Anda di halaman 1dari 17

PARAGRAF

BIODIVERITAS

Oleh:
ELSA AZHAR BR LINGGA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul
“BIODIVERSITAS” pada mata kuliah Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga saya dapat menyelesaikan dengan tepat waktu.
Untuk itu saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Harapan saya semoga makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca akan biodiversitas dan isu yang terjadi
mengenai biodiversitas serta penanganan untuk mengatasinya. Terlepas dari
semua itu, saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih
terdapat kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasannya. Oleh
sebab itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

Bandung, November 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii.

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PARAGRAF..............................................................................................3

2.1. Pengertian Paragraf...................................................................................3

2.2. Struktur Paragraf.......................................................................................3

2.3. Tujuan Pembentukan.................................................................................4

2.4. Fungsi Paragraf..........................................................................................5

BAB III SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF.........................6

3.1. Syarat Paragraf..........................................................................................6

3.2. Jenis Paragraf............................................................................................7

3.3. Masalah Kebahasaan...............................................................................10

3.4. Pengembangan Paragraf..........................................................................11

BAB IV PENUTUP..............................................................................................12

4.1. Kesimpulan..............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masyarakat kini mulai tidak memperhatikan biodiversitas yang berada
di alam. Perhatian yang berkurang tersebut memicu masyarakat menjadi
tidak peduli dan cenderung lupa akan biodiversitas yang berada di alam.
Sikap ini dapat menimbulkan kelengahan masyarakat terhadap akibat yang
akan terjadi apabila biodiversitas diabaikan. Jika biodiversitas diabaikan
maka alam pun dapat dipastikan tidak akan seimbang.
Alam membutuhkan biodiversitas, begitu pula dengan biodiversitas
membutuhkan alam. Kedua hal ini saling berkaitan sehingga untuk
menjaganya dibutuhkan ilmu. Ilmu yang dipelajari pun tak bisa dianggap
remeh karena pada kenyataannya jika ilmu ini diaplikasikan dapat
berdampak baik tak hanya untuk alam dan biodiversitas saja tetapi untuk
kelangsungan hidup manusia juga. Namun ilmu yang penting ini tak
mendapat banyak perhatian sehingga masyarakat lalai untuk
melestarikannya.
Kelalaian tersebut dapat berakibat besar kepada lingkungan.
Contohnya, kepunahan suatu spesies atau jenis. Isu lingkungan ini telah
terjadi sejak puluhan tahun lalu. Hal ini pula menunjukkan kelalaian
masyarakat belum teratasi sepenuhnya.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam
pembuatan makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan biodiversitas?
2. Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan alam?
3. Apa hubungan biodiversitas dan ilmu pengetahuan alam?
4. Apa saja isu yang terjadi mengenai biodiversitas?

1
5. Bagaimana rencana penyelesaian untuk mengatasi isu mengenai
biodiversitas?

1.3. Tujuan
Tujuan saya membuat makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar kita dapat mengetahui isu yang terjadi mengenai biodiversitas;
dan
2. Dapat mempaparkan rencana penyelesaian untuk mengatasi isu
mengenai biodiversitas.
Jadi dengan penulisan makalah ini dapat menyadarkan kita akan
pentingnya biodiversitas dalam kehidupan.

2
BAB II

ISI

2.1. Pengertian Biodiversitas

Menurut WWF (1989) biodiversitas dapat disebut sebagai


keanekaragaman yang hidup di bumi, mencakup jutaan spesies tumbuhan,
hewan, mikroorganisme, serta materi genetik yang dikandungnya, dan
ekosistem yang dibangunnya sehingga menjadi sebuah lingkungan hidup.
Menurut Society of American Foresters, biodiversitas mengacu pada
macam dan kelimpahan spesies, komposisi genetiknya, komunitas, dan
ekosistem serta bentang alam di mana mereka berada. Dari dua pengertian
tersebut menyatakan bahwa biodiversitas mencakup tidak hanya tumbuhan
dan hewan saja tetapi juga mikroorganisme, genetik yang dibawanya, serta
ekosistem yang ditinggalinya. Semua ini mengacu pada diversitas gen,
spesies, dan ekosistem.

2.2. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

1.3. Tujuan Pembentukan

Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari


kalimat. Biasanya digunakan untuk membuat wacana arau karya tulis.
Oleh sebab itu pembentukan sebuah paragraf sekurang-kurangnya
mempunyai tujuan :
1. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu
tema dan tema yang lain. Oleh sebab itu tiap paragraf hanya boleh

3
mengandung satu tema. Bila terdapat dua tema, maka paragraf itu
harus dipecahkan menjadi dua paragraf.
2. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal,
untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhentian
pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama ini konsentrasi
terhadap tema alinea lebih terarah. (Keraf, 1936: 68)

2.4. Fungsi Paragraf

Beberapa fungsi paragraf menurut Widjono, (2007:175) adalah sebagai


berikut.
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu
pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun
secara logis dalam suatu kesatuan.
2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang
terdiri atas beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan
memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan
unit pikiran yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengendalian variabel, terutama karangan yang terdiri
atas beberapa variabel.

4
BAB III

SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF

3.1. Syarat Paragraf

Paragraf yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu mempunyai


kesatuan, dan mempunyai kepaduan.
1. Kesatuan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh
kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok dengan
tema tertentu. Kesatuan disini tidak boleh diartikan bahwa ia hanya
memuat satu hal saja. Sebuah paragraf yang memiliki kesatuan bisa
saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua
unsur tadi haruslah bersama-sama digerakkan untuk menunjang sebuah
satu tema.
2. Kepaduan Alinea
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah
bahwa paragraf itu harus mengandung kepaduan yang baik. Kepaduan
yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-
kalimat yang membina paragraf itu baik, wajar dan mudah dipahami
tanpa kesulitan.
Sebuah paragraf dapat juga membentuk suatu kesatuan yang
kompak, walaupun mungkin kepaduan atau kohorensinya tidak ada.

5
3.2. Jenis Paragraf

Paragraf banyak ragamnya. Untuk membedakan yang satu dari yang


lain, paragraf dapat dikelompokkan berdasarkan posisi kalimat topiknya,
sifat isinya, dan fungsinya dalam karangan.

1. Jenis Paragraf Berdasarkan Kalimat Topiknya


Berdasarkan posisi kalimat topiknya, paragraph dapat dibedakan
atas empat macam, yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf
deduktif-induktif, dan paragraf penuh kalimat topik.
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif yaitu paragraf yang menyajikan pokok
permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian atau
rinciannya. Bisa dalam satu atau dua kalimat. Dan kalimat
seterusnya adalah kalimat penjelas.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan
terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok permasalahan.
Paragraf ini harus memiliki penjelasan yang tepat agar mencapai
klimaks.
c. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada awal dan akhir paragraf,
terbentuklah alinea campuran deduktif-induktif. Kalimat pada
akhir paragraf umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang
terdapat pada awal paragraf dengan cara menambah sedikit tekanan
atau variasi.
d. Paragraf Penuh Kalimat Topik
Ada paragraf yang berisi kalimat-kalimat yang sama
pentingnya. Dalam hal ini tidak terdapat kalimat yang khusus yang
menjadi kalimat pokok. Paragraf semacam ini sering dijumpai
dalam uraian yang bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam
karangan fiksi.

6
2. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat Isinya

Berdasarkan sifat isinya paragraf dapat digolongkan atas lima


macam :
a. Paragraf deskriptif
Yaitu paragraf yang melukiskan atau memberikan sesuatu.
Gaya deskripsi lebih memberi gambaran verbal terhadap sesuatu
yang akan ditulis, baik itu manusia, objek, penampilan,
pemandangan maupun kejadian. Terdapat tiga jenis paragraf
deskripsi, yaitu :
 Spasial, paragraf ini menggambarkan objek
khusus lokasi, tempat atau geografi.
 Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek
seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
 Objektif, paragraf ini menggambarkan objek
dengan apa adanya atau sebenarnya.

b. Paragraf ekspositoris
Yaitu paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kejadian
tertentu. Ekspositoris juga dapat diartikan sebagai tulisan yang
tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau
mengevaluasi sebuah persoalan. Gaya ini biasanya lebih memberi
informasi atau petujuk.

c. Pargaraf argumentatif
Yaitu paragraf yang membahas suatu masalah dengan
bukti-bukti atau alasan yang mendukung. Paragraf ini biasanya
bertujuan untuk meyakinkan pembaca terhadap pendapat, gagasan,
atau sikap.

7
d. Paragraf naratif
Yaitu paragraf yang menuturkan peristiwa atau keadaan
dalam bentuk cerita.Biasanya gaya naratif ini ditemukan pada
cerita atau dongeng, karena bentuknya yang menceritakan
peristiwa dalam bentuk cerita. Paragraf naratif dibagi menjadi dua,
yaitu:
 Sugestif yaitu suatu rangkaian peristiwa yang
disajikan sedemikian rupa hingga merangsang
daya khayal pembaca.
 Ekspositoris yaitu suatu rangkaian peristiwa
yang disajikan dengan dengan paparan rasional.

e. Paragraf persuatif
Yaitu paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara
memengaruhi atau mengajak pembaca agar tertarik terhadap suatu
produk.

3. Jenis Paragraf Berdasarkan Fungsinya dalam Karangan

Berdasarkan fungsinya dalam karangan, paragraf dapat dibedakan


atas tiga macam, yaitu paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan
paragraf penutup. Setiap jenis paragraf itu menjalankan fungsi
tersendiri.

a. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu pokok
pembicaraan. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan,
paragraf pembuka berfungsi:
 Menghantar pokok pembicaraan;
 Menarik minat dan perhatian pembaca;
 Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui
isi seluruh karangan.

8
Paragraf pembuka harus tampil dalam bentuk yang menarik
dan menawan. Untuk itu, unsur berikut ini dapat dimanfaatkan
sebagai bahan, yaitu:
 Kutipan, peribahasa, anekdot;
 Uraian mengenai pentingnya pokok pembicaraan;
 Suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang;
 Uraian tentang pengalaman pribadi;
 Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan;
 Sebuah pertanyaan;
 Sebuah pernyataan yang mengejutkan.

b. Paragraf Pengembang
Paragraf ini bertujuan mengembangkan topik atau pokok
pembicaraan yang tertera dalam paragraf pembuka. Ilustrasi dan
contoh, inti permasalahan, dan uraian pembahasan adalah isi
paragraf pengembang. Paragraf pengembang di dalam karangan
dapat difungsikan untuk:
 Mengemukakan inti persoalan;
 Memberi ilustrasi atau contoh;
 Menyampaikan analisis atau pembahasan (khusus untuk
karangan ilmiah dan semiilmiah);
 Menjelaskan hal yang akan digunakan pada alinea berikutnya;
 Meringkas paragraf sebelumnya;
 Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.

c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab,
bab) atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering
merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas.
Penyajian paragraf penutup harus memperhatikan hal berikut ini.

9
 Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu
panjang.
 Isi paragraf harus berupa simpulan sementara simpulan akhir
sebagai cerminan inti seluruh uraian.
 Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf
ini dapat meninggalkan kesan yang mendalam bagi pembaca.

3.3. Masalah Kebahasaan


Masalah kebahasaan yang turut mempengaruhi kohorensi sebuah
alinea adalah: repetisi, kata ganti, dan kata-kata transisi.

1. Repetisi
Kepaduan sebuah paragraf dapat diamankan dengan mengulang
kata-kata kunci, yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah
paragraf.

2. Kata Ganti
Adalah suatu gejala universal, bahwa dalam berbahasa, sebuah kata
yang mengacu kepada manusia, benda atau hal tidak akan
dipergunakan berulang-kali dalam sebuah konteks yang sama.
Pengulangan kata yang sama tanpa suatu tujuan yang jelas akan
menimbulkan rasa yang kurang enak. Pengulangan hanya
diperkenankan kalau kata itu dipentingkan atau mendapat penekanan.
Kata ganti dapat pula berfungsi untuk menjadi kepaduan yang baik dan
teratur antara kalimat-kalimat yang membina sebuah paragraph (Keraf,
1936: 87)

3. Transisi
Kata-kata transisi fungsinya terletak antara kata ganti dan repetisi.
Bila repetisi menghendaki pengulangan kata-kata kunci, serta kata
ganti tidak menghendaki pengulangan sebuah kata benda, maka dalam
masalah kata transisi ditempuh jalan tengah.

10
3.4. Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf berkaitan erat dengan posisi kalimat topik


karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide
utama paragraf. Pengembangan paragraf deduktif, misalnya, yang
penempatan ide atau gagasan utamanya pada awal paragraf , pasti berbeda
dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan
paragraf deduktif.
Selain posisi kalimat topik, pengembangan paragraph berhubungan
pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan, apakah sebagai
paragraph pembuka, penghubung, atau penutup.
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pula pada sifat
informasi yang akan disampaikan: persuatif, argumentatif, naratif,
deskriptif, atau ekspositoris.
Diantara sekian banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat
di dalam buku-buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum
dipakai untuk pengembangan paragraf dalam penulisan karangan ilmiah.
Metode yang dimaksud adalah metode definisi, metode proses, metode
contoh, metode sebab-akibat, metode umum-khusus, metode klasifikasi.
1. Metode Definisi
Definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian atau
konsep istilah tertentu.Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas,
penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan
ciri khas konsep tersebut.

2. Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi
paragraf menguraikan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap-tahap
kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus
menyusunnya secara runtut (kronologis).

11
3. Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah contoh dan ilustrasi selalu
ditampilkan.Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan
penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.

4. Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat dan akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk
menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau
sebaliknya. Faktor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah
kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dari penyebabnya
harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran
manusia. Metode kausalitas umumnya tampil di tengah karangan yang
berisi pembahasan atau analisis.

5. Metode Umum-Khusus
Metode umum-khusus dan khusus-umum paling banyak dipakai
untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi
penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah
yang paling disarankan. Umum-khusus relatif lebih mudah karena
mode inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan
tulisan ekpositoris sepeti artikel dalam media masa.

6. Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokkan benda-benda atau nonbenda yang
memiliki persamaan ciri seperti sifat, bentuk, dan ukuran, cara yang
paling tepat adalah memakai metode klasifikasi. Klasifikasi
sebenarnya bukan khusus untuk persamaan faktor-faktor tersebut di
atas, tetapi dapat juga untuk perbedaan. Namun pengelompokan tidak
berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah
dikelompokkan, biasanya dianalisis untuk mendapatkan generalisasi,
atau untuk diperbandingkan satu sama lain.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Paragraf adalah kesatuan dari beberapa kalimat yang memiliki kepaduan
dan kesatuan. Dalam satu paragraf terdapat kalimat pokok dan kalimat penjelas
yang bertugas menjelaskan kalimat pokok yang mengandung tema tertentu.

Jenis paragraf juga bermacam macam dan dapat dilihat dari beberapa sisi,
yang pertama dilihat dari sifat isinya, yang kedua dari letak kalimat topiknya dan
yant terakhir dilihat dari fungsinya dalam karangan.

Dalam penulisan atau proses pembuatan paragraf kita sering mendapat


kendala dalam hal penggantian kata, repetisi atau transisi. Ketiadaan hal ini
membuat paragraf terkesan membosankan atau rancu ketika dibaca. Ketiga hal
tersebut biasa disebut dengan masalah kebahasaan.

Ada beberapa metode unuk mengembangkan sebuah paragraf yaitu :

 Definisi
 Proses
 Contoh
 Sebab-Akibat
 Umum-Khusus
 Klasifikasi

13
DAFTAR PUSTAKA

Finoza, Lamuddin. 1993. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi


Insan Mulia.

Keraf, Gorys. 1936. Komposisi. Flores: Nusa Indah.

S.R, Ahmad, dan Hendri P. 2015. Mudah Menguasai Bahasa Indonesia.


Bandung: Widya Rama.

14

Anda mungkin juga menyukai