Model Analisis Kependudukan Dalam Perencanaan Lingkungan
Model Analisis Kependudukan Dalam Perencanaan Lingkungan
1. Pendahuluan
lebih tua yang mempunyai ciri sama dengan wilayah kajian. Dengan memilih
"daerah pola" yang mempunyai ciri sama, dapatlah diperkirakan
pertumbuhan daerah yang sedang dikaji di masa mendatang. Menurut Isard
(1972), beberapa masalah yang dihadapi dalam memilih daerah pola adalah:
(1) harus dicari dulu daerah pola yang mempunyai ciri pertumbuhan sosial,
ekonomi dan politik dapat diperbandingkan dengan daerah kajian, (2) apabi-
la daerah pola telah ditemukan, pertanyaan yang timbul adalah Apakah
pertumbuhan daerah kajian di masa mendatang tetap sejalan dengan daerah
pola?. Cara yang lazim digunakan ialah menggunakan daerah pola yang cukup
luas dimana daerah kajian menjadi bagian dari daerah pola.
Pt+@ = Pt + f(@)
b = rata-rata tambahan jumlah penduduk setiap tahun pada masa lalu hingga
sekarang.
Kelemahan metode ini ialah karena laju perkembangan jumlah
penduduk dianggap tetap. Untuk perkiraan jangka pendek hal ini masih
mungkin dibenarkan, tetapi untuk jangka panjang jelas kurang dapat
dipercaya ketepatannya. Rata-rata tambahan jumlah penduduk setiap tahun
dapat diperoleh dengan rumus rata-rata:
b = (S bn)/(t-1).
Pt+@ = Pt (1+r)@
Harga titik bertanda (o) pada sumbu tegak adalah antilog (log X + log
a). Kalau derajat perkembangan menurun, harga b > 1. Hal ini didasarkan
pada prinsip Gompertz yang menyatakan:
"Pertambahan permulaan penduduk relatif lambat, yang kemudian
apabila penduduk menjadi mantap dan maju akan diikuti suatu periode
6
1 / (Pt+@) = k + a.b@
Pt+@ = k / (1+ea+b@)
Dalam bentuk ini kurva logistik selalu mempunyai limit atas k, dan b
merupakan konstante negatif.
.
.
7
penduduk penduduk
Contoh: ------------ atau ----------------, dengan P x sebagai kelompok
anak sekolah Px
3.4. Korelasi
Perkembangan penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang bekerja di daerah tersebut, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh
faktor luar. Dalam matematika, faktor yang mempengaruhi perkembangan
penduduk ini disebut sebagai "faktor penentu" atau peubah bebas.
Hubungan antara variabel bebas Xi dengan jumlah penduduk (variabel tidak
bebas Yi) perlu dibuktikan derajat kaitannya dengan menggunakan koefisien
korelasi (r).
3.5. Regresi
Cara perkiraan jumlah penduduk dengan menggunakan metode angka
banding dapat diperhalus dengan cara regresi dan korelasi. Biasanya dalam
menggambarkan perkembangan penduduk secara statistik dapat pula
dihubungkan dengan faktor tenagakerja, penanaman modal, pendapatan,
ekspor, kepadatan penduduk, bunga dan lainnya. Dalam hal ini penduduk
dianggap sebagai variabel tidak bebas.
dimana a, b1, b2, ....., bp adalah parameter, dan X 1i, X2i, .... Xpi adalah
variabel yang ditentukan atau diketahui.
Metode ini dpaat dipakai untuk menaksir jumlah penduduk suatu kota
(Isard, 1969) dengan menggunakan variabel bebas berupa (1) kepadatan
8
penduduk di pusat kota (X1) , (2) umur baku metropolitan (X2), (3) derajat
industrialisasi (X3), (4) perubahan industrialisasi (X4), (5) jarak logaritmis ke
daerah metropolitan yang terdekat (X5), dan (6) laju pertumbuhan
metropolitan (X6).
.
.
.
3.5.3. Regresi Tak-Linear
Penggunaan garis linear untuk menggambarkan dua variabel yang
tidak berasosiasi secara linear akan menghasilkan garis taksir yang kurang
tepat. Hasil perhitungan koefisien determinasi r 2 nya jika digunakan sebagai
ukuran korelasi akan membawa serta berbagai kekurangan. Secara teori
model regresi kuadratik ini dapat dinyatakan sebagai:
Y' = a + bX + cX2
Pt+@ = Pt + N@ + M@ + P'
Pt+@ = Pt + N@ + M@
jumlah kematian
Kecenderungan kematian = ---------------------- x 1000
jumlah penduduk
.
.
didasarkan pada selisih antara angka kematian dan angka tetap hidup
berbagai kelompok umur, kelamin, dan lain-lain. Biasanya penduduk
dikelompokkan menurut usia (Tabel 2). Untuk mengetahui pertambahan
keseluruhan, penduduk masing-masing kelompok umur yang tetap hidup
dijumlahkan. Hal ini berarti harus ada data kematian setiap kelompok umur
yang dapat dipercaya.
S X2n + M(1966-1970)
.
.
.
4. Pergerakan Penduduk
Pertambahan jumlah penduduk disebabkan oleh per tambahan secara
alamiah dan pertambahan akibat migrasi. Pertambahan penduduk
pendatang ini telah banyak merisaukan banyak kota besar di Indonesia.
Penduduk ada yang pindah tempat tinggalnyua dengan berbagai alasan, dan
ada pula penduduk yang tinggal sementara di kota besar dan kemudian
12
pindah lagi ke kota lainnya atau kembali ke daerah asalnya. Kedua golongan
penduduk seperti ini dapat dikatakan sebagai penduduk yang "bergerak".
Golongan pertama merupakan pergerakan dengan frekuensi rendah,
sedangkan golongan ke dua adalah pergerakan dengan frekuensi tinggi.
Untuk kepentingan perencanaan wilayah, pengetahuan mengenai
pergerakan penduduk ini sangat penting. Pergerakan penduduk berbeda-
beda, tergantung pada sifatnya. Hal ini merupakan masalah kualitatif yang
harus dikaji secraa lebih mendalam dan tentu saja memerlukan data yang
sangat lengkap. Data termudah yang dapat diperoleh adalah data kuantitatif.
Bagi daerah yang tertutup, dimana migrasi dibatasi dan diawasi, taksiran
migrasi tidak begitu diperlukan. Tetapi bagi daerah yang terbuka, yang aliran
penduduknya secara tidak langsung ditentukan oleh kebijaksanaan
pemerintah maka taksiran migrasi sangat diperlukan.
.
.
.
.
DAERAH
Tertutup Terbuka
M@ = (Pt+@ - Pt) - N@
diperoleh data kelahiran dan kematian selama kurun waktu itu, dapatlah
selisih dari kelahiran dan kematian menunjukkan pertambahan alamiah.
Dengan demikian modelnya menjadi:
(2). Sensus
Dalam metode ini digunakan "Data Kelahiran" untuk membandingkan
tempat lahir dan tempat tinggal sekarang, atau "data asal" untuk
membandingkan tempat tinggal sekarang dengan sebelumnya. Derajat
ketelitian aliran ependuduk tergantung pada ukuran satuan data sensus.
Dalam data kelahiran, setiap orang dicatat tempat kelahirannya, dan dalam
data asal tercatat tempat dia tinggal pada tahun (t+@). Dengan demikian
jumlah ornag yang lahir hidup dalam setiap daerah tertentu p, pada tahun t;
dan orang yang tetap hidup pada tahun t, dapat digolongkan orang yang
tinggal di daerah tersebut pada tahun t. Dari golongan ini dapat ditentukan
jumlah migrasi.
.
.
.
4.1.2. Taksiran Migrasi Pada Masa Mendatang
.
.
Kalau diketahui jumlah buruh tahun 1980 (Hasil perkiraan), maka :
M80 = r . l80
c. Proyeksi Subyektif
Perkiraan migrasi di daerah terbuka biasanya dibuat secara subyektif.
Prosedur ini merupakan konsekuensi cepatnya pergerakan penduduk yang
mengakibatkan berbagai macam perubahan dalam bidang sosial, ekonomi
dan fisik. Determinan ini sangat sukar diukur dan dikendali karena tidak
beroperasi dalam kombinasi yang sama atau beroperasi dengan beberapa hal
yang relatif penting.
Pi
Mij = ------- . f(Zj)
dij
Perkotaan
Pi
Mij = ---------- f(Zj)
dij
18
f(Zj) dapat terdiri satu faktor tunggal (misalnya mutasi pegawai), atau
gabungan berbagai faktor (faktor sosial, ekonomi, dan politik). Teladan yang
populer dari f(Zj) ialah terbukanya kesempatan kerja di kota.