrestricted LogL -194.5811 3
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 12/25/19 Time: 15:36
Sample: 2009 2018
Included observations: 10
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Uji Y
Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 12/25/19 Time: 15:54
Sample: 2009 2018
Included observations: 10