Abstract: The purpose of this study is to determine the level of accuracy of the determination of the object tax
selling value (NJOP) of the earth to market value by the method of assessment sales ratio in Muara Satu
subdistrict, Lhokseumawe City. The data used is quantitative data presented in the form of numbers of NJOP
and Market Value. The used sample used is 30 data on purchasing and selling transactions. The analytical
method used isdescriptive quantitative and data analysis using descriptive statistics, which used the asessment
sales ratio test which includes measurement of central tendency, measurement of variability (COD and COV),
and Study Ratio.based on the result of the analysis, it can be concluded whit that: a) assessments sales ratio
from each village is still not in accordance with the assessment ratio set by the local goverment, which is a
minimum of 80%. b) the results of the measurement of the central level of assessment tendency in the NJOP
determination in th Muara Satu subdistrict area are not in the interval standard international assosiation of
assessing officers (IAAO). c) NJOP variability measurements in muara satu subdistrict have been set at a
different level of assessment.
Keywords: Tax Object Selling Value, Sales Ratio Assessment, Central Tendency, COD and COV.
bahwa yang dimaksud subjek diatas adalah terdiri NILAI JUAL OBJEK PAJAK
dari orang atau badan yang : Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 1994,
1. Memiliki atau mempunyai hak atas bumi dan menyatakan bahwa dasar pengenaan Pajak Bumi
atau bangunan: dan Bangunan adalah Nilai Jual Objek Pajak
a.Memiliki atau mempunyai hak atas bumi (NJOP). Nilai Jual Objek Pajak adalah “harga rata-
(tanah) saja rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang
b. Memiliki atau mempunyai hak atas terjadi secara wajar, NJOP ditentukan melalui
bngunan saja perbandingan harga dengan objek lain yang
c.Memiliki atau mempunyai hak atas bumi sejenis, atau nilai perolehan baru, atau nilai
(tanah dan bangunan). jual objek pajak pengganti”. Besarnya NJOP
2. Menguasai bumi dan atau bangunan : tersebut digunakan sebagai dasar pengenaan
a. Menguasai bumi (tanah) PBB yang ditetapkan setiap tiga tahun sekali,
b. Menguasai bangunan saja ditetapkan oleh Menteri Keuangan kecuali untuk
c. Menguasai bumi (tanah) dan bangunan daerah tertentu ditetapkan setiap tahunnya
3. Memperoleh manfaat atas bumi dan atau sesuai dengan perkembangan daerahnya.
bangunan Berdasarkan Keputusan Menteri
a. Memperoleh manfaat atas bumi (atas) saja Keuangan Republik Indonesia No
b. Memperoleh manfaat atas bangunan saja 523/KMK.04/1998 tentang penentuan klasifikasi
c. Memperoleh manfaat atas bumi (tanah) dan dan besarnya NJOP sebagai Dasar Pengenaan
bangunan PBB yang mengatur pokok-pokok antara lain :
1. Pengertian NJOP seperti yang dijelaskan
Objek Pajak Bumi dan Bangunan pada uraian diatas
Berdasarkan pasal 2 Ayat (1) UU PBB, 2. Standar Investasi adalah jumlah yang
yang menjadi Objek Pajak PBB adalah bumi dan diinvestasikan untuk suatu pembangunan
atau bangunan, permukaan bumi, tanah, (perairan) dan/atau penanaman/penggalian jenis
dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. sumber daya alam atau budi daya tertentu
Sedangkan bangunan yang juga dijadikan objek yang dihitung berdasarkan komponen tenaga
PBB adalah konstruksi teknik yang ditanam atau kerja, bahan dan alat mulai dari awal
diletakkan secara tetap pada tanah dan atau pelaksanaan pekerjaan sampai tahap
perairan. Selanjutnya penjelasan dari Pasal 1 produksi atau menghasilkan.
Angka (2) UU PBB, menguraikan lebih lanjut 3. NJOP meliputi nilai jual objek permukaan
mengenai pengertian bangunan yang menjadi objek bumi (tanah,perairan,dan wilayah laut di
PBB adalah : Indonesia) beserta kekayaan alam yang
a. Jalan lingkungan yang terletak dalam ada di bawah maupun di atasnya dan/atau
suatu komplek suatu bangunan bangunan di atasnya.
seperti hotel, pabrik, dan 4. Objek pajak yang bersifat khusus adalah
emplasemennya, dan lain-lain yang objek yang terletak, bentuk, peruntukan
merupakan satu kesatuan dengan dan/atau penggunaannya mempunyai sifat
kompleks bangunan tersebut. dan karakteristik khusus.
b. Jalan TOL 5. Dalam hal objek pajak yang nilai jual
c. Kolam renang permeternya lebih besar dari ketentuan
d. Pagar mewah NJOP, maka NJOP yang terjadi di
e. Tempat olahraga lapangan digunakan sebagai dasar
f. Galangan kapal pengenaan PBB.
g. Dermaga 6. Objek pajak sector pedesaan dan perkotaan
h. Taman mewah yang tidak bersifat khusus NJOP nya
i. Tempat penampungan/kilang minyak ditentukan berdasarkan Nilai Indikasi
air, gas dan pipa minyak Rata-rata (NIR) yang diperoleh dari hasil
penilaian secara massal.
Dalam rangka memberikan manfaat kepada 7. NJOP pada bangunan ditentukan
pemerintah atau berupaya dalam pelaksanaan berdasarkan pemeliharaan bangunan
pemungutan PBB secara adil maka undang- tersebut. Pemeliharaan bangunan dilihat
undang memberikan kewenangan kepada Menteri dari konstruksi dan kapan (berdasarkan
Keuangan untuk mengatur tentang klasifikasi tahun) bangunan tersebut dibangun.
objek pajak bumi dan bangunan adalah 8. Besarnya NJOP sektor perkebunan,
pengelompokan bumi dan bangunan menurut kehutanan, pertambangan serta usaha
nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman bidang perikanan, peternakan dan
serta untuk memudahkan perhitungan pajak perairan untuk areal produksi ditentukan
terhutang. berdasarkan nilai jual permukaan bumi
dan/atau bangunan ditambah dengan nilai
14 RAZIF, KASNAH WATI Jurnal Akuntansi dan Keuangan
investasi atau nilai jual pengganti atau bidang-bidang umum lainnya yang berminat
dihitung secara keseluruhan berdasarkan dengan penilaian properti.
nial jual pengganti. Standar Pengukuran Akurasi Penetapan
9. Objek pajak yang bersifat khusus, NJOP NJOP terhadap Nilai Pasar menurut IAAO adalah
nya dapat ditentukan berdasarkan nilai sebagai berikut:
pasar yang dilakukan oleh pejabat a. Jika mean/median > 1,10 (110%) berarti
fungsional penilai secara individu. over-assessment
b. Jika mean/median< 0,90 (90%) berarti
under-assessment
ASSESSMENT SALES RATIO c. Jika mean/weighted mean> 1,10 (110%)
Menurut Hartoyo (2013) Assessment sales berarti terjadi regresivitas
ratio (ASR) adalah “rasio atau perbandingan antara d. Jika mean/weighted mean< 0,90 (90%)
nilai yang digunakan untuk penetapan pajak suatu berarti terjadi progresivitas
property terhadap nilai pasarnya”. Assessment
Sales Ratio Berdasarkan keputusan (Direktorat METODE PENELITIAN
Jenderal Pajak dalam Tata Cara Perhitungan Objek Penelitian
Masing-Masing, Key Performance Indicator Objek dalam penelitian ini adalah data
(KPI) Lampiran 1 SE -18/PJ.22/2006 Tanggal PPAT yang saya peroleh dari Kecamatan Muara
27 Juli 2006 ) yang dimaksud dengan Assessment Satu Kota Lhoseumawe dan Data Niai Jual Objek
sales ratio adalah “perbandingan ratarata Nilai Jual Pajak (NJOP) dari Kantor Dinas Pendapatan
Objek Pajak (NJOP) PBB yang sudah ditetapkan Daerah Kota Lhokseumawe selama tahun 2017.
dibandingkan dengan rata-rata harga pasar”.
Formula perhitungannya adalah sebagai Populasi dan Sampel
berikut : Populasi dalam penelitian ini adalah 131
data transaksi jual beli tanah kosong dan juga
bangunan yang terjadi di Kecamatan Muara Satu
Kota Lhokseumawe selama tahun 2017.Dalam
Menurut Direktorat Jenderal Pajak dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang
Tata Cara Perhitungan Masing-Masing, ker digunakan adalah convenience sampling atau
Performance Indicator (KPI) Lampiran 1 SE- teknik pengambilan sampel secara kebetulan
18/PJ.22/2006 Tanggal 27 Juli 2006), (aksidental sampling). Aksidental sampling
mengemukakan bahwa perhitungan untuk merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan
Assessment Sales Ratio adalah sebagai berikut: kebetulan, yaitu sampel mana saja yang secara
penilaian property untuk kepentingan perpajakan kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
adalah Assessment Sales Ratio (AR) yang digunakan sebagai sampel, bila dipandang objek
merupakan perbandingan antara NJOP sebagai nilai yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
property yang ditetapkan terhadap Nilai Pasar data. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 data
(market value). Analisis penentuan NJOP tanah transaksi jual beli tanah kosong dan bangunan yang
dimaksudkan untuk melihat tingkat penerapan terdiri dari 3. kelurahan yaitu Batuphat Timur,
NJOP tanah terhadap nilai pasar yang berlaku. Ujung Pacu dan Blang Pulo.
Studi Assessment Sales Ratio dapat member
informasi umum apakah NJOP yang ditetapkan Prosedur Penelitian
lebih tinggi atau lebih rendah dari pasar. Prosedur penelitian adalah sebagai
berikut:
INTERNATIONAL ASSOCIATION OF 1. Mengajukan permohonan penelitian
ASSESSING OFFICERS (IAAO) 2. Disposisi pimpinan
International Association of Assessing 3. Pengumpulan data
Officers (IAAO) adalah sebuah organisasi 4. Analisis data penelitian
internasional yang melakukan penelitian, 5. Kesimpulan dan saran
menyelenggarakan pendidikan, menetapkan Jenis Data
standar penilaian administrasi, menyediakan jasa Hasan (2006) menjelaskan bahwa, Jenis
profesi penilaian properti dan hal lain yang data dapat dibagi menjadi:
berhubungan dengan pajak properti yang berpusat 1. Data Kualitatif adalah data yang
di Amerika Serikat, tepatnya di 314 West 10 th St. tidak berbentuk bilangan.
Kansas City, Missouri. Contoh: Kelamin, agama, atau
Sebagian besar anggota IAAO adalah warna.
orang-orang yang berprofesi sebagai penilai 2. Data Kuantitatif adalah data yang
properti, yang biasanya bekerja untuk pemerintah, berbentuk bilangan.
tapi pada dasarnya juga terbuka untuk siapapun Contoh: Tinggi, panjang, atau umur.
yang bekerja untuk industri, akademik, atau
15
Volume 7, Nomor 1, Februari 2019
Jenis data yang digunakan dalam 1. Assessment Ratio (AR) adalah rasio atau
penelitian ini berupa data kuantitatif. Data ini perbandingan antara nilai yang digunakan
disajikan dalam bentuk angka-angka berupa nilai untuk penetapan pajak suatu properti
NJOP dan Nilai Pasar. terhadap nilai pasarnya.
2. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tanah PBB
Sumber Data adalah besarnya NJOP tanah dalam Surat
Sunyoto (2013) menyatakan bahwa, Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
dilihat dari sumbernya maka data yang PBBuntuk ketetapan tahun 2017.
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer 3. Nilai atau harga pasar adalah harga transaksi
dan data sekunder. atau harga jual beli yang terjadi.
1. Data Primer 4. Nilai atau harga pasar ini didapat dari agen
Data NJOP Kecamatan Muara Satu Kota atau broker properti.
Lhokseumawe selama tahun 2017. Data 5. Nilai atau harga yang dilaporkan adalah
ini diperoleh di Kantor Dinas Pendapatan harga transaksi jual beli yang dilaporkan
Daerah Kota Lhokseumawe. oleh notaris/PPAT setiap bulan selama tahun
2. Data Sekunder 2017 kepada KPP Pratama.
Data transaksi jual beli tanah kosong di 6. Variabilitas adalah suatu pengukuran yang
Kecamatan Muara Satu Kota berguna untuk menganalisis tingkat
Lhokseumawe selama tahun 2017. Data keseragaman penetapan NJOP di suatu daerah
ini diperoleh dari laporan PPAT yang tertentu. Apabila penetapan NJOP disuatu
dilaporkan setiap bulannya oleh camat dan daerah seragam artinya NJOP yang sudah
notaris ke Kantor Dinas Pendapatan ditetapkan mendekati sama dengan nilai objek
Daerah Kota Lhokseumawe. Data pajak yang sebenarnya (harga jual), berarti
demografis dan geografis, data ini kinerja penetapan sudah bagus.
diperoleh dari Kantor Kecamatan Muara
Satu Kota Lhokseumawe. METODE ANALISIS DATA
Studi Rasio
Teknik Pengumpulan Data Studi rasio digunakan untuk membandingkan Nilai
Metode Wawancara (Interview) Jual Objek Pajak dengan nilai pasar. Sesuai
Sugiyono (2010), menjelaskan bahwa metode dengan SE-09/PJ.06/2003 disebutkan bahwa
Wawancara ini merupakan pertemuan dua orang standar Assessment Ratio yang ditetapkan oleh
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya pemerintah minimal 80%. Secara matematis, cara
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna perhitungannya sebagai berikut:
dalam suatu topik tertentu. Peneliti menggunakan x 100%
teknik wawancara terhadap Kepala Kantor Dinas
Keterangan :
Pendapatan Daerah Kota Lhokseumawe dan
AR = Assessment Ratio
Kepala Kantor Kecamatan Muara Satu Kota
Ai = Nilai yang ditetapkan suatu properti
Lhokseumawe.
(NJOP)
Si = Nilai Pasar (Market Value)
Metode Observasi (Observation Methods)
Danang (2013), menyatakan bahwa Metode
Pengukuran Tendensi Sentral
Observasi merupakan suatu metode yang
Pengukuran Tendensi Sentral digunakan untuk
digunakan oleh peneliti dengan cara pengamatan
mengetahui apakah penetapan NJOP di
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan
Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe
perusahaan. Peneliti melakukan observasi langsung
berada dalam interval standar IAAO, yaitu
ke Kantor Dinas Pendapatan Daerah yang berada di
assessment berada pada level 90% -110%.
Kota Lhokseumawe untuk mendapatkan data Nilai
Jual Objek Pajak (NJOP) yang terjadi di
a. Mean (Rata-Rata Hitung)
Kecamatan Muara Satu selama kurun waktu 2017,
Yaitu total nilai dari Assessment Ratio (AR)
dan kantor Kecamatan Muara Satu Kota
dibagi dengan jumlah observasi. Secara
Lhokseumawe untuk mendapatkan Data Geografis
matematis, cara perhitungannya sebagai berikut:
dan Data Demografi serta data transaksi jual beli
tanah dalam kurun waktu 2017. Data lainnya yaitu
dari literature atau daftar pustaka serta referensi
Keterangan:
penelitian seperti jurnal skripsi sebelumnya, dan
(Ai/Si) = Jumlah seluruh ratio
buku-buku yang berhubungan dengan penelitian
n = Ukuran sampel
ini.
b. Median (Nilai Tengah)
Yaitu angka tengah yang diperoleh
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
apabila data disusun dari nilai terendah
hingga nilai tertinggi. Nilai ini
16 RAZIF, KASNAH WATI Jurnal Akuntansi dan Keuangan
berhubungan dengan posisi sentral yang dapat diketahui apakah pada Kecamatan Muara
dimilikinya dalam sebuah distribusi. Satu perlu dilakukan penilaian ulang atau tidak.
c. Weighted Mean Kriteria koefisien dispersi dan koefisien variasi
Yaitu rata-rata hitung tertimbang dari yang layak juga ditentukan oleh IAAO.
suatu observasi, dalam hal ini total nilai a. Koefisien Dispersi (Coefficient of
dari NJOP bumi dibagi dengan total nilai Dispersion)
pasar seluruh sampel obyek pajak Menurut Rossini dan Paul Kershaw
observasi. Secara matematis, (2006), koefisien dispersi adalah ukuran
perhitungannya sebagai berikut: keseragaman menggunakan nilai median.
Semakin rendah COD, semakin baik
penentuan NJOP-nya (assessment). Hal
ini berarti properti-properti (objek pajak)
yang serupa telah ditentukan NJOPnya
Keterangan: pada suatu tingkat akurasi yang relatif
A = Total Jumlah NJOP sama. Analisis ini digunakan untuk
S = Jumlah Total Nilai Pasar mengetahui besarnya penyimpangan yang
d. Mean Dibagi Dengan Median terjadi dalam menentukan besarnya NJOP
Jika jumlah data (sampel) sekurang- dengan menggunakan perhitungan COD
kurangnya 30, aturan umum yang dapat dengan tidak memerlukan asumsi
digunakan untuk menerjemahkan hasil kenormalan distribusi.
rasio atau perbandingan antara meandan
medianadalah sebagai berikut: Perhitungan dilakukan dengan cara
1. Jika mean/median rasionya lebih dari membagi rata-rata deviasi absolut dengan rasio
1,10 (110%) merupakan indikasi median lalu dikalikan dengan 100%. Rata-rata
terjadinya over assessment. deviasi absolut didapat dengan cara mengurangkan
2. Jika mean/median rasionya kurang rasio median dari setiap rasio sampel,
dari 0,90 (90%) merupakan indikasi menjumlahkan hasilnya tanpa menghiraukan nilai
terjadinya under assessment. positif atau negatif, lalu membaginya dengan
jumlah sampel. Kriteria COD untuk menentukan
e. Mean dibagi dengan Weighted Mean NJOP adalah sebagai berikut:
Jika jumlah data (sampel) sekurang- 1. COD < 20%: tingkat keseragaman
kurangnya 30, aturan umum yang dapat penetapan NJOP adalah tinggi,
digunakan untuk mengukur hasil rasio menghasilkan kualitas yang baik
atau perbandingan antara mean dan dalam melakukan penilaian untuk
weighted mean adalah sebagai berikut: penetapan NJOP.
1. Jika mean/weightedmean rasionya 2. COD > 20%: tingkat keseragaman
lebih dari 1,10 (110%) merupakan penetapan NJOP adalah rendah,
indikasi terjadinya regresivitas, menghasilkan kualitas yang buruk
berarti properti yang lebih rendah dalam melakukan penilaian untuk
nilai pasarnya ditentukan NJOP-nya penetapan NJOP.
(assessed) pada persentase yang
lebih tinggi daripada properti b. Koefisien Variasi (Coefficient of
(obyek pajak) yang lebih tinggi Variation)
nilai pasarnya. Menurut Rossini dan Paul Kershaw
2. Jika mean/weightedmean rasionya (2006), koefisien variasi adalah ukuran
kurang dari 0,90 (90%) merupakan keseragaman dengan menggunakan nilai
indikasi terjadinya progresivitas, mean. Semakin rendah COV, semakin
berarti properti yang lebih rendah baik penentuan NJOP-nya (assessment)
nilai pasarnya ditentukan NJOP-nya berarti properti-properti (obyek pajak)
(assessed) pada persentase yang yang serupa telah ditentukan NJOPnya
lebih rendah daripada properti pada suatu tingkat akurasi yang relatif
yang lebih tinggi nilai pasarnya. sama. Aturan umum sehubungan dengan
tingkat COV adalah bahwa keseragaman
Pengukuran Variabilitas penentuan nilai dapat dikatakan baik
Pengukuran variabilitas digunakan untuk jika COV sama atau kurang dari 25%.
mengetahui tingkat keseragaman dan tingkat COV dihitung dengan cara membagi
variabilitas penetapan NJOP tiap kelurahan di standar deviasi dengan mean rasio dan
Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe. Di mengalikannya dengan 100%. Varians
samping itu, pengukuran ini juga berguna untuk diperoleh dengan cara mengurangkan
melihat kinerja penilaian atau penetapan sehingga mean rasio dari setiap rasio,
17
Volume 7, Nomor 1, Februari 2019
mengkuadratkan selisihnya, Market Value, dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
menjumlahkan selisih yang telah tanah yang merupakan Assessment Value. Dengan
dikuadratkan, dan membaginya dengan menggunakan metode convenience sampling,
jumlah sampel dikurangi satu. Standar jumlah sampel yang terpilih adalah 30 kasus terdiri
deviasi dihitung dengan mengakarkan dari dari eiga Kelurahan.
varians.
1. Studi Rasio
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Pengujian ini digunakan untuk mengetahui
Kecamatan Muara Satu merupakan salah apakah ada perbedaan antara NJOP tanah dan
satu dari Empat Kecamatan yang berada diwilayah bangunan dengan nilai pasarnya. Jika level of
Kota Lhokseumawe, Aceh, Indonesia dengan assesment berada pada tingkat 100% (standar nilai
Ibukota Kecamatan Batuphat, Luas Kecamatan tengah 1,00) berarti tidak ada perbedaan antara
55.90 Km2 yang terdiri dari 11 Desa, 39 Dusun NJOP tanah dan bangunan dan nilai pasar. Jika
serta tinggi tempat DPL 0.5-10 M. Batas-batas level of assesment berada dibawah 100%
Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe yaitu : menandakan penetapan NJOP tanah dan bangunan
Utara : Selat Malaka di bawah nilai pasar, sedangkan jika level of
Selatan : Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh assessment berada diatas 100% menandakan bahwa
Utara penetapan NJOP di atas nilai pasar.
Barat :Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Tujuan dari Assessment Ratio yaitu untuk
Utara membandingkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
Timur : Kecamatan Muara Dua, Kota dengan Nilai Pasar. Dalam penelitian ini nilai pasar
Lhokseumawe ditunjukkan dengan harga nilai jual. Dari
Table 1 perhitungan studi ratio dapat dilihat pada lampiran
Nama-Nama Desa Kecamatan Muara Satu 2 dan diperoleh hasil perhitungan seperti yang
Kota Lhokseumawe Tahun 2017 terlihat pada tabel 2 dibawah ini :
Kemukiman Gampong Tabel 2
Desa Blang Panyang Assessment Ratio (AR) Per Kelurahan
Desa Meunasah Dayah Kelurahan AR AR% Kesimpulan
Desa Cot Trieng Batuphat Under Assessment
Paloh Timur Timur 0,542 54,2
Desa Meuria Paloh
Desa Paloh Punti Blang Pulo 0,985 98,5 Under Assessment
Desa Padang Sakti Ujung Pacu 0,745 74,5 Under Assessment
Desa Blang Pulo Sumber : Data Olahan
Desa Batuphat Timur
Paloh Barat Desa Blang Naleung Mameh 2. Pengukuran Tendensi Sentral
Desa Ujong Pacu Pengukuran tendensi sentral ini bertujuan
Desa Batuphat Barat untuk mengetahui besarnya mean, median, median
Sumber : Kantor Camat Muara Satu weighted mean, perbandingan antara mean dan
median serta perbandingan antara mean dengan
Perkembangan penduduk di Kecamatan weighted mean sehingga dapat diketahui apakah di
Muara Satu Kota Lhokseumawe semakin Kecamatan Muara Satu under-assessment atau over-
bertambah setiap tahunnya dimasing-masing assessment juga dapat diketahui apakah terjadi
kelurahan, baik itu bagi pendatang atau yang progresivitas atau regresivitas atau mungkin tidak
pindah dari kota lain ke kota Lhokseumawe terjadi keduanya (proportional). Pengukuran
khususnya di Kecamatan Muara Satu, dengan tendensi sentral dengan menggunakan data rasio
demikian sudah terlihat jelas bahwasanya diolah dengan menggunakan Microsoft Excel. Pada
permintaan terhadap tempat tinggal atau bangunan Tabel 4.6 dikemukakan ringkasan hasil pengukuran
(perumahan) semakin meningkat, yang ditandai tendensi sentral di Kecamatan Muara Satu untuk
dengan banyaknya penduduk yang menyewa Tahun 2017.
bahkan membeli bumi atau bangunan yang berada
Di Kota Lokseumawe khusunya dikawasan Mean
Kecamatan Muara Satu demi memudahkan segala Merupakan rata-rata hitung dari jumlah
aktivitas/urusan mereka masing-masing baik itu total Assessment Ratio dengan jumlah objek
dikalangan siswa, mahasiswa/i maupun tenaga pajak yang diteliti (Sampel). Berikut ini
kerja yang bekerja diwilayah tersebut. penghitungan Mean dari Assessment Ratio:
ANALISIS DATA
Data yang di analisis dalam studi ratio Dari perhitungan ARmean diatas Rata-rata
adalah Nilai Pasar tanah yang merupakan hitung dari total Assessment Ratio adalah 0,757
18 RAZIF, KASNAH WATI Jurnal Akuntansi dan Keuangan
atau 75,7% yang berasal dari penjumlahan antara Hal ini menunjukkan bahwa nilai mean
jumlah nilai yang ditetapkan untuk suatu property 0,757 dibagi dengan nilai median 0,55 yang
(NJOP) yang dibagi dengan jumlah nilai pasar yang dihasilkan berada diatas standar yang ditetapkan
memiliki nilai yaitu 22,72 yang telah dibagi dengan The International Association Of Assessing Officer,
rata-rata sampel yaitu 10, kemudian dibagi dengan yaitu 0,90 sampai dengan 1,10. Jika mean/median
seluruh sampel penelitian, yang jumlah sampel rasionya kurang dari 0,90, maka hal ini merupakan
tersebut sebanyak 30 sampel. Untuk lebih jelasnya indikasi terjadinya under assessment. Jika
bisa dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2 yang mean/median rasionya lebih dari 1,10, maka hal
tertera jelas untuk semua jumlah sampel per ini merupakan indikasi terjadinya over assessment.
kelurahan. Karena rasio mean/median di Kecamatan Muara
Satu berada dalam situasi over asessment maka
Median bisa dikatakan bahwa penetapan NJOP berada
Merupakan nilai tengah dari rasio-rasio diatas nilai pasar.
tersebut. Dari tabel 4.6 di atas dapat diketahui
ARMedian sebesar 0,55. Angka 0,55 didapat dari Mean/Weighted Median
mengurutkan AR tiap sampel dari yang terkecil
hingga yang terbesar, nilai yang di tengah
merupakan median. Karena sampel berjumlah Hasil perhitungan mean 0,757dibagi
genap yaitu 30, maka setelah diurutkan didapat AR dengan weighted mean 0,286 seperti nilai yang
0,55 dan 0,55 yang berada di tengah (urutan ke-15 tertera pada tabel 4.6 menunjukkan hasil sebesar
dan ke-16), jadi kedua AR ini ditambah dan dibagi 2,647 hal ini berarti terjadi regresivitas dalam
dua, sehingga didapat hasil 0,55. Median (nilai penetapan NJOP di Kecamatan Muara Satu Kota
tengah) dapat dilihat pada lampiran 4 pada kolom Lhokseumawe, karena hasilnya >1,10 sesuai
AR yang sudah diurutkan dari yang terkecil hingga standar The International Association Of Assessing
yang terbesar sehingga mendapatkan hasil yaitu Officer yang sah.
0,55.
3. Pengukuran Variabilitas
Weighted Mean Pengukuran variabilitas digunakan untuk
mengetahui tingkat keseragaman dan tingkat
variabilitas penetapan NJOP tiap kelurahan di
Kecamatan Muara Satu. Di samping itu,
pengukuran ini juga berguna untuk melihat kinerja
penilaian atau penetapan sehingga dapat diketahui
apakah perlu penilaian ulang di Kecamatan Muara
Dari perhitungan diatas dapat kita ketahui Satu atau tidak. Hasil pengukuran variabilitas
bahwa rata-rata tertimbang dari rasio-rasio dengan menggunakan perhitungan COD adalah
tersebut adalah 0,286 atau 28,6% yaitu hasil dari 38,18% yang dihitung dengan cara membagi rata-
pembagian antara seluruh jumlah Nilai Jual Objek rata deviasi absolut dengan rasio median lalu
Pajak dari ke 30 sampel penelitian dengan seluruh dikalikan dengan 100%. Rata-rata deviasi absolut
Nilai Pasar dan untuk lebih jelasnya bisa dilihat didapat dengan cara mengurangkan rasio median
pada lampiran 1, hal ini dapat diartikan bahwa dari setiap rasio sampel, menjumlahkan hasilnya
tingkat Assessment Ratio untuk Kecamatan masih dengan tidak menghiraukan nilai positif atau
rendah, karena tidak sesuai dengan standar yang negatif, lalu membaginya dengan jumlah sampel.
ditetapkan oleh The International Association of
Assessing Officers, yang menyatakan bahwa tingkat
Assessment Ratio untuk semua objek pajak dalam
suatu daerah seharusnya berada dalam 10% dari
tingkat rasio yang diinginkan yaitu antara 90%
sampai dengan 110%. Dari perhitungan Mean,
Median, dan Weighted Mean dapat kita ketahui Perhitungan COD secara lengkap dapat dilihat pada
kualitas tingkat penentuan NJOP serta terjadinya Lampiran 4. Sedangkan COV dapat dihitung
progesivitas atau regresivitas pada Kecamatan dengan cara membagi standar deviasi dengan
Muara Satu. mean rasio dan mengalikannya dengan 100%.
Varians diperoleh dengan cara mengurangkan
Mean/Median mean rasio dari setiap rasio, mengkuadratkan
selisihnya, menjumlahkan selisih yang telah
dikuadratkan, dan membaginya dengan jumlah
sampel dikurangi satu. Standar deviasi dihitung
dengan mengakarkan varians.
19
Volume 7, Nomor 1, Februari 2019
Dikatakan dibawah nilai rata-rata assessment sales tahun 2017 NJOP tanah dan bangunan pada
ratio adalah dimana penetapan NJOP jauh dibawah perumahan rata-rata naik dua (2) kelas dan untuk
nilai pasar. Sedangkan diatas nilai rata-rata perkampungan ratia-rata naik satu (1) kelas.
assessment ratio dimana NJOP mendekati harga Namun dengan penetapan NJOP yang baru, NJOP
pasar. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari tetap masih di bawah harga pasar karena tingkat
masing-masing kelompok properti yaitu perumahan kenaikannya sangat kecil, maka pengaruhnya
dan perkampungan harga pasarnya bervariasi. terhadap level of assessment pun juga kecil.
Harga suatu tanah dan bangunan dikatakan
bervariasi karena nilai tanah dan bangunan pada KESIMPULAN DAN SARAN
setiap properti berbeda, hal ini bisa dilihat dari Kesimpulan
kondisi tanah, konstruksi bangunan, faktor Berdasarkananalisidanhasilpembahasan
lingkungan, dan fasilitas yang tersedia pada yang telahdilakukansebelumnya,
kelompok properti perumahan. Dan hasil makaolehpenelitidapatmenarikkesimpulansebagaib
pengukuran tendensi sentral dikatakan berimbang erikut :
karena pada kedua kelompok propeti tersebut 1. AssessmentRatio pada Kelurahan-Kelurahan
adalah lebih besar 0,90 dan kurang dari 1,10. di Kecamatan Muara Satu Kota
Sedangkan pada mean/weight mean, hasil Lhokseumawetidak sesuai dengan Assessment
anliasis menunjukkan assessment sales ratio tidak Ratio yang ditetapkan oleh Pemerintah
tergantung pada nilai pasar (nilai pasar yang Daerah yakni minimal 80%.Kelurahan yang
sebenarnya). Pada kenyatannya assessment sales ada di Kecamatan MuaraSatumemiliki
ratio tergantung pada seberapa besar harga pasar Assessment Ratio yangtidak sesuai dengan
yang diinginkan wajib pajak untuk dijadikan ketentuan ini, yaitu Kelurahan
sebagai dasar penetapan NJOP. BatuphatTimurdengan Assessment
Ratiosebesar 54,2% ,
Hasil Pengukuran Variabilitas KelurahanBlangPulodenganAssessment Ratio
Karena dari hasil analisis menunjukkan sebesar 98,5%, dan Kelurahan
nilai COD sebesar % pada Pengukuran UjongPacudenganAssessment Ratiosebesar
variabilitas menunjukkan bahwa penetapan NJOP 74,5%. Dengan kata lain bahwapenetapan
pada Kelurahan Batuphat Timur, Blang Pulo dan NJOP
Ujung Pacu masih belum seragam. Sedangkan masihdibawahhargapasarnyaataudengan kata
standar yang ditentukan oleh IAAO sebesar 20%. lain terjadiunder assessment.
Begitu pula dengan nilai COV sebesar , 2. HasilpengukuranTedensiSentral Level Of
dimana nilai tersebut cukup tinggi dari standar Assessment penetapan NJOP di wilayah
yang telah ditentukan oleh IAAO yaitu 20%. KecamatanMuaraSatutidak berada dalam
Ketidakseragaman ini, dikarenakan penetapan interval standarInternational Association of
NJOP masih belum sesuai dengan keadaan objek Assessing Officers (IAAO) yaitu sebesar 90%
pajak yang sebenarnya. Ada beberapa objek pajak sampai dengan 110%. Hal ini terlihat dari
yang nilainya tinggi, namun NJOP nya masih perhitungan mean dibagi dengan median
rendah, sedangkan objek pajak yang nilainya cukup yaitu sebesar 1,376 dan dari perhitungan
rendah penetapan NJOP nya sama dengan objek mean dibagi weighted mean sebesar 2,647.
pajak yang nilainya tinggi. Hal yang menyebabkan Perhitungan ini menunjukkanterjadinyaover
tingkat penetapan NJOP tidak seragam yaitu masih assessmentdanterjadinya regresivitasdi
belum dilaksanakannya penilaian ulang khususnya Kecamatan MuaraSatu Kota Lhokseumawe.
untuk kalompok properti perumahan, sementara 3. PengukuranVariabilitasNJOP di
harga pasarnya selalu mengalami kenaikan. Petugas KecamatanMuaraSatu Kota Lhokseumawe
pajak belum melakukan penilaian ulang, dengan telah ditetapkan pada tingkat penilaian yang
alasan kurangnya petugas lapangan yang bertugas tidak sama atau tidak seragam. Hal ini dilihat
melakukan penilaian, jarak objek pajak yang akan dari perhitungan COD sebesar 79,636%,
dilakukan penilaian, dan biaya. yangmelebihidari standar COD IAAO yaitu
Penelitian dapat dirumuskan bahwa, kurang lebih dari 20% dan perhitungan COV
penetapan NJOP tanah dan bangunan terhadap sebesar 92,602% yangtidak memenuhi
harga jual pada kawasan perumahan dan standar COV IAAO yaitu lebih dari 25%.
perkampungan di Kecamatan Muara Satu tidak
sesuai dengan tingkat yang diinginkan. Dan
penetapan NJOP tanah dan bangunan terhadap Saran
harga jual tanah dan bangunan baik pada Berdasarkankesimpulananalisis yang
perumahan maupun perkampungan di Kecamatan telahdilakukanolehpeneliti,
Muara Satu juga belum ditentukan secara seragam. makapenelitidapatmemberikan saran
Adapun upaya yang dilakukan DPKAD dalam sebagaiberikut :
penetapan NJOP tanah dan bangunan yaitu untuk
21
Volume 7, Nomor 1, Februari 2019
Ratio (Studi kasus di Kecamatan Kelapa Ratio (Studi Kasus di Kecamatan Kamal).
Gading Kotamadya Jakarta Utara). Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo,
Skripsi. Institut Bisnis dan Informatika Bangkalan. Tugas Akhir.
Indonesia. Jakarta. Undang-Undang No 12 Thun 1994 Tentang
http://eprints.unisbank.ac.id/182/ Perubahan UndangUndang Pajak Bumi
Paat, Elriza. 2012. Tingkat Akurasi Penetapan dan Bangunan.
NJOP Bumi Terhadap Nilai Pasar Undang-Undang No. 20 Tahun 2000, Tentang Bea
Dengan Metode Assessment Sales Ratio Perolehan hak Atas Tanah dan Bangunan
di Kecamatan Sario Kota Manado. Utah Komisi Pengawas Pajak Negara, 2004, Divisi
Fakultas Ekonomi Universitas Sam Pajak Kekayaan Assessment/Sales Studi
Ratulangi, Manado. Perbandingan
Pemerintah Republik Indonesia. 1994. Undang- Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia Edisi Revisi
Undang No.12 Tahun 1994 Tentang 2011. Salemba Empat, Jakarta.
Perubahan UndangUndang Pajak Bumi Wakas Menthari, 2015. Analisis tingkat akurasi
dan Bangunan. Jakarta. penetapan NJOP bumi di Kecamatan
Prawoto, Agus. 2011. Penilaian Pajak Bumi Mapanget Kota Manado. Skripsi. Fakultas
Bangunan Perdesaan & Perkotaan. Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam
BFPFE, Yogyakarta. Ratulangi Manado.
Rahman, Abdul, (2010), Administrasi http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/a
Perpajakan, Jakarta: Penerbit Nuansa rticle/view/8358. Diakses 08 Desember
Cendikia 2017. Hal. 1-9
Rezki, vandy. (2010), “Analisa Tingkat Akurasi Yulihardi. 2008, PedomanPenulisan Proposal
Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Penelitian & Skripsi, Padang, Universitas
(NJOP) Bumi Terhadap Nilai Pasar Putra Indonesia
Dengan Metode Assessment Sales Ratio
(Studi Kasus Di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Bukittinggi)“.
Resmi, Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus.
Salemba Empat, Jakarta.
Sari, Diana. 2013. Konsep Dasar Perpajakan.
Refika Aditama, Bandung.
Skripsi.http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q
=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ua
ct=8&ved=0CDoQFjAE&url=http%3A%2F
%2Fejournal.unsrat.ac.id%2Findex.php%2F
emba%2Farticle%2Fdownload%2F2917%2
F2468&ei=_f9bVfv7Lc2ruQSRtoDABg&us
g=AFQjCNHITELIXs34dmjfjVlaKsNmW
MhgEA&bvm=bv.93756505,d.c2E. Diakses
25 Desember 2017. Hal 1-11.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.
Alfabeta, Bandung.
Sunyoto, Danang. 2013. Metodologi Penelitian
Akuntansi. PT. Refika Aditama, Bandung.
Supramono & Damayanti Woro Theresia, 2010.
Perpajakan Indonesia Mekanisme dan
Perhitungan. Andi Yogyakarta.
Yogyakarta.
Surat Edaran 09/PJ.06/2003, Tentang Standar
Assessment Sales Ratio
Surat Edaran Direktur PBB dan BPHTB Nomor :
SE-09/PJ.06/2002, Tentang Penerapan
NJOP Sama Dengan Nilai Pasar.
Suryawati, dkk. 2010. Analisa Penetapan NJOP
(Nilai Jual Objek Pajak) Bumi
Terhadap Nilai Pasar Dengan
Menggunakan Metode Assessment Sales